Anda di halaman 1dari 61

BAB 2 KONSEP SEL

2.1 PENEMUAN DAN TEORI SEL DAN EVOLUSI MOLEKUL


2.2 EVOLUSI PROKARIOTIK MENJADI EUKARIOTIK
2.3 KERAGAMAN DAN KESAMAAN SEL
2.4 MENGAPA SEL BERUKURAN KECIL
1.1. penemuan dan teori sel

Semua mahluk hidup atau organisme


tersusun atas satu atau beberapa sel.
Sel merupakan Unit struktural dan
fungsional terkecil dari organisme/ makhluk
hidup.
Bentuk, ukuran dan struktur sel sangat
bervariasi
Bagian-bagian sel

Bagian hidup Bagian mati (inklusio)

protoplasma
Dinding sel

sitoplasma nukleoplasma Senyawa-senyawa:


-Pigmen antosianin
organel
-Nukleolus -Alkaloid
Membran sel
-Asam nukleat -Tanin
RE
-Glikosida
Aparatus Golgi
-Garam nitrat
Mitokondria
-Butir glikogen
Ribosom
Sentrosom -Garam oksalat
Lisosom
Plastida
Vakuola
Sel memiliki semua perangkat dan
kemampuan yang dipelukan untuk
menjalankan proses hidup yaitu;
Bergerak
Memperbanyak diri
Beradaptasi atau merespon terhadap
perubahan lingkungan.
Sel berada pada skala dibawah 10 µm,
sedang komponen penyusun sel yaitu
atom dan molekul berada pada skala
nanometer 10-3 µm.
Proses hidup yang terjadi didalam sel
pada hakekatnya merupakan serangkaian
reaksi kimia yang sangat kompleks dan
saling terintegrasi.
Reaksi kimia yang terjadi merupakan
interaksi antara molekul, senyawa atau
atom pada skala nano.
Reaksi kimia pada skala nano ini hanya
mungkin terjadi pada ruang yang berskala
mikro yaitu sel.
Dalam ruang skala sentimeter, reaksi
skala nano sangat sulit terjadi karena
probabilitas bertemu antar molekul,
senyawa atau atom sangat kecil.
Dengan demikian pembahasan proses
hudup pada tingkat sel menjadi cerminan
proses hidup yang terjadi pada level
organisme.
Molekul dan atom sebagai non living
things akan tetap menjadi nonliving things,
bila diantara mereka tidak ada saling
interaksi.
Sejumlah atom atau molekul tentunya
mempunyai sifat dan karakter kimia yang
komplemen akan saling berinteraksi.
Interaksi ini terjadi secara integrative pada
seluruh molekul dan atom sedemikian
rupa sehingga dari nonliving things bisa
memunculkan living things.
Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti
sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil
pengamatannya ditemukan rongga-rongga
yang disebut sel (cellula)

Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel


tidak hanya berarti cytos (tempat yang
berongga), tetapi juga berarti cella
(kantong yang berisi)
Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti
beberapa jenis sel hidup dan menemukan
isi dalam, rongga sel tersebut yang
penyusunnya disebut “Sarcode”

Johanes Purkinje (1787-1869)


mengadakan perubahan nama Sarcode
menjadi Protoplasma
Matthias Schleiden (ahli botani) dan
Theodore Schwann (ahli zoologi) tahun
1838 menemukan adanya kesamaan yang
terdapat pada struktur jaringan tumbuhan
dan hewan. Mereka mengajukan konsep
bahwa makhluk hidup terdiri atas sel .
konsep yang diajukan tersebut
menunjukkan bahwa sel merupakan
satuan structural makhluk hidup.
Robert Brown (Scotlandia, 1831)
menemukan benda kecil yang melayang-
layang pada protoplasma yaitu inti
(nucleus)
Max Shultze (1825-1874) ahli anatomi
menyatakan sel merupakan kesatuan
fungsional makhluk hidup

Rudolf Virchow (1858) menyatakan bahwa


setiap cel berasal dari cel sebelumnya
(omnis celulla ex celulla)
Teori tersebut didukung dengan
pengamatan dan data yang berulang-
ulang.
Teori sel menyatakan:
1. semua kehidupan terdiridari
satu/lebih sel.
2. sel merupakan struktur dasar
kehidupan, sel melakukan semua
proses kehidupan.
3. sel berasal dari sel hidup yang lain.
Dulu orang percaya bahwa kehidupan
berasal dari benda tidak hudup
(abiogenesis atau generatio spontanea).
Kepercayaan itu hampir lebih 2000 th
dalam catatan sejarah manusia.
Kepercayaan hilang setelah diketahui
bahwa konsep abiogenesis dapat terjadi
karena ketidak cermatan penelitian
empiris.
Bukti percobaan Fransisco Redi (1626-
1698) ilmuan italia
Eksperimen 3 bejana berisi daging hewan.
1. Bejana tutup kertas
2. Bejana tutup kain kasa
3. Bejana dibiarkan terbuka
Beberapa hari kemudian hanya bejana
terbuka terdapat belatung didalam daging.
Redi menyimpulkan bahwa terdapat
belatung di dalam daging karena ada lalat
yang meletaknan telurnya disana, bukan
karena proses abiogenesis.
Namun saat ini orang menjadi ragu-ragu
lagi terutama apabila dikaitkan dengan
pertanyaan kehidupan pertama di bumi ini.
Evolusi molekul dari nonliving things menjadi living things

Air Aldehida
+ + Asam
Urasil
Nitrogen Hidrogen amino
+
+ Sianida +
ribosa
Amonia + Adenin
+ Ammonia +
Karbon Asam
RNA
dioksida oratat
+
Karbon
monooksida
+
methana

Nonliving
things intermediate Living things
2.2 evolusi prokariotik menjadi eukariotik

Evolusi = prinsip utama biologi (dgn


evolusi ada keragaman mahluk hidup)
Sel penyusun makhluk hidup di bagi 2 :
Sel prokariotik
Sel eukariotik
Awal kehidupan bumi, ketersediaan
molekul untuk metabolisme sangat
terbatas. Hanya sel yang mampu
memanfaatkan molekul2 sederhanalah
yang dapat hidup dan berkembang.
Jalur metabolisme tertua yaitu glikolisis
yang mampu memecah dan
memanfaatkan energy dari glukosa tanpa
oksigen (anaerobic).
Jalur glikolisis ini sangat cocok dengan
keadaan bumi yang saat itu tidak ada
oksigen dalam bentuk bebas.
Pada saat itu yang berperan dalam reaksi
transfer energy dalam glikolisis yaitu
senyawa thioester. Senyawa ini terbentuk
dari ikatan antar thiol (mengandung sulfur)
dengan asan karboksilat.
Keterlibaran sulfur ini sangat sesuai
dengan kondisi lingkungan saat itu yang
kaya sulfur hasil letusan gunung berapi
yang banyak dijumpai setelah bumi
terbentuk.
Ketika kompetisi untuk mendapatkan
bahan dasar energy semakin kuat,
organisme yang kuat yang menang yaitu
organisme yang mampu memanfaatkan
atom karbon dari CO2 dan nitrogen dari
N2 langsung dari atmosfir.
Setelah jumlahnya melimpah CO2, dan N2
juga sangat stabil. Untuk mengaktifkan
CO2 dan N2 agar berfungsi dalam
biosintesis maka kedua molekul tsb perlu
direduksi atau ditambah sejumlah electron
melalui beberapa tahap.
Tahap1 = electron diambil dari donor
electron lemah dan kemudian ditransfer ke
donor electron yang kuat oleh klorofil
dalam reaksi yang membutuhkan
matahari.
Donor electron kuat kemudian
memberikan elektronnya atau mereduksi
CO2 dan N2.
Salah satu jumlah electron yang melimpah
pada zaman bumi primitip yaitu H2S
Seiring berjalannya waktu, sumber
electron akhirnya dapat juga diperoleh dari
H2O yang menghasilkan produk akhir
berupa O2 pada saat inilah dimulai
kehidupan organisme anerobik.
Sebagai hasil pemanfaatan H2O tsb,
oksigen mulai terakumulasi di atmosfir.
Karena itulah agar tetap bertahan hidup
maka organisme anaerobic mulai
menyesuaikan diri dengan berbagai cara
antara lain yaitu mengembangkan
kapasitas respirasi, mencari niche yang
kadar oksigennya rendah, menjadi
predator ataupun parasite pada organisme
aerobic atau hidup bersimbiosis dgn
organisme aerobic.
Cara terakhir inilah yang menciptakan sel
aerobic yang seperti serkarang ini yaitu
dilengkapi dengan mitokondria dan atau
kloroplast. Mitokondria ini merupakan
organisme prokariotik yang hidup
bersimbiosis didalam organisme aerobic.
Hal ini didukung fakta2 bahwa mitokondria
mempunyai kesamaan dengan organisme
prokariotik dalam beberapa hal antara lain
ukurannya, adanya DNA, kemampuan
mensintesa protein dan cara replikasinya.
Beberapa bakteri melakukan respirasi spt
mitokondria. Hal tsb membuktikan bahwa
organisme eukariotik merupakan keturunan dari
organisme anerobik yang berhasil bertahan
hidup.
Sel eukariotik yang bersimbiosis dengan bakteri
aerobic memanfaatkan kemampuan aerobic
untuk menghasilkan oksigen dan energy.
Sel tumbuhan

Sel hewan
Mahluk Hidup

Prokariotik Eukariotik

Inti sel primitif dan tidak Inti sel jelas dan dibatasi
jelas batas-batasnya. dengan membran inti.
Bahan inti berbatasan Bahan inti ada di dalam
dengan sitoplasma inti sel
Contoh:
- Bakteri
- Ganggang biru
- PPLO (The pleuropneumonia like
organism)
1. Sel Prokariotik
Tidak memiliki inti sel yang jelas karena
tidak memiliki membran inti sel yang
dinamakan nucleoid
Organel-organelnya tidak dibatasi
membrane
Membran sel tersusun atas senyawa
peptidoglikan
Diameter sel antara 1-10mm
Mengandung 4 subunit RNA polymerase
Susunan kromosomnya sirkuler
Prokariotik meliputi archaebakteria dan
eubakteria (bakteri sejati) yang
beranggotakan bakteri, mikoplasma dan
alga hijau-biru.
Ukuran sel prokariotik berkisar antara 0,5 -
3 mm.
Struktur umum sel prokariotik yang diwakili
oleh bakteri berturut-turut mulai dari luar
ke dalam adalah : dinding sel, membran
sel, mesosom, sitoplasma, ribosom dan
materi inti (DNA dan RNA).
Dinding sel bakteri berfungsi untuk
menahan tekanan osmotic sitoplasma,
sehingga sel tidak mudah pecah akibat
masuknya air kedalam sel, dinding sel
bakteri tersusun atas peptidoglikan atau
mukopetida yang dapat dipergunakan
sebagai dasar penggolongan bakteri
menjadi dua golongan , yaitu bakteri gram
positif dan bakteri gram negative.
Selaput sitoplasma atau membran sel
bakteri berfungsi dalam seleksi dan
pengangkutan larutan ke dalam sel
berperan dalam transfer elektron dan
fosforilasi oksidatil;
pada bakteri aerob berperan dalam
pengeluaran enzim hidrolitik;
sebagai tempat enzim dan molekul
pembawa yang berfungsi dalam
biosintesis DNA, polimer dinding sel dan
lipid selaput.
Anaerobic bacteria living in hot acid
conditions (e.g. sulfur bacteria)

Archaebacteria Bacteria living in extreme salt


(procaryotes) conditions (extreme halophyte)

Anaerobic bacteria that reduce CO2


to methane (methanogens)

Ancestral
Gram positive bacteria
procaryote
Green photosynthetic bacteria
(anaerobic)

Cyanobacteria (blue-green algae)


Eubacteria
(procaryotes) Purple photosynthetic bacteria

Nonphotosynthetic gram negative


bacteria

spirochetes
1. Contoh Prokariotik (Bakteri)
Semua tergolong prokaryotik

 1,25m, bakteri terkecil


Dialister pneumosister (0,15
-0,3  panjangnya),
bakteri terbesar Spirillum
volutans (13 -15 
panjangnya)

Bentuk bulat (coccus),


batang (bacillus) dan
spiral (spirillum)
Struktur Sel Bakteri
a. Bagian luar sebagai penutup sel, terdiri dari:

1. Kapsula

Bagian paling luar berupa lendir untuk melindungi sel.


Struktur kimia : polisakarida

2. Dinding sel
Terdiri dari KH, protein, fosfor dan beberapa garam
anorganik (asam amino, asam diamino pimalat dan
asam asetil muramat
Fungsinya: - sebagai pelindung
- mengatur pertukaran zat
- reproduksi
Dinding sel

Bagian penutup paling dalam, mengandung


enzim oksida atau enzim respirasi
Membentuk lipatan-lipatan yang berlapis-lapis
(desmosom)

Membentuk lipatan-lipatan ke dalam/invaginasi


(mesosom)

Fungsi mesosom:
-Respirasi
-Sekresi
-Menerima DNA saat konjungasi
b. Bagian sitoplasma:
Membentuk koloid yang mengandung butiran protein,
glikogen, lemak, asam poli-hidroksi butirat, granulosa, volutin
dan sulfur

Mengandung ribosom bebas


Tidak mempunyai RE, badan golgi, mitokondria, lisosom dan
sentriol
Badan genetik: AND/kromosom/genophore terdapat dalam
daerah inti (nucleoid)

Beberapa bakteria mengandung kromatophore (klorofil)


Bakteria bentuk batang dan spiral punya alat gerak flagel /
silia

Beberapa mempunyai fili untuk menempel pada permukaan


2. Contoh prokariotik: Ganggang Biru
Morfologi: bersel tunggal, berbentuk benang,
berkelompok

a. Bagian luar
- Selubung gelatin
- Dinding sel
- Membram sitoplasma

Dinding sel terdiri atas: lipoprotein,


liposakarida, dan mukoprotein
b. Bagian
dalam
Sitoplasma mengandung ribosom dan tidak
mengandung:
-RE
-Badan golgi
-Mitokondria
-Lisosom

Bagian lamela mengandung pigmen karotenoid +


klorofil + fikosianin dan fikoeretrin
3. Contoh prokariotik: PPLO (The Pneuropneumonia-Like Organism)

W.V. Iterson (1969) digolongkan dalam bakteri kelas


Mycoplastaceae

Novikoff & Holzman (1970) tidak menggolongkan dalam


bakteri

Merupakan mikroorganisme patogen pada manusia dan


hewan yang merusak saluran pernafasan

Ukuran terkecil 0,1 – 0,3 

Tidak mempunyai dinding sel, mesosom dan strukturnya


sangat sederhana
PPLO

Sel dikelilingi membram sitoplasma (tebal


75 Å)
DNA terkumpul di daerah inti, berupa fibril-fibril
menyerupai lingkaran double helix

Daerah inti dikelilingi ribosom  sintesis protein

Sitoplasma mengandung enzim untuk proses replikasi,


transkripsi dan translasi RNA

Pembentukan ATP dari gula secara respirasi anaerob

Tidak memerlukan host untuk pembelahan sel

Cara reproduksi: membelah diri, membentuk tunas &


membentuk spora
2. Sel Eukariotik
Mempunyai 2 macam membran:
-Membran sitoplasma
-Membran inti

Membran selnya tersusun atas fosfolipid


selnya antara 10-100mm
Mengandung banyak subunit RNA polymerase
Susunan kromosomnya linier
Terdapat pada tumbuhan dan hewan
mengandung :

Membran plasma
Sitoplasma
Organel : RE, badan golgi, lisosom,
mitokondria dan nukleus.
Sel Hewan
Bagian luar  membran plasma / plasmalema,
dapat membentuk lipatan  mikrovili (untuk
memperluas permukaan)

Hubungan antar membran plasma dengan


desmosom

Sitoplasma sel mengandung organel-organel:


-RE
-Ribosom
-Lisosom
-Mitokondria
-Badan golgi
2.3 Keragaman dan Kesamaan Sel

 Teori evolusi sel menyampaikan bahwa


ancestor yang sama di masa lalu merupakan
asal dari semua sel yang ada di bumi saat ini.
 Oleh karena itu, setiap jenis sel pada taksa
manapun mempunyai kesamaan yang
mendasarkan pada konsep sel secara umum.
 Semua jenis sel mempunyai 5 prinsip
kesamaan yang meliputi: membrane, informasi
genetic, kebutuhan metabilisme, monomer dan
makro molekul.
 Semua jenis sel mempunyai membrane
dengan fungsi umum untuk memisahkan
atau membatasi sel dengan
lingkungannya.
 Semua jenis sel mempunyai informasi
genetic yang dimulai dari DNA,
menggunakan RNA sebagai intermediat,
serta berakhir pada protein.
 Semua jenis sel membutuhkan materi
dan energy dari lingkungannya untuk
melakukan metabolism.
 Semua jenis sel menggunakan monomer
asam amino, asam nukleotida dan
monosakarida masing2 untuk menyusun
protein, DNA dan karbohidrat.
 Semua jenis sel mempunyai membrane
plasma yang tersusun dari fospolipid,
menggunakan ribosom sebagai tempat
sintesa protein, ATP sebagai molekul
penyimpan energy, serta senyawa
prostetik NAD+, FAD, dan NADPH
sebagai pembawa electron.
Gambar. tahapan perubahan ancestor pada sel
masa yang berbeda-beda
2.4. Mengapa Sel Berukuran Kecil?

 Reaksi metabolism dalam sel


membutuhkan materi dari luar sel.
 Semakin besar ukuran sel, maka
kebutuhan materi dan energy untuk
metabolism semakin meningkat.
 Tidak hanya itu sel juga harus mampu
mendistribusikan materi tersebut ke
seluruh bagian sel secara cepat dan
efisien.
 Reaksi metabolism juga menghasilkan
sisa reaksi yang harus dikeluarkan dari
sel.
 Pemasukan materi dari luar sel maupun
pengeluaran sisa metabolism terjadi
melalui membrane plasma.
 Penambahan ukuran sel berbanding
lurus dengan penambahan volume dan
luas permukaan.
 Sel bias berkembang menjadi lebih
besar sampai pada ukuran tertentu yang
merupakan batas terendah dari
kecepatan masuknya materi dan
keluarnya sisa metabolism serta batas
terendah dari kecepatan distribusi materi
ke seluruh bagian sel.
 Hal ini yang membatasi ukuran suatu
sel.
 Pada sel2 yang mempunyai kemampuan
membelah (sel mitogenik), ukuran sel
menjadi salah satu stimulasi untuk mulai
membelah.
 Sel2 mitogenik yang normal tidak akan
membelah sebelum ukuran sel
mencapai maksimal.
 Sel prokariota dengan ukuran sel yang
lebih kecil mempunyai kecepatan
metabolism lebih tinggi dibandingkan
dengan sel2 eukariota.
 Dengan kecepatan metabolism yang
tinggi, maka sel prokariota mempunyai
kecepatan membelah lebih tinggi
dibandingkan dengan sel2 eukariota.
 Pada organisme eukariota, batas ukuran
sel hewan dibatasi oleh rasio luas
permukaan: volume.
 Sel tumbuhan (10-100µm) mempunyai
ukuran sel lebih besar dari sel hewan
(10-30µm) karena adanya vakuola
sebagai tempat penyimpanan
metabolism atau cadangan makanan.
 Sel2 hewan yang mempunyai fungsi
sebagai tempat penyimpanan,
mempunyai ukuran relative paling besar,
seperti lemak (6x105 µm3) dan oosit
(4x10 µm3).
 Sel neuron dengan panjang sampai
beberapa meter namun tebalnya hanya
10µm.
 Organisme eukariota uniselular seperti
Paramecium dan Amoeba mempunyai
ukuran relative besar yaitu sekitar
100µm dibandingkan dengan ukuran sel
hewan lainnya.
 Untuk mempertahankan kecepatan
metabolism yang maksimal, maka
paramecium dan amoeba berbentuk
datar (flat) sebagai kompensasi dari
ukurannya yang besar.

Anda mungkin juga menyukai