Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

P DENGAN FRAKTUR
COLLUM FEMUR DI INSTALASI PROF. DR. SOELARTO
LANTAI 2 RSUP FATMAWATI - JAKARTA

PELATIHAN ORTHOPEDI DASAR


“ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. P
DENGAN FRAKTUR COLLUM FEMUR DI
INSTALASI PROF. DR. SOELARTO LANTAI
2 RSUP FATMAWATI - JAKARTA”
Tujuan Umum
Mampu mengetahui gambaran pengelolaan
Asuhan Keperawatan Pada NY. P DENGAN
FRAKTUR COLLUM FEMUR DI INSTALASI
PROF. DR. SOELARTO LANTAI 2 RSUP
FATMAWATI - JAKARTA

Tujuan Khusus
Rx.
Pengkajian Diagnosa
Intervensi
Implementasi Evaluasi
Pengkajian

Diagnosa

Rx. Intervensi

Implementasi

Asuhan keperawatan dilakukan 3 hari mulai


Evaluasi
tanggal 7 sampai 9 Mei 2019 yang disusun
berdasarkan tahapan proses keperawatan.
Pengkajian

Nama klien Ny. P usia 63 tahun dibawa ke IGD RSUP Fatmawati pada tanggal 12 September
2019 pukul 14.30 oleh keluarganya. Pasien mengatakan kemarin jatuh dari tangga rumah.
Pasien mengeluh nyeri pada pangkal paha kaki kanan, skala nyeri 6, nyeri bertambah hebat
jika digerakkan atau ditekan di area paha. Pasien mengatakan tidak ada penyakit penyerta
hipertensi atau DM. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital di IGD, didapatkan TD 145/79 mmHg,
Nadi 88x/m, RR 19x/m dan suhu 36.7 derajat. Lalu, pasien mendapatkan terapi IVFD RL
500cc + tramadol 1 ampul/12 jam dan injeksi Ranitidin IV 1 ampul.

SKIP
Pada tanggal 23 September 2019, pasien dilakukan operasi Bipolar Hemiarthroplasty. Saat
pengkajian tanggal 25 September 2019, post operasi hari ke 2, klien mengeluh nyeri skala
3, nyeri dirasakan pada paha kaki kanan dan di area luka post operasi, nyeri bertambah
berat jika digunakan untuk tumpuan terlalu lama dan bila digerakan berlebihan, terpasang
elastis verban pada paha kaki kanan, terlihat bengkak pada kaki kanan pasien.

Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum klien sedang, kesadaran
composmentis, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84x/menit, irama reguler, nadi teraba
kuat dan suhu klien 36,6°C, pernafasan 20x/menit, saturasi O2 100%. Berat badan klien
saat ini 70 kg dengan tinggi badan 165 cm jadi nilai IMT 25.7.
Saat di inspeksi konjungtiva anemis, sklera anikterik, pupil isokor, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening, jalan nafas tidak ada sumbatan, warna kulit kuning langsat, area
kulit tidak ada jejas, pengembangan dinding dada asimetris, bentuk dada normal, frekuensi
18 x/menit, irama tidak teratur, kedalaman dalam, klien tidak mengeluh batuk atau adanya
sputum. Saat dipalpasi kulit teraba hangat, tidak ada nyeri tekan saat di palpasi,, tidak ada
nyeri ketuk. Saat di auskultasi terdengar vesikuler di paru kanan – kiri posterior.

Penilaian resiko decubitus:


Kondisi fisik: baik (4), status mental: sadar (4), aktifitas: ditempat tidur (1), Mobilitas: gerak
terbatas (3), inkontinensia: kontinen (4) total skor yang didapatkan 16 dengan kriteria tidak
ada resiko.
Saat di inspeksi konjungtiva anemis, sklera anikterik, pupil isokor, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening, jalan nafas tidak ada sumbatan, warna kulit kuning langsat, area
kulit tidak ada jejas, pengembangan dinding dada asimetris, bentuk dada normal, frekuensi
18 x/menit, irama tidak teratur, kedalaman dalam, klien tidak mengeluh batuk atau adanya
sputum. Saat dipalpasi kulit teraba hangat, tidak ada nyeri tekan saat di palpasi,, tidak ada
nyeri ketuk. Saat di auskultasi terdengar vesikuler di paru kanan – kiri posterior.

Penilaian resiko decubitus:


Kondisi fisik: baik (4), status mental: sadar (4), aktifitas: ditempat tidur (1), Mobilitas: gerak
terbatas (3), inkontinensia: kontinen (4) total skor yang didapatkan 16 dengan kriteria tidak
ada resiko.
Penilaian resiko jatuh:
Ada riwayat jatuh dalam 3 bulan terakhir (25), Tidak ada penyakit penyerta (0), Alat bantu
berjalan: menggunakan alat bantu (15), Tidak terpasang infus (0), Status mental menyadari
kelemahannya (0). Total skor 35

Kekuatan otot:
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan terhadap Ny. P didapatkan kesimpulan bahwa
Kekuatan otot ekstremitas atas yaitu tangan kanan dan kiri normal dengan poin 5 (100%),
sedangkan kekuatan otot pada ekstremitas bawah pada kaki kiri normal dan pada kaki
kanan dengan poin 4 (75%)artinya pasien masih perlu perawatan lebih lanjut untuk
rahabilitasi medik, mobilisasi untuk jalan dengan walker
Hasil pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 24 September 2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.2 g/dl (N: 13,2-17,3)
Hematokrit 36 % (N: 33-45)
Leukosit 12.4 ribu/ul (N: 5,0-10,0)
Trombosit 303 ribu/ul (N: 150-440)
Eritrosit 4.18 juta/ul (N: 4,40-5,90)

VER/HER/KHER/RDW
VER 85.8 fl (N: 80,0-100,0)
HER 29.1 pg (N: 26,0-34,0)
KHER 34.0 g/dl (N: 32,0-36,0)
RDW 13.7 % (N: 11,5-14,5)
HASIL RONTGEN
Diagnosa 1
Nyeri akut ditandai dengan trauma post operasi ORIF

Data subjektif : Klien mengatakan nyeri pada paha kaki kanan


dan di area luka post operasi

Data Objektif : Pengkajian nyeri: P: nyeri dirasakan pada paha


kaki kanan dan di area luka post operasi, nyeri bertambah berat
jika digunakan untuk tumpuan terlalu lama dan bila digerakan
berlebihan, terpasang elastis verban pada paha kaki kanan,
terlihat bengkak pada kaki kanan pasien. , Q: nyeri berdenyut, R:
pangkal paha kaki kanan, S: skala 3, T: nyeri berdenyut 5-10
menit, TTV tensi : 130 / 80 mmHg, Nadi : 84 x/menit teratur dan
teraba kuat, Suhu: 36,2°C, RR : 18 / menit.
Hambatan mobilitas fisik ditandai dengan nyeri, spasme
Diagnosa 2
otot dan ketakutan untuk bergerak

Data Subjektif: klien mengatakan nyeri bertambah saat


digerakkan berlebihan

Data Objektif:
Kekuatan otot pada kaki kanan 4 (75%)
Resiko jatuh skor 35
Diagnosa 3
Risiko infeksi ditandai dengan adanya luka post operasi
pada paha kanan

Data Subjektif: Klien mengatakan luka post operasi


terdapat di paha dibalut verban

Data Objektif: Terdapat luka di paha kanan dan ada


drain, Terdapat tanda radang yaitu brngkak pada kaki
kanan, TTV tensi : 130 / 70 mmHg, Nadi: 80 x/menit,
Suhu: 36°C, RR : 18 / menit, leukosit 12.400
PEMBAHASAN

membahas mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan PADA NY. P DENGAN FRAKTUR COLLUM FEMUR
DI INSTALASI PROF. DR. SOELARTO LANTAI 2 RSUP FATMAWATI - JAKARTA
Pembahasan :
PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan pasien menurut Lyer et al (1996, dalam Setiadi, 2012). Data pengkajian dapat
diperoleh melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang. sumber data adalah pasien,
keluarga, perawat ruangan dan rekam medik. Anamnesa keluhan utama merupakan bagian penting
dari proses pengkajian yang dapat menentukan arah anamnesis dan pemeriksaan fisik berikutnya
(Gleade, 2016). Pemeriksaan fisik dilakukan dengan prinsip inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Adapun fokus pengkajian yan dibahas pada bab ini adalah:

• nyeri  PQRST, adanya diskontinyuitas jaringan , TTV.

• Kekuatan otot

• Resiko jatuh dan resiko infeksi luka post operasi


Pembahasan :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah pasien yang nyata
serta penyebabnya dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan menurut Gordon (1982,
dalam Dermawan, 2012).

• Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada fraktur femur, ialah:

• Nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, deficit perawatan diri, resiko injury/jatuh, deficit perawatan diri,
gangguan integritas kulit, resiko infeksi dan kurangnya pengetahuan

• Diagnosa yang sesuai dengan klien Ny. P ialah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, resiko infeksi
Pembahasan :
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI

• Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang merupakan keputusan
awal tentang sesuatu yang akan dilakukan (Dermawan, 2012).

• Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).

• Pada kasus ini dilakukan :

• Metode relaksasi  untuk menurunkan nyeri. Metode relaksasi yang dilakukan secara benar dapat
menimbulkan kondisi rileks, mereka dapat melepaskan ketegangan otot, menghilangkan stress,
sehingga klien mampu mengendalikan diri dalam menghadapi nyeri
Pembahasan :
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI

• Metode Rom  untuk melatih otot-otot yang kaku supaya tidak terjadi keterbatasan gerak yang
berkelanjutan. Metode rom dilakukan sesuai dengan kemampuan pasien, berawal dari meletakkan kaki
di lantai tanpa mendistribusikan berat tubuh ke kaki. Dilakukan secara bertahap sampai pasien dapat
berdiri dan berjalan dengan alat bantu ataupun tanpa alat bantu.

• Prinsip steril & cuci tangan  menurunkan resiko infeksi. Dilakukan saat perawatan luka post operasi
dilakukan dengan prinsip steril. Mengajarkan klien dan keluarga klien untuk cuci tangan sesuai dengan
SOP dan segera datang ke pelayanan kesehatan apabila terdapat rembesan pada luka post operasi atau
demam terus menerus.
Pembahasan :
EVALUASI

• Evaluasi keperawatan didokumentasikan sesuai dengan


diagnosa keperawatan yang telah dibuat, dan untuk

evaluasi yaitu meliputi data subjektif (S), Objektif (O),

analisa permasahlahan (A), klien berdasarkan S dan O,

serta perencanaan ulang (P) dari setiap diagnosa


keperawatan.
TERIMAKASIH

SAYA PERAWAT
DAN
SAYA BANGGA MERAWAT
INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai