Anda di halaman 1dari 4

Peraturan BPOM RI Nomor HK.03.1.34.11.12.

7542 Tahun 2012


berisi tentang pedoman teknis cara distribusi obat yang baik. Undang-
undang RI No.35 tahun 2009 tentang narkotika mengatur bahwa
distribusi obat meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Pasal 35
Peredaran Narkotika meliputi setiap kegiatan atau serangkaian
kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika, baik dalam rangka
perdagangan, bukan perdagangan maupun pemindah tanganan,
untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Pasal 36
Narkotika dalam bentuk obat jadi hanya dapat diedarkan setelah
mendapatkan izin edar dari Menteri.
3. Pasal 37
Narkotika Golongan II (seperti petidin) dan Golongan III
yang berupa bahan baku, baik alami maupun sintetis, yang
digunakan untuk produksi obat diatur dengan Peraturan Menteri.
4. Pasal 38
Setiap kegiatan peredaran Narkotika wajib dilengkapi
dengan dokumen yang sah.
5. Pasal 39
(1) Narkotika hanya dapat disalurkan oleh Industri Farmasi,
pedagang besar farmasi, dan sarana penyimpanan sediaan
farmasi pemerintah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
Undang ini.
(2) Industri Farmasi, pedagang besar farmasi, dan sarana
penyimpanan sediaan farmasi pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki izin khusus penyaluran
Narkotika dari Menteri.
6. Pasal 40
Industri Farmasi tertentu hanya dapat menyalurkan
Narkotika kepada: pedagang besar farmasi tertentu, apotek,
sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah tertentu, dan
rumah sakit.
Pedagang besar farmasi tertentu hanya dapat menyalurkan
Narkotika kepada: pedagang besar farmasi tertentu lainnya,
apotek, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah
tertentu, rumah sakit, dan lembaga ilmu pengetahuan.
Sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah tertentu
hanya dapat menyalurkan narkotika kepada: rumah sakit
pemerintah, pusat kesehatan masyarakat, dan balai pengobatan
pemerintah tertentu.
7. Pasal 37
Penyerahan Narkotika hanya dapat dilakukan oleh: apotek, rumah
sakit, pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, dan dokter. Apotek
hanya dapat menyerahkan Narkotika kepada: rumah sakit, pusat kesehatan
masyarakat, apotek lainnya, balai pengobatan, dokter, dan pasien.
Rumah sakit, apotek, pusat kesehatan masyarakat, dan balai
pengobatan hanya dapat menyerahkan Narkotika kepada pasien
berdasarkan resep dokter dan Penyerahan Narkotika oleh dokter hanya
dapat dilaksanakan untuk:
a. menjalankan praktik dokter dengan memberikan Narkotika melalui
suntikan,
b. menolong orang sakit dalam keadaan darurat dengan memberikan
Narkotika melalui suntikan, atau
c. menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
Narkotika dalam bentuk suntikan dalam jumlah tertentu yang diserahkan
oleh dokter hanya dapat diperoleh di apotek.

Anda mungkin juga menyukai