Bioekuivalensi mengg subjek manusia hrs ada ethical clearance. Krn keterbatasan penggunaan subjek manusia, maka dirancang biowaiver Bio = biologi, waiver : pengecualian Biowaiver dirancang utk efisiensi krn jk mengg subjek manusia butuh ethical clearance Obat memiliki karakteristik tertentu layak digunakan sbg biowaiver. Disolusi saja sdh bs menjamin similaritas Obat biowaiver tdk blh ada permasalahan terkait absorpsi : tingkat kejenuhan thd reseptor, gangguan saat konsumsi makanan tertentu, absorpsi tdk variabel. Shg hasilnya lbh predictable profil disolusi in vivo berbasis disolusi in vitro Biowaiver characteristic Immediate release mengacu pd inovator. IR high solubility (rasio potensi/kekuatan sediaan tertinggi dan kelarutan <250) dan rapid dissolution (pd menit ke 15 obat terlepas 85%) Jika >250 maka butuh volume medium yang dibutuhkan lbh banyak Tdk ada presipitasi ketika API terlarut Biasanya jk basa lemah, pKa mendekati pH intestin presipitasi. Obat basa lemah masuk lambung terdisintegrasi terdisolusi cepat, krn pH dibawah pKa. Obat basa ketika pH lingkungan dibawah pKa maka disolusinya cepat. Di usus tjd prubahan pH perubahan kesetimbangan menyebabkan presipitasi, didlm tubuh adanya intraluminal behaviour. Perpindahan laju pengosongan lambung ke usus maka tjd perub pH, ini menginisiasi presipitasi. Shg tdk bs dijadikan kandidat biowaiver IR copy dan inovator yg punya profil disolusi in vivo relatif sama dg kondisi intestin beda utamanya laju dan pepanjangan proses absorpsi. Ketika ada perub kondisi di intestin spt perub ph, kesetimbangan, motalitas usus, perub sekresi enzim tdk mempengaruhi profil disolusi in vivo. Bs diajukan sbg biowaiver. Profil disolusi in vivo tdk sama maka obat tsb tdk bs dijadikan sbg biowaiver. Obat yg dirancang tdk diserap pd rongga mulut. Misal didesain fast disintegrating tablet dll yang dirancang diabsorpsi di rongga mulut, absorpsi obat sec sublingual akan beda transportnya dg oral. Per oral masuk sal pencernaan PD di pencernaan membawa obat ke vena porta hepaticafirst pass metabolism. Jk absorpsi di mulut bs by pass vena porta, tdk kena first pass metabolism Bukan obat indeks terapi sempit krn rawan subterapeutik/toksik shg risikonya tinggi
BCS based biowaiver
BCS I dan III potensial mjd kandidat biowaiver. Kelas 1 (paling banyak) tdk ada masalah kelarutan dan permeabilitasnya shg obat ini diformulasikan apapun akan cepat larut dan cepat diserap, tdk ada pengaruh perubahan intestin Kelas 3 kelarutan baik dan disolusi cepat, didampingi tdk ada permasalahan absorpsi BCS kelas 2 memiliki karakteristik bersifat asam. Obat asam didlm saluran pencernaan, masuk ke lambung kelarutan tdk tinggi. Jk pH tinggi diatas pKa obat mengalami peningkatan kelarutan berakibat kelarutan obat tinggi proof of concept : similarity profil disolusi in vitro dg in vivo Tdk ada pengaruh dr eksipien yg mempengaruhi kecepatan atau perpanjangan proses absorpsi. Misal surfaktan mengubah jalur transport, mengubah pola transport obat, menginaktivasi transporter atau efflux shg menyebabkan perubahan pola absorpsi atau bioavaliability obat Gula gula alkohol (mis manitol, sorbitol) perbedaan variabilitas absorpsi suatu obat