Anda di halaman 1dari 37

PEMETAAN BKRK

1
PETA

• Peta merupakan suatu cara penyajian grafis untuk


merepresentasikan sebagian atau seluruh
permukaan bumi pada suatu bidang datar dengan
menggunakan suatu skala dan system proyeksi
tertentu.
• Penyajian grafis ini berbentuk dua dimensi yaitu
berupa kertas atau monitor computer.

2
PETA BKRK (HVCR)
Peta dua atau tiga dimensi yang
menunjukan situasi dan kondisi rill
masyarakat dan kewilayahannya yang
didalamnya memuat data/informasi tentang
jenis bahaya/ancaman, kerentanan, risiko
dan kapasitas masyarakat
3
PEMETAAN
Pemetaan merupakan sebuah proses yang terdiri
dari beberapa tahapan kerja, dan pemetaan itu
sendiri dalam SIG dapat digunakan sebagai
input/asupan maupun sebagai output/ luaran.
Tahapan kerja yang dimaksud disini adalah:
– Pengumpulan data
– Pengolahan data
– Penyajian data

4
FUNGSI PETA
• Memperlihatkan posisi atau lokasi relatif dari suatu
tempat.
• Memperlihatkan bentuk atau ukuran unsur yang
terdapat di permukaan bumi.
• Memperlihatkan ukuran dalam pengertian jarak dan
arah.
• Menghimpun serta menyeleksi data permukaan bumi.

5
SYARAT PETA
Memenuhi syarat2 geometrik
• Jarak antara titik-titik yang terletak di atas peta harus
sesuai dengan jarak aslinya di permukaan bumi (dalam hal
ini terkait dengan memperhatikan faktor skala peta).
• Luas suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus
sesuai dengan luas sebenarnya.
• Bentuk suatu unsur yang direpresentasikan diatas peta harus
sesuai dengan bentuk yang sebenarnya.
• Sudut atau arah suatu garis yang direpresentasikan di atas
peta harus sesuai dengan arah sebenarnya seperti
dipermukaan bumi.
6
BAGIAN –BAGIAN PETA
• Judul peta
• Panah penunjuk mata angin
• Skala
• Keterangan legenda
• Tanggal pembuatan
• Siapa atau badan apa yang membuatnya

7
JUDUL PETA

8
PANAH MATA ANGIN

9
SKALA

10
LEGENDA

11
JENIS – JENIS PETA
• Peta Topografi
– Peta yang menunjukkan ketinggian suatu daerah.
– Perbedaan ketinggian ditunjukkan oleh garis-garis
kontur.
• Peta Topologi
– Peta yang umum ditemui dipasaran. Biasa digunakan
pada sekolah-sekolah dasar dan menengah

12
CONTOH
PETA
TOPOLOGI

13
CONTOH
PETA
TOPOLOGI 14
CONTOH PETA
INDERAJA

15
CONTOH PETA PEMODELAN 3D

16
PETA BKRK
Peta dua atau tiga dimensi yang
menunjukan situasi dan kondisi rill
masyarakat dan kewilayahannya yang
didalamnya memuat data/informasi tentang
jenis bahaya/ancaman, kerentanan, risiko
dan kapasitas masyarakat
17
TUJUAN
• Mengetahui situasi rill masyarakat
• Mengetahui tingkat bahaya, kerentanan,da risiko
kaitannya dengan bencana, masalah kesehatan
lingkungan dan sebagainya
• Mengidentifikasi kapasitas masyarakat dan sumber
daya serta karakteristik geografis dan demografis
masyarakat berdasarka tingkat bahaya, kerentanan
dan risiko

18
MANFAAT
• Memberikan pemahaman tentang kerentanan dan
kapasitas yang ada di masyarakat
• Memberikan penyadaran kepada masyarakat terhadap
bahaya atau risiko dan kerentanan wilayah tempat
tinggalnya
• Sebagai dasar untuk merencanakan upaya
pengurangan risiko serta mobilisasi langkah-langkah
kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana

19
UNSUR-UNSUR DALAM PETA BKRK
• Gambaran geografi dan topografi
• Infrasruktur ( Jalan raya, jembatan, jaringan telp, pipa air dll )
• Tipe – tipe fasilitas ( Fasilitas kesehatan, Sosial, sekolah, warung/ toko, perusahaan dll )
• Lahan yang digunakan
• Jumlah dan tipe rumah
• Sumber daya alam
• Livestock ( Penghidupan masyarakat )
• Sumber-sumber Air
• Area Topografi
• Sumber daya, pemukiman, fasilitas publik ( sekolah, mesjid, taman, lapangan dll )
• Area yang terancang atau yang terparah terkena dampak saat bencana atau yang
mengalami kerentanan lainnya
• Sarana ekonomi produktif masyarakat seperti : pertanian, pasar, tambak, dll

20
PROSEDUR PEMBUATAN PETA HVCR

Proses pembuatan peta BKRK harus


melibatkan stakeholder yang ada, terutama
masyarakat dan perangkat desa/ kelurahan.
Secara prosedur dibagi menjadi 3 tahapan :

21
Tahap pertama : perencanaan kegiatan
1. Mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk
pemetaan BKRK
2. Pengadaan sarana dan prasarana/ material pemetaan
3. Pembagian tim serta membahas prosedur dan
mekanisme proses pemetaan

22
TAHAP KE 2
A. Pembuataan peta jalan transek ( Transect walk )
Dalam melakukan transek walk melalui lifeline dengan
menggunakan GPS serta dilengkapi dengan data-data peta
yang telah ada.

Beberapa hal yang harus dilakukan pada saat transect walk :


1. Survai/ observasi langsung ke lokasi rawan bahaya
2. Kelompok masyarakat rentan
3. Tempat-tempat rentan/ beresiko
4. Sumber-sumber daya/kapasitas yang dimiliki masyarakat
23
Proses pengambilan data dapat dilakukan melalui
wawancara, ocular survai dan sebagainya dengan tahapan
sebagai berikut :

• Setiap kelompok melakukan transect walk dengan menggunakan GPS


• Pengorganisasian kelompok
- 1 Orang Leader
- 1 Orang petugas GPS
- 1 Orang pendata ( Membawa Catatan )
- Dan beberapa orang lainnya melakukan observasi
• Lakukan identifikasi lifeline, HVCR dan sumber daya secara rill yang ada
di masyarakat
• Transfer data hasil transect wall pada komputer
• Analisis hasil lintasan pada GPS, komputer dan lifeline
24
b. Pembuatan peta spot ( Spot map )
Data yang didapat hasil transect walk dibuat peta spot yang terdiri dari lima lembar peta
spot :

Lembar 1 : Lifeline utama : Sungai, Jalan raya, Gang/ lorong, gunung, danau dan rawa (
dibuat diatas kertas karton duplek)
Lembar 2 : Plastik yang mengandung data visual tentang infrasruktur dan fasilitas publik (
Sekolah, puskesmas, masjid, balai desa, makam, dll )
Lembar 3 : Plastik tentang sumber-sumber kehidupan penduduk ( Sawah, kebun, tambak,
dll
Lembar 4 : Plastik tentang pemukiman penduduk
Lembar 5 : Plastik tentang BKRK dan jalur-jalur evakuasi

25
• Tahap ketiga : Analisis HVCR
Data yang didapat saat transect walk yang telah dibuat
peta spot dianalisis untuk menentukan :
* Daerah bahaya
* Sumber penyakit
* Daerah/ masyarakat Rentan
* dll Hasil analisis digunakan masyarakat untuk
menyusun dan merencanakan kesiapsiagan
bencana atau tangap darurat bencana

26
TAHAPAN ANALISIS PETA HVCR
Kegiatan 1: Analisis kegiatan pemetaan bahaya geografis
1. Menyusun peta – peta spot secara geografis
2. Meminta masyarakat untuk mengajukan pendapat atas peta
keseluruhan
3. Buat penilaian yang luas tentang lifeline yang terkena bahaya

Kegiatan 1: Analisis kegiatan pemetaan bahaya geografis


1. Menyusun peta – peta spot secara geografis
2. Meminta masyarakat untuk mengajukan pendapat atas peta keseluruhan
3. Buat penilaian yang luas tentang lifeline yang terkena bahaya

27
Daerah Populasi yang Lifeline Sumber mata Infrasruktur Struktur yang
yang paling berisiko terkena yang pencaharian yang yang paling paling mungkin
mungkin berisiko paling mungkin mungkin terkena
terkena terkena terkena terkena

Serangan Bahaya Banjir


Daerah 20 KK Akses jalan Pesawahan dan Jalur Listrik Perumahan dan
tebingan Disepanjang dan 10 terputus perkebunan sebagainya
KK didaerah dataran
tinggi
Serangan Bahaya………..

Serangan Bahaya………..

28
Kegiatan 3 : Penilaian Risiko
Pada kegiatan ketiga masyakat diminta mengukur
tingkat risiko tiap bahaya dan menentukan kemungkinan
bahaya yang akan terjadi, memperkirakan dampak
bahaya, menentukan langkah mengurangi resiko serta
mengambil tindakan untuk mengurangi ancaman

29
BEBERAPA METODE UNTUK MENILAI RISIKO

Risiko
Bahaya Frekuensi
Tinggi Sedang Rendah

30
METODE UNTUK MENILAI RISIKO

Risiko
Pernyataan
Bahaya Frekuensi
Resiko Umum
Tinggi Sedang Rendah

31
Kegiatan 4 : Analisis untuk kegiatan penilaian risiko

Pertama : Masyarakat telebih dahulu harus


mengerjakan dua hal :
• Membuat pernyataan risiko umum perdaerah
• Mengidetifikasi jenis bahaya apa yang akan
direncanakan untuk masa mendatang
Contoh : “ Risiko terjadi bencana didesa sipayung sangat
tinggi karena tersebut hampir semuanya rawa . Kondisi ini
diperburuk oleh adanya kenyataan bahwa bukit
disekelilingnya gundul. Meski ada beberapa bendungan di
sana rata-rata buruk sehingga jika ada tekanan air ( banjir
) cara terus menerus, maka akan terjadilah erosi. “
32
33
34
35
36
37

Anda mungkin juga menyukai