Peta adalah sebuah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
melalui sebuah sistem proyeksi.
Penginderaan jauh adalah ilmu dalam mengumpulkan informasi suatu objek tanpa menyentuh
atau berkontak fisik langsung dengan objek tersebut. Secara umum, ini berkaitan dengan
pengolahan citra dalam mengetahui atau mengamat suatu fenomena di muka bumi.
SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa,
mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, data yag berhubungan dengan posisi-posisi
permukaan bumi.
a. Subsistem masukan (input), berperan dalam mengambil, mengumpulkan, dan
mengubah data menjadi data digital. Data tersebut kemudian diolah untuk menghasilkan
informasi yang mudah dipahami. Input SIG dapat berasal dari peta yang tersedia, tabel, foto
udara, citra satelit, dan hasil survei lapangan.
b. Subsistem manajemen data, berfungsi untuk mengorganisasi basis data baik data
spasial maupun data atribut yang memungkinkan untuk dimunculkan kembali atau dikoreksi
dengan cepat dan akurat.
c. Subsistem manipulasi dan analisis data, berfungsi untuk memanipulasi dan
memodelkan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Dalam subsistem ini analisis
yang digunakan yaitu buffering, scoring, dan overlay.
d. Subsistem keluaran data (output), yaitu subsistem yang berfungsi menampilkan
sebagian atau keseluruhan data dalam bentuk tabel, grafik, maupun peta.
JENIS DATA SIG
• Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi obyek di bumi.
Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan proyeksi
seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut berupa fenomena alamiah dan
buatan manusia.
Data spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster. Model data vektor menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau
kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Model data Raster menampilkan, dan menyimpan
data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel – piksel yang membentuk grid.
Pemanfaatan kedua model data spasial ini menyesuaikan dengan peruntukan dan
kebutuhannya.
• Model data vektor adalah yang dapat menampilkan, menempatkan, dan menyimpan
data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis atau kirva dan polygon beserta atribut-
atributnya (Prahasta, 2001). Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem
model data vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x, y).
• Obyek di permukaan bumi disajikan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang
homogen. Model data Raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan dataspasial dengan
menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (Prahasta, 2001).
Tingkat ketelitian model data raster sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya
terhadap obyek di permukaan bumi. Entity spasial raster disimpan di dalam layers yang secara
fungsionalitas di relasikan dengan unsur – unsur petanya (Prahasta, 2001).
3. Arah :
Menggunakan alat bantu mislanya orientasi pada peta dan kompas
a. Arah model Azimuth
Diukur dengan patokan arah utara diputar searah jarum jam, dan besar sudutnya 360 derajat.
Contoh model Azimuth. Tentukan arah Azimuth dan Bearing kota B dari kota A!
Intersection membutuhkan dua tempat yang berbeda yang masing-masing telah diketahui
dengan pasti titik koordinatnya di peta. Kita harus berpindah tempat dari satu tempat ke tempat
lainnya pada posisi sudut ideal antara 300 sampai 900.
Langkah-langkah Intersection :
a. Orientasikan peta dengan benar dan pastikan kedudukan posisi koordinat pengamat di
peta, beri tanda, misalnya titik A. Jika posisi belum diketahui lakukan resection terlebih dahulu.
b. Bidik sasaran dengan kompas, misalnya pesawat jatuh dan menimbulkan asap. Catat
nilai azimuthnya, misalnya sudut kompas yang didapat 3200
c. Pindahkan dan tarik sudut kompas (nilai azimuth tanpa dirubah ke back azimuth) yang
telah didapat dari titik A ke peta dengan menjadikan pusat simetris protractor berhimpitan
dengan titik A (posisi pengamat). Plotting peta pertama telah didapat.
d. Bergerak ke posisi lain (titik B) dan pastikan posisi koordinat tempat tersebut di peta,
lakukan kembali langkah b dan c. Dari hasil bidikan kompas pada titik B ke arah sasaran
didapat sudut kompas 430. Plotting peta kedua telah didapat.
e. Perpotongan dua garis plotting peta yang dibuat pada peta adalah lokasi koordinat
sasaran yang dicari. Tentukan koordinatnya dengan menggunakan koordinat geografis (cara
mekasis atau matematis), dan atau koordinat UTM (menggunakan sistem 6 angka, 8 angka, 10
angka atau lengkap 14 angka).
f. Sebutkan atau tulis koordinatnya dengan standar penulisan koordinat peta yaitu
menyebutkan judul, lembar peta dan titik koordinatnya
5. Ketinggian
Interpretasi peta : upaya memahami atau menafsirkan simbol-simbol dalam peta.
Dengan menginterpretasi simbol-simbol jalan pada peta di atas bawah, kita aan dapat
menyimpulkan wilayah mana saja yang lebih mudah diakses dibandingkan wilayah lainnya,
dengan transportasi darat.
Dari interpretasi simbol-simbol peta di atas, kita dapat menyimpulkan wilayah mana saja yang
menjadi target pembangunan uatama di bidang transportasi laut di Indonesia dan kota apa saja
yang merupakan pelabuhan utama dalam lalu lintas laut Indonesia.
Dari interpretasi simbol-simbol peta di atas, kita dapat simpulkan seberapa intensif mobilitas
penduduk indonesia melalui jalur udara dan kota-kota mana saja di Indonesia yang
menyediakan rute penerbangan ke berbagai daerah.
INTERPRETASI PETA DAN PENGOLAHAN CITRA PENGINDRAAN JAUH TERKAIT
JARINGAN TRANSPORTASI DAN TATA GUNA LAHAN.