Disusun oleh :
M. Adhitya Al Hafizh
Yusuf Mikail Bakri
M. Mario Hananda Putra
M. Firja Palenta
Fakri Hakim
Danish Muhammad Adha
M. Naufal Risqi NST
Muhammad Akbar Ramadhan
Berdasarkan gambar 3.9 terkait lahan kritis, cara yang dapat dilakukan dalam
menginventarisasi lahan kritis menurut Departemen Kehutanan (2005), antara lain:
Tujuan pokok dari pemanfaatan SIG adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi
yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau objek. Cin utama data yang
bisa dimanfaatkan dalam SIG adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan
data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri, 1993).
1. SIG memiliki kemampuan analisis di berbagai bidang kehidupan. Bidang-bidang yang
menjadi kajian analisis SIG biasanya merupakan bidang-bidang yang memiliki
dampak langsung terhadap manusia. Adapun hal tersebut terjadi, karena kajian
analisis SIG digunakan untuk membantu permasalahan dalam kehidupan manusia.
Bidang yang menjadi kajian analisis SIG salah satunya, yaitu bidang kesehatan. Di
bidang kesehatan, SIG dapat membantu pengambilan keputusan/kebijakan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan atau untuk menanggulangi wabah penyakit
tertentu.
Dari peta itulah dapat direkomendasikan untuk pembangunan unit pelayanan kesehatan pada
wilayah yang belum. Data yang dibutukan untuk pemetaan wilayah (zonasi) luar jangkauan
sebaran pusat-pusat pelayanan kesehatan masyarakat sebagai berikut.
B. citra/foto udara,
C. peta topografi,
Langkah untuk proses selanjutnya sama dengan tahap-tahap kerja SIG seperti telah
dikemukakan sebelumnya.
LAPAN merupakan salah satu lembaga pemerintah yang menggunakan pengindraan jauh
sebagai alat analisis dalam melakukan penelitian. LAPAN dibentuk pada tanggal 27
November 1963 melalui Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963 tentang LAPAN.
Organisasi LAPAN mengalami beberapa penyempurnaan melalui Keppres, Keppres terakhir
yang menyempurnakan LAPAN adalah Keppres Nomor 103 Tahun 2001. LAPAN memiliki
cakupan kegiatan, antara lain:
Lahirnya BIG ditandai dengan ditandatanganinya Peraturan Presiden Nomor 94 tahun 2011
mengenai Badan Informasi Geospasial pada tanggal 27 Desember 2011. BIG menjadi tulang
punggung dalam mewujudkan tujuan UU tentang Informasi Geospasial untuk:
1. Menjamin ketersediaan akses terhadap informasi geospasial yang dapat
dipertanggungjawabkan.