Anda di halaman 1dari 21

STUDI KASUS PALLIATIF

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.F DENGAN HIV

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Palliatif
pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2019/2020

Disusun oleh Kelompok E :


Angelita Herlinawati 1420116033
Andra 1420116035
Chresdiana M Soparue 1420116031
Michail Mayer 1420116030
Shintiana Olgareta Kristiani 1420116034

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG
2019
Kasus
Ny. F , 35 tahun bercerai dengan suaminya 10 tahun yang lalu, dikarenakan perilaku
kekerasan yang dialami klien dan kedua anaknya. Setelah ia bercerai, ia menitipkan
kedua anaknya (usia 6 dan 4 tahun) ke orang tuanya. Klien tinggal di kota besar
untuk bekerja, dan terpaksa untuk bekerja sebagai prostitusi dan mulai
menggunakan narkoba suntik. Semenjak 4 tahun yang lalu klien didiagnosis dengan
HIV. Klien mengatakan bahwa penyakit yang di hadapinya adalah hukuman akibat
kesalahan masa lampaunya, bahwa ia menelantarkan anak-anaknya.
Klien mengatakan bahwa ia sudah tidak menghubungi orang tuanya semenjak di
diagnosis HIV. Saat ini klien tinggal di tempat penampungan dinas sosial dan sudah
tidak menggunakan narkoba suntik semenjak di diagnosis. Pada saat di lakukan
pengkajian, diketahui bahwa klien mengeluh nyeri akibat luka tekan pada area
coccyc. Dibutuhkan waktu hampir 1 jam untuk merawat luka klien. Klien
mengatakan bahwa ia tidak tahu apa yang harus dilakukan di hidupnya dan ia ingin
luka dan nyerinya untuk segera menghilang.
A. Pengkajian
1. Data pasien b. Riwayat Kesehatan
a. Indentitas klien Klien mengeluh nyeri akibat luka tekan pada area
Nama : NY. F coccyc. Tes HIV positif, riwayat perilaku berisiko
tinggi, riwayat menggunakan obat-obatan terlarang
Umur : 35 tahun c. Kesehatan keluarga
Alamat :- Klien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
Agama: Islam d. Riwayat Psikososial
Pekerjaan : PSK Kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan
Status pernikahan: cerai hidup pola hidup, riwayat perilaku kekerasan, ungkapkan
2. Riwayat kesehatan perasaan tidak ada tujuan hidup
e. Status Mental
a. Keluhan utama
Marah atau pasrah, hilang interest pada lingkungan
Nyeri akut sekitar, tidak mau berkomunikasi dengan keluarga
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik HIV meliputi antara lain:
a. Penampilan umum : pucat
b. Gejala subyektif : lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit tidur
c. Integumen : terdapat luka, kulit kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, dan
petekie positif
d. Suhu : Demam umum pada orang yang terinfeksi HIV, bahkan bila tidak ada
gejala lain. Demam kadang-kadang bisa menjadi tanda dari jenis penyakit
infeksi tertentu atau kanker yang lebih umum pada orang yang mempunyai
sistem kekebalan tubuh
e. Mulut : Ulser pada bibir atau mulut, mulut kering
f. Neurologis : Gagguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan, kaku
duduk, kejang, paraplegia
g. Muskuloskeletal : focal motor defisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL
h. Kardiovaskuler : takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness
i. Pernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis, menggunakan otot bantu pernapasan, batuk
produktif atau non produktif
j. GI : intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare,
inkontinensia, kram perut, kuning
B. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: AIDS Harga diri
1. Klien mengatakan penyakit yang dihadapinya adalah hukuman ↓ rendah
masa lampaunya, bahwa ia menelantarkan anak-anaknya Perubahan status kesehatan situasional
2. Klien mengatakan malu dengan penyakit yang dialaminya ↓
DO: Menarik diri dari sosial
1. Klien tidak mau berkomunikasi dengan keluarganya ↓
2. Klien tampak tidak mau mengikuti kegiatan sosial Perasaan malu
3. Pakaian yang digunakan pasien tidak sesuai ↓
4. Kontak mata berkurang HARGA DIRI RENDAH
5. Klien tampak sering menunduk
6. Deficit perawatan diri
7. Menolak untuk minum obat
2 DS: Luka pada coccyx Nyeri akut
1. Klien mengeluh nyeri akibat luka tekan ↓

pada coccyx Lesi-lesi kutaneus


2. Klien mengatakan nyeri dan lukanya ingin ↓

segera sembuh Gatal


DO: ↓

1. Terdapat luka diarea coccyx Stimulasi serabut saraf


2. Luka di area coccyx cukup besar sehingga ↓

diperlukan perawatan selama 1 jam Transmisi impuls saraf ke medulla


3. Klien tampak merintih/meringis ↓

Saraf pusat

Respon nyeri

NYERI
3 DS: AIDS Keputusasaan
1. Klien mengatakan bahwa ia tidak tahu apa ↓

yang harus ia lakukan di hidupnya Perubahan status kesehatan


2. Klien mengatakan “saya tidak akan ↓

sembuh” Menarik diri dari sosial


3. Klien mengatakan ingin segera sembuh ↓

dari penyakitnya Perasaan malu


DO: ↓

1. Klien tinggal di penampungan dinas sosial Harga diri rendah


2. Klien tidak mau makan ↓

3. Kontak mata berkurang KEPUTUSASAAN


4. Deficit perawatan diri
5. Klien tidak mau berkomunikasi dengan
keluarga
4 DS: AIDS Ketidakefektifan Koping
1. Klien mengatakan tidak berkomunikasi lagi ↓ Individu
dengan orang tua sejak di diagnosis HIV Hospitalisasi
2. Klien mengatakan tidak mau menceritakan ↓

penyakitnya pada keluarganya Takut/khawatir tentang penyakit


DO: ↓

1. Klien tinggal ditempat penampungan sosial Stress psikologi


2. Klien menolak untuk di ajak berkomunikasi ↓

KETIDAKEFEKTIFAN KOPING
5 DS: Luka pada coccyx Kerusakan Integritas Kulit
1. Klien mengatakan terdapat luka diarea ↓

coccyx Jaringan kulit


2. Klien mengatakan lukanya ingin sembuh ↓

DO: Vesikel pada kulit,herpes


1. Terdapat luka diarea coccyx ↓

2. Dibutuhkan waktu 1 jam untuk merawat Lesi-lesi kutaneus


luka klien ↓

3. Lapisan kulit terkikis Turgor kulit jelek


4. Luka tampak basah ↓

5. Menimbulkan bau pada luka KERUSAKAN INTEGRITAS


6. Warna luka hitam pucat KULIT
6 DS: Destruksi system imun Risiko penyebaran Infeksi
1. Klien mengatakan duulu bekerja sebagai ↓

seorang PSK dan menggunakan obat- AIDS


obatan ↓

DO: Penurunan system imun


1. Terdapat luka dia aera coccyx ↓

2. Luka dibersihkan selama 1 jam RISIKO INFEKSI


C. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut
2. Kerusakan integritas kulit
3. Harga Diri Rendah Situasional
4. Keputusasaan
5. Ketidakefektifan Koping Individu
6. Resiko penyebaran infeksi
D. Intervensi Keperawatan
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Tujuan: 1. Identifikasi tingkat nyeri klien 1. Mengidentifikasi tingkat nyeri dapat
Setelah dilakukan asuhan keperawatan mengatahui tingkatan nyeri klien.
diharapkan pasien dapat melakukan 2. Memberikan informasi kepada klien tentang 2. Mencegah ketidaknyamanan pada klien
manajemen nyeri dan nyeri teratasi penyebab nyeri dan ketidaknyamanan
Kriteria Hasil: 3. Manajemen nyeri: mengajarkan pada klien 3. Mengurangi rasa nyeri dan
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab tekhnik relaksasi untuk meringankan atau meningkatkan keyamanan klien
nyeri, mampu menggunakan tehnik mengurangi sampai pada tingkat kenyamanan.
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, 4. Bantu klien untuk lebih berfokus pada 4. Mengalihkan focus klien dapat
mencari bantuan) aktivitas bukan pada nyeri yang dirasakan mengurangi rasa nyeri
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang 5. Gunakan teknik komunikasi terapeutik dan 5. Teknik komunikasi terapeutik bisa
dengan menggunakan manajemen nyeri gunakan pendekatan yang positif untuk mengevaluasi pengalaman nyeri klien
3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri mengoptimalkan respons klien terhadap
berkurang analgesik
6. Kolaborasi pemberian obat analgesic sesuai 6. Mengurangi rasa nyeri klien
resep dokter
No Tujuan Intervensi Rasional

2 Tujuan : 1. Mengidentifikasi dan mengkaji keparahan luka 1. Mengetahui tindakan berikutnya


Setelah dilakukan tindakan 2. Perawatan luka : membersihkan, memantau dan 2. Mencegah komplikasai luka dan meningkatkan
keperawatan diharapkan meningkatan proses. penyembuhan pada luka penyembuhan luka
menunjukan integritas kulit yang 3. Perawatan kulit: pengobatan topical: pemberian 3. Untuk meningkatkan penyembuhan pada
baik zat topical untuk meningkatkan integritas kulit kerusakan kulit
Kriteria hasil: dan meminimalkan kerusakan kulit
1. Menunjukan penyembuhan 4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang 4. Pakaian yang longgar dapat memberikan ruang
luka longgar untuk kulit yang luka
2. Intergritas kulit baik 5. Jaga kebersihan kulit klien agar tetap bersih dan 5. Dengan menjaga kebersihan kulit dapat
3. Adanya penyusutan luka kering mempercepat penyembuhan luka dan
mengurangi infeksi
6. Konsultasikan pada dokter tentang implementasi 6. Berkolaborasi dengan dokter dapat
yang dilakukan untuk meningkatkan potensi meningkatkan perawatan untuk penyembuhan
penyembuhan luka luka klien
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan 7. Nutrisi dan gizi yang baik dapat mempercepat
nutrisi yang tepat penyembuhan luka
No Tujuan Intervensi Rasional
4 Tujuan : 1. Kaji dan identifikasi alasan-alasan 1. Mengetahui dan mengatasi masalah klien
Setelah dilakukan asuhan keperawatan penyebab harga diri rendah klien
klien dapat menunjukkan harga diri yang 2. Tunjukan rasa percaya diri terhadap 2. Membantu meningkatkan harga diri klien
selalu positif kemampuan klien untuk mengatasi situasi
Kriteria hasil: yang dihadapinya
1. Mengungkapkan penerimaan diri 3. Dorong pasien untuk mengidentifikasi 3. Membantu meningkatkan rasa percaya
2. Menunjukkan penilaian pribadi tentang kekuatan yang ada pada dirinya diri dan kelebihan yang dimiliki klien
harga diri 4. Ajarkan keterampilan perilaku yang 4. Kegiatan yang positif dapat membantu
3. Komunikasi terbuka positif melalui bermain peran, model meningkatkan harga diri klien
4. Menggunakan strategi koping efektif peran, serta diskusi
5. Penyesuaian psikososial: perubahan hidup: 5. Berikan statement positif terhadap klien 5. Dapat membantu untuk mengurangi
respon psikososial adaptif individu statement negatif yang ada pada diri klien
terhadap perubahan bermakna dalam hidup 6. Kolaborasi dengan sumber-sumber lain 6. Membantu untuk merawat klien dengan
seperti petugas dinas sosial, perawat harga diri rendah
spesialis klinis, atau layanan keagamaan
No Tujuan Intervensi Rasional
4 Tujuan: 1. Melakukan pendekatan dan membina 1. Binu trust dapat menumbuhkan rasa
Setelah dilakukan asuhan hubungan saling dengan klien kepercayaan klien kepada perawat
keperawatan klien diharapkaan 2. Mengidentifikasi penyebab keputusasaan klien 2. Mengetahui penyebab keputusasaan klien
keputusaasaan klien dapat 3. Mengelola alam perasaan dengan mengkaji
berkurang mengapa perasaan dan pikiran klien berubah 3. Mengelola perasaan klien menjadi lebih
Kriteria hasil: 4. Bantu klien untuk melakukan terapi aktivitas tau apa yang sedang dirasakan klien
1. Mengidentifikasi kputusasaan 4. Terapi akivitas dapat membantu
2. Klien menunjukan peningkatan 5. Berlatih untuk berpikir positif dan mengurangi pikiran negatif
kualitsa hidup menumbuhkan harapan dan makna hidup yang 5. Berpikir positif dapat memberikan efek
3. Menunjukan semangat untuk hidup positif dengan cara malakukan aktivitas secara yang baik bagi klien
mandiri
6. Kolaborasi dengan psikiatri untuk mengurangi
keputusasaan klien 6. Kolaborasi dapat membantu klien untuk
mengkonsultasikan permasalahan klien
No Tujuan Intervensi Rasional
5 Tujuan: 1. Identifikasi penyebab ketidakefektifan koping 1. Mengetahi penyebab masalah hidup yang
Setelah dilakukan asuhan sedang dialami klien
keperawatan klien dapat 2. Lakukan bina trust dan pendekatan agar pasien 2. Bina trust adalah pendekatan agar pasien
menunjukkan koping yang efektif mau mengungkapkan perasaan, persepsi dan dapat mempercayai perawat untuk
Kriteria hasil: masalah yang dihadapinya menceritakan masalah
1. Mengidentifikasi pola koping yang 3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi keuntungan, 3. Menjelaskan kepada klien agar klien
efektif kerugian dari keadaan klien saat ini mengetahui keuntungan dan kerugian
2. Mengatakan penurunan stres keputusan yang diambil klien saat ini
3. Klien mengatakan telah menerima 4. Memfasilitasi pasien untuk membuat keputusan 4. Memberikan hak kepada klien dengan
tentang keadaannya keputusannya
5. Bantu pasien dalam membuat rencana untuk 5. Rencana yang baik dan di persiapkan akan
mengubah situasi dalam penyelesaian masalah mengubah situasi yang dihadapi klien
6. Kolaborasi dengan terapis dalam memberikan 6. Membantu dalam menyelesaikan masalah
dukungan emosi dan penyelesaian masalah yang kehidupan yang dialami klien
baik terhadap klien
No Tujuan Intervensi Rasional
6 Tujuan : 1. Kaji dan pantau gejala infeksi pada klien 1. Mengetahui tanda-tanda penyebab infeksi
Setelah dilakuakan tindakan seperti penampilan luka dan ada atau
keperawatan diharapkan tidak tidaknya lesi pada kulit
terjadinya penyebaran infeksi. 2. Mencuci tangan saat sesudah atau sebelum 2. Mencuci tangan dapat mengurangi risiko infeksi
Kriteria hasil : tindakan keperawatan
1. Tidak terjadi penyebaran infeksi 3. Anjurkan untuk selalu menjaga personal 3. Personal higiene klien dapat membantu
2. Menunjukan perubahan gaya higiene untuk mengurangi risiko infeksi mengurangi risiko infeksi
hidup seperti mencuci tangan dan mengganti
pakaian
4. Bersihkan lingkungan setelah di pakai 4. Lingkungan yang bersih mengindari dari infeksi
pasien lain
5. Menganjurkan pasien untuk meminum obat 5. Meminum obat secara teratur dapat
HIV secara benar dan teratur dan obat memperlambat virus hiv dan mempercapat
penyembuhan luka prnyembuhan luka
6. Berkolaborasi untuk melakukan perawatan 6. Perawatan luka yang teratur dapat mempercepat
luka sehari sekali atau dua kali penyembuhan luka dan mengurangi infeksi
TERAPI AKTIVITAS INDIVIDU
Bagi Orang Dengan HIV/ AIDS (ODHA), terapi paliatif yang dilakukan
mencakup:
1. Terapi Relaksasi
Teknik Relaksasi adalah suatu teknik dalam terapi perilaku untuk
mengurangiketegangan dan kecemasan. Relaksasi merupakan suatu
terapi relaksasi yang diberikankepada pasien dengan menegangkan otot-
otot tertentu dan kemudian relaksasi (Smeltzerand Bare, 2002).Teknik
ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan merekadapat
menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang
dialami
2. Terapi kognitif-perilaku
Terapi kognitif perilaku adalah suatu proses pengajaran, pelatihan, dan
penguatan perilaku yang positif. Terapi kognitif perilaku ini menolong orang
untuk mengenali pola kognitif atau pikiran emosi yang berhubungan dengan
perilaku. (Froggatt, 2006).
Terapi kognitif ditujukan untuk menguji dan memberikan gambaran yang
berhubungan dengan pemikiran yang maladaptif yang spesifik pada diri pasien.
Melalui pendekatan ini diharapkan klien dapat belajar untuk;
a. memonitor pemikian-pemikiran negatif yang otomatis muncul;
b. mengenali hubungan antara kognisi, afeksi, dan perilaku;
c. memahami fakta-fakta yang dapat melawan pikiran-pikiran negatifnya;
d. merubah untuk lebih berorientasi pada kenyataan dalam menginterpretasikan
pemikiran yang bias atau salah;
e. mengidentifikasikan dan merubah keyakinan negatif yang dapat
mempengaruhi pasien melakukan perilaku yang menyimpang.
3. Kegiatan CreativeWriting dan Humors
Creative writing dapat meningkatkan harga diri seseorang dan
juga dapat meningkatkan sense of well-being, karena dengan
menulis tersebut seseorang dapat berbagi pengalaman tentang
hidup yang pernah dialami dengan teman sebayanya. Humor dan
tertawa juga dapat mengatasi masalah psikologi, misalnya
menurunkan tingkat stres, mampu menciptakan koping yang
efektif, meningkatkan mood, dan harga diri (Cousins dalam
Macdonald,2004)
Dari itu, peneliti menawarkan terapi creative writing humors
untuk menurunkan stres pada ODHA yang dapat dijadikan koping
efektif dan kegiatan atau terapi komplementer dalam kelompok
dukungan sosial (KDS).

Anda mungkin juga menyukai