Healtcare
Associated
Infections
2. Ventilator associated
infection pneumonia (VAP)
APD
Prosedur steril?
Late-onset :
Setelah 72 jam
Pseudomonas aeruginosa
Acinetobacter
Staphylococcus aureus (methicillin resistant)
Bacteria masuk ke saluran pernapasan
bawah melalui tiga cara:
Klinikal
Demam
Temperature > 38 0 C atau < 35 o C
Sputum purulent
Batuk , dyspnoe atau tachypnoe
Suara nafas ; rochi
X ray
Infiltrat baru persisten atau progresif
Laboratorium
Leukosit > 12000/mm3 atau < 4000/mm3
Kulture aspirasi trakheal ≥ 10 5 ppm/ ml
Perubahan hasil analisa gas darah (↓ O2sats, , ↑ O2
requirement.)
Pencegahan VAP
Surveilans
Peran Perawat
Gunakan masker, sarung tangan
ketika intubasi, pengisapan lendir
Gunakan gaun jika ada prediksi
terkena cairan tubuh pasien
Posisi 30 – 45 º C
setiap saat,
kecuali ada
kontra indikasi
Menjaga kebersihan mulut pasien
secara rutin, dengan cara :
Menyikat gigi setiap 12 jam untuk
mencegah terjadinya plaque
Membersihkan mulut setiap 2- 4 jam
Gunakan oral antiseptik yang bebas dari
alkohol (chlorhexidin 0.2 %)
Pengisapan lendir jika
diperlukan
Lakukan tindakan aseptik
Gunakan cairan steril
untuk membersihkan jika
kateter dimasukkan
kembali ke ETT
Sebaiknya dengan sistem
tertutup
Gunakan APD
Pengumpulan data setiap hari
Perhitungan VAP setiap bulan
Laporan setiap bulan,triwulan,semester, tahunan
Insiden rate VAP:
Jumlah VAP
--------------------------------- X 1000 =
Consequences include:
Difficulty in monitoring neuro status
Increased use of diagnostic procedures
Increase ventilator days
Prolonged ICU and hospital stay
Ada protokol untuk sedasi ;
- Ada tujuan pemberian sedasi setiap pasien
- Pengurangan dosis sedasi setiap hari
- Ada penilaian secara rutin dan respon terapi
Bangunkan pasien setiap hari (kecuali kontra
indikasi)
H2 blockers and antacids menurunkan insiden
kejadian stress ulkus dengan cara meningkatkan
PH karena itu kuman dari GI naik ke trachea
Catheter-Associated
Urinary Tract Infection
manullangsh@yahoo.com
“CAUTI” :
Morbiditas meningkat
Mortalitas meningkat
Penyebab bakteremia tersering setelah CVC
Lama perawatan bertambah
Biaya bertambah
Penggunaan AB meningkat
manullangsh@yahoo.com
Penggunaan kateter urin
15 - 25 % pasien rawat inap
Indikasi harus ketat !
- Retensi urin
- Inkontinesia urin
- Perioperatif
- Monitor pada kondisi tertentu (luka bakar, kesadaran menurun)
- Diagnostik
Monitor dan Evaluasi ketat manullangsh@yahoo.com
Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) Rx inflamasi urothelium akibat
invasi patogen
bakteriuria dan lekosituria
Bakteriuria : bakteri didalam urin
kolonisasi bakteri atau ISK,
Bakteriuria tanpa ISK : kontaminasi kulit, urethra,
preputium atau introitus.
Lekosituria : leukosit dalam urin mengindikasikan adanya
infeksi atau reaksi inflamasi urotelium terhadap bakteri
normal sampai 5/LPB
PATOGENESIS “CAUTI”
Awal : saat pemasangan inokulasi mekanik atau
tehnik pemasangan yang buruk
Lanjut : invasi patogen melalui ekstraluminal atau
intraluminal
manullangsh@yahoo.com
Faktor resiko :
Wanita
Usia lanjut
Tanpa antibiotic sistemik
Perawatan kateter yang tidak
baik
Pemakaian jangka waktu lama
Pasien dengan imunitas rendah
manullangsh@yahoo.com
GAMBARAN KLINIS “CAUTI”
Paling sering adalah asymptomatic.
CAUTI symptomatic
Rasa tak nyaman suprapubis, demam, menggigil
atau nyeri pinggang
- Terpasang kateter atau dilepas < 3 hari lalu
- first positive specimen urin >48 jam
bakteriuria
lekosituria manullangsh@yahoo.com
PENCEGAHAN
Tehnik pemasangan kateter secara aseptik.
Pertahankan sistem-tertutup rangkaian.
“Catheter-meatal junction” harus dibersihkan tiap hari
dengan sabun dan air bersih(mandi dg shower). Jangan
dibalut !
Jangan gunakan antibiotik/antiseptik topikal koloni
patogen resisten (pseudomonas spp)
Lepas kateter sesegera mungkin bila tidak diperlukan.
manullangsh@yahoo.com
PENCEGAHAN
1.Kompetensi petugas kesehatan (“HCW”)
manullangsh@yahoo.com
PENCEGAHAN
2. Indikasi
a. Kateterisasi harus atas indikasi dan kebutuhan TEPAT dan
AKURAT,
bukan untuk kenyamanan petugas.
3. “Hand hygiene”
Lakukan “hand hygiene” sebelum dan sesudah memanipulasi
kateter
atau perangkatnya.
manullangsh@yahoo.com
PENCEGAHAN
4. TEHNIK PEMASANGAN
a. Dilakukan dengan tehnik aseptik-antiseptik menggunakan peralatan
steril.
b. Gunakan jeli pelicin anestetik steril “single use”.
c. Ukuran kateter sekecil mungkin dengan aliran adekuat untuk
mengurangi
trauma urethra.
d. Setelah terpasang harus difiksasi untuk mencegah pergerakan dan
traksi
urethra.
manullangsh@yahoo.com
PENCEGAHAN
5. Aliran Sistem-tertutup
a. Harus dijaga aliran urin lancar, steril dan sistem-tertutup.
b. Hubungan kateter dan pipa drainase tidak boleh terbuka kecuali atas
indikasi.
6. Irigasi bulibuli
a. Jangan lakukan! Kecuali bila tersumbat bekuan darah ( mis:
pasca”TUR”prostat)tehnik aseptik-antiseptik.
c. Gunakan spuit steril ukuran besar dan lar. Saline steril.
d. Bila penyebab sumbatan adalah kateter segera ganti.
manullangsh@yahoo.com
PENCEGAHAN
7. Pengambilan contoh urin kateter
manullangsh@yahoo.com
PENCEGAHAN
9. Kebersihan umum
Daerah genital dan kateter dibersihkan menggunakan sabun
dan dibilas dengan air mengalir /shower. Jangan gunakan
antibiotik / antiseptik topikal dan tidak boleh dibalut
cegah kolonisasi dan resistensi antibiotik / antiseptik
10. Penggantian Kateter
Diganti hanya bila terjadi infeksi
Tidak ada jadwal rutin penggantian kateter urin
manullangsh@yahoo.com
PENCEGAHAN
11. Pemisahan tempat perawatan
Kamar perawatan pasien terpasang kateter urin yang mengalami
infeksi dipisah dari pasien tidak infeksi (sistem cohort).
mencegah infeksi-silang
manullangsh@yahoo.com
Surgical Site Infection /SSI
atau
Infeksi Daerah Operasi/IDO
PENGERTIAN
Infeksi akibat tindakan Pembedahan,yang
dapat mengenai berbagai lapisan jaringan
tubuh,superfisial atau dalam
FAKTOR RISIKO
Intrinsik Ekstrinsik
• Usia Petugas
• Status Gizi Teknik pembedahan
• Diabeter Lingkungan
• Perubahan respon imunitas Alat
• Infeksi di tempat lain
• Lama rawat inap preoperatif
• Obesitas
• Merokok
• Kolonisasi mikroorganisme
KAPAN TERJADINYA IDO ?
Dalam 30 hari paska operasi tanpa implant
Insisional Superfisial
Keluar cairan purulen dari luka insisi
Kultur positif dari cairan yang keluar atau
jaringan yang diambil secara aseptik
Ditemukan paling tidak satu tanda infeksi :
nyeri,
bengkak lokal, kemerahan, kecuali bila hasil
kultur negatif
Dokter yang menangani menyatakan infeksi
KRITERIA IDO
Insisional Dalam
Keluar cairan purulen dari luka insisi, tapi
bukan berasal dari rongga / organ
Secara spontan mengalami dehisens atau
dengan sengaja dibuka oleh ahli bedah dan
paling sedikit satu dari tanda berikut : demam
(>38 ˚C), nyeri lokal,kultur ( + )
Dokter menyatakan luka infeksi
KRITERIA IDO
Organ/Rongga
Drainase purulen dari drain yang
dipasang
melalui luka insisi kedalam organ /
rongga
Ditemukan organisme melalui
aseptik kultur dari organ / rongga.
Dokter menyatakan infeksi pada
organ tsb
KATEGORI RISIKO IDO
Berdasarkan :
Klasifikasi jenis operasi (kategori operasi)
Bersih
0
Bersih tercemar
Tercemar 1
Kotor}
Klasifikasi kondisi pasien
ASA : 1 0
ASA : 2
ASA : 3
ASA : 4 1
ASA : 5
Durasi operasi
Sesuai dgn waktu yg ditentukan nilai } 0
Lebih dari waktu yg ditentukan nilai } 1
73
Hindari pencukuran rambut,
pencukuran rambut dilakukan jika
mengganggu jalannya operasi, dan
jika harus melakukan pencukuran
hindari menggunakan razor, tapi
gunakan clipper electric