Anda di halaman 1dari 42

MATERI INTI 4

TATALAKSANA
KEGAWATDARURATAN BAYI BARU LAHIR

- Periode Transisi Sistem Pernapasan dan


Sirkulasi Pada Bayi Baru Lahir
- Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir

DINKES KAB MALANG


Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
tatalaksana kegawatdaruratan pada bayi baru lahir

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai pelatihan ini, peserta pelatihan mampu :
• Menjelaskan kasus kegawatdaruratan tersering pada bayi baru
lahir
• Menjelaskan periode transisi sistem pernapasan dan
sirkulasi pada bayi baru lahir
• Melakukan tatalaksana resusitasi, stabilisasi dan transportasi
pada bayi baru lahir
Pokok Bahasan
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan subpokok bahasan
sebagai berikut:
1. Kasus kegawatdaruratan tersering pada bayi baru lahi
a. Kegawatan trauma lahir
b. Kegawatan bayi baru lahir dengan penampakan klinis
(biru, pucat, kuning)
c. Kegawatan saluran napas pada bayi baru lahir
d. Kegawatan saluran cerna pada bayi baru lahir
e. Kejang pada bayi baru lahir

2. Periode transisi sistem pernapasan dan sirkulasi pada bayi


baru lahir:
a. Transisi pernapasan
b. Transisi sirkulasi
Pokok Bahasan
3. Resusitasi, stabilisasi dan transportasi bayi baru lahir
A. Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir
• Alur Resusitasi pada bayi baru lahir
• Persiapan Resusitasi pada bayi baru lahir
• Langkah resusitasi pada bayi baru lahir
• Resusitasi terintegras
B. Stabilisasi pada bayi baru lahir
C. transportasi pada bayi baru lahir
URAIAN MATERI
2. Periode Transisi Pernapasan dan Sirkulasi Pada Bayi Baru
Lahir
Transisi adalah proses perubahan fisiologis pada bayi baru lahir
yang dimulai di dalam rahim saat bayi mempersiapkan transisi
dari dukungan plasenta intrauterine ke perawatan diri extrauterine

PERUBAHAN WAKTU
• Pernapasan Detik
• Sirkulasi Detik
• Homeostasis Glukosa Menit
• Kontrol temperatur Menit
• Ginjal Jam - Hari
• Saluran Pencernaan Jam - Hari
6

ADAPTATION: CARDIORESPIRATORY

Intrauterine Extrauterine
Uterine contraction
Birth
Intermitten hypoxia
TRANSISI PERNAPASAN

Kondisi paru intrauterine


• Paru tidak terlibat pada pertukaran udara
• Pertukaran udara diatur oleh plasenta
• Alveolus terisi cairan

Saat lahir
• Napas pertama: 70-110 cmH2O vs 5-10 cmH2O untuk
pernapasan normal
• Penggantian cairan dengan udara di paru-paru
• Penutupan duktus arteriosus
- Fungsional dan kemudian penutupan anatomis
- Tekanan sistemik dan pulmonal awal sama
TRANSISI PERNAPASAN
Terisi Cairan Terisi Udara

Pembersihan cairan paru


• Peningkatan tekanan rongga dada janin  kontraksi uterus
pada kala 1
• Sekresi cairan paru terhenti  adanya rangsangan katekolamin
• Tekanan negatif inspiratori tinggi (70 – 110 mmHg) 
mengembangkan paru  Faktor: pemutusan tali pusat,
perubahan suhu, rangsangan taktil, Pe an O2, Pe an CO2
TRANSISI SIRKULASI

Janin
• Dari 8 minggu sampai kelahiran
• Organ dewasa mendukung kehidupan eksternal

Sirkulasi
• Sirkuit posterior-plasenta melalui tali pusar
• Peredaran shunt bypass
 Hati : Duktus venosus ke vena kava inferior
 Paru-paru :
< Foramen ovale, antara atria kanan & kiri
< Ductus arteriosus menghubungkan arteri
pulmonalis ke aorta
TRANSISI SIRKULASI

SIRKULASI JANIN SIRKULASI BAYI BARU LAHIR

SIRKULASI BAYI BARU LAHIR


•Perubahan sirkulasi yang sangat besar saat lahir
•Peningkatan aliran darah pulmonal akibat penurunan resistensi paru  ekspansi paru
 kembalinya darah vena
•Resistensi sistemik lebih tinggi dari pada resistensi paru (24 jam)  Fungsi
prostaglandin  Duktus arteriosus menutup
•Arteri umbilikal menyempit dan aliran darah plasenta berhenti.
TRANSISI SIRKULASI
Transisi ke extrauterin dimulai pada saat pemutusan hubungan
dengan tali pusat
• Plasenta tidak lagi berfungsi sebagai paru-paru  Paru mulai
menukar gas
• Nafas pertama  paru-paru mengembang dan menyebabkan
perubahan peredaran darah
• Paru mengembang  resistensi terhadap aliran darah melalui
paru-paru &  aliran darah dari arteri pulmonalis
• Ini menghasilkan Sirkulasi Bayi Baru.
H KEGAGALAN TRANSISI
A
M
B Kelahiran tanpa proses Oksigen tidak
Paru paru
A aktif  bayi bernapas tidak akan
tersedia untuk
T tidak adekuat sirkulasi darah
terisi udara
A melalui paru - paru
N

P Kehilangan darah
E berlebihan atau
R Kegagalan dalam
hipoksia / iskemia
I meningkatkan Hipotensi sistemik
mengakibatkan
O tekanan darah
kontraktilitas jantung
D sistemik
dan bradikardia yang
E buruk

T
R
A
N Penyempitan
S arteriole paru- Hipertensi
I Konsentrasi
paru yang pulmonal
S oksigen rendah
berkelanjutan persisten
I
KONSEKUENSI TRANSISI TERPUTUS
1. Takipnea
2. Sianosis
3. Depresi pernapasan (apnea / terengah-engah)
4. Bradycardia
5. Hipotensi
6. tonus otot rendah

RINGKASAN
1. Perubahan pernapasan dan sirkulasi adalah komponen kunci masa transisi
pada bayi baru lahir.
2. Hambatan masa transisi pada bayi baru lahir termasuk penundaan
pembuangan cairan paru-paru, kegagalan peningkatan tekanan darah
sistemik, dan kegagalan dilatasi arterioles paru-paru.
3. Resusitasi, Stabilisasi dan Transportasi Pada Bayi Baru Lahir

A. Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir

Resusitasi adalah serangkaian upaya sistematis dan terkoodinir untuk


mengembalikan usaha bernapas dan sirkulasi bayi baru lahir sehingga
terhindar dari kematian ataupun cacat menetap.

WAJIB DIKETAHUI DAN DIPAHAMI SEBELUM MENOLONG PERSALINAN

ALUR RESUSITASI

PERSIAPAN RESUSITASI
A. ALUR RESUSiTASI

Alur Resusitasi IDAI


B. PERSIAPAN RESUSITASI

Persiapan Tim Resusitasi

Pengenalan Faktor Risiko Ibu dan


Bayi Baru Lahir

Persiapan Lingkungan Resusitasi

Persiapan Alat Resusitasi

Pencegahan Infeksi Pada Saat


Melakukan Resusitasi
PERSIAPAN TIM RESUSITASI

Setiap persalinan Perlu tim yang memiliki


harus dianggap sebagai risiko kemampuan melakukan
tinggi resusitasi

• Komunikasi yang efektif antar tim


• Informasi tugas dan peran tim

Mengurangi risiko kesalahan resusitasi


PERSIAPAN TIM RESUSITASI
Orang Pertama
2 = Circulation
Sebagai leader / pemimpin tim
• Posisi : Tepat di depan kepala bayi baru lahir
• Dianggap paling terampil dan paling mampu
• Tugas utama : airway dan breathing

Orang Kedua = Asisten sirkulasi


• Posisi : Sebelah kanan bayi baru lahir
• Tugas utama : sirkulasi, mendengarkan LDJ,
mengatur PIP dan FiO, melakukan VTP
• Pemasangan umblikal kateter
• Pemasangan pulse oxymetri
= Drugs 1 = Airway-
Orang ketiga =
Breathing
quipment asisten peralatan, obat dan cairan
• Posisi : Sebelah kiri bayi baru alhir
• tugas utama : penyiapan alat, penyiapan
Apabila penolong hanya 2 orang obat dan cairan, mengukur suhu,
maka tugas orang ketiga pemasangan monitor suhu
dilakuukan oleh orang kedua
PENGENALAN FAKTOR RISIKO

Faktor risiko pada ibu sebelum Faktor risiko janin sebelum Faktor risiko ibu pada waktu
persalinan: persalinan: persalinan (intrapartum):

•Ketuban pecah dini ≥ 18 jam •Kehamilan multiple •Pola denyut jantung yang
•Prematur meragukan pada
•Perdarahan pada trimester 2 kardiotokografi.
•Lebih bulan (pada usia kehamilan
dan 3 •Presentasi abnormal.
>41 minggu)
•Hipertensi dalam kehamilan •Prolaps tali pusat.
•Besar masa kehamilan (large for
•Hipertensi kronik gestational age) •Persalinan/kala 2
•Penyalahgunaan obat •Pertumbuhan janin terhambat memanjang.
•Konsumsi obat (seperti litium, •Penyakit hemolitik aloimune •Persalinan yang sangat
magnesium, penghambat (misalnya anti-D, anti-Kell,
cepat.
adrenergik dan narkotika) •Perdarahan antepartum
terutama jika terdapat
•Diabetes mellitus (misal solusio plasenta,
anemia/hidrops fetalis.
plasenta previa, vasa previa)
•Penyakit kronik (anemia, •Polihidramnion dan
•Ketuban bercampur
penyakit jantung bawaan oligohidramnion. meconium.
sianotik) •Gerakan janin berkurang sebelum •Pemberian obat narkotika
•Deman persalinan. untuk mengurangi rasa nyeri
•Infeksi •Kelainan kongenital yang ibu dalam 4 jam proses
•Korioamnionitis mempengaruhi pernapasan, fungsi persalinan.
•Kematian janin sebelumnya kardiovaskular, atau proses transisi •Kelahiran dengan forseps.
•Tidak pernah melakukan
lainnya. •Kelahiran dengan vakum.
•Infeksi intrauteri. •Penerapan anastesi umum
pemeriksaan antenatal •Hidrops fetalis. pada ibu.
•Presentasi bokong. •Seksio sesaria emerjensi.
•Distosia bahu.
PERSIAPAN LINGKUNGAN RESUSITASI

1. Ruangan Resusitasi:
• Hangat
• Ukuran ruangan cukup untuk tim melakukan resusitasi
• Cukup terang
• Letak ruangan yang berdekatan dengan ruang bersalin

2.Tempat Resusitasi
• Permukaan datar
• Ketinggian meja 90 cm dengan alas kain kering dan bersih
• Dilengkapi pemancar panas
• Tidak dibawah pendingin ruangan
PERSIAPAN ALAT RESUSITASI
PENCEGAHAN INFEKSI SAAT MELAKUKAN RESUSITASI

Handhygiene Perlindungan diri Sterilisasi Alat


C. LANGKAH RESUSITASI

Penilaian Awal

Langkah Awal dan Airway

Breathing

Circulation

Drug and Fluid


PENILAIAN AWAL, LANGKAH AWAL & AIRWAY

Apakah bayi baru lahir bernapas atau menangis ?


Apakah bayi baru lahir memiliki tonus otot baik ?

• Memastikan bayi tetap hangat


• Membuka jalan napas bayi dengan mengatur
posisi dan membersihkan jalan napas,
• Mengeringkan bayi dan memberikan
stimulasi,
• Mengatur kembali posisi kepala bayi.
PENILAIAN AWAL, LANGKAH AWAL & AIRWAY

Memastikan bayi tetap hangat:


• Melakukan resusitasi dibawah pemancar panas / lampu
• Menggunakan plastik dan topi

Membuka jalan napas

Posisi ini menunjukkan posisi Kesalahan pada posisi ini Pada posisi ini tampak
yang baik untuk membuka adalah kepala bayi terlalu kepala bayi terlalu ekstensi
jalan napas secara optimal, kurang ekstensi atau terlalu sehingga jalan napas
yaitu setengah ekstensi. fleksi tertutup
Jika usaha napas ada tapi tidak menghasilkan ventilasi yang
efektif
( Laju denyut jantung < 100 x / menit)

Jalan napas mungkin ada hambatan

Perbaiki jalan napas termasuk memosisikan kepala agar


mulut terbuka, atau pada beberapa kasus diperlukan
pengisapan

HATI – HATI MELAKUKAN PENGISAPAN


• Vagal Reflex
• Spasme laring
• Trauma jaringan lunak
• Bradikardi
• Prolong cyanosis & delay the onset of spontaneous breathing
BREATHING

Keberhasilan pemberian bantuan napas pada bayi baru lahir ditentukan


oleh sungkup yang melekat rapat pada wajah bayi:
1. Ukuran sungkup yang tepat
2. cara memegang sungkup yang benar

CARA MEMEGANG SUNGKUP


UKURAN SUNGKUP

Jika perlekatan sungkup sudah benar


maka lakukan ventilasi tekanan positif (VTP) 20 – 30 x per 30 detik
PRINSIP PEMBERIAN BANTUAN NAPAS

Tidak ada usaha napas


spontan or megap
Bernapas spontan
megap

early CPAP
positive pressure
ventilation

PENGGUNAAN CPAP

Sungkup muka • Selama resusitasi

• Setelah resusitasi dan bayi akan


Single nasal prong dilakukan transport
VENTILASI DENGAN CPAP

Sebelum menggunakan t-piece resuscitator, lakukan penyesuaian


PEEP pada level 5 – 8 (mulai pada 7 cm H2O)

Leader / pemimpin tim yang bertanggung jawab dengan airway dan


breathing memegang sungkup yang sesuai dengan muka bayi baru lahir

Asisten sirkulasi melakukan pemantauan saturasi oksigen


pada pulse oxymetri

Konsentrasi oksigen selalu dimulai dari 21%  peningkatan target


saturasi dengan melihat usia bayi
Efektivitas melakukan ventilasi tekanan positif :
1.Peningkatan frekuensi denyut jantung di atas 100 x/menit
2.Pengembangan dinding dada dan perut atas setiap inflasi
3.Perbaikan oksigenasi

Jika menggunakan balon sungkup maka pastikan aliran


oksigen 10 L / menit atau jika menggunakan t-piece
resuscitator aliran oksigen and 8 L / menit (5-10L/menit)

Tidak ada
Periksa perlekatan sungkup dan muka

Periksa kebocoran pada alat / sirkuit

Pergerakan
dada ?? Posisikan kepala dan pastikan mulut terbuka

Ya
Jalan Pertimbangkan pengisapan lendir
napas
mungkin
obstruksi Meningkatkan tekanan inflasi

Pertimbangkan untuk menggunakan jalan napas oral


(LMA / Intubasi)
OBSERVASI PERNAPASAN DAN LAJU DENYUT JANTUNG
SETELAH 30 DETIK

Tidak ada usaha napas • Teruskan VTP


HR <100 bpm

Usaha napas tidak baik • CPAP


HR >100 bpm

Usaha napas baik • Perawatan post


HR >100 bpm resusitasi
Tidak ada usaha napas • VTP + kompresi dada
HR<60 bpm
PERBAIKAN SATURASI OKSIGEN
• Penilaian terbaik saturasi oksigen menggunakan pulse oxymetri, bukan
penilaian visual
• Hasil penelitian  survival rate meningkat pada bayi baru lahir yang
diresusitasi dengan udara ruangan dibandingkan dengan menggunakan 100%
oksigen
• Upaya yang baik terlihat ketika usaha napas baik dan laju denyut jantung 100x /
menit, kemudian tunggu 5- 10 menit sampai bayi terlihat pink
• Apabila tidak ada usaha bernapas dan laju denyut jantung turun maka berikan
VTP dengan 100& oksigen tapi segera berikan segera dengan konsentrasi
oksigen yang rendah

Waktu Target saturasi oksigen selama resusitasi


setelah lahir
1 min 60-70
2 min 65-85
3 min 70-90
4 min 75-90
5 min 80-90
10 min 85-90
OKSIGEN CAMPUR (O2 dan Udara)

Rasio Oksigen
CIRCULATION

INDIKASI MELAKUKAN KOMPRESI DADA

• Laju denyut jantung < 60/menit meskipun telah melakukan VTP


yang adekuat dengan O2 selama 30 detik  Oksigen darah rendah

• Miokardium tidak mampu berkontraksi cukup kuat untuk memompa


darah ke paru – paru

Perlu melakukan pompa jantung secara mekanis terus menerus


sampai miokardium menjadi cukup oksigen untuk memulihkan
fungsi yang adekuat
CIRCULATION

DUA TEKNIK KOMPRESI DADA

• Teknik ibu jari: kompresi dada dilakukan dengan menggunakan ujung ibu
jari, jari – jari yang lain melingkari dada.

• Teknik dua jari: kompresi dada dilakukan dengan menggunakan ujung dua
jari (jari tengah dan jari telunjuk), tangan yang satunya digunakan untuk
menopang di punggung bayi.
MELAKUKAN KOMPRESI DADA TERKOORDINASI VTP

• Kompresi dada dilakukan terkoordinasi dengan VTP, satu orang melakukan


kompresi dada dan satu orang melakukan VTP.
• Peserta yang melakukan kompresi dada menghadap ke kepala bayi dengan
kedua tangannya dalam posisi yang benar. (boleh dibalik jika mengganggu
akses terhadap perut bayi)
• Tempat kompresi adalah di sepertiga distal sternum. (tepat di kaudal
linea intermamillaria)
• Kedalaman penekanan sepertiga diameter anteroposterior
• RASIO = 3 : 1
DRUG AND FLUID

PEMBERIAN OBAT DAN CAIRAN


TIDAK MENGHENTIKAN VTP DAN KOMPRESI DADA

RUTE PEMBERIAN OBAT DAN CAIRAN

•Rute pemberian obat dan cairan : VENA UMBILIKAL


•Rute alternatif : ETT dan VENA PERIFER

PEMASANGAN AKSES UMBILIKAL


JENIS OBAT DAN CAIRAN

ADRENALIN

Cairan Pengganti Volume Darah


(Volume Expanders)

Kristaloid ISOTONIK ; NaCL


RESUSITASI TERINTEGRASI

Tepat Penilaian Sudah


Berurutan Simultan
Waktu
Koordinasi
Berulang Optimal?

DRUGS /
AIRWAY BREATHING CIRCULATION
FLUID

Airway and breathing merupakan komponen penting pada resusitasi

Efektif ventilasi adalah kunci keberhasilan resusitasi neonatus


harus dilakukan sebelum pemberian obat dan cairan
KETEPATAN WAKTU
• Penting dalam resusitasi
Penilaian Usaha napas, LDJ, • Terlambat melakukan akan berdampak pada
Tonus otot hasil
• Tim resusitasi harus melakukan dengan
Resusitasi – cepat dan tepat
Resusitasi
– Sirkulasi Jalan Napas

KOORDINASI
Resusitasi - Setiap anggota tim harus bekerja
Pernapasan harmonis, koordinasi baik, komunikasi
dengan bahasa yang sama dan
memikirikan rencana tindakan yang
sama

PENILAIAN BERULANG
KERJA TIM • Anggota tim harus selalu mengevaluasi
kondisi secara cepat selama resusitasi dan
menentukan tindakan selanjutnya yang
sesuai

SELALU BERTANYA “SUDAH OPTIMALKAH SAYA”?


Airway : Posisi yang benar
Breathing : Perlekatan baik dan tidak ada hambatan jalan napas
Circulation : posisi jari yang baik pada saat kompresi dada
Evaluation-Decision-Action
cycle
Evaluation

Action Decision
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai