Anda di halaman 1dari 30

Fungsi Ginjal

Fungsi ginjal :
- Ekskresi
- Regulasi menilai fungsi ginjal dari produk
- Hormonal
 uji laboratorium rutin atau lanjut
Evaluasi Fungsi Ginjal dan Saluran Kemih

Evaluasi fungsi ginjal  uji laboratorium rutin dan


lanjut
• Urinalisis dan sedimen kemih.
• Pengukuran kadar nitrogen urea darah (BUN)
dan kreatinin serum
 estimasi laju filtrasi glomerulus (LFG)
 klirens kreatinin
• Evaluasi fungsi tubulus  metabolisme air dan
mineral serta keseimbangan asam basa.
• Marker lain ; sistatin C
a. Makroskopik
b. Mikroskopik
c. Sedimen urin
d. Analisa batu
e. Kimia urin
Persiapan dan pengumpulan sampel
• Persiapan sampel ;
tidak persiapan khusus
sampel segera diperiksa (≤ 2 jam)
 mencegah kontaminasi dan dekomposisi
• Pengumpulan sampel ;
- urin sewaktu; kateter, suprapubik, midstream
- urin pagi : >> pekat, (pH, BJ, sedimen urin,
protein urin, tes kehamilan)
- urin 12 jam / 24 jam ; volume urin
- urin 2 gelas / 3 gelas ; lokasi peradangan / lesi
• Pengawetan sampel urin
- Toluen ; urin24 jam
menghambat perombakan urin oleh kuman
pengawet : glukosa, aseton, asam asetoasetat
- Timol ; sedimen urin
- Formaldehid, kloroform ; sedimen urin
- Asam sulfat pekat ; mencegah pelepasan Nitrogen
(amoniak) dan endapan Kalsium
- Natrium karbonat ; urobilinogen
- Asam hidroklorida ; mencegah dekomposisi zat
pd medium alkali
Tes Makroskopik Urin
a. Volume urin
- normal : 750 – 2000 ml / 24 jam
- kurang : oligouria (< 400 ml / 24 jam)
anuria (< 100 ml / 24 jam)
- lebih : > 2500 ml / 24 (DM)
 kelainan ginjal dan saluran kemih
 gangguan keseimbangan cairan tubuh
 penyakit lain
 asupan / diet
b. Warna
- urin sewaktu
- normal : putih, jernih
- abnormal : merah / kecoklatan (darah)
kuning / teh (urobilinogen)
keruh (nanah, bakteri, lemak)
 patologis, fisiologis
c. BJ
- urin pagi
- normal : 1,003 – 1,030
- kepekatan urin  elemen organik / anorganik
d. Kejernihan
- urin sewaktu
- normal : jernih
- kekeruhan : kristalisasi atau pengendapan
mineral
e. pH
- urin sewaktu
- nilai pH urin: < 8, bersifat asam
- sifat pH urin dipengaruhi bahan anorganik
 asam atau basa tidak selalu abnormal
f. Bau
- normal / urin sewaktu : bau tidak keras
- urin lama : bau amoniak krn pemecahan ureum
- busuk : cystitis / retensi urin
- manis : aceton (penderita DM)
g. Busa ; normal urin tidak berbusa
- busa warna kuning : bilirubin
- busa warna putih : protein
Tes Mikroskopik Urin
 Mengamati sel dan partikel dalam urin
 Tes sedimen urin
- elemen organik
 sel, silinder, sel epitel, spermatozoa,
mikroorganisme
- elemen anorganik
 kristal
 Urin pagi
a. Elemen organik ; Sel
- eritrosit ; < 4/LPB (hematuri mikroskopik)
- lekosit ; < 4/LPB (infeksi saluran kemih)
- epitel gepeng / squamous ; normal
- epitel transisional (dari kandung kemih)
- epitel bulat (pelvis dan tubulus ginjal)
b. Silinder / torak ;
- hialin; tidak berwarna, homogen, transparan,
ujungnya bulat
 meningkat setelah latihan fisik, dehidrasi
- sel / celluler ;
 eritrosit (GNA, trauma ginjal, lupus nefritis)
 lekosit (ISK, pielonefritis akut)
 epitel (infeksi tubulus ginjal akut)
- granular; halus atau kasar
 berisi sel yang berdegenerasi; kasar – halus
(nefritis kronik, inflamasi akut)
- silinder lemak ; proses kronik (SN, GNK, GGK)
c. Oval fat bodies
- epitel tubulus yang berdegenerasi lemak,
 proteinuria ; SN
d. Mikroorganisme
- bakteri; pewarnaan gram sedimen urin,
biakan urin (normal < 2/LPB)
 E.coli, Proteus, Pseudomonas, Streptokokus
- jamur, kandida (rujukan : negatif)
- parasit (T.vaginalis, Schistosoma)
e. Elemen anorganik
- bahan amorf; urat dan fosfat
- kristal;
 asam urat, natrium urat, kalsium sulfat
(urin normal yang asam)
 kalsium oksalat, asam hipurat (urin normal yang asam,
netral, sedikit alkalis)
 tripel fosfat (amonium magnesium fosfat),
kalsium fosfat (urin normal yang netral, alkali)
 obat (sulfonamida) ; urin yang asam
 sistein, leusin, tirosin, kolesterol (urin abnormal yang
asam)
Silinder Eritrosit

Eritrosit
Silinder Hialin

Kristal Kalsium Fosfat

Kristal Kalsium Oxalat


Lekosit

Kristal Tripel Fosfat

Kristal Asam
Urat
Yeast

Epitel Squamous
Bakteri

Silinder Granuler
Tes Kimia Urin
a. Tes reagen strip;
 reaksi zat dengan reagen / enzim
 perubahan intensitas warna
- Glukosa ; enzim glukosa oksidase  asam glokonat dan
hidrogen peroksida (< 30 mg/dl)
- Bilirubin; (negatif)
- Urobilinogen (laki – laki; 0,3 - 2,1 mg/2 jam,
wanita ; 0,1 - 1,1 mg/2 jam)
- Keton (negatif)
- Protein; albumin (< 20 mg/dl)
- Nitrit; bakteriuri (negatif)
- Asam ascorbic (< 25 mg/dl)
- Eritrosit, lekosit, pH, BJ
b. Tes semikuantitatif
- Protein Bence Jones, cara Osgood
 patologik : imunoglobulin monoklonal
 MM, Amiloidosis, sindrom Fanconi
 tes asam sulfosalisilat
- tes Glukosa Benedict
c. Tes kuantitatif
- Protein; cara Esbach
 sampel urin 12 jam / 24 jam
hasil tes dibaca setelah 18 – 24 jam
nilai rujukan ; < 0,05 g / L
Analisa Batu
a. Makroskopik
 bentuk permukaan, warna, jumlah, konsistensi.
 interpretasi makro;
- kalsium oksalat dan kalsium fosfat (keras, warna gelap,
permukaan kasar, ukuran kecil–sedang, kadang multipel)
- asam urat (kuning, mudah pecah, bentuk tanduk)
- struvit (besar, bentuk tanduk)
- sistin (kecoklatan, bentuk tanduk)
b. Tes Kimia Batu
dengan kit tes khusus, untuk menilai kadar / presentasi
unsur pembentuk batu
 batu td; 34% kalsium oksalat, 54% kalsium fosfat dan
3,5% sisa unsur kalsium
Penting memperhatikan kesesuaian tes makroskopik dan
tes kimia
- Urinalisis ; hematuri dan kristal urin
- Kimia serum ; kadar kalsium, natrium, fosfat, asam urat
dan kreatinin klirens
- Analisa batu
- Penunjang lain ; radiologi.
Interpretasi ;
- Kolik ginjal, disuri, obstruksi
- Urinalisis ;
pH < 6 ; normal
pH < 5 ; persisten batu asam urat, radiolusen
pH > 7.5 ; batu struvite, radioopak
Tes Fungsi Ginjal
Fungsi ginjal : glomerulus dan tubulus
Menilai faal ginjal : urea dan kreatinin klirens
Kreatinin lebih spesifik daripada urea untuk
menilai kerusakan ginjal
Kreatinin ; hasil metabolisme kreatin yang
difiltrasi glomerulus
Kreatinin klirens : volume darah (ml) yang
dibersihkan dari kreatinin permenit  LPG
Ureum : intake protein  amonia di hati dan
ekskresi oleh ginjal
• Metode tes : manual, semioutomatik, automatik
Ureum ; normal : 1,7 – 8,3 mmol/L (10-50 mg/dl)
Meningkat pd GGK
Kreatinin ; normal : laki-laki (0,7 – 1,1 mg/dl)
wanita (0,6 – 0,9 mg/dl)
Klirens kreatinin (ml/menit)  urin 24 jam
UxV U : kadar kreatinin urin (mg/dl)
P P : kadar kreatinin darah (mg/dl)
V : volume urin 24 jam
• Rumus Cockroft and Gault
Clcr = (140 – umur) X BB ideal
72 X Srcr (mg/dl)
 untuk wanita ; ditambah fc pengali 0,85
 BB ideal : BB berdasarkan TB
• Interpretasi LFG berdasarkan Klirens kreatinin
- normal : > 120 ml/menit
- gangguan ginjal : 30 – 120 ml/menit
- GGK : 10 – 30 ml/menit
- GGTA : < 10 ml/menit
Laju filtrasi glomerulus
• Mengukur jumlah cairan yang mengalir
melalui semua glomerulus ke dalam tubulus
pada waktu tertentu  klirens kreatinin
• Kenaikan kadar kreatinin serum menunjukkan
menurunnya klirens kreatinin dan penurunan
LFG
• BUN ; nitrogen urea darah  kurang akurat
menilai LFG krn pengaruh faktor ekstrarenal
• Cystatin C : marker inflamasi tapi sensitif
untuk menilai LFG
Uji fungsi tubulus
Tubulus renal berfungsi menjaga keseimbangan
cairan, elektrolit dan asam basa
• Pemeriksaan BJ dan pH  fungsi tubulus
• Osmolalitas kemih  daya asidifikasi kemih
 Pengukuran langsung, tidak langsung
 Osmolalitas urin : pengukuran partikel yang
terlarut dalam urin (50 – 1400 mOsm/kg air)
 Mengukur daya asidifikasi urin ; pH asam
• Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai