Anda di halaman 1dari 18

Sepsis Neonatorum dan Hepatitis B

Disusun Oleh :
Yohanes G Bangun
Bintang S ri Rahayu

Pembimbing : dr. Sri Yanti Harahap, M.Ked(Ped), Sp.A

SMF KESEHATAN ANAK


RSU DR PIRNGADI MEDAN
2016
Pendahuluan
Sepsis neonatorum masih merupakan masalah yang belum
terpecahkan dalam pelayanan BBL (Bayi Baru Lahir). Di Negara
berkembang, hampir sebagian besar BBL yang dirawat mempunyai
kaitan dengan sepsis. Hal yang sama ditemukan di negara maju pada
bayi yang dirawat di unit intensif BBL

Dalam laporan WHO yang dikutip Child Health Research Project Special
Report : Reducing perinatal and neonatal mortality (1999) dikemukakan
bahwa 42% kematian BBL terjadi karena berbagai bentuk infeksi
seperti infeksi saluran pernafasan, tetanus neonatorum, infeksi
gastrointestinal. Disamping tetanus neonatorum, case fatality rate yang
tinggi ditemukan pada sepsis neonatal. Hal ini terjadi karena banyak
faktor risiko infeksi pada masa perinatal yang belum dapat dicegah dan
ditanggulangi1
Tinjauan Pustaka
Sepsis Neonatorum adalah infeksi aliran
darah yang bersifat invasif dan ditandai
dengan ditemukannya bakteri dalam cairan
tubuh seperti darah, sumsum tulang atau air
kemih.
Definisi Sepsis Neonatorum merupakan sindroma
respons inflamasi sistemik (Systemic
Inflammatory Respons Syndrome –SIRS)
yang terjadi sebagai akibat infeksi
bakteri,virus, jamur ataupun parasit

Bakteri,virus, jamur, dan protozoa dapat


menyebabkan sepsis pada neonatus.
Penyebab yang paling sering dari sepsis mulai
Etiologi awal adalah streptococcus grup B (SGB) dan
bakteri enterik yang didapat dari saluran
kelamin ibu. Sepsis mulai –akhir dapat
disebabkan oleh SGB, virus herpes
simpleks(HSV), enterovirus dan E.Coli
Angka kejadian sepsis di negara yang sedang
berkembang masih cukup tinggi (1,8-18/1000)
dibanding dengan negara maju (1-5 pasien / 1000
Epidemiologi kelahiran). Pada bayi laki-laki risiko sepsis 2 kali lebih
besar dari bayi perempuan. Kejadian sepsis juga
meningkat pada BKB dan BBLR.

Early Onset Sepsis (EOS)


Timbul dalam 3 hari pertama, berupa gangguan
multisistem dengan gejala pernafasan yang
menonjol, ditandai dengan awitan tiba-tiba dan
cepat berkembang menjadi supk sepstik dengan
mortalitas tinggi
Klasifikasi Sepsis

Late Onset Sepsis (LOS) :


Timbul setelah, lebih sering di atas 1 minggu.
Pada LOS biasanya ditemukan fokus infeksi dan
sering disertai meningitis
Manifestasi klinis juga tergantung pada apakah
bayi mengalami sepsis onset dini atau onset
lambat dan ada tidaknya infeksi lokal khusunya
meningitis, beberapa tanda sepsis dapat dideteksi
Manifestasi Klinis jika melihat tanda-tanda seperti waktu pengisian
kapiler lambat(>2 detik), takikardi, sianosis, atau
kulit bercak-bercak (mottling)

Adanya infeksi merupakan kriteria diagnosis yang


harus ditemukan, adalah penting untuk dicatat
bahwa bayi dengan sepsis bakteri dapat memiliki
biakan darah negatif, uji yang dilakukan untuk
menunjukkan respon radang meliputi laju endap
darah, protein C-reaktif, hepatoglobin, fibrinogen,
pewarna tetrazolium nitroblue, fosfatase alkali
Diagnosis
leukosit. Pada umumnya uji sensitivitas yang
terbatas. Hanya angka hitung darah lengkap serta
hitung jenis dan nilai neutrofil imatur terhadap
neutrofil total yang dapat memberikan informasi
prediktif segera dibandingkan dengan standar
umur
Biasanya antibiotik yang dipilih adalah golongan
ampisilin/klokasilin/vankomisin dan golongan
aminoglikosida /sefalosporin. Lamanya pengobatan
sangan tergantung pada jenis kuman penyeab. Pada
Pengobatan penderita yang disebabkan oleh Gram positif,
pemberian antibiotik dianjurkan selama 10-14 hari,
sedangkan pendelerita dengan kuman Gram negatif
pengobatan diteruskan sampai 2-3 minggu

Elemen utama dalam mencegah sepsis neonatus


awitan dini ialah perawatan obstetrik yang baik
dengan pencegahan prematuritas serta komplikasi
Pencegahan persalinan, kemoprofilaksis, serta imunoprofilaksis
pasif atau aktif. Sepsis neonatorum awitan dini dengan
strepstokokus grup B dapat dicegah lewat pemberian
ampisilin inravena intrapartum kepada perempuan
hamil yang terkolonisasi streptokokkus grup B
Hepatitis
 Hepatitis adalah suatu peradangan hati atau kerusakan
dan nekrosis sel hepatosit.Secara klinis hepatotropik,
virus non hepatotropik, bakteri atau jamur, autoimun,
toksin obat, herbal, gangguan perfusi, dll

Hepatitis B
Hepatitis b (HBV) adalah virus DNA hepatotropik
nonsitopatogenik, yang berarti virus tersebut tidak
menyebabkan kerusakan langsung pada sel hati. Sebaliknya
adalah reaksi yang bersifat menyerang oleh sistem
kekebalan tubuh yang biasanya menyebabkan radang dan
kerusakan pada hati
Epidemiologi

Diseluruh dunia, daerah prevalensi infeksi HBV


tertinggi adalah Afrika subshara, Cina, bagian bagian
Timur Tengah. Di Amerika Serikat, diperkirakan
300.000 kasus infeksi HBV baru terjadi setiap tahun,
dengan kelompok umur 20-39 tahun ada pada risiko
terbesar. Jumlah kasus baru pada anak adalah rendah
tetapi sukar diperkirakan karena sebagian besar infeksi
pada anak tidak bergejala. Risiko infeksi kronis
berbanding terbalik dengan umur, walaupun kurang
10% infeksi yang terjadi pada anak, infeksi ini
mencakup 20-30% dari semua kasus kronis
Faktor Risiko
 Faktor risiko yang paling penting untuk mendapatkan infeksi
hepatitis B pada anak adalah pemajanan perinatal terhadap
ibu positif HbsAg.
 Risiko penularan adalah paling besar jika ibu juga HBeAg
positif, 70-90% dari bayinya menjadi terinfeksi secara kronis
jika tidak diobati. Selama periode neonatal, anti gen hepatitis
B ada dalam darah 2,5% bayi yang dilahirkan dari ibu yang
terkena sehingga menunjukkan bahwa infeksi intrauterin
terjadi.
 Pada kebanyakan kasus antigenemia lebih lambat, memberi
kesan bahwa penularan terjadi pada saat persalinan, virus
yang ada dalam cairan amnion atau dalam tinja atau dalam
darah ibu dapat merupakan sumbernya. Walaupun kebanyakan
bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi menjadi
antigenemik dari usia 2-5 bulan, beberapa bayi dari ibu positif
HbsAg tidak terkena sampai usia lebih tua
Transmisi
 Hepatitis B j disebarkan oleh perkutan atau mukosa paparan
darah yang terinfeksi dan berbagai cairan tubuh, serta melalui
air liur, haid, vagina, dan cairan mani
 Penularan secara vertikal dapat diartikan sebagai penularan
infeksi dari seseorang ibu pengidap/penderita HVB kepadanya
sebelum persalinan,pada saat persalinan, dan beberapa saat
setelah persalinan. Apabila seorang ibu menderita HVB akut
pada trisemester ketiga kehamilan, maka bayi yang baru lahir
akan tertulari. Risiko infeksi pada bayi dari seseorang ibu
pengidap HbsAg yang tanda gejala menunjukan angka
bervariasi berkisar 10-80%, apalagi bila si ibu tadi disertai
dengan HbsAg positif maka akan menularkan 100% kepada
bayinya
Gejala Klinis
 Kebanyakan orang tidak mengalami gejala apapun
selama fase infeksi akut. Namun, beberapa orang
memiliki penyakit akut dengan gejala yang berlangsung
beberapa minggu,gejala yang muncul terdiri atas gejala
seperti flu dengan malaise,lelah, anoreksia, mual, dan
muntah, timbul kuning atau ikterus dan pembesaran hati,
dan berakhir setelah 6-8 minggu. Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar ALT dan
AST sebelum timbulnya grejala klinis, yaitu 6-7 minggu
setelah terinfeksi
Diagnosis
 Infeksi akut HBV ditandai dengan adanya HBsAg dan
immunoglobulin M (IgM) antibodi terhadap antigen inti,
HBcAg. Selama fase awal infeksi, pasien juga seropositif
untuk hepatitis B e antigen (HBeAg). HBeAg biasanya
penanda tingkat tinggi replikasi virus. Infeksi kronis
ditandai dengan masih adanya HBsAg selama minimal 6
bulan (dengan atau tanpa bersamaan HBeAg). Kegigihan
HBsAg adalah penanda utama risiko untuk
mengembangkan penyakit hati kronis dan kanker hati
(hepatocellular carcinoma) di kemudian hari.
Pengobatan
 Interferon Alfa
◦ Merupakan pengobatan standar untuk penderita hepatitis B
kronis dengan gejala dekompensasi hati
(asites,enselopati,koagulopati, hipoalbuminemia) dengan penanda
replikasi aktif (HbeAg dan DNA HBV) serta peningkatan kadar
aminotransferaseserum
 Analog Nukleosida
◦ Lamivudin, famsiklovir, dan adefovir adalah golongan analog
nukleosida yang menghambat replikasi HBV
WHO merekomendasikan penggumaan perawatan lisan –
tenofocavir atau entecavir karena ini adalah obat yang paling
ampuh untuk menekan virus hepatitis B. Mereka jarang
menyebabkan resistensi obat dibandingkan obat lain, mudah
untuk mengambil (1 pil sehari), dan memiliki beberapa efek
samping sehingga hanya memerlukan pemantauan terbatas
Imunisasi Pasif
 Hepatitis B immune globulin (HBIg) dibuat dari
plasma yang mengandung anti HBs titer tinggi (>
100000 lU/ml) sehingga dapat memberikan
proteksi secara cepat meskipun hanya untuk
jangka waktu yang terbatas (3-6 bulan). Pada
orang dewasa, HBIg diberikan dalam waktu 48
jam pasca paparan HBV
Ibu dengan Hepatitis B
1. Pada orang dewasa, HBIg diberikan dalam waktu 48
jam pasca paparan HBV. Pada bayi dari ibu pengidap
HBV, HBIg diberikan seyogyanya bersamaan dengan
vaksin HBV di sisi tubuh berbeda dalam waktu 12 jam
setelah lahir. Kebijakan ini terbukti efektif (85-95%)
dalam mencegah infeksi HBV dan mencegah kronisitas
(19- 20) sedangkan dengan vaksin HBV saja memiliki
tingkat efektivitas 75%.
2. Bila HBsAg ibu baru diketahui beberapa hari kemudian,
HBIg dapat diberikan bila usia bayi kurang dari 7 hari
Pencegahan
 Uji tapis donor darah dengan uji diagnostik yang sensitif.
 Sterilisasi instrumen secara adekuat-akurat. Alat dialisis digunakan secara
individual. Untuk pasien dengan HVB disediakan mesin tersendiri. Jarum
disposabledibuang ke tempat khusus yang tidak tembus jarum.
 Tenaga medis senantiasa mempergunakan sarung tangan.
 Perilaku seksual yang aman.
 Penyuluhan agar para penyalah guna obat tidak memakai jarum secara
bergantian
 Mencegah kontak mikrolesi, menghindar dari pemakaian alat yang dapat
menularkan HVB (sikat gigi, sisir), berhati-hati dalam menangani luka
terbuka.
 Skrining ibu hamil pada awal dan pada trimester ke-3 kehamilan, terutama
ibu yang berisiko terinfeksi HVB. Ibu hamil dengan HVB (+) ditangani
terpadu. Segera setelah lahir bayi di-imunisasi aktif dan pasif terhadap HVB.
 Skrining populasi risiko tinggi tertular HVB (lahir di daerah hiperen- demis,
homoseksual, heteroseksual, pasangan seks berganti-ganti, tenaga medis,
pasien diálisis, keluarga dari penderita HVB kronis, kontak seksual dengan
penderita HVB)
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai

  • Paper MIGRAIN
    Paper MIGRAIN
    Dokumen29 halaman
    Paper MIGRAIN
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • BAB V Mini Project Jenis Kelamin
    BAB V Mini Project Jenis Kelamin
    Dokumen3 halaman
    BAB V Mini Project Jenis Kelamin
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Migrain Fix Paper
    Migrain Fix Paper
    Dokumen26 halaman
    Migrain Fix Paper
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-6
    Bab 1-6
    Dokumen59 halaman
    Bab 1-6
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokumen13 halaman
    Laporan Kasus
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Posisi Prone Pada Covid 19
    Posisi Prone Pada Covid 19
    Dokumen18 halaman
    Posisi Prone Pada Covid 19
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Lapkas SNH - 2
    Lapkas SNH - 2
    Dokumen29 halaman
    Lapkas SNH - 2
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • BAB V Mini Project
    BAB V Mini Project
    Dokumen3 halaman
    BAB V Mini Project
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen3 halaman
    Bab Iv
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Fix Dapus
    Fix Dapus
    Dokumen2 halaman
    Fix Dapus
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Impetigo Vesikobulosa
    Impetigo Vesikobulosa
    Dokumen47 halaman
    Impetigo Vesikobulosa
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus PEB
    Laporan Kasus PEB
    Dokumen19 halaman
    Laporan Kasus PEB
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Agustia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Bahan Sekolah Sehat Uks
    Bahan Sekolah Sehat Uks
    Dokumen25 halaman
    Bahan Sekolah Sehat Uks
    Vhini Rv
    Belum ada peringkat
  • Usia BAB V Mini Project Putri
    Usia BAB V Mini Project Putri
    Dokumen3 halaman
    Usia BAB V Mini Project Putri
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Cover Fix
    Cover Fix
    Dokumen4 halaman
    Cover Fix
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Perbaikan Case
    Perbaikan Case
    Dokumen18 halaman
    Perbaikan Case
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-6
    Bab 1-6
    Dokumen59 halaman
    Bab 1-6
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Perbaikan Case
    Perbaikan Case
    Dokumen18 halaman
    Perbaikan Case
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Cover Fix
    Cover Fix
    Dokumen4 halaman
    Cover Fix
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Agustia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Perubahan Case
    Bab 2 Perubahan Case
    Dokumen19 halaman
    Bab 2 Perubahan Case
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Agustia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat-Preeklampsia 1
    Referat-Preeklampsia 1
    Dokumen23 halaman
    Referat-Preeklampsia 1
    Yohanes Gunanta
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Agustia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Agustia Pratiwi
    Belum ada peringkat