PEMBAHASAN
1. Apakah diagnosis di puskesmas dan IGD pada pasien ini sudah tepat?
Diagnoisis pasien ini di puskesmas adalah G2P1A0 Hamil 40-41 minggu + Belum Inpartu
+ JTHIUPK+ Preeklamsia Berat. Diagnosis usia kehamilan pada pasien ini kurang tepat
dimana dengan menggunakan rumus Naegele [(tanggal sekarang – tanggal HPHT) + (bulan
sekarang – bulan HPHT) x 4⅓] dimana tanggal pemeriksaan 21-07-19 sedangkan tanggal
HPHT pada 17-10-18 jadi usia kandungan pasien berada di usia 39 minggu 4 hari . Jika
digunakan usia Spiegelberg dengan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisisi pubis maka
didapatkan kehamilan 33 cm dimana dengan usia kandngan 39 minggu seharusnya tinggi
fundus uteri berada diantara 35-37 cm.
Penegakan diagnosa preeklamisa berat pada pasien ini sudah sesuai dengan panduan
PNPK Preekalmsia tahun 2016 dimana peningkatan tekanan darah >160/110 diatas usia
kandungan 20 minggu desertai dengan proteinuria (+2) dan disertai gejala nyri kepala dan
nyeri uluh hati.
3. Apa faktor risiko yang menyebabkan terjadiny preeklamsia pada pasien ini ?
Dari beberapa factor risiko terjadinya preeklamsia, pasien ini memiliki salah satu
factor risiko terjadinya preeklamsia diamana IMT pasien ini adalah 29,6 yang dimana
merupakan termasuk dalam kategori pre obesitas. Dimana Obesitas merupakan faktor risiko
preeklampsia dan risiko semakin besar dengan semakin besarnya IMT.9 Obesitas sangat
berhubungan dengan resistensi insulin, yang juga merupakan faktorrisiko preeklampsia.10
Obesitas meningkatkan risiko preeklampsia sebanyak 2, 47 kali lipat (95% CI,1,66 – 3,67),
sedangkan wanita dengan IMT sebelum hamil > 35 dibandingkan dengan IMT 19-
27memiliki risiko preeklampsia 4 kali lipat (95% CI, 3,52-5,49).3Pada studi kohort yang
dilakukan oleh Conde-Agudelo dan Belizan pada 878.680 kehamilan,ditemukan fakta bahwa
frekuensi preeklampsia pada kehamilan di populasi wanita yangkurus (BMI < 19,8) adalah
2,6% dibandingkan 10,1% pada populasi wanita yang gemuk(BMI > 29,0).
4. Apakah yang menyebabkan nyri kepala dan nyeri uluh hati pada pasien ini ?
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis pada
sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia
(Cunningham, 2003). Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami
peningkatan respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin, tromboxan)
yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan trombus dan
pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan
defisit saraf lokal dan kejang.
Sedangakan nyeri uluh hati Pada preeklampsia berat terjadi akibat terdapat perubahan
fungsi dan integritas hepar, perlambatan ekskresi bromosulfoftalein, dan peningkatan kadar
aspartat aminotransferase serum. Sebagian besar peningkatan fosfatase alkali serum
disebabkan oleh fosfatase alkali tahan panas yang berasal dari plasenta. Pada penelitian yang
dilakukan Oosterhof dkk, dengan menggunakan sonografi Doppler pada 37 wanita
preeklampsia, terdapat resistensi arteri hepatika. Nekrosis hemoragik periporta di bagian
perifer lobulus hepar menyebabkan terjadinya peningkatan enzim hati didalam serum.
Perdarahan pada lesi ini dapat mengakibatkan ruptur hepatika, menyebar di bawah kapsul
hepar dan membentuk hematom subkapsular
Pada saat pasien datang ke ke IGD, pasien diterima dengan keadaan sadar penuh
dengan tekanan darah 170/120 nadi 92x/ menit, frekuensi pernafasan 24 kali permenit, di
IGD pasien dikonsulkan ke DPJP dan mendapat instruksi untuk dilakukan observasi
melanjutkan terapi dari puskesmas dan rencana induksi persalinan,.
Secara tatalaksana menurut literatur ada hal yang belum sesuai yaitu pemberian dosis
maintence MgSO4yang tidak sesuai dengan dosis yang seharusnya, akan tetapi tindakan
observasi dan rencana induksi persalinan sudah sesusai dengan literature. Setelah diinduksi
selama 12 jam, pasien tidak menunjukkan kemajuan persalinan, untuk itu dilakukan tindakan
seksio caesar untuk mengkahiri kehamailan.