Node menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa (event). Kejadian didefinisikan seb
agai ujung atau pertemuan dari satu atau lebih kegiatan.
Contoh pada gambar menunjukkan kejadian mulainya kegiatan galian tanah sampai
selesai (Ai-j).
A
i j
Simbol-simbol yang telah didefinisikan diatas dapat digunakan misalnya untuk menyat
akan logika ketergantungan dari beberapa kegiatan.
Contoh:
1. Kegiatan A harus selesai sebelum kegiatan B dimulai. Maka hubungan antara kedua
kegiatan tersebut dapat digambarkan pada gambar di bawah :
Ketiga lingkaran (event) pada gambar menyatakan mulainya kegiatan A, mulainya kegiat
an B atau selesainya kegiatan A, dan paling kanan menyatakan selesainya kegiatan B.
2. Kegiatan G dan H harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan I dan J dimulai, maka
dapat digambarkan seperti gambar di bawah :
Pada gambar diatas hubungan antara kegiatan K,L, dan M benar yaitu mulainya kegia
tan M menunggu selesainya kegiatan K dan L. Tetapi kegiatan N bisa dimulai juga set
elah kegiatan K dan L selesai. Hal ini menyalahi soal karena pada soal dimulainya keg
iatan N hanya menunggu selesainya kegiatan L saja. Jadi tidak perlu menunggu seles
ainya kegiatan K.
Untuk kasus seperti ini perlu digunakan dummy untuk menyatakan bahwa kegiatan M disyaratkan un
tuk menunggu selesainya kegiatan K dan L, sedangkan kegiatan N disyaratkan hanya menunggu sel
esainya kegiatan L saja. Untuk kasus ini gambar yang benar adalah
Gambar diatas menunjukkan bahwa selesainya kegiatan K ditunjukkan pada event nomor 4 sedang
selesainya kegiatan L ditunjukkan pada nomor event 3. Fungsi dummy diatas adalah memindahkan
sesuai dengan arah anak panah keterangan tentang selesainya kegiatan L dari event nomor 3 ke ev
ent nomor 4. Jadi dengan adanya dummy menunjukkan bahwa event nomor 4 menyatakan kejadian
selesainya kegiatan K dan L. Sehingga tergambar kegiatan M menunggu selesainya kegiatan K dan
L. Karena tidak ada pemindahan keterangan apapun yang menuju event nomor 3 berarti event ini m
asih tetap, sehingga kegiatan N tergambar hanya menunggu selesainya kegiatan L saja. Jadi pada g
ambar diatas terlihat hubungan dari tiap kegiatan telah sesuai dengan ketentuan yaitu mulainya kegi
atan M menunggu selesainya kegiatan K dan L, sedang mulainya kegiatan N hanya menunggu seles
ainya kegiatan L saja.
Lingkaran (Node)
Keterangan:
Contoh : NE : Nomor Event
EET : Earlieast Event Time (Waktu paling awal peristiwa itu dapat
dikerjakan)
LET : Latest Event Time (Waktu paling akhir peristiwa itu harus
dikerjakan
No. : Nomer peristiwa
SPAn : Saat paling awal peristiwa n mungkin terjadi
SPLn : Saat paling lambat peristiwa n boleh terjadi
Sn : SPLn – SPAn = Tenggang waktu (Slack/Float) peristiwa
4 : nomor event atau nomor peristiwa
12 : hari ke-12 ( jika pakai satuan hari) saat paling awal peristiwa nomor 4 mungki
n terjadi
14 : hari ke-14 saat paling lambat peristiwa nomor 4 terjadi.
Jika hari ke-12 menyatakan tanggal 16/12/2019 dan hari ke-14 menyatakan tangg
al 18/12/2019, maka hal tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
16/12/2019 : Tanggal 16 Desember 2019 adalah saat paling awal peristiwa nomor
4 mungkin terjadi.
18/12/2019 : Tanggal 18 Desember 2019 adalah saat paling lambat peristiwa
nomor 4 boleh terjadi.
HUBUNGAN ANTAR KEGIATAN (Hubungan Seri )
• Hubungan antar kegiatan dapat dikategorikan menjadi 2 macam yaitu hubungan seri dan hubungan
paralel.
Hubungan seri adalah hubungan antara 2 kegiatan terdapat hubungan seri, bila suatu kegiatan tidak da
pat mulai dikerjakan kalau kegiatan lainnya belum selesai dikerjakan.
Contoh kasus 1:
A : adalah kegiatan membuat tulangan balok
B : adalah kegiatan membuat bekisting
C : adalah kegiatan mengecor balok
HUBUNGAN ANTAR KEGIATAN (Hubungan Paralel )
Contoh kasus 1: peristiwa mulainya pekerjaan kolom Contoh kasus 2: peristiwa mulainya pekerjaan sloof
lantai 2 M : adalah kegiatan pekerjaan kolom
X : adalah kegiatan pekerjaan balok N : adalah kegiatan pekerjaan dinding bata
Y : adalah kegiatan pekerjaan plat lantai
3 9
4 X M 3
3
6
6 6
2
N
Y
4
5 8
4
HUBUNGAN ANTAR KEGIATAN (Hubungan Paralel )
Contoh kasus 3: peristiwa selesainya pekerjaan pel Contoh kasus 4 :
at lantai
K : adalah kegiatan pekerjaan plat lantai
L : adalah kegiatan pekerjaan plat balok
K K 6
3 6 3 7
6 8 6
3
3
L 6
7
6
L 6
4 5
8
NOMOR PERISTIWA
Nomor peristiwa adalah berupa angka yang ditulis pada ruang kiri seb
2 uah node. Gambar 8.13 adalah contoh penomeran dalam suatu networ
A D k. Tujuan penomoran adalah:
C 1. Sebagai pengenal/identitas peristiwa yang bersangkutan untuk mem
1 4 F 5 beda-kan peristiwa yang satu dengan lainnya. Gunanya untuk mengeta
B hui kemajuan proses pelaksanaan proyek pada nomor peristiwa tersebu
E t.
3 2. Sebagai pengenal kegiatan atau dummy atau penghubung peristiwa
2 3. Sebagai urutan proses perhitungan saat paling awal (EET) dan perhi
A D
tungan saat paling lambat (LET) semua peristiwa yang ada dalam sebu
C F ah network
1 4 5
Prosedur dalam pemberian nomor peristiwa adalah sebagai berikut:
B
E 1. Peristiwa awal network diagram diberi nomor 1.
2 3 2. Bila sebuah peristiwa dianggap sebagai peristiwa akhir dari sebuah
D kegiatan atau dummy, maka diberi nomor berikutnya.
A
3. Akibat ketentuan tersebut, maka untuk sebuah network yang sama te
C F rdapat cara penomoran peristiwa yang berbeda satu sama lain.
1 4 5
B
E
3
PENGGAMBARAN NETWORK
Penggambaran network dengan metode CPM mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Kejadian/Peristiwa (Event)
• Penggambaran network
dengan metode CPM
mengikuti beberapa
ketentuan sebagai berikut:
3. Kegiatan / Aktivitas semu
(dummy)
LINTASAN KRITIS (CRITICAL PATH)
Lintasan kritis atau jalur kritis adalah merupakan lintasan yang melalui kegiatan-kegiatan yang jumlah waktu penyelesaianya paling
lama, atau lintasan terpanjang dan biasanya ditandai dengan garis tebal. Atau disebut juga dengan lintasan yang melalui kegiatan kri
tis. Dengan demikian lintasan kritis menunjukkan durasi proyek atau waktu penyelesaian proyek. Kegiatan kritis adalah suatu kegiat
an yang tidak boleh tertunda baik mulainya maupun selesainya kegiatan tersebut, jika tertunda pelaksanaannya akan mempengaruh
i pelaksanaan kegiatan lainnya sehingga memperpanjang durasi proyek.
Ciri-ciri kegiatan kritis yaitu:
a. EET = LET
b. Total Float (TF) = 0
Kegunaan jalur kritis adalah:
1. Mengetahui bahwa kegiatan-kegiatan pada jalur kritis tidak boleh terlambat sehingga tidak menyebabkan proyek tertunda.
2. Jika ingin mempercepat proyek, maka yang dipercepat adalah penyelesaian kegiatan pada jalur kritis.
3. Kontrol pelaksanaan kegiatan “hanya” pada jalur kritis.
4. Float terdapat pada kegiatan yang tidak dilalui jalur kritis.
LINTASAN KRITIS (CRITICAL PATH)
F C
1 4
15 3
D
A
4 6
0 B G H
0 2 5
0 8 8
1 10
E I
7 5
J K
3 6 7
9 1
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN CPM
Terdapat beberapa langkah dalam pembuatan CPM, yaitu:
1. Identifikasi kegiatan dan penyusunan WBS
2. Menentukan urutan/ketergantungan (sequence) masing-masing kegiatan
3. Menentukan durasi kegiatan
4. Merangkai suatu jaringan kerja sesuai aturan
5. Memberikan nomor event sesuai aturan
6. Melakukan analisis EET dan LET dengan cara :
a. Mengisi EET terlebih dahulu, mulai dari kejadian awal (EET = 0) sampai kejadian akhir (EET
terbesar) seperti gambar
Rumus : (EET)j = (EET)i + Dij
Contoh:
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN CPM
b. Mengisi LET yang dimulai dari kanan (kejadian akhir) menuju ke kiri (kejadian awal) atau kebalikan d
ari pengisian EET
Rumus : (LET)i = (LET)j - Dij
Contoh :
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN CPM
7. Menghitung Waktu Ambang (Floating Time)
Waktu ambang disebut juga sebagai kelonggaran waktu untuk melaksanakan suatu pekerjaan, yang terdiri dari beberapa
macam, yaitu:
a. Ambang Total (Total Float, TF)
Total Float menunjukan sejumlah waktu dimana suatu kegiatan non kritis boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal pen
yelesaian proyek secara keseluruhan.
TF = (LET)j – Dij – (EET)I
b. Ambang Bebas (Free Float, FF)
Free Float adalah besarnya waktu dimana suatu kegiatan non kritis boleh ditunda, tanpa mempengaruhi waktu dimulainy
a kegiatan berikutnya.
FF = (EET)j – Dij – (EET)I
c. Ambang Mandiri (Independent Float, IF)
IF adalah float yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan boleh terlambat tanpa mempengaruhi total float kegiatan s
ebelum dan sesudahnya.
IF = (EET)j – Dij – (LET)i
Contoh :
Latihan Soal
1.
Menunjukkan suatu aktivitas/kegitan
Penggunaan PDM sangat efektif untuk pekerjaan yang sifatnya berulang, atau aktifitas yang dilakukan secara bersamaan. Sebagai co
ntoh dalam pembuatan beton precast (tabel 9.1), jika suatu aktivitas proyek dilaksanakan secara overlap (biasanya untuk keperluan
teknologi) dimana pelaksanaan aktivitas harus dibagi-bagi atas seksi-seksi sehingga dalam penyajian jadwal dengan CPM harus men
ggunakan banyak dummy sebagaimana gambar 9.1. Dalam kasus seperti ini akan lebih sederhana penyajiannya jika menggunakan P
DM, karena aktivitas yang sama dan berulang akan dimasukkan dalam satu aktivitas namun harus menggunakan beberapa tipe hubu
ngan antar aktivitas, seperti misalnya start to start atau finish to finish atau yang lainnya sebagaimana ditunjukkan pada gambar
PENDAHULUAN
1 Cast I A 5 -
2 Cast II B 5 A
3 Cast III C 5 B
4 P’Stress I D 3 A
5 P’Stress II E 3 B, D
6 P’Stress III F 3 C, E
D 10 E 15 F 18 G 21
5 6 7 8
12 15 18 21
3 3 3 3
FF+3
ES Ca D EF ES P’st D EF ES D EF
Cure &
st I ress 3 Place B
1 2
s/d I s/ eams
LS LF LS LF LS 3 LF
III 15 d III 9
SS+5
PENGGAMBARAN PDM
Penggambaran PDM dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan bentuk grafis yang digunakan,
dan tidak menggunakan dummy sebagaimana pada CPM. Ada 3 bentuk PDM, yaitu:
1. Kegiatan, peristiwa, dan atribut
a. Kegiatan dan peristiwa ditulis dalam satu node berbentuk kotak
b. Peristiwa merupakan ujung-ujung kegiatan baik awal maupun akhir kegiatan.
c. Pengaturan lay out kotak bervariasi sesuai keperluan dan diisi dengan data-data yang disebut atribut,
yaitu:
Bentuk 1 Bentuk 3
Bentuk 2
PENGGAMBARAN PDM
2. Anak Panah (Arrow)
a. Anak panah hanya sebagai penghubung kegiatan atau memberikan keterangan hubungan antar ke
giatan.
b. Jenis hubungan antar dua kegiatan dituliskan diatas anak panah
HUBUNGAN ANTAR KEGIATAN
Penggambaran PDM dapat dilakukan dengan menggunakan satu atau lebih dari empat jenis hubungan keg
iatan, yaitu:
1. Hubungan Finish to Start (FS)
Hubungan FS menunujukkan suatu hubungan ketergantungan dimana start dari suatu kegiatan tergantung
pada finish kegiatan lain. Gambar 6.6 menunjukkan hubungan antara pekerjaan galian tanah dan pekerjaan
urugan pasir, pekerjaan urugan pasir dimulai setelah pekerjaan galian tanah selesai.
ES LS ES LS
FS
Galian Tanah 3 Urugan Pasir 4
TF D TF D
HUBUNGAN ANTAR KEGIATAN
2. Hubungan Finish to Finish (FF)
Hubungan FF menunjukkan suatu hubungan ketergantungan dimana finish dari suatu kegiatan tergantung
pada finish kegiatan yang lain. Dibawah menunjukkan bahwa pekerjaan pengecoran plat memiliki hubung
an FF dengan pengecoran balok, karena kedua jenis pekerjaan tersebut merupakan suatu pekerjaan yang
harus diselesaikan secara bersamaan.
FF
ES LS ES LS
Pengecoran Pengecoran
3 4
balok Plat
TF D TF D
HUBUNGAN ANTAR KEGIATAN
3. Hubungan Start to Finish (SF)
Hubungan SF menunjukkan suatu hubungan ketergantungan dimana finish dari suatu kegiatan tergantu
ng pada start kegiatan lain. Gambar dibawah menunjukkan bahwa pekerjaan galian tanah tidak dapat s
elesai sampai sekian hari setelah urugan pasir dimulai.
SF
ES LS ES LS
TF D TF D
HUBUNGAN ANTAR KEGIATAN
4. Hubungan Start to Start (SS)
Hubungan ketergantungan dimana suatu kegiatan harus dimulai bersamaan dengan kegiatan lain seper
ti gambar dibawah.
SS
ES LS ES LS
Pengecoran Pengecoran
3 4
balok Plat
TF D TF D
HUBUNGAN ANTAR KEGIATAN
5. Hubungan Lead Time dan Lag Time
a. Lead Time terjadi bila terjadi penumpukan waktu antara selesainya suatu kegiatan dengan dimula
inya kegiatan lain seperti gambar dibawah.
ES LS ES LS
FS-2
Galian Tanah 3 Urugan Pasir 4
TF D TF D
b. Lag Time merupakan tenggang waktu antara selesainya satu pekerjaan dengan dimulainya suatu k
egiatan lain seperti gambar dibawah
ES LS ES LS
FS+2
Galian Tanah 3 Urugan Pasir 4
TF D TF D
ANALISA JARINGAN
Setelah jaringan kerja (PDM) digambarkan maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan E
ET, LET, Float dan total float sehingga waktu mulai dan waktu selesainya kegiatan dapat diketahui dan
sekaligus dapat diketahui lintasan kritis serta durasi proyek dapat diperoleh.
1. Perhitungan EET
Ketentuan dalam melakukan perhitungan EET adalah sebagai berikut:
a. Diambil angka ES terbesar bila lebih dari satu kegiatan bergabung
b. Notasi (i) adalah kegiatan terdahulu (predecessor) dan (j) adalah kegiatan yang sedang ditinjau seper
ti gambar di bawah
FFij
ES EF ES EF
Kegia FSij Kegia
Di Dj
tan i tan j
SSij
SFij
ANALISA JARINGAN
Dari gambar sebelumnya dapat dilakukan perhitungan EETj dengan rumus 1.1 – 1.5.
ESj = ESi + Ssij 1.1
ESj = ESi + SFij - Dj 1.2
ESj = EFi + FSij 1.3
ESj = EFi + FFij - Dj 1.4
Dari rumus 1.1 sampai dengan 1.4 diambil nilai terbesar sebagai nilai ESj.
Sedangkan EFj dapat dihitung dengan rumus 1.5.
EFj = ESj + Dj
2. Perhitungan LET
a. Diambil angka LS terkecil bila lebih dari satu kegiatan bergabung
b. Notasi (i) adalah kegiatan yag ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan berikutnya.
ANALISA JARINGAN
FFij
SSij
SFij
Dari gambar di atas dapat dihitung LFTi dengan rumus 1.6 – 1.10.
LFi = LFj – FFij 1.6
LFi = LSj – FSij 1.7
LFi = LSj – SSij + Di 1.8
LFi = LFj – SFij + Dij 1.9
Dari rumus 1.6 sampai dengan 1.9 diambil nilai terkecil sebagai nilai LFi.
Sedangkan LSTi dapat dihitung dengan rumus 1.10.
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan lapangan 2
2 Bowplank 4
3 Direksi Keet & Gudang 5
II PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah 6
2 Urugan Tanah Kembali 3
3 Urugan Pasir 2
III PEKERJAAN BETON
1 Lantai Kerja 2
2 Foot Plat 5
3 Sloof 4
4 Kolom Lt 1 10
5 Balok & Plat Lt 2 8
6 Kolom Lt 2 12
7 Tangga 6
VI PEKERJAAN ATAP
1 Pekerjaan Kuda-kuda 1
2 Pekerjaan Usuk & Reng 2
3 Pekerjaan Genteng 2
KERJAKAN SOAL INI !
2. Diketahui data-data proyek seperti table, Buatkan Jaringan kerja dan analisis waktu ambang dari kegiatan
tersebut dengan metode CPM ! Kegiatan
No Nama Kegiatan Durasi
Sebelum Sesudah
1 Kegiatan A 12 - B;C;D
2 Kegiatan B 10 A E;F
3 Kegiatan C 8 A G
4 Kegiatan D 14 A I
5 Kegiatan E 32 B O
6 Kegiatan F 18 B J
7 Kegiatan G 22 C J
8 Kegiatan H 12 I J
9 Kegiatan I 12 D H;M
10 Kegiatan J 20 F;G;H K
11 Kegiatan K 30 J;L Q
12 Kegiatan L 11 M K
13 Kegiatan M 15 I L;N
14 Kegiatan N 14 M R
15 Kegiatan O 18 E P
16 Kegiatan P 14 O Q
17 Kegiatan Q 21 K;P T
18 Kegiatan R 21 N S
19 Kegiatan S 18 R T
20 Kegiatan T 18 Q;S -
KERJAKAN SOAL INI !
Durasi (
3. Diketahui data-data suatu proyek seperti pada tabel No. Nama Kegiatan Sucessor Hubungan
hari)
Diminta : 1 A 4 B FS +1
a. Gambarkan jaringan kerjanya (Network) dengan PDM! C FS
b. Tentukan nilai EET dan LET dalam bentuk network dan tabel! 2 B 3 D FS +1
c. Tentukan Jalur Kritis, dan durasi proyek! 3 C 4 E FS
F FS
4 D 2 E FF +3
5 E 2 H FS
6 F 4 G SS +2
H FS
7 G 6 I FS
8 H 6 J FS
9 I 3 H SF +1
K FS +3
10 J 2 K FS
11 K 3 -