Sehubungan dengan efisiensi kerja dan efektifitas pelaksanaan suatu proyek, maka
digunakan suatu cara yaitu dengan PERT dan CPM. Kedua model ini pada dasarnya
merupakan metode yang berorientasi waktu, dalam arti keduanya akan berakhir dengan
penjadwalan waktu. Walaupun PERT dan CPM dikembangkan secara terpisah, namun pada
dasarnya sama. Kedua teknik tersebut disebut teknik penjadwalan ulang yang terdiri dari
tiga tahapan : perencanaan, penjadwalan dan pengawasan.
Tahapan perencanaan dimulai dengan memecah / menguraikan proyek menjadi kegiatan-
kegiatan (activities). Kemudian dibentuk suatu jaringan kerja yang digambarkan dalam
kumpulan anak panah. Dengan diagram kerja ini, dapat diketahui keseluruhan proyek dan
kapan proyek tersebut dapat diselesaikan.
Analisa jaringan kerja (network) ini secara umum sangat menolong dalam :
1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks
2. Scheduling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan
efisien
3. mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia
4. Scheduling ulangan untuk mengatasi hambatan-hambatan dan keterlambatan-
keterlambatan
5. menentukan ”trade off” (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya
6. menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu
1 1 i j
5
A atau A
6
Artinya :
Kegiatan dimulai dari kejadian 15 atau I dan berakhir dengan kejadian 16 atau j. Untuk
selanjutnya kejadian A ditulis kegiatan A(15,16) atau kegiatan A (ij), artinya dimulai pada titik
I dan berakhir pada titik j.
A B
1 2 3
B 3
A
1 2
C 4
1 2
B
Gambar diatas tidak boleh dilakukan, dan harus diatasi dengan menggunakan dummy, anak
panah terputus/kegiatan semu, sehingga menjadi seperti gambar berikut :
A D
1 3
B
Perhatikan contoh berikut :
Suatu proyek terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut !
1. (1,2) 3
2. (2,3) 3
3. (2,4) 2
4. (3,4) 0 (dummy)
5. (3,5) 3
6. (3,6) 2
7. (4,5) 7
8. (4,6) 5
9. (5,6) 6
2 7 5
5 6
1 2
3 6
3
3 3 2
Perhatikan bahwa tergapat 6 jalur yang dapat dilalui untuk menyelesaikan proyek tersebut
yaitu :
1. (1,2),(2,4),(4,6) = 3+2+5 = 10
2. (1,2),(2,4),(4,5),(5,6) = 3+2+7+6 = 18
3. (1,2),(2,3),(3,4),(4,6) = 3+3+0+5 = 11
4. (1,2),(2,3),(3,4),(4,5),(5,6) = 3+3+0+7+6 = 19
5. (1,2),(2,3),(3,5),(5,6) = 3+3+3+6 = 15
6. (1,2),(2,3),(3,6) = 3+3+2 = 8
Dari keenam jalur tersebut, maka jalur yang terpanjang adalah jalur nomor 4 (pada gambar
berpanah tebal) dengan waktu total penyelesaian adalah 19.
Artinya proyek tersebut dapat diselesaikan selama 19 minggu
Contoh lain:
Representasi Node
a = nomor node
b = ES (Early Start)
c = LS (Latest Start)
Representasi Aktivitas
Kegiatan D :
Kegiatan D dimulai paling cepat (E.S) hari ke 4.
Diagram PERT
1. Mencari ES dan EF tiap aktivitas. Dimulai dari node start dengan ES = 0. Jika terdapat lebih dari
1 panah aktivitas masuk (warna hijau), maka dipilih yang terbesar.
1. Pada node 0, ES = 0. Durasi aktivitas A = 4. Maka pada node 1, EF = 0 + 4 = 4.
2. Pada node 0, ES = 0. Durasi aktivitas B = 8. Maka pada node 2, EF = 0 + 8 = 8.
3. Pada node 0, ES = 0. Durasi aktivitas C = 7. Maka pada node 3, EF = 0 + 7 = 7.
4. Pada node 1, ES = 4. Durasi aktivitas D = 15. Masuk ke node 4, EF = 4 + 15 = 19. Tetapi ada
node 2, ES = 8. Durasi aktivitas E = 6. Masuk ke node 4, EF = 8 + 6 = 14. Maka dipilih yang
paling besar, node 4, EF = 19.
5. Pada node 2, ES = 8. Durasi aktivitas F = 12. Pada node 5, EF = 8 + 12 = 20.
6. Pada node 3, ES = 7. Durasi aktivitas G = 9. Masuk ke node 6, EF = 7 + 9 = 16. Tetapi ada
node 5, ES = 20. Durasi dummy L = 0. Masuk ke node 6 = 20 + 0 = 20. Maka dipilih yang
paling besar, node 6, EF = 20.
7. Pada node 6, ES = 20. Durasi aktivitas H = 11. Pada node 7, EF = 20 + 11 = 31.
8. Pada node 4, ES = 19. Durasi aktivitas I = 3. Node 8, EF = 19 + 3 = 22. Pada node 5, ES =
20. Durasi aktivitas J = 10. Node 8, EF = 20 + 10 = 30. Pada node 7, ES = 31. Durasi aktivitas
K = 5. Node 8, EF = 31 + 5 = 36. Dipilih yang terbesar antara (20, 30, 36). Sehingga Node 8,
EF = 36.
1. Mencari LS dan LF tiap aktivitas. Dimulai dari node 8 (finish) dimana LF = EF = 36. Jika terdapat
lebih dari 1 panah keluar maka dipilih yang terkecil.
1. Pada node 8, LF = 36, durasi aktivitas I = 3. Pada node 4, LS = 36 – 3 = 33.
2. Pada node 8, LF = 36, durasi aktivitas K = 5. Pada node 7, LS = 36 – 5 = 31.
3. Pada node 8, LF = 36, durasi aktivitas H = 11. Pada node 6, LS = 31 – 11 = 20.
4. Pada node 8, LF = 36, durasi aktivitas J = 10. Pada node 6, LF = 20, durasi aktivitas dummy L
= 0. Maka dipilih yang terkecil antara (36 – 10 = 26) dan (20 – 0 = 20). Sehingga pada node
5, LS = 20.
5. Pada node 4, LF = 33, durasi aktivitas D = 15. Pada node 1, LS = 33 – 15 = 18.
6. Pada node 4, LF = 33, durasi aktivitas E = 6. Pada node 5, LF = 20, durasi aktivitas F = 12.
Maka dipilih yang terkecil antara (33 – 6 = 27) dan (20 – 12 = 8). Sehingga pada node 2, LS
= 8.
7. Pada node 6, LF = 20, durasi aktivitas G = 9. Pada node 3, LS = 20 – 9 = 11.
8. Pada node 1, LF = 18, durasi aktivitas A = 4. Pada node 2, LF = 8, durasi aktivitas B = 8. Pada
node 3, LF = 11, durasi aktivitas C = 7. Maka dipilih yang terkecil antara (18 – 4 = 14), (8 – 8
= 0) dan (11 – 7 = 4). Sehingga pada node 0, LS = 0.
Critical Path
Langkah-langkah
1. Dimulai dari node start sampai berakhir di node finish. Mencari aktivitas yang tidak
memungkinkan adanya keterlambatan pengerjaan. Dimana selisih EF – ES = durasi dan selisih
LF – LS = durasi.
2. Maka jalur kritis atau critical path dari proyek diatas adalah B – F – L – H – K (garis merah).