Anda di halaman 1dari 31

SKIZOFRENIA PARANOID

Salsabila Charissa Medina


1807101030083

Pembimbing :
dr. Ibrahim Puteh, Sp.KJ
PENDAHULUAN

Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan


variasi penyebab dan perjalanan penyakit (tak selalu
bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik,
dan sosial budaya.
PENDAHULUAN
WHO: 20 Juta penduduk dunia
menderita Skizofrenia (15-35 th)

.
Riskesdas
Kemenkes:
2007: 0,5%
2013: 1,7%
2018: 7%

Provinsi Aceh
2013 : 2,5%
2018 : 9 %

Sumber: Departemen Litbang Kemenkes RI. Laporan RISKESDAS 2018. Jakarta: Balai Penerbit Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

 Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani,


“schizein” yang berarti “terpisah” atau
“pecah”, dan “phren” yang berarti “jiwa
gangguan
proses
pikir

persepsi MEMPENGARUHI KEHIDUPAN,


Skizofrenia PEKERJAAN,
SOSIAL

Respon Interaksi
emosional sosial
Etiologi

1. Genetik
2. Neurotransmitter
-aktivitas dopamine yang berlebihan di bagian-bagian tertentu
otak
-hipersensitivitas yang tidak wajar terhadap dopamin

3. Neuroanatomi
4. Lingkungan
KLASIFIKASI

Berdasarkan PPDGJ III:


 Skizofrenia Paranoid
 Skizofrenia Herbefrenik
 Skizofrenia Katatonik
 Skizofrenia tak terinci
 Depresi Pasca Skizofrenia
 Skizofrenia Residual
 Skizofrenia Simpleks
DIAGNOSIS SKIZOFRENIA
PARANOID

Memenuhi kriteria umum skizofrenia dengan


tambahan berupa (PPDGJ III):

Halusinasi atau waham harus menonjol

Halusinasi pembauan/pengecapan mungkin ada tapi


jarang menonjol

Waham bisa apa saja,tapi yg paling khas adalah


waham dikendalikan, dipengaruhi, waham kejar

Gangguan afektif tidak menonjol


Tatalaksana dan Prognosis

• Antipsikotik
tipikal

FARMAKOLOGI
• Antipsikotik
PROGNOSIS
atipikal
10-20 % prognosis baik
>50% prognosis buruk,
dengan perawatan berulang,
eksaserbasi gejala, episode
gangguan mood yang berat
• Psikoterapi dan usaha bunuh diri.
NON-
FARMAKOLOGI
LAPORAN KASUS
Identitas pasien

 Nama : Tn. ML
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Usia : 34 th
 Alamat : Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar
 Status Perkawinan : Belum Menikah
 Pekerjaan : Berkebun
 Pendidikan : SD
 No. RM : 15.07.012813
 Tanggal Periksa : 18 Desember 2019
Anamnesis & Riwayat Psikiatri
 Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang
Mengamuk Autoanamnesis
Pasien dibawa oleh keluarga ke RSJ Aceh akibat
mengamuk sendiri sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Pasien juga marah-marah
sendiri serta memukulkan diri ke dinding atau
tempat tidur. Hal tersebut sudah dilakukan
pasien sejak 1 tahun terakhir. Pasien mengatakan
melakukan hal tersebut akibat mendengar
adanya suara. Suara yang didengar oleh pasien
terdiri dari suara, laki-laki dan perempuan. Suara
tersebut menyuruh pasien untuk menyakiti diri
dengan memukulkan diri ke benda di sekitarnya.
Suara tersebut juga mengomentari kebiasaan
pasien. Pasien juga sulit tidur selama 4 hari
sebelum di bawa ke RSJ. Pasien mengatakan
sudah “Sakit” sejak setelah tsunami Aceh.
Riwayat Penyakit Sekarang

Alloanamnesis
Pasien dibawa oleh keluarga ke RSJ Aceh akibat
mengamuk sendiri. Pasien mengamuk sudah 1
tahun terakhir namun lebih sering sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluarga
mengatakan pasien sering menghantamkan
kepala ke dinding, bicara kacau dan tertawa
sendiri. Keluarga pasien juga mengatakan pasien
sudah beberapa kali rawat inap dan rawat jalan
di RSJ Aceh. Keluarga mengatakan bahwa pasien
melakukan hal tersebut akibat adanya masalah
keluarga.
 Riwayat Penyakit Sebelumnya
 Riwayat psikiatrik: Pasien pernah dirawat di RSJ Aceh sebelumnya
 Riwayat penyakit medis umum: riwayat epilepsi
 Riwayat merokok : ada
 Penggunaan alkohol : tidak ada
 Penggunaan napza: tidak ada
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak terdapat keluarga pasien yang juga mengalami gangguan jiwa.
 Riwayat Pengobatan
 Risperidone 2 x 2 mg
 Diazepam 1 x 2 mg
 Asam folat 2x5mg
 Triheksifenidil 2 x 2 mg
 Natrium Diclofenac 2 x 5 mg
 Carbamazepine 2 x 200 mg
 Clobazam 1 x 10 mg
 Phenobarbital 2 x 30 mg
 Prolepsi 1 x 300 mg

 Riwayat Sosial
Pasien tinggal dirumah seorang diri
Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum
 Kesadaran : E4M6V5
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 Pernafasaan : 20x/menit
 Suhu : 36,6oC
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA/LEHER/MATA :
Normochephali, warna
rambut hitam, perbesaran
KGB(-), DBN

THORAX/COR
ABDOMEN
Perkusi : Hipersonor kedua lapangan
simetris, distensi (-), Soepel,
paru
Lien, Hepar dan Ren tidak
Auskultasi: vesikuler kedua lapangan
teraba
paru, ronki (-/-), wheezing (-/-)
DBN

EXTREMITAS INFERIOR
COR
Ekstremitas Inferior: akral
Batas Jantung :
hangat (+), sianosis (-)
atas ICS II LMCS
edema(-)
kanan ICS IV parasternal
kiri1 jari lateral ICS V LMCS,
Auskultasi: BJ I> BJ II, iregular,
murmur (-)
Status Neurologis

 GCS : E4V5M6
 TRM : (-)
 Peningkatan TIK : (-)
 Mata : pupil isokor (+/+),Ø3mm/3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)
 Motorik : Dalam batas normal
 Sensibilitas : Dalam batas normal
 Fungsi luhur : Dalam batas normal
 Gangguan khusus : Tidak ditemukan
 Kekuatan Motorik : 5555| 5555 , Gerakan involunter (-),Rigiditas (-)
5555 | 5555
 Refleks Fisiologis : ++| ++
++| ++
 Refleks Patologis : Babinski (-/-)
 Sensorik : Dalam batas normal
 Otonom : Tidak ada gangguan defekasi dan miksi
1. STATUS MENTAL
Deskripsi Umum 2. Isi pikir
2. Penampilan : Tidak rapi, sesuai dengan  Waham (+)
umur A. Waham Paranoid
3. Kebersihan : Kurang bersih - Waham Persekutor : (-)
4. Kesadaran : jernih - Waham Kebesaran : (-)
5. Perilaku & Psikomotor : Normoaktif  Thought (-)
6. Sikap terhadap Pemeriksa : Kooperatif  Delusion (-)

Mood dan Afek 3. Proses pikir


7. Mood : labil  Koheren : (+)
8. Afek : luas
9. Keserasian Afek : Appropriate Persepsi
Pembicaraan Halusinasi
Spontan  Auditorik : (+)
 Visual : (-)
Pikiran  Olfaktorius : (-)
1. Arus pikir  Taktil : (-)
 Normal Ilusi : (-)
Intelektual Daya nilai
1. Intelektual : Terganggu  Normo sosial : Baik
2. Daya konsentrasi : Terganggu  Judgement : Baik
3. Orientasi
 Waktu : Baik
 Tempat : Baik Pengendalian Impuls : Terganggu
 Orang : Baik Tilikan : T3
4. Daya ingat Taraf Kepercayaan : dapat
 Seketika : Baik dipercaya
 Jangka Pendek : Baik
 Jangka Panjang : Baik
5. Pikiran Abstrak : Terganggu
DIAGNOSIS BANDING
• F20.0 Skizofrenia Paranoid
• F25 Gangguan Skizoafektif

DIAGNOSIS KERJA
• F20.0 Skizofrenia Paranoid

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
• Axis I : Skizofrenia Paranoid
• Axis II : Tidak ada
• Axis III : Tidak ada
• Axis IV : Tidak ada
• Axis V : GAF 30-41
Tatalaksana
Terapi Farmakologi
• Risperidon 2 x 2 mg
• Lorazepam 1 x 2 mg

Terapi Psikososial
• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya dan
menjelaskan mengenai penggunaan obat yang tidak boleh
putus.
• Memotivasi untuk minum obat secara teratur
• Memberitahukan kepada pasien jika ada suara-suara
jangan diperdulikan.
• Mencoba mengalihkan pikiran-pikiran negatif dengan
mengisinya dengan kegiatan positif yang bermanfaat
Terapi Farmakologi Terapi Nonfarmakologi
1. Menjelaskan mengenai penyakit dan
1. Haloperidol 2 x 5 mg
penggunaan obat
2. Triheksifenidil 2 x 2 mg
2. Mengalihkan pikiran negatif &
3. Merlopam 1 x 2 mg
melakukan kegiatan yang
4. Depakote 1 x 500 mg
bermanfaat
5. Inj. Lodomer/24 jam IM
3. meyakinkan orang disekitar untuk
6. Inj. Diazepam/24 jam IM
memberi dukungan kepada pasien
Prognosis
Quo ad Vitam

• Dubia ad bonam

Quo ad Functionam

• Dubia ad bonam

Quo ad Sanactionam

• Dubia ad malam
ANALISA
KASUS/PEMBAHASAN
Kasus Teori

Pasien dibawa ke RSJ Aceh oleh Pasien ini didiagnosis skizofrenia


keluarganya karena mengamuk sudah 1 dikarenakan adanya halusinasi
tahun. Pasien juga marah-marah sendiri yang menetap dalam 1 bulan
serta memukulkan diri ke dinding atau terakhir. Adanya halusinasi atau
tempat tidur. Pasien mengatakan waham yang lebih menonjol
melakukan hal tersebut akibat mendengar dengan fungsi kognitif dan afek
adanya suara yang menyuruh pasien yang masih terjaga membuat
untuk menyakiti diri dengan memukulkan diagnosis pasien menjadi
diri ke benda di sekitarnya. skizofrenia paranoid.
Kasus Teori

Laki-laki lebih berisiko untuk


Pasien merupakan seorang laki-laki menderita skizofrenia sebanyak 2,48
yang belum menikah, memiliki kondisi kali lipat.
ekonomi yang rendah. Pasien
kehilangan kedua orang tua saat Dikatakan bahwa perlu adanya
bencana tsunami terjadi perhatian dan kasih sayang bagi
seseorang guna pencapaian hidup
yang berarti dan memuaskan.

Status ekonomi yang rendah


mempunyai resiko 6 kali untuk
mengalami skizofrenia.
KESIMPULAN
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikiatri yang
kompleks, ditandai dengan adanya gangguan berpikir berupa
delusi, halusinasi, pikiran kacau dan perubahan perilaku.
Skizofrenia paranoid merupakan salah satu jenis dari skizofrenia
yang paling sering dan paling stabil dijumpai. Ditandai dengan
halusinasi dan/atau waham harus menonjol. Sedangkan gangguan
afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai