Anda di halaman 1dari 16

Jenis Dan Komposisi Mikrobiota Dalam

Saluran Pencernaan
• 500 spesies bakteri di rongga mulut dan
genus yang paling umum ditemukan
adalah streptokokus, Veillonella, Neiseria,
dan Actinomyces
• Mikroorganisme dapat ditemukan di saliva dalam
konsentrasi tinggi, yaitu sekitar 108 cfu/ml.
• Berlainan dengan mulut, lambung memiliki pH rendah
yang merestriksi kolonisasi bakteri. Seperti halnya
esofagus, bakteri yang terdapat di lambung sebagian
besar berasal dari makanan dan orofaring. Jenis yang
paling banyak ditemukan adalah laktobasilus
(lactobacilli), streptococci, dan Candida albicans.
• Di antara segmen usus halus, ileum memiliki kolonisasi tertinggi,
diikuti oleh jejunum, dan duodenum makanan bergerak relatif
lambat di dalam ileum memungkinkan populasi bakteri tumbuh
dan mencapai konsentrasi 107 – 109 cfu/ml.
• Duodenum mengandung mikroflora dalam jumlah paling sedikit
karena pH makanan yang rendah setelah keluar dari lambung dan
adanya sekresi jus pankreas serta asam empedu. Aliran hasil
pencernaan yang cepat juga mengurangi kemungkinan kolonisasi.
• Komposisi bakteri di duodenum mirip dengan lambung, sedangkan
di ileum menyerupai kolon dengan bakteri anaerob fakultatif
(Enterobacteriaceae) dan anaerob obligat sebagai bakteri
terbanyak. Selain itu, ileum mengandung bakteri yang juga
ditemukan di jejunum, yaitu Bacteriodes, Veillonella,
• Bakteri mengubah karbohidrat dengan cara berfermentasi
asam lemak rantai pendek (SCFAs) disebut fermentasi sakarolitik.
• Produknya meliputi asam asetat, asam propionate (dimetabolisme
oleh hati), dan asam butirat digunakan oleh sel inang,
menyediakan sumber utama energi dan nutrisi bagi manusia, serta
membantu tubuh menyerap mineral penting seperti kalsium,
magnesium, dan zat besi (Gibson dan Glenn, 2004).
• Gas dan asam organik (seperti asam laktat) juga diproduksi oleh
fermentasi sakarolitik (Guarner dan Malagelada, 2003). Asam asetat
digunakan oleh otot, asam propionat membantu hati menghasilkan
ATP, dan asam butirat memberikan energi untuk sel usus dan
dapat mencegah kanker (Beaugerie et al., 2004).
Mikrobiota Usus pada Pasien
Diabetes Melitus
• Mikrobiota usus dapat mempengaruhi integritas barier
epitel yang menjaga permeabilitas usus. Perubahan
komposisi dan fungsi mikrobiota usus (disbiosis)
menyebabkan terjadinya gangguan permeabilitas usus,
sehingga lipopolisakarida (LPS) penyusun dinding sel
bakteri yang seharusnya berada dalam saluran cerna,
masuk ke sirkulasi dan mencetus systemic low grade
inflammation perubahan metabolik dan resistensi
insulin pada DM tipe 2. (D’Aversa F, 2015)
• Jumlah Bifidobacterium yang merupakan bakteri
komensal yang berperan dalam menjaga barrier usus,
berkurang pada pasien DM tipe 2.
• Bifidobacterium dapat memperbaiki lingkungan usus
(intestinal conditioning action), termasuk memperbaiki
mikrobiota usus, dan menghambat pembusukan substrat
di dalam usus, agen bakterisidal sehingga dapat
menekan pertumbuhan bakteri patogen di usus.
• Bifidobacterium juga memiliki peranan penting dalam menjaga
barrier usus. Tidak seperti bakteri lainnya, Bifidobacterium tidak
mendegradasi mukus glikoprotein usus, dan dapat menjaga
kesehatan mikrovili dengan mencegah peningkatan permeabilitas
dan translokasi bakteri. Integritas mukosa usus yang baik dapat
mencegah masuknya LPS ke sirkulasi sistemik yang nantinya dapat
mencetus low grade inflammation sistemik yang merupakan dasar
patofisiologi penyakit seperti DM tipe 2.
Pemeliharaan Mikrobiota Usus
• Mikrobiota usus dipengaruhi oleh sejumlah faktor
termasuk genetik, keadaan fisiologi pejamu dan
penggunaan obat-obatan, juga berperan sebagai organ
metabolik yang berinteraksi dengan sel pejamu dan
memiliki kemampuan untuk menjaga homeostasis.
• Makan lebih banyak sayuran, buah-buahan, dan serat
Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dapat
memperbanyak jenis bakteri baik di dalam usus. Berbeda
dengan gula, serat sangat memerlukan bakteri baik untuk
mencernanya dan agar bisa diserap oleh tubuh.

Burkitt et al. (1972) dan Trowel (1972) memelopori


penelitian serat bahwa pada masyarakat dengan western
diet yang umumnya rendah serat, banyak ditemukan
orang yang mengidap berbagai penyakit seperti
diverticulitis, kanker kolon, atherosklerosis, coronary heart
disease, diabetes mellitus dan appendicitis
• Konsumsi probiotik
Probiotik merupakan mirkoorganisme yang
dapat membantu menjaga jumlah bakteri baik
dan menyeimbangkan jumlah bakteri buruk di
dalam tubuh.
Probiotik terdiri dari dua jenis yaitu lactobacillus
dan bifidobacterium serta terdapat diberbagai
makanan dan minuman seperti, yogurt, tempe,
kimchi, dark chocolate, dll
• Tidak stress
stress terus terjadi maka sistem kekebalan
tubuh akan terus mengirimkan
sinyal peradangan ke seluruh bagian tubuh,
termasuk bakteri baik.
• Berolahraga
Penelitian di Irlandia melibatkan sebanyak 40
pemain rugby menyatakan bahwa mikrobiota baik yang
ada pada pemain olahraga itu lebih banyak jenisnya
dibandingkan dengan jenis bakteri baik pada orang yang
tidak melakukan olahraga secara rutin.
Tidak hanya itu, diketahui juga terjadi peningkatan
jumlah Lactobacillus , Bifidobacterium, dan B.coccoides-
E pada orang yang sering melakukan olahraga rutin.

Anda mungkin juga menyukai