Anda di halaman 1dari 33

PANDUAN

GERAKAN LITERASI SEKOLAH


DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2016
Tujuan Pelatihan

Paham konsep dan tujuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Paham prinsip-prinsip pelaksanaan GLS

Paham kegiatan-kegiatan dalam 3 tahapan pelaksanaan GLS

Paham pelaksanaan evaluasi diri serta pelaksanaan monitoring


dan evaluasi
KOMPONEN LITERASI
Literasi Dini • kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar
dan tutur yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di
(Early Literacy) rumah.

Literasi Dasar • kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung
(counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
(Basic Literacy) mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan
informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.

Literasi Perpustakaan • kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung
(counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
(Library Literacy) mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan
informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi

• kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak,
Literasi Media media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami
(Media Literacy) tujuan penggunaannya

• kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras


Literasi Teknologi (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan
teknologi.
(Technology • kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan,
Literacy) dan mengakses internet.

Literasi Visual
• pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, dengan
(Visual Literacy) memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat.
Prinsip-prinsip Literasi Sekolah
Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya

Dilaksanakan secara berimbang; menggunakan berbagai ragam teks dan


memperhatikan kebutuhan peserta didik

Berlangsung secara terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum

Kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan

Melibatkan kegiatan kecakapan berkomunikasi lisan

Mempertimbangkan keberagaman
Strategi Membangun Budaya
Literasi

Mengkondisikan Mengupayakan
lingkungan fisik ramah lingkungan sosial dan
literasi. afektif.

Mengupayakan sekolah
sebagai lingkungan
akademik yang literat.
Parameter sekolah yang telah membangun
budaya literasi

Lingkungan fisik

Lingkungan sosial dan afektif

Lingkungan akademik

(cf. Beers dkk., 2009)


3 Tahapan Pelaksanaan
Literasi Sekolah
Meningkatkan kemampuan literasi di
semua mata pelajaran: menggunakan
buku pengayaan dan strategi
Meningkatkan membaca di semua mata pelajaran
kemampuan
literasi melalui
kegiatan
menanggapi buku III
pengayaan Pembelajaran
Penumbuhan minat
baca melalui kegiatan
15 menit membaca II
(Permendikbud Pengembangan
23/2015)
I
Pembiasaan
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

1. Rendahnya minat baca


2. Motivasi membaca di kalangan peserta
didik
3. Tuntutan kemampuan membaca dalampengertian memahami
teks secara analitis, kritis, dan reflektif.
Fokus Kegiatan dalam Tahapan Literasi
Sekolah
TAHAPAN KEGIATAN
PEMBIASAAN 1. Lima belas menit menit membaca setiap hari sebelum jam
(belum ada tagihan) pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan
nyaring (read aloud) atau seluruh warga sekolah membaca
dalam hati (sustained silent reading).
2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi,
antara lain: (1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut
baca, dan area baca yang nyaman; (2) pengembangan
sarana lain (UKS, kantin, kebun sekolah); dan (3) penyediaan
koleksi teks cetak, visual, dan/atau digital yang mudah
diakses oleh seluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahan
kaya teks (print-rich materials)
KEGIATAN PEMBIASAAN MEMBACA 15 MENIT DALAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH

SMA Plus Muthhahari

SMAN 3 Yogyakarta

SMAN 5 Surabaya

SMAN 1 KLATEN
Penyediaan Sarana SMA Plus
Muthhahari

Penyediaan Koleksi Teks SMAN


3 Yogyakarta

Penyediaan Sarana SMA Unggul


Aceh Timur
Book Drop SMAN 5 Surabaya
Pengumpulan buku dari siswa yang
tidak terpakai di rumah untuk di
masukan ke dalam drop book sekolah
Perpustakaan Kejujuran dan Book
Drop SMAN 5 Surabaya

Pojok Perpustakaan kelas SMAN 1


Klaten

Pojok Perpustakaan SMAN 1 Giri


1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring,
PENGEMBANGAN membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-
akademik, contoh: membuat peta cerita (story map), menggunanakan graphic organizers, bincang buku.

2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang
menghargai keterbukaan dan kegemaran terhadap pengetahuan dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a) memberikan
(ada tagihan
penghargaan kepada pencapaian perilaku positif, kepedulian sosial, dan semangat belajar peserta didik; penghargaan ini
sederhana untuk
dapat dilakukan pada setiap upacara bendera Hari Senin dan/atau peringatan lain; (b) membentuk TLS yang terdiri atas
penilaian
guru bahasa, guru mapel lainnya dan tenaga kependidikan; (3) kegiatan-kegiatan akademik lain yang mendukung
nonakademik)
terciptanya budaya literasi di sekolah (belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah, wisata perpustakaan
kota/daerah dan taman bacaan masyarakat, dll.).

3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di perpustakaan sekolah/perpustakaan kota/ daerah atau
taman bacaan masyarakat atau sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a) membacakan buku dengan
nyaring, membaca dalam hati membaca bersama (shared reading), membaca terpandu (guided reading), menonton
film pendek, dan/atau membaca teks visual/digital (materi dari internet); (b) peserta didik merespon teks
(cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi, melalui beberapa kegiatan, antara lain: menggambar; menceritakan ulang isi
teks dengan bahasa yang sederhana dan kreatif, sesuai kemampuannya; bermain peran/drama; berkarya membuat
sesuatu (craft); menulis ulasan dalam bentuk narasi, fiksi, puisi, surat kepada tokoh dalam bacaan, teks deskriptif, teks
analitis, atau teks argumentatif, sesuai kemampuannya; melakukan penelitian secara individual dan kelompok, yang
dalam kegiatan- nya, peserta didik dapat mengeksplorasi teks lain yang relevan dan melakukan pendalaman melalui
wawancara, diskusi, membuat angket sederhana, dan lain-lain.
KEGIATAN PENGEMBANGAN DALAM LITERASI SEKOLAH

Bedah Buku SMAN 3


Yogyakarta
Seminar Literasi SMA Plus
Muthhahari Bandung
Pembacaan Puisi, Menulis Cerpen dan Reading
Award SMAN 5 Surabaya

Pemberian Penghargaan
1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca
PEMBELAJARAN
dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti
kegi- atan lain dengan tagihan nonakademik atau akademik.
(ada tagihan
2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik.
akademik)
3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam
semua mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic
organizers)
4. Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik
disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya
literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan
dalam mata pelajaran.
Tagihan Akademik Pembelajaran
Menulis Biografi Siswa sesuai penulisan
biografi tokoh terkenal dan di jadikan proyek
kelas
SMAN 3 Semarang

Pengesahan Resume Tulisan Oleh


Guru SMAN 5 Surabaya
Kumpulan Cerpen SMAN 3
Semarang

Laporan Kegiatan Literasi SMAN 1


Klaten
Strategi Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
Peningkatan Kapasitas

1. Sosialisasi
2. Lokakarya
3. Pendampingan
• Pendampingan teknis
• Pendampingan operasional
4. Penyediaan Sarana dan Prasarana
serta Pendanaan
Seminar dan Diskusi GLS SMAN 1 Seminar Literasi dan Bedah Buku
Subang SMAN 5 Surabaya

Workshop dan Sosialisasi GSL SMAN 3 Workshop dan Sosialisasi GSL SMAN 1
Semarang Klaten
Sudut baca SMAN 5 Surabaya

Pojok buku SMAN 5 Surabaya


Workshop dan Diskusi GLS SMAN
4 Pekan Baru

Bentuk Sosialisasi Dalam Media Massa Seminar Budaya Literasi SMAN 1


SMAN 4 Pekan Baru Sitiotio Samosir
Target Pencapaian
a) menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan semangat
warganya dalam belajar;
b) semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama;
c) menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan
d) memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkon
tribusi kepada lingkungan sosialnya
e) mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal
sekolah.
EKOSISTEM YANG DI HARAPKAN
SD Ekosistem SD yang literat adalah kondisi yang menanamkan dasar-dasar
sikap dan perilaku empati sosial dan cinta kepada pengetahuan.
SMP Ekosistem SMP yang literat adalah kondisi yang memungkinkan
pengembangan sikap kritis, kreatif, perilaku empati sosial, dan cinta
kepada pengetahuan.
SMA Ekosistem SMA yang literat adalah kondisi yang memungkinkan
pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku
empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan.
SMK Ekosistem SMK yang literat adalah kondisi yang memungkinkan
pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku
empati sosial, cinta kepada pengetahuan, dan siap kerja.
SLB Ekosistem SLB yang literat adalah kondisi yang memungkinkan
pengembangan sikap dan perilaku yang baik, berempati sosial, terampil,
dan mandiri.
Peta Kompetensi Literasi Sekolah (Warsnop, 2000)
Jenjang Komunikasi Berpikir Kritis Keamanan Media (Media Safety)
SD/SDLB kelas Mengartikulasikan empati Memisahkan fakta dan Mampu menggunakan teknologi
rendah terhadap tokoh cerita fiksi dengan bantuan/pendampingan
orang dewasa
SD/SDLB kelas Mempresentasikan cerita Mengetahui jenis tulisan Mengetahui batasan unsur dan
tinggi dengan efektif dalam media dan aturan kegiatan sesuai konten
tujuannya
SMP/ SMPLB Bekerja dalam tim, Menganalisis dan Memahami etika dalam
mendiskusikan informasi mengelola informasi dan menggunakan teknologi dan
dalam media memahami relevansinya media sosial
SMA/ SMK/ Mempresentasikan analisis Menganalisis Memahami landasan etika dan
SMALB dan mendiskusikannya stereotip/ideo-logi dalam hukum/aturan teknologi
media
Keterampilan Reseptif, Kegiatan, Jenis Bacaaan, dan Sarana Prasarana
Pendukungnya
Jenjang Menyimak Membaca Kegiatan Jenis Bacaan Sarana &
Prasarana
SD kelas Menyimak cerita untuk Mengenali dan membuat Membacakan Buku cerita bergambar, buku Sudut Buku
rendah menumbuhkan empati inferensi, prediksi, terhadap buku dengan tanpa teks, buku dengan teks Kelas,
gambar nyaring, membaca sederhana, baik fiksi maupun Perpustakaan,
dalam hati nonfiksi Area Baca
SD kelas Menyimak (lebih lama) Memahami isi bacaan dengan Membacakan Buku cerita bergambar, buku Sudut Buku
tinggi untuk memahami isi berbagai strategi (mengenali buku dengan bergambar kaya teks, buku Kelas,
bacaan jenis teks, membuat nyaring, membaca novel pemula, baik dalam Perpustaka-an,
inferensi, koneksi dengan dalam hati bentuk cetak/digital/visual Area Baca
pengalaman/ teks lain, dll)
SMP Menyimak untuk Memahami isi bacaan dengan Membacakan Semua jenis teks cetak/ Sudut Buku
memahami makna berbagai strategi (menge-nali buku dengan visual/digi-tal yang sesuai Kelas,
implisit dari jenis teks, membuat nyaring, memba- dengan peruntukan usia SMP Perpustakaan,
cerita/pendapat penulis inferensi, koneksi dengan ca senyap Area Baca
pengalaman/teks lain, dll.)
SMA/SMK Menyimak cerita dan Mengem-bangkan Membacakan Semua jenis teks cetak/ Sudut Buku
melakukan analisis pemahaman terhadap buku dengan visual/digital yang sesuai Kelas,
kritis terha- dap tujuan/ bacaan menurut tujuan nyaring, membaca dengan peruntukan usia Perpustakaan,
pendapat penulis penulisan, konteks, dan ide- senyap SMA/SMK Area Baca
ologi dalam penulisan- nya
Pelibatan publik

1. Elemen publik meliputi komite sekolah,


orangtua/wali murid, alumni, dunia bisnis
dan industri, dan perguruan tinggi.

2. Pelibatan publik dibutuhkan untuk


membantu mengembangkan sarana literasi.

3. Pelibatan publik membuat ekosistem


sekolah menjadi terbuka dan mendapatkan
kepercayaan dari publik.
Guru yang Literat

1. gemar membaca;
2. menjadi teladan membaca;
3. menciptakan lingkungan yang
kaya literasi;
4. menjadikan kegiatan
membaca menyenangkan;

5. memperlakukan seluruh peserta


didik dengan baik;
6. menyesuaikan kegiatan
membaca dengan gaya belajar
peserta didik yang unik; dan
7. meningkatkan profesionalisme.
Monitoring dan Evaluasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lembaga Penjaminan Mutu
Direktorat Teknis
Pendidikan

Dinas Pendidikan Provinsi

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Satuan Pendidikan
Praktik-praktik baik sekolah yang melaksanakan literasi

1. SMAN 17 Palembang
Melaksanakan program BUGEMM (Budaya Gemar Membaca dan Menulis
berupa:
- siswa kelas X membuat resensi 1 buku dengan bimbingan guru
selanjutnya pada akhir semester dipresentasikan
- Siswa kelas XI dan XII diwajibkan membuat karya tulis dibimbing oleh
guru dengan membaca 3 buah buku sebagi daftar pustaka
2. SMAN 2 Cianjur
- siswa membaca 15 menit sebelum mulai pelajaran
- Reading Box yang dibuat oleh guru, yang ditempatkan di kelas dan siswa
dapat memilih 2 buku yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 2
bulan dan dibuatkan resume yang akan disimpan sebagai portofolio
siswa
3. SMAN 1 Ngemplak, Boyolali
- Program sedekah buku oleh semua warga sekolah mulai dari kepala
sekolah, guru hingga siswa
- Siswa membaca buku dan diminta untuk membuat resume dan akan
dipresentasikan
TERIMA KASIH

Foto: jogjanews.com

Anda mungkin juga menyukai