Anda di halaman 1dari 16

Bab 2

Kriptografi, Enkripsi dan


Dekripsi

Ana Kurniawati
ana@staff.gunadarma.ac.id
Terminologi
 Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar
aman. “Crypto” berarti “secret” (rahasia) dan “graphy” berarti “writing” (tulisan).
 Para pelaku atau praktisi kriptografi disebut cryptographers.
 Sebuah algoritma kriptografik (cryptographic algorithm), disebut cipher,
merupakan persamaan matematik yang digunakan untuk proses enkripsi dan
dekripsi.
 Enkripsi merupkan proses yang dilakukan untuk mengamankan sebuah pesan
(yang disebut plaintext) menjadi pesan yang tersembunyi (disebut ciphertext)
 Ciphertext adalah pesan yang sudah tidak dapat dibaca dengan mudah.
 Dekripsi merupakan proses sebaliknya, untuk mengubah ciphertext menjadi
plaintext.
 Cryptanalysis adalah seni dan ilmu untuk memecahkan ciphertext tanpa bantuan
kunci.
 Cryptanalyst adalah pelaku atau praktisi yang menjalankan cryptanalysis.
Enkripsi
 Enkripsi digunakan untuk menyandikan data-data
atau informasi sehingga tidak dapat dibaca oleh
orang yang tidak berhak.
 Dengan enkripsi data anda disandikan (encrypted)
dengan menggunakan sebuah kunci (key).
 Untuk membuka (decrypt) data tersebut
digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama
dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus
private key cryptography) atau dengan kunci yang
berbeda (untuk kasus public key cryptography).
Proses Enkripsi

Secara matematis, proses atau fungsi enkripsi (E) dapat dituliskan sebagai:
E(M) = C
dimana: M adalah plaintext (message) dan C adalah ciphertext.

Proses atau fungsi dekripsi (D) dapat dituliskan sebagai:

D(C) = M
Algoritma kriptografi berdasarkan jenis kunci
yang digunakan

 Algoritma simetris
Dimana kunci yang digunakan untuk proses
enkripsi dan dekripsi adalah kunci yang sama
 Algoritma asimetris
Dimana kunci yang digunakan untuk proses
enkripsi dan dekripsi menggunakan kunci yang
berbeda.
Berdasarkan besar data yang diolah dalam satu
kali proses
 Algoritma block cipher
Informasi/data yang hendak dikirim dalam bentuk blok-blok besar
(misal 64-bit) dimana blok-blok ini dioperasikan dengan fungsi enkripsi
yang sama dan akan menghasilkan informasi rahasia dalam blok-blok
yang berukuran sama.

 Algoritma stream cipher


Informasi/data yang hendak dikirim dioperasikan dalam bentuk blok-
blok yang lebih kecil (byte atau bit), biasanya satu karakter persatuan
persatuan waktu proses, menggunakan tranformasi enkripsi yang
berubah setiap waktu.
Penyandi Monoalfabetik

 Penyandi Monoalfabetik merupakan setiap huruf


digantikan dengan sebuah huruf. Huruf yang sama
akanmemikili pengganti yang sama. Misalnya
huruf “a” digantikan dengan huruf “e”, maka setiap
huruf “a” akan digantikan dengan huruf “e”.
 Metode pada Penyandi Monoalfabetik :
1. Caesar
2. ROT13
Caesar Cipher
 Metode Caesar Cipher yang digunakan oleh Julius Caesar.
Pada prinsipnya, setiap huruf digantikan dengan huruf yang
berada tiga (3) posisi dalam urutan alfabet.
 Sebagai contoh huruf “a” digantikan dengan huruf “D” dan
seterusnya.
 Transformasi yang digunakan adalah:
 plain : a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z
 cipher: D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A
BC
ROT13

 Pada sistem ini sebuah huruf digantikan dengan huruf yang


letaknya 13 posisi darinya.
 Sebagai contoh, huruf “A” digantikan dengan huruf “N”,
huruf “B” digantikan dengan huruf “O”, dan seterusnya.
 Secara matematis, hal ini dapat dituliskan sebagai:
C ROT13 = (M)
 Untuk mengembalikan kembali ke bentuk semulanya
dilakukan proses enkripsi ROT13 dua kali.
M = ROT13(ROT13(M))
Penyandi Polialfabetic

 Enkripsi dapat dilakukan dengan mengelompokkan


beberapa huruf menjadi sebuah kesatuan (unit)
yang kemudian dienkripsi.
 Metode pada Penyandi Polialfabetik :
Playfair
Penggunaan Kunci

 Salah satu cara untuk menambah tingkat keamanan sebuah


algoritma enkripsi dan dekripsi adalah dengan menggunakan
sebuah kunci (key) yang biasanya disebut K.
 Sehingga persamaan matematisnya menjadi:
EK (M) = C
DK(M) = M
 Terdapat 2 macam kunci :
1. Algoritma Simetris
2. Algoritma Asimetris
Algoritma Simetris

 Algoritma simetris (symmetric algorithm) adalah suatu


algoritma dimana kunci enkripsi yang digunakan sama
dengan kunci dekripsi sehingga algoritma ini disebut juga
sebagai single-key algorithm.
 Sebelum melakukan pengiriman pesan, pengirim dan
penerima harus memilih suatu suatu kunci tertentu yang
sama untuk dipakai bersama, dan kunci ini haruslah
rahasia bagi pihak yang tidak berkepentingan sehingga
algoritma ini disebut juga algoritma kunci rahasia (secret-
key algorithm).
 Metode : DES (Data Encryption Standard)
Algoritma Asimetris

 Algoritma asimetris (asymmetric algorithm) adalah suatu


algoritma dimana kunci enkripsi yang digunakan tidak sama
dengan kunci dekripsi.
 Pada algoritma ini menggunakan dua kunci yakni kunci
publik (public key) dan kunci privat (private key).
 Kunci publik disebarkan secara umum sedangkan kunci
privat disimpan secara rahasia oleh si pengguna. Walau
kunci publik telah diketahui namun akan sangat sukar
mengetahui kunci privat yang digunakan.
 Metode : RSA (Rivest, Shamir, Adleman)

Anda mungkin juga menyukai