Anda di halaman 1dari 34

DEPARTEMEN ADMINISTRASI

DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

SUSTAINABLE DEVELOPMENT
GOALS (SDGs)

SRI NURUL KUR’AINI


(K012172033)
TUJUAN 1

MENGAKHIRI KEMISKINAN DALAM SEGALA


BENTUK DIMANAPUN
Mengentaskan kemiskinan ekstrim
bagi semua orang yang saat ini
berpendapatan kurang dari 1,25
dolar Amerika per hari

Persentase penduduk yang hidup di


bawah garis kemiskinan nasional,
menurut perkotaan dan pedesaan

Persentase penduduk yang tercakup


I N D I K ATO R dalam program perlindungan sosial
Pada 2030, menjamin seluruh laki-laki dan
perempuan, khususnya dari kalangan miskin dan
rentan, memiliki hak setara kepada sumber daya
e k o n o m i d a n j u g a a k s e s k e p a d a l a y a n a n d a s a r,
kepemilikan dan kontrol atas tanah dan segala
entuk properti, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru dan layanan keuangan yang
sesuai, termasuk keuangan mikro (microfinance)
Pada 2039, membangun ketahanan masyarakat
miskin dan yang berada pada situasi rentan
serta mengurangi keterpaparan dan kerentanan
mereka terhadap insiden ekstrem terkait iklim
serta segala goncangan dan bencana ekonomi,
sosial dan lingkungan.
INDIKATOR 1.1.1 MENGENTASKAN
KEMISKINAN EKSTRIM BAGI SEMUA
ORANG YANG SAAT INI Tingkat kemiskinan
BERPENDAPATAN KURANG DARI 1,25 eskstrim didefinisikan
DOLAR AMERIKA PER HARI sebagai proporsi
penduduk di bawah
garis kemiskinan
Untuk menentukan garis internasional
kemiskinan internasional
tersebut perlu Sejak tahun 2005
mempertimbangkan World Bank telah
kemampuan daya beli menggunakan 1,25
(purchasing power dolar Amerika
parity ) masing-masing (dengan harga tahun
negara yang berbeda- dasar 2005) sebagai
beda batas garis
kemiskinan
internasional.
Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) di Indonesia
5
I N D I K A T O R 1 . 2 . 1 P E R S E N T A S E P E N D U D U K Y A N G
H I D U P D I B A W A H G A R I S K E M I S K I N A N N A S I O N A L ,
M E N U R U T P E R K O T A A N D A N P E R D E S A A N

Indikator MDGs yang dimodifikasi ini didefinisikan sebagai


persentase penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskinan nasional, yaitu mereka yang rata-rata
konsumsi hariannya

Ambang kemiskinan ini ditentukan pada level nasional


dimana seseorang dianggap miskin.

Garis kemiskinan nasional harus dibedakan untuk


daerah perkotaan dan pedesaan untuk
memperhitungkan perbedaan biaya hidup.
Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) di Indonesia
7
I D E / G A G A S A N U PAYA
PENYELESAIAN MASALAH
Infrastruktur pedesaan –
Program-program
terutama jalan dan
pembangunan khususnya di
penyediaan
listrik: Pembangunan jalan perdesaan perlu ditingkatkan
pedesaan dapat mengurangi dan diawasi secara
biaya transportasi, berkelanjutan untuk mengurangi
menghubungkan petani desa ke ruang ketimpangan. Pemerintah
pasar untuk menjual barang- bukannya tinggal diam.
barang mereka.
Program dana desa yang
Sistem perpajakan yang diluncurkan diharapkan mampu
progresif: Sistem perpajakan yang mengurangi ketimpangan
adil dan progresif dapat membiayai kesejahteraan di wilayah desa
kebijakan agar program pemerintah dan kota.
yang diperlukan berjalan dengan
baik.
INDIKATOR 1.3.1. PERSENTASE
PENDUDUK YANG TERCAKUP DALAM
PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL

Akses terhadap perlindungan sosial Indikator ini mengukur persentase penduduk


yang memadai merupakan hak yang tercakup oleh jaringan perlindungan
dasar sebagaimana telah diabadikan sosial. ILO menetapkan 10 elemen berikut
dalam Deklarasi Universal HAM, dalam cakupan perlindungan sosial yang
akan tetapi lebih dari setengah komprehensif yaitu pelayanan kesehatan,
penduduk dunia belum tercakup tunjangan sakit, perlindungan untuk
dalam perlindungan sosial. penyandang cacat, lanjut usia, korban, ibu,
anak-anak, pengangguran, kecelakaan kerja,
dan perlindungan umum terhadap kemiskinan
dan pengucilan sosial.
KETERSEDIAAN PERLINDUNGAN
SOSIAL DI INDONESIA

Bantuan dan perlindungan sosial di Indonesia merupakan salah satu program penanggulangan
kemiskinan yang bersifat pemenuhan hak dasar utama individu dan rumah tangga miskin. meliputi
pendidikan, pelayanan kesehatan, pangan, sanitasi, dan air bersih.

Sumber yang menyediakan data untuk indikator ini adalah Susenas berupa proporsi rumah tangga yang menerima program
perlindungan sosial.. Data dikumpulkan rutin setiap tahun sampai level kabupaten/kota. Unit analisis yang digunakan adalah
rumah tangga sehingga data tidak bisa didisagregasi berdasarkan gender dan umur penerima bantuan.

Data yang dikumpulkan dari survei ini akan dianalisis oleh TNP2K untuk mengukur dampak dari program perlindungan
sosial terhadap kesejahteraan individu, rumah tangga, dan nasional.
I D E / G A G A S A N U PAYA P E N Y E L E S A I A N
M A S A L A H

 Meningkatkan jumlah peserta  Meningkatkan perlindungan sosial,


Program Jaminan Sosial produktivitas dan pemenuhan hak
Nasional (Kartu Indonesia dasar bagi penduduk kurang mampu
Sehat)

 Meningkatkan akses keluarga


 Meningkatkan persentase orang miskin dan rentan, termasuk anak-
tua miskin dan rentan yang anak, penyandang disabilitas,
menerima bantuan kebutuhan lansia, dan kelompok marginal
dasar kepada pemenuhan kebutuhan
dasar
IDE/GAGASAN UPAYA PENYELESAIAN
MASALAH

1 2 3

Meningkatkan Menurunkan jumlah Meningkatkan jumlah


persentase penyandang rumah tangga miskin kepesertaan SJSN
disabilitas miskin dan yang menerima bantuan Tenaga Kerja.
rentan yang menerima tunai bersyarat .
bantuan kebutuhan
dasar
Indikator 1.4.1.
Pada 2030, menjamin seluruh laki-laki dan perempuan,
khususnya dari kalangan miskin dan rentan, memiliki
hak setara kepada sumber daya ekonomi dan juga akses
k e p a d a l a y a n a n d a s a r, k e p e m i l i k a n d a n k o n t r o l a t a s
tanah dan segala bentuk properti, warisan, sumber daya
alam, teknologi baru dan layanan keuangan yang sesuai,
termasuk keuangan mikro

DEPARTEMEN ADMINISTRASI DAN


KEBIJAKAN KESEHATAN
Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) di Indonesia 14
Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) di Indonesia 15
Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) di Indonesia 16
Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) di Indonesia 17
Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) di Indonesia 18
IDE/GAGASAN UPAYA PENYELESAIAN
MASALAH

Meningkatkan cakupan pelayanan dasar, mencakup identitas Meningkatkan cakupan penggunaan kontrasepsi bagi
hukum, sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, infrastruktur perempuan berusia 15- 49 tahun
dasar, dan sarana ekonomi yang inklusif bagi masyarakat kurang
mampu, termasuk penyandang disabilitas, dan lansia.

Meningkatkan cakupan layanan kelahiran di fasilitas Meningkatkan akses kepada air minum aman
kesehatan

Meningkatkan cakupan imunisasi dasar bagi anak Meningkatkan cakupan layanan kelahiran di fasilitas
antara usia 12-23 bulan kesehatan
Indikator 1.5.1
Pada 2039, membangun ketahanan masyarakat
miskin dan yang berada pada situasi rentan
serta mengurangi keterpaparan dan kerentanan
mereka terhadap insiden ekstrem terkait iklim
serta segala goncangan dan bencana ekonomi,
sosial dan lingkungan.
Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) di Indonesia 21
I D E / G A G A S A N U PAYA
PENYELESAIAN MASALAH
Perlu adanya Manajemen Penyediaan rumah khusus pasca
penanggulangan/pengurangan bencana/konflik, maritime dan
resiko bencana dari Pemerintah perbatasan negara

Terselenggaranya pemberian Ketersediaan strategi nasional


bantuan kebutuhan dasar untuk dan daerah untuk pengurangan
korban bencana sosial resiko bencana

Peningkatan akses dan kualitas Peningkatan jumlah lokasi


pendidikan khusus dan pendidikan wilayah pengurangan risiko
layanan khusus untuk pendidikan bencana yang diperkuat
dasar dan menengah bagi anak-anak
berkebutuhan khusus (SDLB/SMPLB)
ADMINISTRASI
DAN KEBIJAKAN
K E S E H ATA N

TUJUAN 2. MENGHILANGKAN KELAPARAN, MENCAPAI W


KETAHANAN PANGAN DAN GIZI YANG BAIK, SERTA W
MENINGKATKAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
Tujuan 2 SDG’s 2030

Penyelesaian berkelanjutan Pengembangan produktifitas


untuk mengakhiri segala dan pemasukan petani kecil
jenis kelaparan pada tahun
2030 dan mengupayakan
Kesamaan luas lahan
ketahanan pangan.

Teknologi dan penjualan

Sistem produksi pangan


Menjamin setiap orang yang berkelanjutan
memiliki ketahanan
pangan yang baik Budidaya yang terus
menerus
24
Target Tujuan : 2
• Menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam
2.1 kondisi rentan , termasuk bayi , terhadap makanan yang aman, bergizi dan cukup sepanjang tahun

• Menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara
internasional untuk anak pendek dan kurus dibawah usia 5 tahun dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil
2.2 dan menyusui serta manula

• Menggandakan produktivitas pertanian dan pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat
penduduk asli, keluarga petani, pengembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama terhadap lahan,
sumber daya produktif, dan input lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan peluang nilai tambah, dan pekerjaan non-
2.3 pertanian

• Menjamin sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan menerapkan praktek pertanian tangguh yang meningkatkan produksi
dan produktivitas , membantu menjaga ekosistem, memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrim,
2.4 kekeringan, banjir, dan bencana lainnya, serta secara progresif memperbaiki kualitas tanah dan lahan

• Mengelola keragaman genetik benih, tanaman budidaya dan hewan ternak dan peliharaan dan spesies liar terkait serta
meningkatkan akses terhadap pembagian keuntungan yang adil dan merata, hasil dari pemanfaatan sumber daya genetik dan
2.5 pengetahuan tradisional terkait sebagaimana yang disepakati secara internasional

• Meningkatkan investasi untuk meningkatkan kapasitas produktif pertanian


• Memperbaiki dan mencegah pembatasan dan distorsi dalam pasar pertanian dunia, termasuk melalui penghapusan secara
2.A , 2.B bersama bersamaan segala bentuk subsidi ekspor dengan efek setara
25
Indikator Target 2.1:
T.2 SDG’s 2030
Secara nasional persentase balita kekurangan gizi (buruk-kurang) di Indonesia
mencapai angka 19,6 persen. Angka ini masih jauh dari target pemerintahan
pada tahun 2017 yaitu 17 persen. Di antara 33 provinsi, masih terdapat 19
provinsi yang memiliki persentase balita kekurangan gizi di atas angka
nasional, di mana provinsi yang memiliki persentase paling besar yaitu Provinsi
Nusa Tenggara Barat (33 Persen).

Namun, untuk proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum 1400


kkal/kapita/hari, di daerah perkotaan maupun pedesaan, seluruh provinsi telah
memiliki rata-rata konsumsi kalori dalam sehari diatas batas minimum (1400 kkal)

26
Indikator Target 2.2:
T.2 SDG’s 2030
Masalah Stunting

Dengan penurunan prevalensi stunting pada skala nasional


baik di usia lima tahun maupun dua tahun: telah terjadi
perbaikan status gizi penduduk secara nasional di Indonesia,
walaupun dibeberapa provinsi masih menghadapi
permasalahan stunting dengan serius.

28
Indikator Target 2.3:
T.2 SDG’s 2030
Ketersediaan pangan komoditas padi, jagung, kedelai,
gula, daging sapi, ikan dan garam.
Produksi komoditas padi pada tingkat nasional merupakan
komoditas yang paling tinggi tingkat produksinya dari
tahun 2012-2015.
Untuk komoditas lainnya sebaiknya pemerintah berusaha
untuk meningkatkan kembali produktivitas bagi setiap
komoditas dengan berbagai program ataupun kebijakan
agar target yang ditetapkan dapat tercapai.

29
FISH BONE
CAPAIAN TUJUAN 2 SDG’s 2030

Ketersediaan/produksi
makanan yang tidak Bencana
memadai
Kemiskinan iklim Pengangguran Konflik

Kelaparan

Harga
Pemerintah – Korupsi di
perhatikan
makanan Kekeringan
pokok pemerintahan Daya beli
harga bahan
pokok tinggi rendah

30
fish bone capaian Tujuan 2
SDG’s 2030

Rekayasa genetik
dan terapan Adanya kebijakan utk
Pengembangan sektor Ketersediaan - Hama tanaman dan tdk
teknologi baru
pertanian Jumah lahan berubahnya iklim

Ketahanan
Pangan dan Gizi
yang Baik
Budaya
Akses Daya beli
makan Ketersediaan Pola
transportasi rendah
mudah pangan makan
baik

31
Sebab akibat capaian
Tujuan 2 SDG’s 2030

Konvergensi
kelompok Kerja sama Kerja sama
berkepentingan antar sektor Diversifikasi
antar sektor

Meningkatkan
Pertanian yang
Berkelanjutan
Agribisnis
Komitmen Manajemen Besar SD (hayati –
risiko yang Adanya sumber
potensi pasar
kreatif penghasilan
dalam dan luar)
aktif

ADMINISTRASI
DAN KEBIJAKAN
K E S E H ATA N 32
Ide/Gagasan Upaya
Penyelesaian Masalah

KD2K/

“Kediri and Men”


Dukungan terhadap program dan implementasi kebijakan di Indonesia haruslah sejalan
di semua kalangan masyarakat tidak terkecuali. Karena dengan dukungan,
perdamaian akan tercipta. Oleh sebab perdamaian adalah kunci keberhasilan
kesejahteraan masyarakat dunia dan hal ini pula dapat berpengaruh terhadap keadaan
masyarakat Indonesia khususnya dari berbagai aspek permasalahan, termasuk juga
pengentasan kemiskian dan kelaparan.

33
ADMINISTRASI
DAN KEBIJAKAN
K E S E H ATA N

Anda mungkin juga menyukai