Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK PERSIDANGAN

Mutia Ulfah, S.Pd


SMA Islam Azzamir
24 Oktober 2019
SIDANG
Pertemuan formal suatu organisasi guna
mambahas masalah tertentu dalam upaya
untuk menghasilkan keputusan sebagai sebuah
kebijakan organisasi.
MACAM – MACAM SIDANG

SIDANG PLENO SIDANG KOMISI SIDANG SUB KOMISI

UNSUR-UNSUR DALAM PERSIDANGAN

RUANG SIDANG ACARA SIDANG PESERTA SIDANG

WAKTU SIDANG PERLENGKAPAN SIDANG KEPUTUSAN SIDANG

TATA TERTIB SIDANG PEMIMPIN SIDANG DAN NOTULEN


TATA TERTIB SIDANG

• HAK DAN KEWAJIBAN SIDANG

• PERATURAN MENGENAI KEPUTUSAN SIDANG

• PERATURAN HAK SUARA DALAM PERSIDANGAN

• PERATURAN PEMILIHAN PEMIMPIN SIDANG


HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN PEMIMPIN SIDANG:

 Mengarahkan sidang dalam menyelesaikan masalah.

 Menjelaskan masalah yang akan dibahas.


 Memberikan kesempatan kepada para peserta untuk
menyampaikan pendapat atau gagasan serta menyalurkan
aspirasinya.
 Peka terhadap masalah.
 Tidak mudah terpancing (emosional) dan tidak memaksakan kehendaknya.
 Menyimpulkan dan menjelaskan hasil-hasil keputusan yang
diambil serta mengusahakan untuk mendapat kesempatan dalam
pengambilan keputusan.
KEPUTUSAN SIDANG

Keputusan/kesimpulan sidang merupakan hasil dari seluruh


proses dan pelaksanaan persidangan setelah diformulasikan dari semua
pendapat peserta sidang yang kemudian disepakati bersama. Dan
keputusan inilah yang kemudian dijadikan bahan atau landasan bagi
anggota organisasi dalam pengembangannya.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 KUALIFIKASI
Saling menyatakan pendapat pendapat diantara peserta
 INTERPRETASI
Penafsiran pendapat agar diperoleh kejelasan
 MOTIVIKASI
Penggunaan alasan yang logis
 INTEGRASI
Pernyataan semua pendapat, sebagai kesimpulan yang dapat diterima
oleh peserta sidang, serta dijadikan sebagai alasan yang logis.
ALAT-ALAT PERSIDANGAN
Untuk meramaikan dan menenangkan persidangan:

Schorsing (Penundaan)
Sementara atau dalam waktu tertentu
Lobying (obrolan-obrolan)
Antara peserta dan pimpinan sidang dalam waktu tertentu,
untuk mencari kesesuaian faham yang tidak dapat diambil
dalam persidangan. Apabila dalam persidangan menglami
jalan buntu, atau peserta sidang mengalami kelelahan maka
dilakukan schorsing.
Interuption (memotong pembicaraan)
Istilah interupsi yang sering berkembang dalam setiap persidangan. Yaitu :

 Interruption Point of Order (meminta kesempatan untuk berbicara).

 Interruption Point of Information (meminta atau memeberikan penjelasan)

 Interruption Point of Clarification (meminta diperjelas)

 Interruption Point of Personal Prevelage (permintaan untuk pembersihan nama)


PALU SIDANG

Palu sidang mempunyai peranan penting untuk kelancaran sidang. Mulai dari
penempatan, pemegangan sampai pada pengguna/ketukannya pula
mempunyai etika sendiri itu salah menggunakan atau mengetukan palu sidang
bisa mengakibatkan ketegangan-ketegangan diantara audiens yang ada.

Penggunaan atau ketukan-ketukan palu sidang adalah sebagai berikut :

Satu Kali (1X) Ketukan

Satu kali ketukan palu digunakan untuk :


1. Menerima dan menyerahkan palu sidang kepada pimpinan sidang terpilih.
2. Mengesahkan keputusan sidang poin demi poin.
3. Memberikan perhatian ke peserta sidang untuk tidak gaduh.
4. Men-schorsing atau mencabut kembali schorsing sidang yang hanya satu kali 15 menit.
5. Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru
Dua Kali (2X) Ketukan
Schorsing sidang yang lamanya 2x15 atau 2x30 menit

Tiga Kali (3X) Ketukan

digunakan untuk :
1. Men-schorsing sidang.
2. Membuka/menutup sidang atau acara sidang.
3. Mengambil keputusan mengesahkan hasil sidang akhir secara keseluruhan
Contoh-contoh dalam menggunakan ketukan palu:

1. Membuka acara sidang

“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, sidang.....(apa


kegiatannya) secara resmi dibuka, tok,..tok,..tok,.. (ketukan palu tiga
kali)”.

2. Menutup sidang acara resmi

“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirrabil ‘alamin, sidang resmi ditutup.


Tok,..tok,..tok,..(ketukan palu tiga kali)”.
3. Pengesahan keputusan

“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirrabbil ‘alamin, hasil sidang


dinyatakan sah. (dengan catatan bahwa hasil keputusan itu dibacakan
terdahulu baru di nyatakan sah dan diketuk), tok,..tok,..tok...(ketukan palu
tiga kali)”.
4. Men-schorsing/mencabut waktu schorsing

“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim...sidang di schors selama


1x15 menit, tok,..(satu kali ketukan palu).

2x15 menit, 2x24 jam, tok,..tok,..(dua kali ketukan palu). sidang dibuka
kembali, tok...(satu ketukan palu)”
5. Menerima dan menyerahkan palu sidang

“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim...palu sidang saya terima,


tok,..(ketuk satu kali), kemudian mengucapkan salam”

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirrabbil ‘alamin.. pimpinan sidang saya


serahkan kesebelah kanan/sebelah kiri, Tok,.. (diketuk palu satu kali),
kemudian mengucapkan salam”.
TIMA’ACIH

Anda mungkin juga menyukai