Anda di halaman 1dari 58

PETA KONSEP

Wnt,49 th Ax Benjoan di leher makin besar


Dulu setelur ayam  kepalan tangan

Pmx fisik 10 Th gak nyeri, 6 bln tambah besar

Benjolan kecil2 Disfagia, dypsneu, TTV Tumor : massa,


Anorexia GCS
coli lat dextr disfonia keras, ikut bergerak
saat nelan
Ada limfadenopati
DKO multiple
Ca tyroid
Limfoma maligna
Struma nodosa non
Foto STL Pmx pnj toksik
Sidik tiroid
USG
DAO
FNAB
Sidik tuulang
LAB Penentuan
stadium

Terapi
LEARNING OBJECTIVE
CA THYROID
DEFINISI
Thyroid cancer is a common malignant disease found in
endocrine system and divided into papillary carcinoma,
follicular carcinoma, medullary carcinoma, and anaplastic
carcinomas.
Etiologi
I. Kenaikan sekresi hormon TSH ( Thyroid Stimulating Hormon)
dari kelenjar hipofiseanterior disebabkan berkurangnya
sekresi hormon T3 dan T4 dari kelenjar tiroid olehkarena
kurangnya intake iodium. Ini menyebabkan tiroid yang
abnormal dapat berubah menjadi kanker. 
II. Penyinaran (radiasi ion) pada daerah kepala, leher, dada
bagian atas terutama anak-anak yang pernah mendapat terapi
radiasi di leher dan mediastinum.
III. Faktor genetik.
Adanya riwayat keturunan dari keluarga
Epidemiologi
• Wanita>laki-laki (3:1)
• Umumnya, kanker tiroid paling sering muncul pada usia 20-50 tahun,
namun kanker ini dapat terjadi pada semua usia.
• Amerika Serikat pada tahun 2014 berjumlah 62.980 dan terdapat
1.890 kematian diakibatkan karena kanker tiroid.
• Berdasarkan gambaran histopatologi karsinoma tiroid dibagi menjadi 4
tipe beserta dengan angka kejadian yang bervariasi, yaitu: tipe papilar
60%, tipe folikular 20-30%, tipe medular 5-10%, tipe anaplastic 5-10%.
• Kurang dari 5% bersifat maligna. Sebagian besar nodul-nodul (90%
sampai 95%) adalah jinak (non kanker).
Patofisiologi
• Neoplasma tiroid  muncul sbg bentukan/benjolan
tunggal
• Adenoma >>>
• Kadang kanker
Adenoma : Karsinoma :
• Setiap usia • Tumor ganas
• Tumor jinak sering • Sering metastasis ke kgb
ditemui
• Bentukan goiter
multinodular
• Histo : terdiri dari folikel
isi koloid
Karsinoma papiler tiroid Karsinoma folikuler tiroid

Karsinoma anaplastik
Karsinoma medulare tiroid
tiroid
Karsinoma papiler tiroid
• Paling sering
• Metastasis kgb >>
• Nodul : soliter (sering multifokal dan multiple)
Karsinoma folikuler tiroid
• 20%
• Metastasis tulang >> (hematogen)
• Metastasis limfatik <<
Karsinoma medulare tiroid
• 5%
• mengeluarkan kalsitonin (sel APUD)
• Sistem APUD (sering dg neoplasma endokrin lain)
Karsinoma anaplastik tiroid
• <5%
• Sangat agresif, >> besar
• Metastasis kgb>>
• Prognosis : buruk
gejala klinis
• Benjolan pada leher anterior -> ikut gerak saat menelan
• Benjolan di lateral (KGB)
• Benjolan pada klavikula, sternum
• Sesak napas, serak, gg menelan
tata laksana
• Tx pembedahan
• Radioterapi
• Tx hormonal dan kemoterapi
Sumber
Atlas Patologi Anatomi, jilid 2, Aleq, Mohammad Sander,
dr.M.Kes,.SpB , 2017
Epidemiologi dan Gambaran Klinis Kanker Tiroid,
Suplemen, Majalah Kedokteran Nusantara, Volume 39, No.
3, Emir Taris Pasaribu , September 2006
Pmx Penunjang
• FNAB (gold standar)
• USG  Kistik / padat
• Foto STL (Soft Tissue Leher)  Kalsifikasi +/-
• Sidik Tiroid  Nodul dingin / panas (cold/hot/warm)
• Sidik tulang  lihat metastasis
• Hormon TSH
Prognosis
Prognosis baik pada :
- Muda ( < 40 th )
- Ukuran diameter tumor < 4 cm
- wanita
Daftar Pustaka
1. National Comprehensive Cancer Network. 2017. Thyroid
Cancer. Fort Washington
2. McHenry. NCBI:Follicular Adenoma and Carcinoma of
the Thyroid Gland
Limfoma maligna
(malignant lymphomas)
DEFINISI
Limfoma adalah keganasan jaringan limfoid yang
ditandai oleh proliferasi sel limfoid atau prekursorsnya dan
merupakan keganasan nonepithelial paling sering pada
kepala dan leher.
Limfoma Hodgkin biasanya ditandai dengan
penyebaran penyakit melalui kelompok bersebelahan
kelenjar getah bening
LIMFOMA Limfoma Non-Hodgkin dapat terwujud dalam
ekstranodal seperti cincin waldeyer, kelenjar ludah,
dan tiroid selain terjadi di nodal basins dari kepala dan
leher
ETIOLOGI

Penyebab pasti belum diketahui.


Empat kemungkinan penyebabnya adalah:
1. faktor keturunan
2. kelainan sistem kekebalan
3. infeksi virus atau bakteria (HIV, virus
human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV),
Epstein-Barr virus (EBV), Helicobacter Sp)
4. dan toksin lingkungan (herbisida,
pengawet dan pewarna kimia) Photograph of a 20-year-old man
with enlarged rubbery lymph nodes
in
his neck. This was his fi rst
evidence of
EPIDEMIOLOGI
• Di dunia  sekitar 1,5 juta orang hidup dengan limfoma
maligna terutama tipe LNH
• Dalam 1 tahun  sekitar 300 ribu orang meninggal
• Sedangkan pada Limfoma Hodgkin relative jarang
dijumpai, hanya merupaka 1 % dari seluruh kanker.
• Di negara barat ==> laki-laki > wanita.
• Di Indonesia  belum ada data yang akurat.
• Penyakit limfoma Hodgkin banyak ditemukan pada
orang dewasa muda antara usia 18-35 tahun dan pada
orang di atas 50 tahun. NHL-Photograph showing advanced
mycosis fungoides (a rare form of
lymphoma
that predominantly develops in skin).
This patient was a 63-year-old woman
PATOFISIOLOGI
Limfoma maligna ini berasal dari sel limfosit.
bermula dari nodus limfe, sel induk multipotensial pada tahap awal
bertransformasi menjadi sel progenitor limfosit yang kemudian
berdiferensiasi melalui dua jalur.
Sebagian mengalami pematangan dalam kelenjar thymus untuk
menjadi limfosit T, dan sebagian lagi menuju kelenjar limfe atau tetap
berada dalam sumsum tulang dan berdiferensiasi menjadi sel limfosit
B.
Apabila ada rangsangan oleh antigen yang sesuai maka limfosit T
maupun B akan bertransformasi menjadi bentuk aktif dan
berpoliferasi.
PATOFISIOLOGI
Perubahan limfosit normal menjadi sel limfoma
merupakan akibat terjadinya mutasi gen pada salah
satu sel dari sekelompok sel limfosit tua yang
tengah berada dalam proses transformasi menjadi
imunoblas (terjadi akibat adanya rangsangan
imunogen). Hal ini terjadi didalam kelenjar getah
bening, dimana sel limfosit tua berada di luar
centrum germinativum sedangkan imunoblast
berada di bagian paling sentral centrum
germinativum. Apabila  membesar maka dapat
menimbulkan tumor dan apabila tidak ditangani
secara dini maka menyebabkan limfoma maligna.
Limfoma Hodgkin yang ditandai dengan gambaran
khas sel Reed-Sternberg
Gejala Klinis / Manifestasi Klinis
 Pembesaran KGB
 Tempat mulai pembesaran :
1. Leher
◦ Ditemukan adanya benjolan yang tidak
2. Ketiak nyeri di leher, ketiak atau pangkal paha
3. Lipat Paha (terutama bila berukuran di atas 2 cm);
4. Abdomen atau sesak napas akibat pembesaran
5. Mediastinum KGB mediastinum maupun splenomegali.
 Gejala Klinik lain :
1. Penurunan BB >10% dalam 6 bulan
2. Demam berulang
3. Keringat >> saat malam hari
4. Gatal-gatal seluruh tubuh tanpa sebab
5. Kelelahan terus menerus dan kekurangan energi
6. Sesak Nafas
Pemeriksaan Penunjang
• Biopsi eksisional atau core biopsy  Biopsi KGB dilakukan cukup pada 1 kelenjar
yang paling representatif, superfisial, dan perifer.
• Spesimen kelenjar diperiksa:
Rutin Histopatologi: sesuai klasifikasi WHO terbaru
Khusus  IHK Molekuler (hibridisasi insitu) EBV
• Laboratorium :
Hematologi: Darah Perifer Lengkap (DPL), Gambaran Darah Tepi (GDT), Analisis
urin lengkap
Kimia klinik: SGOT, SGPT, Bilirubin (total/direk/indirek), LDH, protein total, albumin-
globulin, Alkali fosfatase, asam urat, ureum, kreatinin, Gula darah sewaktu, Elektrolit:
Na, K, Cl, Ca, P; HIV, TBC, Hepatitis C (anti HCV, HBsAg)
• Radiasi  CT scan / Pet CT Scan
• Konsultasi THT (Bila cincin Waldeyer terkena)
• Cairan tubuh lain (cairan pleura, asites, cairan serebrospinal)
Tatalaksana
Pilihan terapi bergantung pada beberapa hal, antara lain: tipe limfoma (jenis histologi),
stadium, sifat tumor (indolen/agresif), usia, dan keadaan umum pasien.
1. Operasi
2. Radioterapi
3. Kemoterapi

• Kemoterapi dengan banyak obat (Siklofosfamid, Klorambusil, Rituximab, Fludarabin)


• Antibiotik untuk mencegah infeksi
• Transfusi untuk mengatasi anemia
• Pencangkokan sumsum tulang dapat diusahakan untuk jenis-jenis leukemia tertentu
Derajat keganasan rendah
• Kemotreapi obat tunggal atau ganda, peroral
• Radioterapi paliatif
Derajat keganasan menengah
• Stadium I – IIa : Radioterapi atau kemoterapi parenteral kombinasi
• Stadium IIb – IV : Kemoterapi parenteral kombinasi, radioterapi berperan
untuk tujuan paliatif
Derajat keganasan tinggi
• Selalu kemoterapi parenteral kombinasi (lebih agresif)
• Radioterapi hanya berperan untuk tujuan paliatif
Prognosis
Pada penyakit ini ,jika masih terbatas maka memiliki angka kesembuhan ± 80%;
sedang penyakit lanjut memiliki angka kesembuhan 50-70%
  Bagaimana harapan hidup 5 tahun pada pasien limfoma?

Stadium Awal Stadium Lanjut

Limfoma Non-Hodgkin 70% 30%-40%

Limfoma Hodgkin 80%-90%


50%-60%
Pustaka
• DiPiro,Joseph T., Talbert,Robert L., Yee,Gary C., Matzke,Gary R., Wells,
Barbara G., Posey, L. Michael., Pharmacotherapy: A Phatophysiologic
Approach 7th Edition, The McGraw-Hill Companies, USA, 2219-2240
• Chisholm-Burns,Marie A., Wells,Barbara G., Schwinghammer,Terry L.,
Malone, Patrick M., Kolesar, Jill M., Rotschafer, John C., Dipiro, Joseph
T., 2008, Pharmacotherapy: Principles and Practice, The McGraw-Hill
Companies, USA, 1371-1383
• Sukandar, Elin Y., dkk, 2011, ISO FARMAKTERAPI 2, Penerbit Ikatan
Apoteker Indonesia, Jakarta.
• Pathway Cancer Centre, 2011
Kista Dermoid
Definisi
• Kista dermoid merupakan massa kistik subkutan yang
terdiri dari epitel dan struktur adneksa.
• Secara histopatologi terdiri dari 3 jenis yaitu kista
epidermoid, dermoid dan teratoid.

Sumber : Budiman, BJ dan D Rusdi. 2011. Kista Dermoid Submandibula. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Etiologi
• Etiologi kista dermoid belum diketahui
secara pasti.
• Terdapat teori yang menyatakan
bahwa kista dermoid kongenital
merupakan lesi disembriogenik yang
berasal dari elemen ektoderm yang
terjebak pada saat penggabungan
antara arkus brankial pertama dan
kedua yang terjadi pada masa gestasi
3 sampai
Sumber : Budiman, BJ4 minggu.
dan D Rusdi. 2011. Kista Dermoid Submandibula. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas
Epidemiologi
• Lokasi terbanyak di gonad, mediastinum superior dan
kepalaleher. Sebanyak 7% dari kista dermoid terdapat di
kepala-leher, dimana sekitar 23% berlokasi di dasar mulut
dan 6% diantaranya terdapat pada daerah submandibula.

Sumber : Budiman, BJ dan D Rusdi. 2011. Kista Dermoid Submandibula. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas
Epidemiologi

Reza Rahbar, Carlos Rodriguez-Galindo, John G. Meara. Pediatric Head and Neck
Tumors. 2013
Reza Rahbar, Carlos Rodriguez-Galindo, John G. Meara. Pediatric Head and Neck Tumors.
2013
Reza Rahbar, Carlos Rodriguez-Galindo, John G. Meara. Pediatric Head and Neck Tumors. 2013
Gejala Klinis
• Secara klinis, kista dermoid merupakan suatu massa
kistik yang tidak nyeri dan pertumbuhannya sangat
lambat.
• Terdapat asumsi yang menyatakan bahwa kista akan
tumbuh secara cepat pada masa pubertas dimana
terdapat peningkatan sekresi kelenjar sebasea. Kista
dermoid dapat bersifat kongenital.

Sumber : Budiman, BJ dan D Rusdi. 2011. Kista Dermoid Submandibula. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas
Tatalaksana
• Penatalaksanaan kista dermoid pada dasar mulut
tergantung manifestasi klinis dan lokasi kista, berupa
ekstirpasi kista dengan berbagai pendekatan, baik
intraoral, ekstraoral maupun kombinasi keduanya.

Sumber : Budiman, BJ dan D Rusdi. 2011. Kista Dermoid Submandibula. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas
Pemeriksaan Penunjang
• Yaitu pemeriksaan histopatologis dan radiologi seperti :
- ultrasonografi (USG),
- CT Scan,
- MRI
• Pemeriksaan radiologis bertujuan untuk mengetahui
lokasi, ukuran dan perluasan kista, serta hubungan kista
dengan struktur sekitarnya, sehingga memudahkan
operator untuk memilih pendekatan operasi yang tepat.
Sumber : Budiman, BJ dan D Rusdi. 2011. Kista Dermoid Submandibula. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas
Reza Rahbar, Carlos Rodriguez-Galindo, John G. Meara. Pediatric Head and Neck Tumors.
2013
Prognosis
• Prognosis kista dermoid setelah dilakukan ekstirpasi
sangat baik dan sangat jarang mengalami ekurensi.
Namun New dan Erich, seperti dikutip yang oleh Jam BC
et al menyatakan bahwa sekitar 5% dari kista dermoid
tipe teratoid dapat berubah menjadi ganas.

Sumber : Budiman, BJ dan D Rusdi. 2011. Kista Dermoid Submandibula. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas
Struma multinodosa non toksik
Gejala klinis
• Benjolan di leher asimtomatis
• Tidak ada tanda hipertiroidisme
• Bila tumor menekan ke bagian belakang --> Disfagia,
dispnea, disfonia
Pemeriksaan penunjang
1. FNAB
2. Tes fungsi tiroid
3. Pada pemeriksaan lab , ditemukan serum T4 (Troksin) dan T3 ( tryodotironin)
dalam batas normal
4. Pada pemeriksaan USG ( Ultrasonografi)
5. Pemerksaan sidik tyroid
a. Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan sekitarnya hal ini
menunjukan fungsi yang rendah
b. Nodus panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada bsekitarnya keadaan ini
memperlihatkan aktifitas yang lebih
c. Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya ini berarti fungsi nodul
sama dengan bagian tyroid yang lain
Tatalaksana
1. Operasi ( Tiroidektomi)
2. Yodium radioaktif
3. Tiroksin dan anti-tiroid
Jenis Terapi Keuntungan Kerugian

Bedah • Reduksi dari struma yang signifikan • Risiko operasi


• Dekompresi trakea dengan cepat • Paralisis pita suara (1 %)
• Menghilangkan gejala dengan segera • Hipoparatiroidisme (1%)
• Diagnosis definitif • Risiko hipotiroidisme akibat reseksi
• Rekurensi ( tergantung dari tipe reseksi)
• Biaya tinggi
131
I (Yodium) • Efek samping subjektif lebih sedikit • Keterbatasan karena penggunaan
• Reduksi ukuran 50% dalam 1 tahun radioaktif
• Memperbaiki kapasitas inspirasi jangka • Pada wanita fertil membutuhkan
panjang kontrasepsi
• Dapat diulangi dengan hasil yang baik • Reduksi pertumbuhan struma lambat
• Biaya rendah • Risiko pembesaran struma akut (rendah)
• Tiroiditis (3%)
• Grave’s disease (5%)
• Hipotiroidisme dalam 1 tahun ( 15-20%)
L-T4 (H.Tiroksin) • Biaya rendah • Efektifitas rendah
• Dapat mencegah pembentukan nodul baru • Terapi seumur hidup
• Reduksi 15- 40 % dalam 3 bulan • Efek samping pada tulang dan jantung
• Tidak dapat dilakukan jika TSH rendah
Prognosis
• Rekurensi struma nontoksik tampak pada 15-40 % pasien
pada follow up jangka panjang.
• Angka mortalitas pasca-operasi < 1 %
PEMBAHASAN
Nama Penyakit Etiologi Gejala Klinis Tata Laksanana
Karsinoma papiler Paparan radiasii •Massa di leher Pembedahan:
tiroid •Umumnya tidak •Lobektomi
nyeri •Tiroidektomi
•Suara serak
•Disfagia
•Sesak
Karsinoma folikuler Defisiensi yodium •Pembengkakan •Pembedahan eksisi
tiroid kelenjar tiroid •Regimen hormon
berupa nodul padat tiroid pasca eksisi
•Suara parau
•Disfagia
•BB turun
Karsinoma Belum diketahui •Massa besar yang Tiroidektomi total
anaplastik secara pasti tumbuh cepat

Karsinoma meduler Hiperplasia sel C •Massa di leher Tiroidektomi


tiroid tiroid atau sel •Disfagia
parafolikuler •Suara serak
Nama Penyakit Etiologi Gejala Klinis Tata Laksana
Limfoma maligna Belum diketahui Limfoma Hodgkin: •Pembedahan
secara pasti, •Limfadenopati •Radioterapi
kemungkinan: •Demam •Kemoterapi
•Infeksi •BB turun •Imunoterapi
•Faktor lingkungan •Berkeringat malam •Transplantasi
•Inflamasikronis hari sumsum tulang
penyakit autoimun •Napas pendek
•Genetik

Struma multinodusa Gangguan sintesis •Pembesaran •Konsumsi garam


hormon tiroid kelenjar yang tidak beryodium
(defisiensi yodium>>) simetris •Strumektomi
•Multilobular
•Obstruksi jalan
napas
•Disfagia

Kista dermoid Belum diketahui •Pembengkakan di Ekstirpasi kista


secara pasti regio sumental dan
(kongenital/didapat) submandibula
•Gangguan menelan
•Gangguan berbicara
•Obstruksi jalan
napas
PEMBAHASAN
• Wanita 49 tahun
• Benjolan di regio colli anterior dextra
• Awalnya dari 10 tahun yang lalu sebesar telur ayam dan 6
bulan terakhir membesar sebesar kepalan tangan dewasa.
(Benjolan semakin besar)
• Benjolan kecil-kecil di regio colli lateral dextra
• Disfagia, dyspnoe, disfonia
• BB turun karena anoreksia
PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGN :
TENSI 120/80 mmHg  Normal (120/80 mmHg)
Nadi 88 x/mnt  Normal (60-100x/mnt)
RR 26 x/mnt  Takipnea (Normalnya 14-20 x/mnt)
Suhu 37,8 ºc  Normal ( 36,5-37,5 ºC)
GCS 456  Normal ( normalnya 456)

• Massa  padat kenyal sebagian keras, multinodosa, ikut


bergerak saat menelan, ukuran diameter 12 cm.
• Teraba limfadenopathy multiple regio colli lateral dextra
ukuran diameter rata-rata 1,5-2cm, keras padat, mobile, tenderness.

CIRI-CIRI TUMOR GANAS :


KONSISTENSI KERAS
TERFIKSASI (MENGIKUTI GERAKAN
MENELAN)
KGB TERABA
KESIMPULAN
CA Tiroid
• Keganasan kelenjar endokrin yang paling sering dijumpai 1,1
% dari seluruh keganasan manusia
• Sifat  Nodul tunggal disertai limfadenopathy multiple di
sekitar regio colli dextra, padat kenyal sebagian keras.
• Gejala klinis : Nodul ikut bergerak saat menelan, terabsa KGB
di leher lateral, disfagia (+), dyspnoe (+), disfonia (+),
takipnea (+)

Anda mungkin juga menyukai