Anda di halaman 1dari 43

Presentasi Kasus

Stroke Non Hemoragik

Kelompok 1
Akademi Keperawatan Serulingmas
Cilacap
Tinjauan Teori
A. Definisi
Stroke non hemoragik merupakan syndrome klinis yang awalnya timbul
mendadak , progresi cepat berupa deficit neurologis, fokal atau global yang
berlangsung 24 jam atau lebih langsung menimbulkan kematian yang
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non hemoragik .

B. Etiologi
• Thrombosis serebri merupakan proses terbentuknya thrombus yang
membuat pengumpulan.
• Emboli serebri merupakan tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
• Hioperfusion sistemik adalah berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
C. Tanda Gejala
Tanda gejala stroke tergantung dari sisi atau bagian mana yang terkena,
rata-rata serangan, ukuran lesi dan adanya sirkulasi kolateral. Pada stroke
non hemoragik, gejala klinis (Geofani, 2017) meliputi:
• Kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah (hemiparise) atau
• hemiplegia (paralisis) yang timbul secara mendadak.
• Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan
• Penurunan kesadaran (konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma)
• Afasia (kesulitan dalam bicara)
• Disatria (bicara cedel atau pelo)
• Gangguan penglihatan, diplopia
• Disfagia
• Inkontinensia
• Vertigo, mual, muntah, nyeri kepala, terjadi karena peningkatan
tekanan intrakranial, edema serebri
D. Patofisiologi
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.
Faktor pencetus pada stroke non hemoragik dapat berupa adanya trombus,
embolus, udara dan plak aterosklerotik sedangkan untuk stroke hemoragik
hipertensi menjadi faktor pencetus utama. Trombus dapat pecah dari dinding
pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah yang
mengakibatkan iskemia jaringan otak yang disupalai oleh pembuluh darah yang
bersangkutan, edema, kongesti disekitar area dan nekrosis (Lestari, 2017).
Sirkulasi serebral yang terhambat dapat berkembang menjadi anoksia
cerebral, selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang
relatif banyak akan mengakibatkan peningkatan TIK dan penurunan tekanan
perfusi otak serta gangguan drainase otak. Elemen-elemen vasoaktif darah
yang keluar dan periode iskemik akibat menurnnya tekanan perfusi
menyebabkan saraf di area yang terkena darah dan sekitarnya tertekan
lagi.Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak
(Lestari, 2017).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan (Computed Tomography Scan)
2. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
3. Angiogram
4. Ekokardiogram
5. Lumbal Puncture atau Fungsi Lumbal
6. Ultrasonografi Doppler
7. EEG (Electro ensefalography)
8. Pemeriksaan Laboratorium
F. Penatalaksanaan Medis
1. Pemenuhan cairan dan elektrolit
2. Mencegah peningkatan Tekanan Intra Cranial
(TIK)
3. Tindakan operatif
a. Endosterektomi karotis
b. Revaskularisasi
c. Kraniotomi
G. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas Klien
b. Riwayat Kesehatan
• Keluhan Utama
• Riwayat Kesehatan Sekarang
• Riwayat Kesehatan Dahulu
• Riwayat Kesehatan Keluarga
c. Pengkajian Fokus
• Breathing
• Blood/sirkulasi
• Brain/persarafan otak
• Bladder/Perkemihan
• Bowel/Pencernaan
• Bone/Tulang dan integumen
d. Pemeriksaan Fisik
e. Pemeriksaan Neurologis
2. Diagnosis Keperawatan
a. Hambatan mobilitas fisik
b. Hambatan komunikasi verbal
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Resiko kerusakan integritas kulit
f. Resiko jatuh
g. Ketidakefektifan pola napas
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data Dasar
Tanggal pengkajian : 02 Juli 2019 jam 14.00 wib
1. Identitas
Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 18 November 1945 (73 Tahun)
Jenis Kelamin : laki-laki
Status : Menikah
Alamat : Toyareja 1/3
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan: D4
Pekerjaan : Pensiunan guru
Tanggal Masuk : 26 juni 2019
No.CM : 0021xxxx
Dx. Medis : Stroke Non Hemoragik ( SNH)
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan pasien banyak tidur
b. Keluhan Tambahan
Keluarga pasien mengatakan pasien lemes, mengalami
kelemahan pada anggota gerak kanan dan kiri,
c. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga pasien mengatakan pasien datang ke IGD tanggal 26
juni jam 16.00 wib, dengan keluhan post jatuh , kepala
terbentur lantai, pasien tidak sadarkan diri saat kejadian,
anggota gerak kanan kiri lemah tidak bisa digerakan, bicara
susah, kemudian pasien dipindahkan ke ruang anggrek
tanggal 27 juni jam 14.00 wib.
d. Riwayat penyakit Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien belum
pernah dirawat di RS, pasien sering jatuh sejak 3
bulan yang lalu, pasien sudah pernah melakukan
pemeriksaan CT Scan dan Periksa ke poli mata,
pasien memiliki riwayat katarak.
e. Riwayat Penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat
penyakit keluarga,.
3. Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi Kesehatan
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tahu kesehatan itu penting dan
harus di jaga
b. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit: Keluarga pasien mengatakan pasien makan secara rutin 3x
sehari dengan porsi 1 piring terdiri dari nasi,sayur, lauk pauk serta minum air
putih ±5 gelas sehari
Selama Sakit: Keluarga pasien mengatakan pasien selalu menghabiskan
makanan dari RS diit nasi lunak. Pasien minum air putih ±3 gelas sehari
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan pasien BAB normal 1x sehari
dengan konsistensi lunak berwarna kuning dan berbau khas, pasien BAK
sebanyak ±4 kali sehari berwarna kuning jernih dan berbau khas
Selama sakit : keluarga pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi
lunak dan berbau khas, pasien terpasaang kateter dan BAK ±600 cc/hari
berwarna kuning pekat.
d. Pola Latihan dan aktivitas
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan
sebelum pasien jatuh yang terakhir pada tanggal
pasien masih bisa beraktivitas secara mandiri
Selama sakit : Keluarga pasien mengatakan
selama sakit aktivitas pasien di bantu oleh
keluarga
e. Pola persepsi sensasi dan kognitif
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan semua panca indra
pasien masih berfungsi dengan baik kecuali mata karena katarak.
Selama sakit : keluarga pasien mengatakan semua panca indra
pasien masih berfungsi dengan baik kecuali mata karena
katarak.
f. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien tidur dan
istirahat cukup ±8 jam sehari, namun semenjak istri pasien
meninggal 3 bulan yang lalu pola tidur pasien terbalik, Pasien
tidur di siang hari dan berakivitas di malam hari.
Selama sakit :Keluarga pasien mengatakan selama sakit pasien
lebih banyak tidur pasien bangun bila dibangunkan, lalu pasien
tidur lagi.
g. Konsep diri dan persepsi diri
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan ingin pasien selalu sehat
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan ingin pasien cepat sembuh
dan cepat pulang
h. Pola hubungan pasien
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan hubungan klien dengan
keluarga dan tetangga baik
Selama sakit: Keluarga pasien mengatakan hubungan klien dengan
keluarga dan tetangga baik
i. Pola reproduksi dan sexual
Sebelum sakit : Keluarga Pasien mengatakan istri pasien meninggal 3
bulan yang lalu, klien memiliki 7 orang anak dan 12 orang cucu.
Selama sakit: keluarga pasien mengatkan istri klien meninggal 3 bulan
yang lalu.
j. Koping stress dan toleransi
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan pasien
tidak pernah menceritakan masalahnya.
Selama sakit : keluarga pasien mengatakan pasien
tidak pernah menceritakan masalahnya, pasien selalu
diam.
k. Pola keyakinan dan nilai
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan pasien
rajin beribadah dan sholat 5 waktu
Selama sakit : keluarga pasien mengatakan pasien
tidak menjalankan ibadahnya.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Somnolen
• Gcs : E3, V4, M2: 9
Tanda-tanda vital
• TD : 140/100 mmHg, S : 36,8 ⁰C, N : 84 kali/menit, RR : 24 kali/menit
Antopometri
TB : 155 cm,BB : 45 kg
Pengkajian fisik
• Kepala : bentuk mesocepal, bersih, rambut beruban, penyebaran
• rambut tidak merata, dan tidak ada benjolan.
• Mata : simetris, konjngtiva an anemis, sclera an ikterik, pupil isohor.
• Wajah : tidak ada luka, tidak jejas.
• Hidung : bersih, simetris, tidak terdapat luka, terpasang O2 3 liter.
• Mulut dan gigi : mulut tampak bersih, tidak ada lesi, tidak ada karies
• gigi, gigi tanggal 8
• Telinga : simetris, bersih, serumen tidak berlebih
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
•Dada :
Inspeksi : dada tidak simetris, lebih besar kiri
Palpasi : terdapat pembesaran pada dada bagian kiri, ada nyeri tekan
pada dada bagian kiri, taktil premitus tidak normal
Perkusi : bunyi sonor dan dulnes pada dada bagian kiri
Auskultasi : bunyi jantung lup dup terdapat bunyi tambahan , bunyi
paru vesikuler tidak ada bunyi tambahan
•Abdomen :
Inspeksi : simetris, warna kulit sama dengan bagian tubuh yang lain,
tidak ada jejas, tidak ada luka
Auskultasi : bising usus 20 kali/menit
Perkuasi : bunyi redup pada kuadran 1
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
•Ekstermitas : terpasang infus pada tangan sebelah kanan dan
mengalami kelemahan pada ekstermitas kiri, kekuatan otot tangan 4 dan kaki 3.
4 4

3 3

•Genetalia : terpasang kateter


•Kulit : tidak ada luka
E. Pemeriksaan penunjang
Hasil laboratorium tanggal 29 juni 2019

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Interpretasi


Hemoglobin 13.0 q/Dl 13,2-17,3 Low
Leukosit 9.9 10^3/01 3,8-10,6 Normal
Hematokrit 37   40-52 Low
Eritrosit 5.1 10^3/uL 4.4-5.9 Normal
Trombosit 425 10^2/uL 150-440 Normal
MCH 25 Pg 26-34 Low
MCHC 35 q/dL 32.36 Normal
MCV 72 £L 80-100 Low
DIFF COUNT        
Eosinofil 3 % 1-3 Normal
Besofil 0 % 0-1 Normal
Netrofil segmen 79 % 50-70 High
Limfosit 12 % 25-40 Low
Monosit 16 % 2-8 High
KLINIK        
Gula Darah Sewaktu 208,9 mg/dL 100-150 High
Ureum 208 mg/dL 10-50 High
Kreatinin 0,68 u/dL 0,6-1,1 Normal
SGOT 57,6 u/dL ≤37 High
Labolatorium tanggal 3 juli 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Interpretasi
Kimia klinik        
HBAIC 6,40 % 4,20-6,50 Normal
Elektrolit        
Natrium 133,9 Mmol/L 135,0-147,0 Low
Kalium 3,5 mmol/L 3,5-5,0 Normal
Klorida 101,8 mmol/L 95,0-105,0 Normal
Gula darah sewaktu 209,2 mmol/L 100-150 High

labolatorum tanggal 4 juli 2019


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Interpretasi

Kimia klinik        

Gula darah sewaktu


224,2 mg/dL 100-150 High
Radiologi
1. CT Scan
Tanggal pemeriksaan: 22 Mei 2019
MSCT Kepala tanpa kontras
Infark di corona radrata bilateral aspek posterior (lobus occipital)
Lacunar infark di gyrus insularis dan capsula internal bilateral
Gyrilo dan subci prominent, sistema ventrikel dan systema serta
fissure sylvii lebar sesuai dengan atrofi cerebri
2. Rontgen Thorax
Tanggal pemeriksaan: 29 juli 2019
Kardiomegali
3. EKG
Tanggal pemeriksaan: 3 juli 2019
Sinus rythem with 1st degree AV Blok with occasional premature
ventricular complexs possible inferior infarct, age undermined.
waktu obat keterangan

02 Juli 2019 1. Citicolin injeksi 2x500 mg Lanjut


2. Piracetam injeksi 3x3 gr
3. Asam Tranexamat injeksi 3x500 mg
4. Mecobalamin injeksi 3x 2ml
5. infus assering 20 tpmk, NaCl 20 tpm
6. O2 3 L/Menit

03 Juli 2019 1. Furosemide injeksi 3x20 mg Lanjut


2. Citicolin injeksi 2x500 mg
3. Piracetam injeksi 3x3 gr
4. Asam Tranexamat injeksi 3x500 mg
5. Mecobalamin injeksi 3x 2ml
6. infus assering 20 tpmk, NaCl 20 tpm
7. O2 3 L/Menit

04 Juli 2019 1. Furosemide injeksi 3x20 mg Lanjut


2. Citicolin injeksi 2x500 mg
3. Piracetam injeksi 3x3 gr
4. Asam Tranexamat injeksi 3x500 mg
5. Mecobalamin injeksi 3x 2ml
6. infus assering 20 tpmk, NaCl 20 tpm
7. O2 3 L/Menit

 
Analisa data
DATA PENYEBAB MASALAH

DS: keluarga pasien mengatakan pasien banyak tidur Trauma Ketidakefe


DO: otak ktifan
Pasien bangun dengan rangsangan verbal kemudian tidur lagi, urine tampak perfusi
sedikit dan berwarna kuning pekat di urine bag, KU : lemah jaringan
Kesadaran : Somenolen cerebral
GCS : E3V4M2:9
TD : 140/100 mmHg
S : 36,8℃
N : 84x/menit
RR : 24 x/menit
Hasil CT Scan
1) Infark di corona radrata bilateral aspek posterior (lobus occipital)
2) Lacunar infark di gyrus insularis dan capsula internal bilateral
 
 
DS: Keluarga pasien mengatakan pasien lemas Gangguan Hambatan mobilitas
DO: kelemahan pada ektremitas kanan dan kiri, Neuromuskular Fisik
KO

DS: Keluarga pasien mengatakan pasien susah Gangguan system Hambatan


bicara. syaraf pusat komunikasi verbal
 
DO: bicara pelo, disorientasi waktu kesulitan
menggunakan ekspresi tubuh
Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan trauma otak
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan neuromuscular
3. Hambatan komunikasi verbal berhubungan
dengan gangguan system saraf pusat
Intervensi
1.Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan trauma otak
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah
ketidakefektifan perfusi jaringan serebral pasien dapat teratasi dengan kriteria
hasil : (Status neurologis)

Indikator Awal Tujuan Akhir


Kesadaran 3 5  
Tekanan intracranial 3 5  
Pola bernafas 4 5  
Tekanan darah 4 5  

• Keterangan :
• Sangat terganggu
• Banyak terganggu
• Cukup terganggu
• Sedikit terganggu
• Tidak terganggu
Intervensi
• Monitor neurologis
• Monitor tingkat kesadaran
• Monitor GCS
• Monitor kekuatan otot
• Monitor kesimetrisan wajah
• Catat keluhan sakit kepala
• Beri tahu dokter mengenai perubahan kondisi
pasien
• Kolaborasi pemberian obat
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
hambatan mobilitas fisik pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil :
(Pergerakan)
Indicator Awal Tujuan Akhir

Gerak otot 3 5  

Gerak sendi 3 5  

Bergerak dengan mudah 3 5  

• Keterangan :
• Sangat terganggu
• Banyak terganggu
• Cukup terganggu
• Sedikit terganggu
• Tidak terganggu
Intervensi :
• Terapi latihan mobilitas pergerakan sendi
• Monitor lokasi kencenderungan adanya nyeri dan
ketidaknyamanan selama pergerakan
• Bantu pasien untuk membuat jadwal latihan ROM
• Lakukan ROM pasif
• Dukung pasien untuk duduk di tempat tidur
• Dukung alih baring
• Instruksikan pasien atau keluarga cara melakukan
latihan ROM pasif
• Jelaskan pada keluarga atau pasien manfaat dan
tujuan ROM
• Kolaborasi dengan fisioterapi
3. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
system saraf puasat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pasien dapat berkomunikasi dengan tepat sesuai
keadaannya, dengan kriteria hasil :
Indicator Awal Tujuan Akhir

Menggunakan bahasa lisan 1 3  

Menggunakan bahasa nonverbal 1 3  

Mengenali pesan yang diterima 1 3  

• Keterangan :
• Sangat terganggu
• Banyak terganggu
• Cukup terganggu
• Sedikit terganggu
• Tidak terganggu
Intervensi
• Peningkatan komunikasi kurang bicara
• Monitor proses kognitif, anatomi dan fisiologi
terkait dengan kemampuan bicara
• Kenali emosi dan perilaku fisik sebagai bentuk
komunikasi
• Ijinkan pasien sering mendengarkan suara
pembicaraan dengan cara yang tepat
• Ulangi apa yang disampaikan pasien untuk
menjamin akurasi
• Instruksikan pasien untuk bicara pelan
• Kolaborasi bersama keluarga atau terapis untuk
mengembangkan rencana agar bisa berkomunikasi
secara efektif.
Implementasi
Selasa, 2 juli 2019
1. Memonitor kesadaran, keadaan umum, kekuatan otot
Menanyakan keluhan
Memonitor infus asering
Memberikan injeksi citicolin 500 mg, pirasetam 3 gr, mekonalamin 2ml.
Memonitor TTV
2. Melakukan ROM pasif
Menyampaikan tujuan ROM
Melakukan alih baring dan menginstrusikan pasien untuk latihan duduk di
tempat tidur
Mengajarkan pasien dan keluarga bagaimana cara melakukan ROM pasif
Memonitor lokasi kencenderungan adanya nyeri dan ketidaknyamanan selama
pergerakan
3. Menginstrusikan keluarga untuk mengajak bicara pasien
Mengulangi apa yang telah di sampaikan oleh pasien untuk menjamin
kebenaran
Mengenali emosi dan perilaku fisik pasien sebagai bentuk
Rabu, 3 juli 2019
1. Memonitor keadaan umum, kesadaran, GCS, dan kekuatan otot
Memonitor infus Nacl
Memberikan terapi, furosemide 10 mg, citicolin 500 mg,
pirasetam 3 gr, asam tranexsamat 50 mg, mekobalain 2 ml.
Memonitor TTV dan O2
Memonitor tetesan infus
2. Mengkolaborasikan dengan fisioterapi
Memotivasi keluarga untuk melakukan ROM pasif pada pasien
Melakukan ROM pasif
3. Menginstrusikan keluarga untuk sering ngobrol didekat pasien
dan membicarakan pasien untuk mendengarkan pembicaraan
Mengajak bicara pasien
Kamis, 4 juli 2019
1. Memonitor kesadaran, keadaan umum, GCS dan
kekuatan otot
Memonitor infus Nacl
Menginjeksikan citicolin 500 mg, furosemide 10 mg
pirasetam 3 gr, asam tranexamat 500 mg
Memonitor TTV dan O2 3 liter
Memonitor cairan atau tetesan infus
2. Mengkolaborasikan tindakan ROM dengan fisioterapi
Memotivasi keluarga untuk melakukan ROM pada
pasien
3. Mengajak pasien bicara
Memotivasi keluarga untuk mengajak bicara pasien
Evaluasi
Kamis, 14 juli 2019
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan trauma otak
S : Keluarga pasien mengatakan pasien masih banyak
tidur, masih lemas, kaki dan tangan masih susah diangkat
O : Ku :Lemah
Kesadaran somenolen
GCS: E3, M3, V3 :9
Kekuatan otot: tangan 4 dan kaki 3
TD : 140/80 mmHg
S : 36,8 ⁰C
N : 76 kali/menit
O2 : 3 L/menit
A: masalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
belum teratasi
Indicator Awal Tujuan Akhir

Kesadaran 3 5 3

Tekanan intracranial 3 5 3

Pola bernafas 4 5 4

Tekanan darah 4 5 4
P: lanjutkan intervensi
• Monitor tingkat kesadaran, GCS, kesadaran
umum
• Monitor kekuatan otot
• Injeksi citicolin 500 mg, pirasetam 3 gr, asam
traneksamat 500 mg, mekobalamin 2 ml,
furosemide 10 mg
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
gangguan neuromuscular
S : keluarga pasien mengatakan pasien lemas
O : kelemahan pada tangan dan kaki, kekuatan otot
tangan 4 dan kaki 3
A : masalah hambatan mobilitas fisik pasien belum
teratasi
Indicator Awal Tujuan Akhir

Gerak otot 4 5 4

Gerak sendi 4 5 4

Bergerak dengan mudah 2 5 2

P : lanjutkan intervensi
•Lakukan ROM
•Motivasi keluarga untuk melakukan ROM
•Kolaborasi dengan fisioterapi
3. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
system
syaraf pusat
S : keluarga pasien mengatakan pasien masih sulit bicara
O : pasien tampak bicara pelo
A : maslah hambatan komunikasi verbal belum teratasi
Indicator Awal Tujuan Akhir

Menggunakan bahasa lisan 1 3 1

Menggunakan bahasa nonverbal 1 3 1

Mengenali pesan yang diterima 1 3 2

P : lanjutkan intervensi
•Intruksikan keluarga untuk mengajak bicara pasien
•Motivasi keluarga untuk melatih bicara pasien
PEMBAHASAN
Sesuai dengan analisa data selama melakukan pengkajian pada tanggal 2 Juli
2019 penulis menemukan ada tiga diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan pengkajian yang dilakukan,
yaitu :
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral b/d. trauma otak
Data yang menjadi alasan penulis menegakan diagnose keperawatan
ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral Infark di corona radiata bilateral
aspek posterior (lobus occipital). Lacunar infark di gyrus insularis dan capsula
internal bilateral.Kesadaran : Sopor GCS : E3V4M2:9, TD : 140/100 mmHg
mengalami kelemahan di ekstremitas atas dan bawah urine tampak sedikit dan
berwarna merah di urine bag. Sesuai dengan NANDA 2015 menyebutkan
bahwa pasien dengan ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral memiliki
batasan karakteristik , antara lain perubahan status mental, perubahan respon
motorik, kelemahan atau paralisis ekstremitas, ketidak normalan dalam bicara,
hematuria, oliguria.
2. Hambatan mobilitas fisik b/d .Gangguan neuromuscular
Data yang menjadi alasan penulis menegakan diagnosa
keperawatan hambatan mobilitas fisik adalah Keluarga
pasien mengatakan pasien lemas, , mengalami kelemahan
pada ektremitas kanan dan kiri, kekuatan otot ekstremitas
atas 4 dan ekstremitas bawah 3.Diagnosis Keperawatan
2015-2017 menjabarkan bahwa hambatan mobiltas fisik
adalah keterbatasan dalam gerakan fisik satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri dan terarah. Batasan
karakteristik dari hambatan mobilitas fisik diantaranya
adalah gerakan lambat, keterbatasan rentang gerak,
penurunan kemampuan melakukan keterampilan motorik
kasar, ketidaknyamanan.
3. Hambatan komunikasi verbal b/d. gangguan sistem
safar pusat
Menurut NANDA 2015 Hambatan komunikasi
verbal adalah penurunan, pelambatan atau ketiadaan
kemampuan untuk menerima, memproses, dan atau
menggunakan sistem simbol.Data yang menjadi
alasan penulis menegakan diagnosa keperawatan
hambatan komunikasi verbal adalah keluarga pasien
mengatakan pasien susah bicara, bicara pelo,
disorientasi waktu kesulitan menggunakan ekspresi
tubuh. Hal tersebut sesuai dengan batasan
karakteristik yang ada di NANDA 2015.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai