Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN
GANGGUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANGAN MURAI A RSKJ SOEPRAPTO
BENGKULU

Oleh
WITA DIANTARA
A. Pengkajian Keperawatan

Tn. S berumur 48 tahun, sudah menikah, dan pendidikan terakhir SD masuk


ke RSKJ Soeprapto dengan alasan meresahkan warga,merusak barang,emosi
labil,mengancam dengan pisau,ngoceh-ngoceh,curiga dengan orang lain
Keluarga klien mengatakan klien sudah 3 kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa,
klien merupakan orang yang tidak suka berhubungan dengan orang lain,mudah
marah, tersinggung dan mudah marah apabila teman atau orang lain
mengejeknya,sehingga Tn. S banyak diam dan tidur.
Tn. S tidak pernah mengalami penganiayaan fisik, tindakan kriminal maupun
adanya penolakan dari lingkunganya. Tn. S mempunyai koping yang maladaptif yaitu
menyelakai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Klien tinggal serumah dengan istri dan anak bungsunya. Riwayat keluarga
tidak ada yang mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Saat ini anak bungsu klien
adalah pengambil keputusan dalam keluarga.
B. Diagnosa Keperawatan

Secara garis besar pada Tn. S ditemukan data subyektif dan data
obyektif  yang menunjukan karakteristik Tn. S dengan diagnosa resiko
perilaku kekerasan dengan data subyektif klien mengatakan mudah
marah.mengamuk jika ada masalah dan menghancurkan barang-
barang disekitarnya,klien mengatakan pernah mengancam dengan
pisau.
Data objektif tatapan mata tajam,nada suara tinggi,tangan
mengepal,muka merah

Selain itu Tn. S mengatakan. Pernah mendengar bisikan-bisikan


yang mengganggu,terlihat sering mondar-mandir,senyum sendiri
dan tiba-tiba marah,secara garis besar data subyektif dan objektif
menunjukan diagnosa gangguan persepi sensori halusinasi
pendengaran
Klien mengatakan curiga dengan orang lain dan menganggap
banyak musuh,klien terlihat sering tidur sendirian ditempat
tidur,secara garis beesar menunjukan diagnosa gangguan isi fikir
waham curiga
Intervensi keperawatn
 Rencana keperawatan pada Tn. S dengan Resiko Perilaku Kekerasan
dengan tujuan umum (TUM) agar klien dapat mengontrol RPK. Dan
dengan lima tujuan khusus (TUK):
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Klien dapat mengenal
RPK serta latihan cara fisik TND dan PBK
2. Klien dapat memanfaatkan obat untuk mengontrol RPK
3. Klien mengontrol RPK dengan cara verbal
4. KKlien mengontrol RPK dengan cara spiritual.
Rencana keperawatan pada Tn. S dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran yaitu dengan tujuan umum (TUM) agar klien dapat mengontrol
halusinasi yang dialaminya. Dan dengan lima tujuan khusus (TUK):
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Klien dapat mengenal
halusinasinya dari situasi yang menimbulkan halusinasi, isi, waktu, frekuensi
halusinasi, dan respon klien terhadap halusinasinya serta latihan cara
menghardik.
2. Klien dapat memanfaatkan obat untuk mengontrol halusinasi
3. Klien dapat melatih mengontrol halusinasinya dengan berlatih cara
bercakap-cakap
4. Klien dapat mengalihkan halusinasinya dengan beraktivitas secara terjadwal
5. Dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasi agar keluarga mampu
merawat klien dengan halusinasi saat berada di  rumah.
Lanjutan……

Rencana keperawatan pada Tn. S dengan gangguan isi fikir: waham


curiga dengan tujuan umum (TUM) yaitu klien dapat berkomunikasi
dengan baik dan benar, dan dengan lima tujun khusu (TUK):
1. Klien dapat membina dan mempertahankan hubungan saling
percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
3. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
4. Klien dapat berhubungan dengan realitas
5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Terapi Medik

1. Haloperidole 2x1 mg
Implementasi dan Evaluasi

Pada kasus Tn. S evaluasi yang  dapatkan masih di diagnosa pertama yaitu
pada pelaksanaan diagnose gangguan emosional: resiko perilaku kekerasan
strategi pelaksanaan 1-2 tanggal 23 – 26 Agustus 2019, Tn. S berhasil
melakukan dengan baik dalam mengenal perilaku kekerasan dan klien mampu
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara latihan fisik 1 tarik nafas dalam,
latihan fisik 2 pukul bantal dan kasur, dan patuh minum obat serta aktivitas
terjadwal namun masih dalam bimbingan sebagian sehingga dapat dianalisis
bahwa masalah teratasi.

Anda mungkin juga menyukai