online.pajak.com,
PPh Pasal 4 Ayat 2 yaitu pajak penghasilan atas
jenis penghasilan-penghasilan tertentu yang
bersifat final dan tidak dapat dikreditkan
dengan Pajak Penghasilan Terutang.
Objek Pajak
PPh Pasal 4 Ayat 2
1 2 3 4 5 6
Bunga dari deposito Transaksi saham dan surat Transaksi atas Pendapatan tertentu
Peredaran bruto Hadiah berupa
dan jenis-jenis berharga lainnya, transaksi pengalihan aset lainnya sebagaimana
(omzet lotere/ undian
tabungan, bunga dari derivatif perdagangan di bursa, dalam bentuk tanah diatur dalam atau
penjualan)
obligasi dan obligasi dan transaksi derivatif dan atau bangunan, sesuai dengan
sebuah usaha di
negara, dan bunga dari perdagangan di bursa, dan usaha jasa konstruksi, Peraturan Pemerintah
bawah Rp. 4,8
tabungan yang tranksaksi penjualan saham atau usaha real estate, dan
miliar dalam 1
dibayarkan oleh pengalihan ibukota mitra sewa atas tanah dan
tahun masa
koperasi kepada perusahaan yang diterima oleh atau bangunan
pajak
anggota masing- perusahaan modal usaha.
masing
Koperasi 01
Penyelenggara kegiatan
02
Otoritas bursa
03
04
Bendaharawan
Pasal 4 Ayat 2
Pemotong PPh
Tarif Objek Pajak PPh Pasal 4 Ayat 2
20%
bunga deposito serta jenis-jenis tabungan,
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan diskon
jasa giro
10%
bunga simpanan yang dibayarkan koperasi
kepada para anggotanya
10%
dividen yang diterima oleh wajib pajak
orang pribadi dalam negeri
10%
Sewa atau tanah dan/atau bangunan
0-20%
bunga dari kewajiban
Tarif Objek Pajak PPh Pasal 4 Ayat 2
25%
hadiah lotre atau undian
5%
Pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan (termasuk usaha real estate)
0,1%
Transaksi dari penjualan saham atau
pengalihan ibu kota mitra perusahaan yang
telah diterima oleh modal usaha
2-6%
Jasa konstruksi
2,5%
Transaksi derivatif berjangka panjang yang
telah diperdagangkan di bursa
Pembayaran dan Pelaporan
PPh Pasal 4 Ayat 2
Penghasilan Batas Waktu Pembayaran Batas Waktu Pelaporan
Jika telah melakukan validasi NTPN, wajib pajak
Omzet penjualan Tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak tidak perlu lapor lagi. Cukup menyertakan
(peredaran bruto) usaha berakhir lampiran laporan PPh Final 0,5% pada pelaporan
SPT Tahunan Badan atau Pribadi (SPT 1770)
Tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan saat
Hadiah undian 20 hari setelah masa pajak berakhir
terutangnya pajak
Bunga deposito atau
Tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan saat
tabungan, diskonto SBI, 20 hari setelah masa pajak berakhir
terutangnya pajak
bunga atau diskonto
Transaksi penjualan Tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan terjadinya Tanggal 25 bulan berikutnya setelah bulan
saham transaki penjualan saham terjadinya transaksi penjualan saham
Tanggal 10 (bagi pemotong pajak) atau tanggal 15 (bagi
Persewaan tanah
WP pengusaha persewaan) dari bulan berikutnya 20 hari setelah masa pajak berakhir
dan/atau bangunan
setelah masa pajak berakhir
Tanggal 10 (bagi pemotong pajak) atau tanggal 15 (bagi
Jasa konstruksi WP jasa konstruksi) dari bulan berikutnya setelah masa 20 hari setelah masa pajak berakhir
pajak berakhir
Pajak PPh Pasal 24
PPh Pasal 24 merupakan pajak yang dibayar atau terutang di
luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak dalam negeri. PPh Pasal 24 ini boleh
dikreditkan terhadap total pajak penghasilan terutang dalam
suatu tahun pajak (Siti Resmi, 2011).
Pajak Penghasilan asal 24
Undang-Undang No. 36 Tahun 2008
Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan
terhadap pajak yang terutang berdasarkan Undang undang ini dalam tahun
pajak yang sama.
Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar pajak
penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi
penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang ini.
Penentuan sumber penghasilan selain penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menggunakan prinsip yang sama dengan prinsip yang dimaksud pada ayat tersebut.
10%
Apabila pajak atas penghasilan dari luar negeri yang dikreditkan ternyata
40% kemudian dikurangkan atau dikembalikan, maka pajak yang terutang menurut
20%
Undang-undang ini harus ditambah dengan jumlah tersebut pada tahun
pengurangan atau pengembalian itu dilakukan.
30%
Ketentuan mengenai pelaksanaan pengkreditan pajak atas penghasilan dari luar
negeri diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Ketentuan Khusus PPh Atas Transaksi / Industri Tertentu
03
PPh Atas Bunga Tabungan PPh Atas Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
Ibu Al Putri pempunyai tabungan di Bank Tahun 2019 Nona Al Putri membeli surat berharga
Mandiri. Sehingga Ibu Al Putri memperoleh yang dikeluarkan Bank Indonesia senilai Rp
bunga atas tabungan total sebesar Rp. 20.000.000, kemudian pada tahun 2020 dijual
30.000.000 per bulan. Pajak yang dikenakan kepada Tuan Amri senilai Rp. 22.000.000,-
atas penghasilan berupa bunga tersebut yaitu :
Jawab:
Jawab : Maka Nona Al Putri mendapat laba bruto sebesar
20% x Rp. 30.000.000,- = Rp. 6.000.000,- Rp. 2.000.000,-
Perhitungan PPh :
20% x Rp. 2.000.000,- = Rp. 400.000,-
04
Contoh Kasus
Pada tahun 2000 Bapak Herman membeli tanah Tuan Basri menginvestasikan modal sebesar Rp.
Tanah seluas 50 m persegi senilai Rp. 90.000.000 ke perusahaan swasta baru berdiri yaitu
60.000.000,-. Pada tahun 2019 terjual dengan perusahaan ABC. Setahun kemudian perusahaan
harga Rp.115.000.000,- tersebut berkembang pesat, sehingga Tuan Basri
memperoleh bruto sebesar Rp. 50.000.000,-
Laba Bruto Bapak Herman
Rp. 115.000.000,- – Rp. 60.000.000,- = Rp. Maka PPhnya yaitu :
55.000.000,- Jawab :
Jawab : PPh (final) = 0,1 x Rp. 50.000.000 = Rp. 50.000,-
Perhitungan PPh Final 5% x 55.000.000,- = Rp.
2.750.000,-
08
Contoh Kasus
Pajak yang dibayar atau terutang diluar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh
wajib pajak dalam negeri. PPh Pasal 24 ini boleh dikreditkan terhadap total pajak penghasilan terutang dalam
suatu tahun pajak. Untuk memberikan perlakuan perpajakan yang sama antara penghasilan yang diterima atau
diperoleh dari luar negeri dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh di Indonesia, maka besarnya pajak
yang dibayarkan atau terutang diluar negeri dapat dikreditkan terhadap pajak yang terhutang di Indonesia
tetapi tidak boleh melebihi besarnya pajak yang terutang atas seluruh penghasilan di Indonesia. Penghitungan
penghasilan kena pajak termasuk penghasilan yang dibayar atau terutang diluar negeri melebihi jumlah kredit
pajak yang diperkenankan, maka kelebihan tersebut tidak dapat diperhitungkan dengan pajak penghasilan yang
terutang tahun berikutnya, tidak boleh dibebankan sebagai biaya atau pengurangan sebagai biaya atau
pengurangan penghasilan, dan tidak dapat dimintakan restitusi.
Thank You