- GSPKN-
1 Fungsi Alokasi
2 • Adil
• Transparan
2
3
Fungsi Distribusi
4 • Bermoral Tinggi
3 Fungsi Stabilitas
5
6
• Berhati-hati
• Akuntabel
JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
1
• Anggaran Negara dan Daerah
APBN/ APBD (Budget of State).
2
Perusahaan (RKAP), yaitu anggaran
usaha setiap BUMN/BUMD serta
badan hukum publik atau gabungan
publik-swasta.
KARAKTERISTIK ANGGARAN NEGARA
Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan non
keuangan
1. Anggaran rutin yang besarnya kira-kira 62 persen dari total pengeluaran meliputi:
1 belanja pegawai, belanja barang dan subsidi (BBM dan bukan BBM).
2. Anggaran pembangunan yang besarnya kira-kira 14 persen dari total pengeluaran
meliputi pembiayaan rupiah dan pembiayaan proyek.
• Anggaran belanja untuk daerah, yang besarnya kira-kira 24 persen dari total
pengeluaran.
2 Anggaran ini terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), dan
Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana tersebut di transfer ke pemerintah daerah baik
provinsi, kabupaten maupun kota.
ANGGARAN NEGARA SEBAGAI ALAT PERNYATAAN KEBIJAKAN
PUBLIK, TARGET FISKAL DAN ALAT PENGENDALIAN
Anggaran
Anggaran
sebagai alat sebagai alat
untuk perencanaan
menciptakan
ruang public
Anggaran Anggaran
sebagai alat sebagai alat
motivasi pengendalian
Anggaran Anggaran
adalah alat sebagai alat
penilaian kebijakan
kinerja fiskal
Anggaran
sebagai alat Anggaran
koordinasi sebagai alat
dan politik
komunikasi
PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
• Di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis dokumen,yaitu:
Pendekatan
1 penyusunan
anggaran 2 Klasifikasi
anggaran 3 Proses Penganggaran
Fungsi Pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi Alokasi Bahwa suatu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus diarahkan untuk mengurangi
penggangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
Fungsi Distribusi Bahwa kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Fungsi Stabilitas Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
LANGKAH PENYUSUNAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
1. STRUKTUR APBN 2. SIKLUS ANGGARAN PENDAPATAN
Sejak tahun 2000, format dan struktur APBN Indonesia berubah dari T- DAN BELANJA NEGARA (APBN)
Account menjadi I-account.
Perencanaan
dan
Perubahan tersebut untuk menyesuaikan dengan standar Government Penganggaran
Finance Statistics (GFS). Dengan format ini, Pendapatan disajikan pada APBN
(Januari-Juli)
urutan teratas yang kemudian dikurangi dengan belanja negara
sehingga dapat diketahui surplus atau defisit. Setelah defisit, disajikan Pemeriksaan Pembahasan
dan APBN
unsur-unsur Pembiayaan untuk menutup defisit tersebut. Pertanggung-
jawaban (Agustus-
APBN Oktober)
KEUNTUNGAN FORMAT I-account:
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana • Langkah Penyusunan Anggaran
keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dan Pendapatan Dan Belanja Daerah
ditetapkan dengan peraturan daerah.
1. Pendapatan daerah
2. Belanja daerah
3. Pembiayaan daerah Selisih antara anggaran pendapatan dengan
anggaran belanja daerah mengakibatkan terjadinya surplus atau
defisit APBD.
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN APBN
• Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, Pemerintah • laporan keuangan yang harus disusun oleh
berkewajiban memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pemerintah selambat lambatnya pada tahun
APBN yang telah disetujui oleh DPR (pasal 30 ayat 1 dan 2 Undang- anggaran berjalan sesuai dengan Peraturan
Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan ketentuan dalam setiap Undang- Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 adalah:
Undang APBN). Mandat yang diberikan oleh DPR itu harus
dipertanggungjawabkan.
• Sebelum terbitnya Undang-Undang No. 17 tahun 2003, pertanggung-
jawaban atas pelaksanaan APBN diwujudkan dalam bentuk
Perhitungan Anggaran Negara (PAN).
• Dalam menyusun PAN ini, Menteri Keuangan ditugasi untuk
mempersiapkan PAN berdasarkan laporan keuangan departemen-
lembaga. Hal ini mengacu pada pasal 69 ICW yang menyatakan bahwa
Pemerintah membuat suatu Perhitungan Anggaran dengan Catatan atas laporan keuangan (dilampiri laporan keuangan perusahaan negara dan
Laporan realisasi APBN
Laporan
Laporan perubahan
Laporan arus kas
perubahan
Neraca
badansaldo
lainnya)anggaran lebih (SAL)
ekuitas
menyebutkan tanggal penutupannya. Laporan operasional
• Setelah terbitnya Undang-Undang No. 17 tahun 2003 pertanggung-
jawaban atas pelaksanaan APBN berubah dari PAN menjadi Laporan
Keuangan. Laporan Keuangan ini disusun dengan menggunakan
standar akuntansi pemerintahan yang mengacu pada International
Public Sector Accounting Standard (IPSAS).
• Rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan Kepala daerah tentang penjabaran pertanggung jawaban
pelaksanaan APBD sebelum ditetapkan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri/ Gubernur untuk dievaluasi paling lama 3 hari kerja dan penyampaian hasil
6
evaluasi oleh Menteri Dalam Negeri/ Gubernur paling lama 15 hari kerja.
• Kepala Daerah menyampaikan Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan kepada DPRD paling lama 6 bulan setelah
tahun anggaran berakhir. Laporan Keuangan yang disampaikan oleh Kepala Daerah kepada DPRD adalah Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan 5
Pemeriksa Keuangan (BPK). Persetujuan DPRD terhadap Raperda pertanggungjawaban yang telah diaudit BPK paling lambat diberikan 1 bulan sejak
disampaikan atau akhir bulan Juli.
• Oleh Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, laporan-laporan atas pertanggungjawaban pengguna anggaran/ pengguna barang tersebut
dikonsolidasikan menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sebagai bagian pokok dari Raperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang akan
4
disampaikan gubernur/ bupati/ walikota kepada DPRD.
• Kepala satuan kerja perangkat daerah memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBD telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai dan akuntansi keuangan keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Laporan Keuangan (terdiri Laporan Realisasi 3
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan dilampiri dengan laporan Kinerja dan Ikhtisar Laporan Keuangan BUMD) disampaikan
gubernur/ bupati/ walikota kepada Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
• Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang didahului dengan laporan keuangan
(yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan) yang dilaporkan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran
2
berakhir.
• Kepala satuan kerja perangkat daerah membuat laporan keuangan semesteran yang terdiri dari laporan realisasi semester pertama dan prognosis 6 (enam) bulan
berikutnya Disampaikan kepada Kepala Daerah paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah berakhirnya semester pertama (10 Juli). Gubernur/ bupati/ walikota 1
membuat laporan keuangan semesteran yang terdiri dari laporan realisasi semester pertama dan prognosis 6 (enam) bulan berikutnya Disampaikan kepada
DPRD paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya semester pertama (31 Juli).
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN APBD
KESIMPULAN
• Proses penganggaran merupakan uraian mengenai proses dan • Anggaran Pendapatan dan Belanja
mekanisme penganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif Daerah (APBD) merupakan rencana
sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran yang bersifat keuangan tahunan pemerintah daerah
final. Sitem penganggaran ini harus dipahami secara baik dan yang disetujui oleh DPRD dan
benar oleh pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat ditetapkan dengan peraturan daerah.
dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat APBD memiliki fungsi otorisasi,
dipertanggungjawabkan. perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi,dan stabilisasi.
• Beberapa hal penting dalam proses penyusunan APBN, yaitu
siklus APBN, kondisi ekonomi domestik dan internasional yang • Pertanggungjawaban keuangan
tercermin dalam asumsi dasar ekonomi makro, berbagai negara sebagai upaya konkrit untuk
kebijakan APBN dan pembangunan, parameter konsumsi mewujudkan transparansi dan
komoditas bersubsidi, kebutuhan penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan
pemerintahan negara, resiko fiskal dan kinerja pelaksanaan negara. Sebagaimana diamanatkan
APBN dari tahun ke tahun. dalam UUD 1945.
THANK YOU!