Anda di halaman 1dari 17

SISTEM ANGGARAN

- GSPKN-

Magister Akuntansi | FEB | Universitas Riau | 2020


Anggota Kelompok 1

Ghevin Kurnia Daviq Agustri Liza Ulfiana Al Putri Oktavia


NIM 1910246990 NIM 1910247008 NIM 1910246968 NIM 1910246983
ANGGARAN
• Anggaran merupakan salah satu bagian dari proses pengendalian
manajemen yang berisi rencana tahunan yang dinyatakan secara
kuantitatif, diukur dalam satuan moneter. Anggaran merupakan taksiran
sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan program kerja.
Anggaran negara adalah suatu pernyataan tentang perkiraan
pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu
periode di masa depan, serta data dari pengeluaran dan penerimaan yang
sungguh-sungguh terjadi di masa yang lalu.

Umumnya anggaran negara dapat diklasifikasikan atas 2 kategori:


• Anggaran Berimbang (Balanced Budgeting)
Anggaran berimbang disusun sedemikian rupa sehingga setiap
pengeluaran pemerintah dapat dibiayai oleh penerimaan dari sektor
pajak atau sejenisnya, yaitu suatu kondisi dimana penerimaan
pemerintah sama dengan pengeluaran pemerintah.
• Anggaran Tidak Seimbang (Unbalanced Budgeting)
Anggaran tidak seimbang terdiri dari anggaran surplus dan anggaran
defisit. Anggaran surplus yaitu pengeluaran lebih kecil dari penerimaan
sedangkananggaran defisit yaitu pengeluaran lebih besar dari
penerimaan. Anggaranbelanja yang tidak seimbang biasanya akan
mempunyai pengaruh yangberlipat ganda terhadap pendapatan nasional.
PRINSIP-PRINSIP
ANGGARAN NEGARA
FUNGSI ANGGARAN NEGARA
1 • Demokratis

1 Fungsi Alokasi
2 • Adil
• Transparan
2
3
Fungsi Distribusi
4 • Bermoral Tinggi

3 Fungsi Stabilitas
5

6
• Berhati-hati
• Akuntabel
JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

1
• Anggaran Negara dan Daerah
APBN/ APBD (Budget of State).

• Rencana Kegiatan dan Anggaran

2
Perusahaan (RKAP), yaitu anggaran
usaha setiap BUMN/BUMD serta
badan hukum publik atau gabungan
publik-swasta.
KARAKTERISTIK ANGGARAN NEGARA
Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan non
keuangan

Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu


atau beberapa tahun

Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen


untuk mencapai sasaran yang ditetapkan

Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang


berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran

Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi


tertentu.
SISTEM ANGGARAN NEGARA

• Anggaran untuk pemerintah pusat

1. Anggaran rutin yang besarnya kira-kira 62 persen dari total pengeluaran meliputi:
1 belanja pegawai, belanja barang dan subsidi (BBM dan bukan BBM).
2. Anggaran pembangunan yang besarnya kira-kira 14 persen dari total pengeluaran
meliputi pembiayaan rupiah dan pembiayaan proyek.

• Anggaran belanja untuk daerah, yang besarnya kira-kira 24 persen dari total
pengeluaran.

2 Anggaran ini terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), dan
Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana tersebut di transfer ke pemerintah daerah baik
provinsi, kabupaten maupun kota.
ANGGARAN NEGARA SEBAGAI ALAT PERNYATAAN KEBIJAKAN
PUBLIK, TARGET FISKAL DAN ALAT PENGENDALIAN
Anggaran
Anggaran
sebagai alat sebagai alat
untuk perencanaan
menciptakan
ruang public

Anggaran Anggaran
sebagai alat sebagai alat
motivasi pengendalian

Anggaran Anggaran
adalah alat sebagai alat
penilaian kebijakan
kinerja fiskal

Anggaran
sebagai alat Anggaran
koordinasi sebagai alat
dan politik
komunikasi
PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
• Di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis dokumen,yaitu:

1. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)


2. Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum (RDP-
BUN)
• Proses penyiapan penganggaran (budget preparation)
mengatur tiga hal pokok, yaitu:

Pendekatan
1 penyusunan
anggaran 2 Klasifikasi
anggaran 3 Proses Penganggaran

• Terdapat tiga pendekatan penyusunan anggaran, yaitu:

Pendekatan Pendekatan Kerangka


Pendekatan
Penganggaran Berbasis Pengeluaran Jangka
Penganggaran Terpadu
Kinerja (PBK) Menengah (KPJM)
ANGGARAN NEGARA YANG BERORIENTASI KINERJA
• Kinerja penyelenggaraan pemerintahan negara adalah tingkat
efisiensi dan efektivitas dari penyelenggaraan tugas pokok dan
fungsi dalam menyelenggarakan kegiatan masing-masing
program dan kegiatannya bagi suatu instansi pemerintah.

• Ruang Lingkup Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) • Indikator Kinerja, meliputi:


Masukan (input), Indikator masukan meliputi dana, sumber daya
Menentukan visi dan misi (yang mencerminkan manusia, sarana dan prasarana, data dan informasi lainnya yang
strategi organisasi), tujuan, sasaran, dan target. diperlukan.

Keluaran (output), Indikator keluaran dijadikan landasan untuk


menilai kemajuan suatu aktivitas atau tolok ukur dikaitkan dengan
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan baik dan terukur.
Menentukan Indikator Kinerja.

Hasil (outcome), Indikator hasil adalah sasaran program yang


telah ditetapkan.

Evaluasi dan pengambilan keputusan terhadap


pemilihan dan prioritas program Manfaat (benefit), Indikator manfaat menunjukkan hal-hal yang
diharapkan dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi
secara optimal.

Dampak (impact), Indikator dampak merupakan akumulasi dari


beberapa manfaat yang terjadi, dampaknya baru terlihat setelah
beberapa waktu kemudian.
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan
rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

• Fungsi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara:


Fungsi Otoritas Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja negara pada tahun yang bersangkutan, dengan demikian pembelanjaan atau
pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
Fungsi Perencanaan Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat menjadi pedoman bagi negara
untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara
dapat membuat rencana-rencana untuk mendukung pembelanjaan tersebut.

Fungsi Pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Fungsi Alokasi Bahwa suatu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus diarahkan untuk mengurangi
penggangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

Fungsi Distribusi Bahwa kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Fungsi Stabilitas Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
LANGKAH PENYUSUNAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
1. STRUKTUR APBN 2. SIKLUS ANGGARAN PENDAPATAN
Sejak tahun 2000, format dan struktur APBN Indonesia berubah dari T- DAN BELANJA NEGARA (APBN)
Account menjadi I-account.
Perencanaan
dan
Perubahan tersebut untuk menyesuaikan dengan standar Government Penganggaran
Finance Statistics (GFS). Dengan format ini, Pendapatan disajikan pada APBN
(Januari-Juli)
urutan teratas yang kemudian dikurangi dengan belanja negara
sehingga dapat diketahui surplus atau defisit. Setelah defisit, disajikan Pemeriksaan Pembahasan
dan APBN
unsur-unsur Pembiayaan untuk menutup defisit tersebut. Pertanggung-
jawaban (Agustus-
APBN Oktober)
KEUNTUNGAN FORMAT I-account:

1 • Meningkatkan transparansi dalam penyusunan APBN Siklus


• Mempermudah pelaksanaan pengelolaan APBN oleh Pemerintah
APBN
2
Pelaporan Penetapan
dan APBN
negara lain yang juga menerapkan standar GFS Pencatatan (Akhir
3 • Memudahkan analisis perbandingan dengan APBN negara- APBN Desenber)

keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pelaksanaan


4 • Memudahkan pelaksanaan desentralisasi perimbangan APBN (Sejak
Januari)
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

• Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana • Langkah Penyusunan Anggaran
keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dan Pendapatan Dan Belanja Daerah
ditetapkan dengan peraturan daerah.

• Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa Perda tentang APBD menjadi


dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan. Fungsi perencanaan berarti bahwa APBD menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun
yang bersangkutan, sedangkan fungsi pengawasan terlihat dari
digunakannya APBD sebagai standar dalam penilaian penyelenggaraan
Setelah APBD ditetapkan, pelaksanaann
Daerah tentangdituangkan
pemerintahan daerah. Pemda mengajukan
lebih lanjut
Setelah disetujui
Pengambilan
Rancangan Peraturan
dengan
oleh DPRD,
keputusan keputusan
olehRAPBD gubernur/
ditetapkan
APBD kepada DPRD.
1bupati/
menjadi APBD
DPRD selambat-lambatnya melalui
bulan sebelum
Peraturan Daerah.
tahunJika tidak disetujui,
anggaran untuk membiayai
yang bersangkutan keperluan setiap
dilaksanakan.
bulan, Pemda dapat melaksanakanwalikota.
pengeluaran setingi-tingginya sebesar
• APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari: angka APBD tahun sebelumnya.

1. Pendapatan daerah
2. Belanja daerah
3. Pembiayaan daerah Selisih antara anggaran pendapatan dengan
anggaran belanja daerah mengakibatkan terjadinya surplus atau
defisit APBD.
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN APBN

• Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, Pemerintah • laporan keuangan yang harus disusun oleh
berkewajiban memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pemerintah selambat lambatnya pada tahun
APBN yang telah disetujui oleh DPR (pasal 30 ayat 1 dan 2 Undang- anggaran berjalan sesuai dengan Peraturan
Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan ketentuan dalam setiap Undang- Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 adalah:
Undang APBN). Mandat yang diberikan oleh DPR itu harus
dipertanggungjawabkan.
• Sebelum terbitnya Undang-Undang No. 17 tahun 2003, pertanggung-
jawaban atas pelaksanaan APBN diwujudkan dalam bentuk
Perhitungan Anggaran Negara (PAN).
• Dalam menyusun PAN ini, Menteri Keuangan ditugasi untuk
mempersiapkan PAN berdasarkan laporan keuangan departemen-
lembaga. Hal ini mengacu pada pasal 69 ICW yang menyatakan bahwa
Pemerintah membuat suatu Perhitungan Anggaran dengan Catatan atas laporan keuangan (dilampiri laporan keuangan perusahaan negara dan
Laporan realisasi APBN
Laporan
Laporan perubahan
Laporan arus kas
perubahan
Neraca
badansaldo
lainnya)anggaran lebih (SAL)
ekuitas
menyebutkan tanggal penutupannya. Laporan operasional
• Setelah terbitnya Undang-Undang No. 17 tahun 2003 pertanggung-
jawaban atas pelaksanaan APBN berubah dari PAN menjadi Laporan
Keuangan. Laporan Keuangan ini disusun dengan menggunakan
standar akuntansi pemerintahan yang mengacu pada International
Public Sector Accounting Standard (IPSAS).
• Rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan Kepala daerah tentang penjabaran pertanggung jawaban
pelaksanaan APBD sebelum ditetapkan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri/ Gubernur untuk dievaluasi paling lama 3 hari kerja dan penyampaian hasil
6
evaluasi oleh Menteri Dalam Negeri/ Gubernur paling lama 15 hari kerja.
• Kepala Daerah menyampaikan Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan kepada DPRD paling lama 6 bulan setelah
tahun anggaran berakhir. Laporan Keuangan yang disampaikan oleh Kepala Daerah kepada DPRD adalah Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan 5
Pemeriksa Keuangan (BPK). Persetujuan DPRD terhadap Raperda pertanggungjawaban yang telah diaudit BPK paling lambat diberikan 1 bulan sejak
disampaikan atau akhir bulan Juli.
• Oleh Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, laporan-laporan atas pertanggungjawaban pengguna anggaran/ pengguna barang tersebut
dikonsolidasikan menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sebagai bagian pokok dari Raperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang akan
4
disampaikan gubernur/ bupati/ walikota kepada DPRD.
• Kepala satuan kerja perangkat daerah memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBD telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai dan akuntansi keuangan keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Laporan Keuangan (terdiri Laporan Realisasi 3
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan dilampiri dengan laporan Kinerja dan Ikhtisar Laporan Keuangan BUMD) disampaikan
gubernur/ bupati/ walikota kepada Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
• Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang didahului dengan laporan keuangan
(yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan) yang dilaporkan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran
2
berakhir.
• Kepala satuan kerja perangkat daerah membuat laporan keuangan semesteran yang terdiri dari laporan realisasi semester pertama dan prognosis 6 (enam) bulan
berikutnya Disampaikan kepada Kepala Daerah paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah berakhirnya semester pertama (10 Juli). Gubernur/ bupati/ walikota 1
membuat laporan keuangan semesteran yang terdiri dari laporan realisasi semester pertama dan prognosis 6 (enam) bulan berikutnya Disampaikan kepada
DPRD paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya semester pertama (31 Juli).
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN APBD
KESIMPULAN
• Proses penganggaran merupakan uraian mengenai proses dan • Anggaran Pendapatan dan Belanja
mekanisme penganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif Daerah (APBD) merupakan rencana
sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran yang bersifat keuangan tahunan pemerintah daerah
final. Sitem penganggaran ini harus dipahami secara baik dan yang disetujui oleh DPRD dan
benar oleh pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat ditetapkan dengan peraturan daerah.
dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat APBD memiliki fungsi otorisasi,
dipertanggungjawabkan. perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi,dan stabilisasi.
• Beberapa hal penting dalam proses penyusunan APBN, yaitu
siklus APBN, kondisi ekonomi domestik dan internasional yang • Pertanggungjawaban keuangan
tercermin dalam asumsi dasar ekonomi makro, berbagai negara sebagai upaya konkrit untuk
kebijakan APBN dan pembangunan, parameter konsumsi mewujudkan transparansi dan
komoditas bersubsidi, kebutuhan penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan
pemerintahan negara, resiko fiskal dan kinerja pelaksanaan negara. Sebagaimana diamanatkan
APBN dari tahun ke tahun. dalam UUD 1945.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai