Anda di halaman 1dari 13

HIV / AIDS

dr. H. Huldani, MM, M.Imun


HIV/AIDS
Informasi Umum

• Pengertian • Singkatan:
HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus

Virus yang menurunkan sistem


kekebalan tubuh

AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis


tertentu yang merupakan hasil akhir dari
infeksi HIV (Price & Wilson, 2006)
Peta Penyebaran HIV di Dunia
Sumber dari UNAIDS/WHO AIDS epidemic update 2005

East Europe &


West Europe Central Asia
North America 610.000 1.400.000
1.000.000 East Asia & Pacific
North Africa &
South and East
1.100.000
Caribia Middle East
440.000 540.000 Asia, 7.100.000
Indonesia
Sub-Saharan 190,000 – 210.000
Latin America Africa
1.700.000 Australia & New
25.400.000 Zealand,
35.000
ETIOLOGI
Retrovirus pada
manusia yang
termasuk dalam
keluarga lentivirus
• HIV -1
• HIV-2
HIV
• Berbentuk hampir bulat
• Kapsul viral terdiri dari lemak lapis ganda dengan banyak
tonjolan-tonjolan protein mirip duri.
• Tonjolan-tonjolan itu adalah glikoprotein 120 (gp120) yang
menyelubungi bagian eksternal duri dan glikoprotein 41
(gp41) yang merupakan bagian transmembran.
• Terdapat juga p17 yang merupakan protein matriks yang
mengelilingi segmen bagian dalam membran virus
• p24 adalah suatu protein kapsid yang mengelilingi inti.
Di dalam p24 terdapat dua untai RNA identik dan
molekul preformed reverse transcriptase,
integrase dan protease.
HIV  AIDS?????
Tahap awal: HIV memasuki tubuh; tidak ada tanda khusus; belum

dapat diketahui dari tes HIV; berkisar 1-3 bln  periode jendela
Tahap kedua: HIV berkembang biak dalam tubuh; bisa diketahui

melalui tes HIV; berkisar 5-10 thn  masa laten


Tahap ketiga: sistem kekebalan tubuh menurun; gejala AIDS mulai

timbul; berkisar 1 bulan


Tahap akhir: AIDS; sistem kekebalan tubuh tidak dapat melawan

berbagai penyakit; penderita makin lemah kondisinya


PATOFISIOLOGI
PATOGENESIS
• HIV menginfeksi sel dengan mengikat permukaan sel
sasaran yang memiliki molekul reseptor membran CD4.
• Sampai saat ini sasaran yang disukai HIV adalah limfosit
Tpenolong positif-CD4 atau sel T4 (limfosit CD4+).
• Gp120 HIV berikatan dengan kuat dengan limfosit CD4+
sehingga gp41 dapat memerantarai fusi membran virus
ke membran sel.
• Baru-baru ini ditemukan dua koreseptor permukaan sel
CCR5 atau CXCR4 diperlukan agar gp 120 dan gp41
dapat berikatan dengan reseptor CD4+
ENTRI REPLIKASI HIV
1. Terjadi perlekatan virus;
2. Fusi dan masuknya virus ke dalam sel
3. Terbukanya selubung nukleokapsid dan bekerjanya reverse transcriptase
pada RNA untuk menghasilkan DNA salinan (cDNA);
4. DNA untai ganda bermigrasi ke dalam inti sel;
5. Integrasi ke dalam DNA penjamu menghasilkan suatu provirus dan
memicu transkripsi membentuk mRNA;
6. mRNA virus ditranslasikan menjadi enzim-enzim dan protein struktural
virus di sitoplasma;
7. RNA genom virus dibebaskan ke dalam sitoplasma;
8. RNA virus bergabung dengan protein-protein inti dan membentuk tunas
virus melalui membran sel;
9. virion baru dibebaskan dari limfosit T CD4+ yang terinfeksi. Infeksi
pada limfosit CD4+ dapat menimbulkan sipatogenisitas
melalui mekanisme apoptosis, anergi atau pembentukan
sinsitium.
Entri dan replikasi HIV dalam limfosit Sipatogenisitas: apoptosis, anergi,
Terpajan HIV T CD4+ pembentukan sinsitisium, lisis CD4+

Tidak menetralisir atau menimbulkan Respon Imun: Mengganggu fungsi regulator


perlindungan terhadap infeksi lebih  IgG dan IgM dalam esensial CD4+ dalam imunitas  CD 4+
lanjut darah selular

Imunosupresi

 Imunitas Fase asimtomatik: tak tampak tanda klinis Fase simtomatik

 Infeksi Menampilkan tanda dan gejala


infeksi-infeksi opurtunistik

Infeksi opurtunistik terkait HIV:


 Intake ·Kandidiasis bronkus, trakea atau paru
 Digesti
·Kandidiasis esofagus
 Abssorpsi
·Kanker serviks
Gangguan aktivitas
usus dan ·Koksidioidomikosis, diseminata atau ekstraparu

metabolisme ·Kriptokokus, ekstraparu

·Kriptosporidiosis, usus kronik

Kehilangan BB ·Penyakit sitomegalovirus

·Retinitis sitomegalovirus, ensefalopati, herpes simpleks, ulkus kronik, histoplasmosis, isosporiasis,


sarkoma kaposi, limfoma, mycobacterium kompleks, pnemonia, leukosefalopati, septikemia,
Malnutrisi toksoplasmosis otak.
HIV/AIDS
Penularan

• Media • Cairan darah


• Cara • Cairan sperma
• Cairan vagina
– HUS
– Transfusi Darah
– Penggunaan
Jarum Suntik
– Ibu Hamil
kepada bayinya
04/29/2020 DrPram-KYC 11
04/29/2020
Pen cega ha n HIV/A IDS
A = Abstinence
Bagi yang belum menikah dianjurkan untuk
Tidak melakukan hubungan seksual

B = Be faithful
Saling setia pada satu pasangan yang tidak
terinfeksi HIV

C = Condom Gunakan kondom setiap


kali berhubungan seks yang berisiko

D= Don’t Inject !
Hindari penggunaan jarum suntik secara
bergantian & tidak steril

E = Save Equipment
Hindari pemakaian segala alat / bahan tdk steril
Malnutrition dan Infeksi
HIV/AIDS
Gizi Buruk
(Weight loss, Atrofi Otot, Kele-
lahan, deficiensi zat Gizi mikro)

Meningkatnya Rusaknya
Kebutuhan Zat gizi
(Akibat malabsorpsi
HIV Sistem Immun
(Tidak mampu melawan
dan intake yg kurang) HIV dan infeksi lainnya)

Meningkatnya Resiko
Infeksi
(Infeksi GIT, TB, Flu dan memper-
cepat progres menjadi AIDS)

Anda mungkin juga menyukai