Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA AN. F DENGAN DIAGNOSA MEDIS


FRAKTUR
FRAKTUR HUMERUS
HUMERUS 1/3
1/3 DISTAL
DISTAL SINISTRA
SINISTRA
DI RUANG E3 RSUD DR. A. DADI TJOKRODIPO
BANDAR LAMPUNG
LAMPUNG

LOGO
1 PENDAHULUAN

2 TINJAUAN PUSTAKA

3 ASUHAN KEPERAWATAN

4 PENUTUP
(WHO) Mencatat Kasus Fraktur Yang Terjadi Di Dunia

2008
2009
2010
DEFINISI

ETIOLOGI TINJAUAN
PUSTAKA
PATOFISIOLOGI
DEFINISI

Fraktur humerus
Fraktur humerus adalah fraktur pada
adalah terputusnya tulang humerus yang
kontinuitas tulang, disebabkan oleh
lempengan epiphyseal benturan atau trauma
atau permukaan langsung maupun
rawan sendi. tidak langsung
ETIOLOGI
Penyebab fraktur secara fisiologis merupakan suatu kerusakan
jaringan tulang yang diakibatkan dari kecelakaan,tenaga
fisik,olahraga, dan trauma dapat disebabkan oleh cedera langsung
berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah
secara spontan,dan cedera tidak langsung berarti pukulan langsung
berada jauh dari lokasi benturan. Secara patologis merupakan suatu
kerusakan tulang yang terjadi akibat proses penyakit dimana dengan
trauma dapat mengakibatkan fraktur, hal ini dapat terjadi pada
berbagai keadaan diantaranya tumor tulang osteomielitis, scurvy
(penyakit gusi berdarah) serta rakhitis (Mansjoer, 2014).
Diagram

Company Logo
ASUHAN KEPERAWATAN
  RIWAYAT KEPERAWATAN
 IDENTITAS PASIEN  Keluhan Utama Saat MRS
Nama : An.F Ibu klien datang bersama klien ke RSUD dr. A.
No.RM :03307117 Dadi Tjokrodipo dengan kondisi patah tulang
Umur : 3 Tahun karena klien terjatuh dari pohon seri pada hari
Jenis Kelamin : Laki-Laki Sabtu tanggal 21 Desember 2019.
Alamat : Sumur Putri, Teluk Betung Utara  Riwayat Penyakit Saat Ini
Suku : Sunda Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 23
Agama : Islam Desember 2019, ibu klien mengatakan klien nyeri
Pendidikan : Belum Sekolah pada lengan kirinya, ibu klien mengatakan nyeri klien
Tanggal MRS : 21 Desember 2019 bertambah jika klien menggerakan tangannya dan
Tanggal Pengkajian : 23 Desember 2019 berkurang saat beristirahat. Ibu klien mengatakan
Diagnosa Medis : Post Op ORIF Fraktur skala nyeri 3 yang dirasakan hilang timbul. Keluhan
Humerus penyerta yaitu tampak luka kering pada lengan kiri
Asal Masuk : UGD klien dengan panjang luka 5 cm dan mobilisasi klien
dibantu oleh keluarganya.
 Penyakit Yang Pernah Diderita
Ibu klien mengatakan baru kali ini klien mengalami patah tulang dan tidak pernah
menderita penyakit kronis.
 Diagnosa Medik Saat MRS
Fraktur supracondylar humerus sinistra
 Pemeriksaan Penunjang Yang Telah Dilakukan
Radiologi dengan hasil fraktur os humerus 1/3 distal disertai subluksasi sendi
 Tindakan yang telah dilakukan
Kolaborasi dalam pemberian terapi IVFD ringer laktat 15 tpm makro, cefotaxime
2x300 mg, ketorolac 3x10 mg dan Post op orif
 Riwayat Pengobatan
Ibu klien mengatakan klien tidak mengkonsumsi obat-obatan
 Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti hipertensi, diabetes
mellitus, asma maupun penyakit turunan.
Data Fokus
Data Subjektif : Data Objektif :
 Ibu klien mengatakan klien nyeri pada lengan kiri.  Ekstremitas atas sebelah kiri terpasang perban
 Ibu klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk elastis mulai dari lengan bawah, melewati siku
dan tidak menjalar. sampai lengan atas.
 Ibu klien mengatakan nyeri klien bertambah jika  Klien tampak meringis saat menggerakan tangan
klien menggerakan tangannya dan berkurang saat kirinya.
istirahat.  Skala nyeri 3.
 Ibu klien mengatakan nyeri yang dirasakan klien  Klien tampak takut menggerakan tangan kirinya.
hilang timbul.  Tampak luka kering pada lengan kiri klien dengan
 Ibu klien mengatakan terdapat luka kering pada panjang 5 cm.
lengan kiri klien.  Tidak ada darah dan pus pada luka klien.
 Ibu klien mengatakan klien sulit menggerakkan  Kulit sekitar luka tampak kemerahan.
tangan kirinya.  Mobilisasi klien dibantu oleh keluarga.
 Ibu klien mengatakan klien tidak dapat melakukan  Klien tampak kesulitan menggerakan tangan
aktivitas secara mandiri. kirinya.
 Nadi 90 x/menit, Suhu 36,50C, RR 30 x/menit.
Analisa Data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Tindakan Nyeri akut
- Ibu klien mengatakan klien nyeri pada lengan kiri. invasif
- Ibu klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan tidak menjalar.
- Ibu klien mengatakan nyeri klien bertambah jika klien menggerakan tangannya dan berkurang saat
istirahat.
- Ibu klien mengatakan nyeri yang dirasakan klien hilang timbul.
DO:
- Ekstremitas atas sebelah kiri terpasang perban elastis mulai dari lengan bawah, melewati siku sampai
lengan atas.
- Klien tampak meringis saat menggerakan tangan kirinya.
- Skala nyeri 3.
- Klien tampak takut menggerakan tangan kirinya.
- Nadi 90 x/menit.
- Suhu 36,50C.
- RR 30 x/menit.
2. DS: Kerusakan permukaan kulit Resiko kerusakan integritas kulit
  - Ibu klien mengatakan terdapat luka kering pada lengan kiri sekunder  
  klien.    
  DO:    
  - Tampak luka kering pada lengan kiri klien dengan panjang  
  5 cm.  
  - Tidak ada darah dan pus pada luka klien.  
  - Kulit sekitar luka tampak kemerahan.
 

3. DS: Terapi restriktif (imobilisasi) Hambatan mobilitas fisik


- Ibu klien mengatakan klien sulit menggerakan tangan
kirinya
- Ibu klien mengatakan klien tidak dapat melakukan
aktivitas secara mandiri
DO:
- Mobilisasi klien dibantu oleh keluarga
- Klien tampak kesulitan menggerakan tangan kirinya
www.themegallery.com

Prioritas Masalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan invasif
2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan kerusakan permukaan kulit sekunder
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
terapi restriktif (imobilisasi)

Company Logo
www.themegallery.com

Intervensi
No Dx Noc Nic Rasional

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Menentukan derajat nyeri yang
berhubungan diharapkan masalah nyeri akut dapat komprehensif termasuk lokasi, akan digunakan untuk pemilihan
dengan segera teratasi dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi, frekuensi, terapi yang sesuai
tindakan  Mampu mengontrol nyeri kualitas, faktor presipitasi 2. Mengetahui tingkat nyeri klien
invasif (penyebab nyeri,mampu 2. Observasi reaksi nonverbal dari 3. Mengalihkan perhatian klien
menggunakan teknik non ketidaknyamanan terhadap rasa nyeri
farmakologi, mencari bantuan) 3. Gunakan komunikasi teraupetik 4. Agar klien mampu menggunakan
 Melaporkan bahwa nyeri untuk mengetahui pengalaman teknik nonfarmakologi dalam
berkurang dengan manajemen nyeri manajemen nyeri
nyeri 4. Ajarkan tentang teknik non 5. Istirahat yang cukup dapat
 Mampu mengenali nyeri (skala, farmakologi membantu klien mereduksi nyeri
intensitas, frekuensi, tanda nyeri) 5. Tingkatkan istirahat 6. Obat analgetik untuk meredakan
 Menyatakan rasa nyaman setelah 6. Kolaborasi dengan dokter dalam nyeri
nyeri berkurang pemberian analgetik

Company Logo
www.themegallery.com

2. Resiko kerusakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Anjurkan klien untuk 1. Menghindari gesekan
integritas kulit diharapkan masalah resiko kerusakan integritas menggunakan pakaian yang antara kulit dan
berhubungan dengan kulit dapat segera teratasi dengan kriteria hasil: longgar pakaian
kerusakan • Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan 2. Hindari kerutanpada tempat 2. Mencegah timbulnya
permukaan kulit • Tidak ada luka/lesi pada kulit tidur lesi baru
sekunder • Perfusi jaringan baik 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap 3. Menghindari infeksi
• Menunjukkan pemahaman dalam proses bersih dan kering 4. Membantu sirkulasi
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera 4. Mobilisasi klien tiap 2 jam udara klien agar tidak
• Mampu melindungi kulit dan mempertahankan sekali lembab
kelembaban kulit 5. Monitor kulit akan adanya 5. Mengetahui adanya
kemerahan tanda iritasi yang
melebar

Company Logo
www.themegallery.com

3. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor vital sign 1. Mengetahui keadaan umum
fisik berhubungan keperawatan diharapkan masalah sebelum/sesudah latihan dan lihat klien
dengan terapi restriktif hambatan mobilitas fisik dapat respon klien saat latihan 2. Mengetahui tingkat
(imobilisasi) segera teratasi dengan kriteria hasil: 2. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi klien
• klien meningkat dalam aktivitas mobilisasi 3. Agar klien dapat memenuhi
fisik 3. Latihan klien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara
• mengerti tujuan dari peningkatan kebutuhan ADLs secaramandiri mandiri
mobilitas sesuai kemampuan 4. Meningkatkan kemandirian
• memverbalisasikan perasaan dalam 4. Dampingi dan bantu klien saat klien dalam memenuhi
meningkatkan kekuatan dan mobilisasi dan bantu kebutuhan ADLs
kemampuan berpindah penuhikebutuhan ADLs klien 5. Meningkatkan kemandirian
• memperagakan penggunaan alat 5. Ajarkan klien bagaimana klien dalam merubah posisi
• bantu untuk mobilisasi merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan

Company Logo
www.themegallery.com

Catatan Perkembangan
No Tanggal Dx Implementasi Paraf Evaluasi

1. 23 Des I  Melakukan pengkajian nyeri secara Af S : ibu klien mengatakan klien nyeri pada lengan kirinya
2019 komprehensif termasuk O:
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas, - Ekstremitas atas sebelah kiri terpasang perban
faktor presipitasi elastis mulai dari lengan bawah, melewati siku
 Mengobservasi reaksi nonverbal dari sampai lengan atas
ketidaknyamanan - Klien tampak meringis saat menggerakan tangan
 Menggunakan teknik komunikasi terapeutik kiri
untuk mengetahui pengalaman nyeri - Skala nyeri 3
 Mengajarkan teknik nonfamakologi (napas A : nyeri akut belum teratasi
dalam) P : lanjutkan intervensi
 Meningkatkan istirahat - tingkatkan istirahat
 Berkolaborasi dengan dokter dalam - kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
pemberian terapi obat ketorolac 3x10 mg

Company Logo
www.themegallery.com

Catatan Perkembangan
2. 23 Des 2019 Resiko kerusakan  Menganjurkan klien untuk menggunakan Af S :ibu klien mengatakan terdapat luka
integritas kulit pakaian yang longgar kering pada lengan kiri klien
berhubungan dengan  Menghindari kerutan pada tempat tidur O:
kerusakan permukaan  Menjaga kebersihan kulit agar tetap - Tampak luka kering pada lengan
kulit sekunder bersih dan kering kiri klien dengan panjang 5 cm
 Memobilisasi klien setiap 2 jam sekali - tidak ada darah dan pus pada luka
 Memonitor kulit akan adanya kemerahan klien
- kulit sekitar luka tampak
kemerahan
A : resiko kerusakan integritas kulit
belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor kulit akan adanya
kemerahan
- mobilisasi klien tiap 2 jam sekali

Company Logo
www.themegallery.com

Catatan Perkembangan
3. 23 Des Hambatan mobilitas  Memonitor vital sign Af S : Ibu klien mengatakan klien sulit menggerakkan tangan
2019 fisik berhubungan sebelum dan sesudah latihan kirinya
dengan terapi restriktif  Mengkaji kemampuan klien O:
(imobilisasi) dalam mobilisasi - Mobilisasi klien dibantu oleh keluarga
 Melatih klien dalam - Klien tampak kesulitan menggerakan tangan kirinya
pemenuhan kebutuhan ADLs - Ekstremitas atas sebelah kiri terpasang perban elastis
secara mandiri sesuai mulai dari lengan bawah, melewati siku sampai
kemampuan lengan atas
 Mendampingi dan membantu - Nadi : 90 x/menit
klien saat mobilisasi - Suhu :36,7˚C
 Mengajarkan klien - RR :28 x/menit
bagaimana merubah posisi A : hambatan mobilitas fisik belum teratasi
dan memberikan bantuan jika P : Lanjutkan Interverensi
diperlukan - Latih klien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
secara mandiri sesuai kemampuan

Company Logo
LOGO

Anda mungkin juga menyukai