Anda di halaman 1dari 13

TOKSIKOLOGI

keracunan asam jengkolat


Dosen pengampu: Sri Oktavia, M.Farm,Apt

Kelompok 2
Anggota :
Afrianovi Deslina setria mita
Amelia eka tama Devi puspita
Bona lovika Dian oktaviani
Cenda wirdatul janna Dwi olivia jasman
Fajri maimora Desna amelya
Indra Nurbaiti Nadia
Kasus keracunan asam jengkolat
• Satu keluarga di Desa Meuria, Kemukiman Buloh Beurghang, Kecamatan Kuta
Makmur, Aceh Utara, keracunan setelah mengonsumsi jengkol saat makan sahur.

• Musibah tersebut menimpa keluarga Fatimah (45) bersama tiga orang anaknya
yaitu Yuslina (17), Yudia (7), dan Andi (2). "Ketika sahur, kami mengomsumsi jengkol
rendang. Sebagian lagi, kami makan mentah-mentah jengkolnya," kata Yuslina saat
ditemui di Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Cut Meutia Lhokseumawe, Senin
(6/9/2010).

• Menurut Yuslina, kedua adiknya dirawat di ruang anak rumah sakit yang sama.
Setelah mengonsumsi jengkol, menurutnya, tidak terlihat gejala keracunan. Mereka
bahkan masih sempat Salat Subuh. Namun, sekitar pukul 08.00 WIB, kepala Yuslina
dan dua adiknya pusing, lalu muntah-muntah.
Biji jengkol

Buah jengkol
Komposisi Bahan Dalam Buah Jengkol
Kandungan Jumlah Kandungan Jumlah • Asam jengkolat atau jengkolic acid (S,S’-
methylenebicysteine) merupakan senyawa
sejenis asam amino non-protein yang
Kalori 20,0 gr Fe 0,7 gr mengandung unsur sulfur. Senyawa ini tersusun
dari dua asam amino sistein yang diikat oleh satu
gugus metil pada atom belerangnya. Adanya
Protein 3,5, gr Vit. A 240 iu unsur sulfur menyebabkan asam jengkolat dapat
menghasilkan bau yang kurang sedap.

Lemak 0,1 gr Vit. B 0,1 mg • Pada biji jengkol tua terkandung asam jengkolat
1-2% dari berat bijinya. Sebutir biji jengkol
mentah dengan berat 15 gram dapat
filtrat arang 3,1 gr Vit. C 12,0 mg mengandung sekitar 0,15 – 0,30 gram asam
jengkolat.

C2 21,0 gr Air 93,0%

F 25,0 gr
 

Sumber : Direktorat Gizi (1972)


Toksikologi Keracunan Asam Jengkolat
(Jengkolisme)
Toksikologi ialah ilmu yang mempelajari
sumber, sifat serta khasiat racun, gejala-gejala
dan pengobatan pada keracunan, serta kelainan
yang didapatkan pada korban yang meninggal.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya keracunan. Mulai dari cara masuk,
umur, kondisi tubuh, kebiasaan, indosinkrasi dan
alergi serta waktu pemberian.
Farmakokinetik Asam Jengkolat
• Asam jengkolat relatif mudah dan cepat
diabsorpsi oleh usus halus, kemudian 2-3- jam
berikutnya sudah ditemukan pada urin
penderita dengan bentuk yang tidak berubah,
dan dalam jumlah yang besar.
• Efisiensi penyerapan yang tinggi dari usus, dan
ginjal terkesan sebagai alat ekskresi utama bagi
asam jengkolat, dan bahan ini tidak mengalami
metabolisme berarti dalam hati.
• Di dalam darah, asam jegnkolat ditransportasikan
dalam bentuk ikatan longgar dengan albumin
sehingga dengan mudah dilepaskan oleh albumin
dan lolos dari saringan glomerulus.
• Asam jengkolat mampu merembes ke jaringan
sekitar (imbibisi), sehingga pada beberapa kasus
keracunan jengkol yang disertai sumbatan di uretra,
asam ini keluar ke jaringan sekitar (ekstravasasi)
bersama dengan air kemih dan tertimbun di
jaringan tersebut sehingga terbentuk infiltrat air
kemih yang mengandung kristal asam jengkolat
pada penis, skrotum dan di daerah suprapubis.
Farmakodinamik Asam Jengkolat dan
Patogenesa Jengkolisme
• Mengkonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang
diduga berperan memberikan potensi risiko terjadinya
keracunan jengkol karena asam jengkolat yang terkandung
dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan
aktif.
• Jengkol merupakan penyebab utama dari Gagal ginjal akut
akibat bahan makanan yang terjadi di Asia Tenggara.
Karbon disulfida yang terkandung dalam asam jengkolat
merupakan zat yang bersifat nefrotoksik sehingga
berbahaya bagi ginjal. Karbon disulfida menyebabkan
nekrosis pada tubulus dan glomerulus ginjal.
• Efek toksis langsung asam jengkolat terhadap parenkim
ginjal, endapan metabolik jengkol, spasme ureter, atau
adanya obstuksi saluran kemih oleh kristal jengkolat
(urolitiasis jengkolat).

Bentuk kristal jengkolat


Kristal asam jengkolat ternyata tidak ditemukan pada
semua urin penderita kracunan jengkol, bahkan
penderita keracunan berat dan gagal ginjal akut, lebih
banyak ditemukan negatif, padahal hematuria selalu ada.
Gejala dan Tanda Jengkolisme
• Bunawan et al. (2014) telah membuat laporan kasus pasien penderita
jengkolisme. Gejala jengkolisme muncul 2-12 jam paska konsumsi biji
jengkol berupa nyeri kostovertebrae (flank pain), spasme vesika urinari
(VU), disuria, kolik, flatulen, muntah, dan gangguan gastrointestinal berupa
diare atau konstipasi. Dimana bila dipersenkan, gejala-gejala dominan yang
muncul adalah nyeri kolik abdomen 70%, disuria 66%, oligouria 59%,
hematuria 55% dan hipertensi 36%.

• Urin penderita pada awalnya akan berwarna putih seperti susu yang
kemudian menjadi merah akibat hematuri. Hasil urinalisis didapatkan
albumin, sel epitel, cast, eritrosit, dan terkadang ditemui kristal jengkolat
yang berbentuk seperti jarum. Pembentukan kristal jengkolat dipengaruhi
oleh derajat keasaman (pH) dimana asam jengkolat akan mengkristal pada
suasana asam
Penatalaksanaan Jengkolisme
• Reimann & Sukaton (1956) melaporkan bahwa pasien dengan
jengkolisme sebagian besar memerlukan tindakan suportif selama 3
hari.
• Jengkolisme ringan tidak memerlukan terapi spesifik selain kontrol
nyeri dan hidrasi (banyak minum).
• Jengkolisme berat dengan gejala anuria dan diduga mengalami GGA
memerlukan analgesik, hidrasi cepat, dan alkalinisasi urin
menggunakan sodium bikarbonat sebagai antidotum untuk
meningkatkan kelarutan kristal asam jengkolat. Dosis yang dapat
diberikan 0,5 – 2 gram 4x/hari secara oral pada anak-anak dan 4x2
gram hari pada orang dewasa. Namun, apabila tidak didapatkan
sodium bikarbonat, terapi dapat diganti menggunakan minuman
berkarbonasi.
Penatalaksanaan non farmakologi
• Hindari mengkonsumsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum
makan) dan/atau jangan disertai makanan/ minuman lain yang
besifat asam.
• Hindari mengkonsumsi jengkol dalam keadaan mentah.
Sebaiknya jengkol dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi
agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang. Jengkol
mentah mengandung asam jengkolat lebih banyak daripada
jengkol yang sudah dimasak.
• Biji jengkol dapat dipendam dahulu di dalam tanah sebelum
dimasak agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang.
• Jangan mengkonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama bagi
individu yang mengalami gangguan ginjal.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai