Anda di halaman 1dari 12

HIPERTENSI

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Siti Nuryanti, S.kep., M.pd


Disusun oleh Kelompok 3:
Anggi Maulida NIM: P07220118066
Aulia Citra NIM: P07220118069
Devita Riski Hidayah NIM: P07220118075
Dhani Rizky Anjani NIM: P07220118076
Indah Nurul Kamilia NIM: P07220118088
Iqramullah NIM: P07220118086
Najla Nuwairah NIM: P07220118095
Nanda Yorika Kusasih NIM: P07220118096
Tasya Almananda Cantika NIM: P07220118105
Tiara Apriliawati Putri NIM: P07220118106
A. PENGERTIAN

• Hipertensi adalah tekanan darah persisten di mana tekanan sistoliknya di atas


140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,
hipertensi diklasifikasikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan
diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2001). 
B. ETIOLOGI

• Berdasarkan faktor pemicu , Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal


seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Sementara yang dapat dikontrol
seperti kegemukan, obesitas, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol
dan garam 

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis:


• Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak memiliki
penyebabnya (90% dari seluruh hipertensi)

• Hipertensi sekunder yang menyebabkan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit


lain
Beberapa penyebab penurunan hipertensi sekunder:
• Penyakit Ginjal
• Kelainan Hormonal       
• Obat-obatan    
• Penyebab Lainnya seperti  peningkatan kecepatan denyut jantung
C. PATOFISIOLOGI
• Perubahan sistem kardiovaskular, neurohormonal dan ginjal sangat
berperan. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat memicu peningkatan
kerja jantung yang berakibat peningkatan curah jantung. Kelainan pada
pembuluh darah berperan terhadap total resistensi perifer. Vasokonstriksi
dapat disebakan peningkatan akitivitas saraf simpatis, gangguan regulasi
faktor lokal (nitrit oxide, faktor natriuretik, dan endothelin) yang berperan
dalam pengaturan tonus vaskular. Kelainan pada ginjal berupa defek kanal
ion Na+/K+/ATPase, abnormalitas regulasi hormon renin-angiotensin-
aldosteron serta gangguan aliran darah ke ginjal. Gangguan pada tekanan
natriuresis juga dapat mengganggu pengaturan eksresi sodium hingga
mengakibatkan retensi garam dan cairan. Peningkatan kadar
vasokonstriktor seperti angiotensin II atau endotelin berhubungan dengan
peningkatan total resistensi perifer dan tekanan darah.[5-6]
D. PATHWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
• Sakit kepala parah
• Pusing
• Penglihatan buram
• Mual
• Telinga berdenging
• Kebingungan
• Detak jantung tak teratur
• Kelelahan
• Nyeri dada
• Sulit bernapas
• Darah dalam urin
• Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan laboratorium      


• Pemeriksaan EKG.       
• Pemeriksaan ginjal.
• Pemeriksaan radiologi: Foto dada dan
CT scan   
G.PENATALAKSANAAN
Non farmakologis

• Penurunan berat badan

• Mengurangi asupan garam

• Olah raga

• Mengurangi konsumsi alcohol

• Berhenti merokok
 
Farmakologis
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis
antara lain:
• Diuretik, terutama jenis Thiazide (Thiaz)
atau Aldosterone Antagonist (Aldo Ant),
• Beta Blocker (BB),
• Calcium Channel Blocker atau Calcium
antagonist (CCB),
• Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI),
• Angiotensin II Receptor Blocker atau AT receptor
antagonist/blocker (ARB)
• Direct renin inhibitor (DRI).
 
H. KOMPLIKASI
• Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke,
perdarahan otak, transient ischemic attack (TIA).     
• Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris,
infark miocard acut (IMA).     
• Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.     
• Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan
retina, edema pupil.     
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai