Anda di halaman 1dari 64

5.

Ruang Vektor
Umum
Sasaran pemelajaran
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. membuat generalisasi dari ruang R2 dan R3 ke ruang vektor
umum.
2. mengkonstruksi subruang dalam suatu ruang vektor, dan
menentukan apakah suatu sub-himpunan merupakan sub-
ruang,
3. menentukan hubungan dependensi linier antara vektor-
vektor
4. mengkonstruksi basis dari ruang vektor, menentukan
dimensi ruang vektor,
5. menentukan basis ruang kolom, ruang baris, ruang null
suatu matriks
Cakupan materi
Ruang vektor Rn

Ruang vektor umum

Subruang

Dependensi linier

Kombinasi linier

Himpunan perentang

Basis dan dimensi


Ruang baris, ruang
kolom, ruang null
Rank dan nulitas
Pre-test modul
Pre-test

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

VV adalah
adalah himpunan
himpunan semua
semua vektor
vektor di
di ruang
ruang RR33..
V   v   v1 ,v2 ,v3  v1 ,v2 ,v3  R
Jika
Jika a,
a, b
b dan
dan cc adalah
adalah vektor-vektor
vektor-vektor di di V,
V, kk dan
dan ll adalah
adalah skalar skalar bilangan
bilangan real.
real.
Tentukan pernyataan-pernyataan berikut ini adalah
Tentukan pernyataan-pernyataan berikut ini adalah benar atau salah. benar atau salah.
(benar / salah)1.
1. Hasil
Hasil penjumlahan
penjumlahan aa + +b b merupakan
merupakan vektor vektor di di RR33..
(benar / salah)2.
2. aa + +b b= =b b+ + aa
(benar / salah)3.
3. aa ++ (( b b+ + cc )) == (( aa ++b b )) +
+ cc
(benar / salah)4.
4. aa ++ 00 = = a,
a, dengan
dengan 00 = = (( 0,
0, 0,0, 00 ))
(benar / salah)5.
5. aa ++ (-a)
(-a) = = 0,0, dengan
dengan -a -a == (( -a
-a11,, -a
-a22,, -a
-a33))
(benar / salah)6.
6. Hasil
Hasil perkalian
perkalian ku ku merupakan
merupakan vektor vektor di di RR33
(benar / salah)7.
7. kk (( aa +
+b b )) =
= kaka + + kbkb
(benar / salah)8. ( k + l ) a =
8. ( k + l ) a = ka + laka + la
(benar / salah)9.
9. kk (( la
la )) == (( kl
kl )) aa
(benar / salah)10.
10.1a1a = = aa
Jawaban pretest

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

VV adalah
adalah himpunan
himpunan semua
semua vektor
vektor di
di ruang
ruang RR33..
V   v   v1 ,v2 ,v3  v1 ,v2 ,v3  R
Jika
Jika a,
a, b
b dan
dan cc adalah
adalah vektor-vektor
vektor-vektor di di V,
V, kk dan
dan ll adalah
adalah skalar skalar bilangan
bilangan real.
real.
Tentukan pernyataan-pernyataan berikut ini adalah
Tentukan pernyataan-pernyataan berikut ini adalah benar atau salah. benar atau salah.
(benar / salah)1.
1. Hasil
Hasil penjumlahan
penjumlahan aa + +b b merupakan
merupakan vektor vektor di di RR33..
(benar / salah)2.
2. aa + +b b= =b b+ + aa
(benar / salah)3.
3. aa ++ (( b b+ + cc )) == (( aa ++b b )) +
+ cc
(benar / salah)4.
4. aa ++ 00 = = a,
a, dengan
dengan 00 = = (( 0,
0, 0,0, 00 ))
(benar / salah)5.
5. aa ++ (-a)
(-a) = = 0,0, dengan
dengan -a -a == (( -a
-a11,, -a
-a22,, -a
-a33))
(benar / salah)6.
6. Hasil
Hasil perkalian
perkalian ku ku merupakan
merupakan vektor vektor di di RR33
(benar / salah)7.
7. kk (( aa +
+b b )) =
= kaka + + kbkb
(benar / salah)8. ( k + l ) a =
8. ( k + l ) a = ka + laka + la
(benar / salah)9.
9. kk (( la
la )) == (( kl
kl )) aa
(benar / salah)10.
10.1a1a = = aa
Contoh vektor di R3 : i = (1, 0 , 0), j = (0, 1, 0), k = (0, 0, 1)
Ruang vektor Rn
Ruang vektor
umum
Subruang

Dependensi linier
Kombinasi linier
Himpunan
perentang
Basis dan dimensi
Ruang baris, ruang
kolom, ruang null
Rank dan nulitas

5.1 Pengenalan
ruang vektor
umum
V ruang vektor atas R

D
Definisi
efinisi 5.1:
5.1: Ruang
Ruang vektor
vektor
Diberikan
Diberikan VV himpunan
himpunan tidak
tidak kosong.
kosong. Pada
Pada V
V didefinisikan
didefinisikan jumlahan
jumlahan
dan
dan perkalian dengan skalar. V adalah ruang vektor atas R (himpunan
perkalian dengan skalar. V adalah ruang vektor atas R (himpunan
bilangan nyata) jika dan hanya jika dipenuhi:
bilangan nyata) jika dan hanya jika dipenuhi:
1.
1. V
V tertutup
tertutup terhadap
terhadap jumlahan,
jumlahan, dandan
untuk
untuk setiap
setiap vektor
vektor u,u, vv dalam
dalam V V dan
dan sembarang
sembarang bilangan
bilangan real
real
(skalar)
(skalar) kk berlaku:
berlaku:
2.
2. u u ++ vv = = vv +
+u u
3.
3. uu ++ (v(v ++ w)
w) = = (u
(u ++ v)
v) ++ww
4.
4. terdapat
terdapat objek
objek 00 pada
pada V,V, yang
yang disebut
disebut vektor
vektor nol,
nol, sehingga
sehingga
00++u u= =u u++0 0= =u u untuk
untuk semua
semua u u pada
pada VV
5.
5. untuk
untuk setiap
setiap u u pada
pada V, V, terdapat
terdapat negatif
negatif –u
–u pada
pada VV sehingga
sehingga
uu++ (-u)
(-u) == (-u)
(-u) ++uu= =0 0
6.
6. Jika
Jika kk skalar
skalar dan
dan u u elemen
elemen di di V,
V, maka
maka ku
ku terdapat
terdapat pada
pada V
V
7.
7. k(u
k(u + + v)
v) == ku
ku ++ kv
kv
8.
8. (k
(k +
+ I)u
I)u == ku
ku ++ Iu
Iu
9.
9. k(lu)
k(lu) = = (kl)u
(kl)u
10.
10. 1u
1u ==u u
V ruang vektor atas R
• V adalah himpunan tidak kosong
• Pada V didefinisikan: jumlahan (+) dan perkalian dengan skalar (.)
• (V, +, .) memenuhi 10 aksioma ruang vektor
• Ruang vektor tersebut ditulis sebagai V (tanpa operasi) atau (V, +,
.)

+
R
Generalisasi dari ruang Euclid ke
ruang vektor umum
V

a (a1, (a1, a2, (a1, a2, a3, (a1, a2, …,


a2) a3) a4) a n) +jumlahan
….
Perkalian
R dengan
R R2 R3 R4 …. Rn skalar
10 aksioma dipenuhi

Pada bab sebelumnya kita sudah mempelajari himpunan vektor-vektor


pada bidang (R2) dan ruang (R3). Dua himpunan tersebut memenuhi
10 aksioma ruang vektor. Ternyata R, R4, Rn, … juga memenuhi 10
aksioma ruang vektor.
Contoh 1: Ruang vektor R

Himpunan bilangan nyata, jumlahan dan perkalian bilangan


nyata

Mudah ditunjukkan bahwa 10 aksioma dipenuhi di R.


Bilangan nyata 3 adalah vektor di ruang vektor R.
Contoh 2: Ruang vektor R2
• R2 merupakan himpunan semua vektor pada bidang R2.
R2  u:u   u1 ,u2  u1 ,u2  R
Operasi penjumlahan (+) didefinisikan sebagai berikut.
u   u1 ,u2  v   v1 ,v2  u v   u1 ,u2    v1 ,v2    u1  v1 ,u2  v2 
Operasi perkalian dengan skalar (.) didefinisikan sebagai berikut.
ku  k u1 ,u2    ku1 ,ku2 
Elemen nol di R02:  0,0

• Untuk membuktikan R2 ruang vektor. Kesepuluh aksioma harus


dipenuhi.
1. (+) tertutup
u v   u1  v1 ,u2  v2 
Aksioma 1
u+v menghasilkan vektor di R2
terpenuhi

  ku1 ,ku2 
2. (.)kutertutup Aksioma 6
ku menghasilkan vektor di R2 terpenuhi
12
Contoh 2 (lanjutan): Ruang
vektor R2
3. Terdapat elemen nol (elemen identitas terhadap penjumlahan): u + 0 = u

u 0   u1 ,u2    0,0   u1 ,u2   u Aksioma 4


terpenuhi

4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar, sehingga 1u


1u  1 u1 ,u2    u1 ,u2   u Aksioma 10
=u
terpenuhi

 u  1 u1 ,u2     u1 ,u2 


5. Terdapat –u sehingga u + (-u) = 0
u   u   u1 ,u2     u1 ,u2    u1  u1 ,u2  u2    0,0  0 Aksioma 5
terpenuhi

u v   u1  v1 ,u2  v2 
Jumlahan bilangan real bersifat komutatif:
v u   v1  u1 ,v2  u2 
6. (+) komutatif: u + v = v +u1u v1  v1  u1 u2  v2  v2  u2
Jadi: u v  v u Aksioma 2
terpenuhi
13
Contoh 2 (lanjutan): Ruang
vektor R2
7. (+) bersifat asosiatif: (u + v) + w = u + (v + w)
 u v  w  u1  v1 ,u2  v2    w1 ,w2 
  u1  v1  w1 ,u2  v2  w2 

u  v w   u1 ,u2    v1  w1 ,v2  w2 
Aksioma 3
  u1  v1  w1 ,u2  v2  w2  terpenuhi

k u v  k u1  v1 ,u2  v2 
  ku(.)
8. Distributif 1  kv1 , ku2  kv2 
terhadap (+): k (u+v) = ku + kv

ku kv  k u1 ,u2   k v1 ,v2 


  ku1 ,ku2    kv1 ,kv2 
k u v  ku kv Aksioma 7
  ku1  kv1 , ku2  kv2 
terpenuhi

14
Contoh 2 (lanjutan): Ruang
vektor R2
9. Distributif penjumlahan skalar terhadap vektor: (k + l)u = ku + lu

 k  l u   k  l  u1 ,u2 
   k  l u1 , k  l u2 
  ku1  lu1 ,ku2  lu2 

ku lu  k u1 ,u2   l u1 ,u2 


  ku1 ,ku2    lu1 ,lu2 
  ku1  lu1 ,ku2  lu2  Aksioma 8
terpenuhi

k lu  k lu1 ,lu2    klu1 ,klu2 

 kl u kl u1 ,u2    klu1 ,klu2  Aksioma 9


10.(.) bersifat asosiatif: k(lu) = (kl)u terpenuhi

15
Contoh 3: Ruang vektor Rn
• Rn merupakan himpunan semua vektor pada ruang Rn.
Rn  u: u   u1 ,u2 ,u3 ,,un  u1 ,u2 ,u3 ,,un  R
Operasi penjumlahan (+) didefinisikan sebagai berikut.
u   u1 ,u2,,un  v   v1 ,v2 ,,vn 
u v   u1 ,u2 ,,un    v1 ,v2 ,,vn    u1  v1 ,u2  v2 ,,un  vn 
Operasi perkalian dengan skalar (.) didefinisikan sebagai berikut.
ku  k u1 ,u2 ,,un    ku1 , ku2 ,,kun 
Elemen nol di R0n :  0,0,,0

• Untuk membuktikan Rn ruang vektor. Kesepuluh aksioma harus


dipenuhi.
1. (+) tertutup Aksioma 1
u v   u1  v1 ,u2  v2 ,,un  vn 
terpenuhi
Aksioma 6
2. (.)   ku1 , ku2 ,,kun 
kutertutup terpenuhi

16
Contoh 3 (lanjutan): Ruang
vektor Rn
3. Terdapat elemen nol (elemen identitas terhadap penjumlahan): u + 0 =
u
u 0   u1 ,u2 ,,un    0,0,,0   u1 ,u2,,un   u Aksioma 4
terpenuhi

1u  1 u ,u2 ,,un    u1 ,u2 ,,un   u Aksioma 10


4. Terdapat1 elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar, sehingga 1u
terpenuhi
=u

 u  1 u1 ,u2 ,,un     u1 ,u2,,un 

u   u   u1  u1 ,u2  u2,,un  un    0,0,,0  0 Aksioma 5


5. Terdapat –u sehingga u + (-u) = 0 terpenuhi

u v   u1  v1 ,u2  v2 ,,un  vn 

v u   v1  u1 ,v2  u2 ,,vn  un 
u komutatif:
v  v u Aksioma 2
6. (+) u+v=v +u
terpenuhi

17
Contoh 3 (lanjutan): Ruang
vektor Rn
7. (+) bersifat asosiatif: (u + v) + w = u + (v + w)
 u v  w  u1  v1 ,u2  v2,,un  vn    w1 ,w2,,wn 
  u1  v1  w1 ,u2  v2  w2 ,,un  vn  wn 

u  v w   u1 ,u2 ,,un    v1  w1 ,v2  w2 ,,vn  wn 


Aksioma 3
  u1  v1  w1 ,u2  v2  w2 ,,un  vn  wn  terpenuhi

k u v  k u1  v1 ,u2  v2 ,,un  vn 
  ku1(.)
8. Distributif 1 , ku2  kv2 ,, kun  kvn 
terhadap
 kv (+): k (u+v) = ku + kv

ku kv  k u1 ,u2 ,,un   k v1 ,v2 ,,vn 


  ku1 ,ku2 ,,kun    kv1 ,kv2 ,,kvn 
  ku1  kv1 ,ku2  kv2 ,,kun  kvn 

k u v  ku kv Aksioma 7
terpenuhi

18
Contoh 3 (lanjutan): Ruang
vektor Rn
9. Distributif penjumlahan skalar terhadap vektor: (k + l)u = ku + lu

 k  l u   k  l  u1 ,u2,,un 
   k  l u1 , k  l u2 ,, k  l un 
  ku1  lu1 ,ku2  lu2 ,,kun  lun 

ku lu  k u1 ,u2 ,,un   l u1 ,u2 ,,un 


  ku1 ,ku2 ,, kun    lu1 ,lu2 ,,lun 
  ku1  lu1 ,ku2  lu2 ,,kun  lun  Aksioma 8
terpenuhi

k lu  k lu1 ,lu2,,lun    klu1 ,klu2 ,,klun 

 kl u kl u1 ,u2 ,,un    klu1 ,klu2,,klun  Aksioma 9


terpenuhi
10.(.) bersifat asosiatif: k(lu) = (kl)u

19
Contoh 4 : Ruang vektor
M2x3
• M2x3 adalah himpunan semua matriks ber-ordo 2x3
  a11 a12 a13  
M2 X3  a: a    aij  R
  a21 a22 a23  

– Operasi
 u11 (+)
u12 didefinisikan
u13   v11sebagai
v12 v13berikut:

u    v   
 u21 u22 u23  v v v
 21 22 23 

 u11 u12 u13   v11 v12 v13   u11  v11 u12  v12 u13  v13 
u v         
u
 21 u22 u23   21 v v22 v23  u  v
 21 21 u22  v22 u23  v23 

 u11 u12 u13   ku11 ku12 ku13 


ku  k    
u
 21 u22 u23  ku
 21 ku22 ku23 

– Operasi (.) didefinisikansebagai0 0 0 berikut:


0   
 0 0 0 

20
Contoh 4 (lanjutan) : Ruang
vektor M2x3
• Untuk membuktikan M2x3 adalah ruang vektor, kesepuluh aksioma
harus dipenuhi.
1. (+) tertutup vektor
di M2x3
 u11  v11 u12  v12 u13  v13  Aksioma 1
u v   
u 
 21 21 v u22  v22 u23  v23  terpenuhi

vektor
2. (.)  ku11 ku12 ku13  di M2x3
kutertutup
   Aksioma 6
ku
 21 ku22 ku23 
terpenuhi

 0 0 0   u11 u12 u13   u11 u12 u13  Aksioma 4


0  u           u
3. Terdapat  0 elemen
0 0  u nol u22 u23  identitas
21 (elemen  u21 u22 terhadap
u23  penjumlahan): u+0
terpenuhi
=u

21
Contoh 4 (lanjutan): Ruang
vektor M2x3
4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar, sehingga 1u = u
 u11 u12 u13   u11 u12 u13 
1u  1      u Aksioma 10
u
 21 u22 u23  u
 21 u22 u23 
terpenuhi

5. Terdapat –u sehingga u + (-u) = 0


 u11 u12 u13    u11  u12  u13 
 u  1    
u
 21 u22 u23    u21  u22  u23 

 u11 u12 u13    u11  u12  u13   0 0 0 


u   u       0
u
 21 u22 u23    u21  u22  u23   0 0 0 
Aksioma 5
terpenuhi

 u11  v11 u12  v12 u13  v13 


u v   
 u21  v21 u22  v22 u23  v23  uij  vij  vij  uij
6. (+) komutatif: u +vv =uv +vu  u
 v11  u11 12 12 13 13 
v u    Aksioma 2
 v21  u21 v22  u22 v23  u23   u v  v u
terpenuhi
22
Contoh 4 (lanjutan): Ruang
vektor M2x3
7. (+) bersifat asosiatif: (u + v) + w = u + (v + w)
 u11  v11 u12  v12 u13  v13   w11 w12 w13 
 u v  w     
u 
 21 21 v u22  v22 u23  v23   21 w w 22 w 23 

 u11  v11  w11 u12  v12  w12 u13  v13  w23 


  
 u21  v21  w21 u 22  v22  w 22 u 23  v23  w23 

 u11 u12 u13   v11  w11 v12  w12 v13  w13 


u  v w      
 u21 u22 u23   v21  w21 v22  w22 v23  w23 
 u11  v11  w11 u12  v12  w12 u13  v13  w23 
  
 u21  v21  w21 u22  v22  w22 u23  v23  w23  Aksioma 3
terpenuhi

 u11  v11 u12  v12 u13  v13   ku11 ku12 ku13   kv11 kv12 kv13 
k u v  k  ku kv    
 u21  v21 u22  v22 u23  v23   ku21 ku22 ku23   kv21 kv22 kv23 
 ku11  kv11 ku12  kv12 ku13  kv13   ku11  kv11 ku12  kv12 ku13  kv13 
     
8. Distributif  ku21(.) kv ku22  kv
terhadap
21 22 :ku
(+)  kv23  = ku + kv
k23(u+v) ku21  kv21 ku22  kv22 ku23  kv23 

Aksioma 7
terpenuhi 23
Contoh 4 (lanjutan): Ruang
vektor M2x3
9. Distributif penjumlahan skalar terhadap vektor: (k + l)u = ku + lu
 u11 u12 u13    k  l u11  k  l u12  k  l u13 
 k  l u   k  l     
 u21 u22 u23    k  l u21  k  l u22  k  l u23 
 ku11  lu11 ku12  lu12 ku13  lu13 
    ku lu
 ku21  lu21 ku22  lu22 ku23  lu23  Aksioma 8
terpenuhi

 lu11 lu12 lu13   klu11 klu12 klu13 


k lu   k     
10.(.) bersifat lu22 lu23  k(lu)
 lu21 asosiatif:  klu21 =klu
(kl)u
22 klu23  Aksioma 9
  kl u terpenuhi

24
Contoh 5: Ruang vektor
D3x3
• D3x3 adalah himpunan semua matriks diagonal ber-ordo 3x3

  a11 0 0  
   
V  a:a   0 a22 0  aii  R
– Operasi (+) didefinisikan sebagai berikut:
  0 0 a33  
  
 u11 0 0   v11 0 0
   
u   0 u22 0  v   0 v22 0 
 0 0 u33   0 0 v33 
 
 u11 0 0   v11 0 0   u11  v11 0 0 
     
u v   0 u22 0    0 v22 0    0 u22  v22 0 
 0  
0 u33   0 
0 v33   0 0 u33  v33 

– Operasi (.) didefinisikan sebagai berikut:

 u11 0 0   ku11 0 0 
   
ku  k 0 u22 0    0 ku22 0 
 0 0 u33   0 0 ku33 

 0 0 0
 
– Elemen nol di D3x3 : 0   0 0 0
 0 0 0
 
25
Contoh 5 (lanjutan): Ruang
vektor D3x3
• Untuk membuktikan D3x3 ruang vektor, kesepuluh aksioma harus
dipenuhi. vektor
 u11  v11
1. (+) tertutup 0 0  di D3x3
 
u v   0 u22  v22 0 
 Aksioma 1
 0 0 u33  v33 
terpenuhi
vektor
 ku11 0 0  Aksioma 6
  di D2x3
ku   0 ku22 0  terpenuhi
2. (.) tertutup
 0
 0 ku33 

 0 0 0   u11 0 0   u11 0 0 
     
0  u  0 0 0   0 u22 0    0 u22 0   u
 0 0 0  0 0 u33   0 0 u33  Aksioma 4
3. Terdapat elemen  nol (elemen identitas terhadap penjumlahan): u+0
terpenuhi
=u

26
Contoh 5 (lanjutan): Ruang
vektor D3x3
4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar, sehingga 1u = u
 u11 0 0   u11 0 0 
   
1u  1 0 u22 0    0 u22 0   u Aksioma 10
 0 0 u33   0 0 u33  terpenuhi

5. Terdapat u–u sehingga


0 0  u +
u11(-u)0= 0 0 

11
  
 u  1 0 u22 0  0  u22 0 
 0 0 u33   0 0  u33 

 u11 0 0    u11 0 0   0 0 0
     
u   u   0 u22 0    0  u22 0    0 0 0  0
 0 0 u33   0 0  u33   0 0 0
Aksioma 5

terpenuhi

 u11  v11 0 0   v11  u11 0 0 


   
u v   0 u22  v22 0  0 v22  u22 0 

6. (+) komutatif:0 u +0v = v u33 +
 vu   0 0 v33  u33 
 33  
u v  v u Aksioma 2
terpenuhi
27
Contoh 5 (lanjutan): Ruang
vektor D3x3
7. (+) bersifat asosiatif: (u + v) + w = u + (v + w)
 u11  v11 0 0   w11 0 0 
   
 u v  w  0 u22  v22 0    0 w22 0 
 0 0 u33  v33   0 0 w33 

 u11  v11  w11 0 0 
 
 0 u22  v22  w11 0 
 0 0 u33  v33  w33 

 u11 0 0   v11  w11 0 0 
   
  0 u22 0    0 v22  w22 0   u  v w Aksioma 3
 0 0 u33   0 0 v33  w33 
 terpenuhi

 u11  v11 0 0   ku11  kv11 0 0 


   
k u v  k 0 u22  v22 0  0 ku22  kv22 0 
 0 0  
u33  v33   0 0 ku33  kv33 

8. Distributif ku11 (.)

0 terhadap
0   kv11(+):
 
0 k (u+v)
0 

= ku + kv
 0 ku22 0    0 kv22 0 
 0 0 ku33   0 0 kv33 

 ku kv
Aksioma 7
terpenuhi
28
Contoh 5 (lanjutan): Ruang
vektor D3x3
9. Distributif penjumlahan skalar terhadap vektor: (k + l)u = ku + lu
 u11 0 0    k  l u11 0 0 
   
 k  l u   k  l  0 u22 0    0  k  l u22 0 
 0  
0 u33   0 0  k  l u33 

 ku11  lu11 0 0 
 
 0 ku22  lu22 0   ku lu
 0 0 ku33  lu33  Aksioma 8

terpenuhi

 lu11 0 0   klu11 0 0 
   
k lu   k  0 lu22 0    0 klu22 0 
10.(.) bersifat  0 asosiatif:
0 lu33  k(lu)
 0 = (kl)u
0 klu33 
  Aksioma 9
  kl u terpenuhi

29
Contoh 6: C[a, b]

• C[a, b] adalah himpunan semua fungsi bernilai nyata yang


kontinu pada selang tertutup [a, b]

• Fungsi f kontinu pada titik c di domainnya jika limit f (x)


sebagaimana x mendekati c melalui domain f ada dan bernilai
limf  x  f  c
f(c). xc

• Fungsi bernilai nyata kontinu memetakan himpunan bilangan


nyata ke bilangan nyata.

• Contoh fungsi kontinu:


– f(x) = sin(x)
– Fungsi suku banyak, misal : f(x) = ax2 + bx + c
sin x
• f  x  bukanf(x)
Contoh diskontinu
fungsi kontinusaat x = 0
x
30
Contoh 6: C[1, 3]

• C[1, 3] adalah himpunan semua fungsi bernilai nyata yang


kontinu di selang tertutup [1,3]
C 1,3   f  f  x : I  R, x R

– Operasi (+) didefinisikan sebagai berikut:


f  g   f  g x  f  x  g x

– Operasi (.) didefinisikan sebagai berikut:


kf   kf x  kf x

– Elemen nol di C[1, 3] :


0  f0  x  0,x R

f0(x) adalah fungsi yang memetakan ke 0 untuk nilai x berapa pun.


Grafik contoh 6: C[1, 3]

f  x  x2  2x  1 g x  sin x

 f  g  x  x2  2x  1  sin x  10f  x  10 2x  1  sin x  32


Contoh 6 (lanjutan): C[1, 3]
• Untuk membuktikan C[1, 3] ruang vektor, kesepuluh aksioma harus
dipenuhi.
1. (+) tertutup
f  g   f  g x  f  x  g x
f(x) + g(x) merupakan fungsi kontinu yang melibatkan variable x (h(x)) pada selang tertutup [1
Aksioma 1
terpenuhi
kf   kf x  kf x
kf(x)merupakan fungsi kontinu yang melibatkan variable x (h(x)) pada selang tertutup [1,3]
2. (.) tertutup
Aksioma 6
terpenuhi

f  0  f  x  0  f  x  f
Aksioma 4
3. Terdapat elemen nol (elemen identitas terhadap penjumlahan):terpenuhi
f+0=f

33
Contoh 6 (lanjutan): C[1, 3]
4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar, sehingga 1f =
f
Elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar k=1
1f  1f  x  f  x  f
Aksioma 10
terpenuhi

 f  f  x –f sehingga f + (-f) = 0
5. Terdapat
f    f  f  x  f  x  0  0 Aksioma 5
terpenuhi

f  g  f  x  g x  g x  f  x  g f

6. (+) komutatif:
Jumlahan f +atas
dua fungsi g =bil.
g real
+ f bersifat komutatif Aksioma 2
terpenuhi

 f  g  h  f  g  x  h x   f  g  h  x
 f  x   g  h  x  f   g h
Aksioma 3
7. (+) bersifat asosiatif: (f + g) + h = f + (g + h) terpenuhi

34
Contoh 6 (lanjutan): C[1, 3]
8. Distributif (.) terhadap (+): k (f+g) = kf + kg
k f  g  k f  x  g x   k  f  g  x 
  kf  kg  x  kf x  kg x
 kf  kg Aksioma 7
terpenuhi

 k  l f   k  l f  x
9. Distributif  kf x penjumlahan
  lf  x  skalar terhadap vektor: (k + l)f = kf + lf
  kf   lf Aksioma 8
terpenuhi

k lf  k lf  x 
  klf x 
  kl f  x
  kl f
10.(.) bersifat asosiatif: k(lf) = (kl)f Aksioma 9
terpenuhi

35
Contoh 7: D[a, b]

• D[a, b] adalah himpunan semua fungsi terdiferensial pada


selang tertutup [a, b]

• Sebuah fungsi bilangan nyata terdiferensial pada suatu titik


jika turunannya ada pada di titik tersebut.

• Contoh fungsi terdiferensial:


– f(x) = sin(x)

• Setiap fungsi terdiferensial pasti kontinu, tetapi tidak


semua fungsi kontinu merupakan fungsi terdiferensial

36
Contoh 7 (lanjutan): D[0, 1]

• D[0, 1] adalah himpunan semua fungsi terdeferensial pada


selang tertutup[0,1]

– Operasi (+) didefinisikan sebagai berikut:


f  g   f  g x  f  x  g x

– Operasi (.) didefinisikan sebagai berikut:


kf   kf x  kf x

– Elemen nol di D[1, 03]: f0  x  0,x R


f0(x) adalah fungsi yang memetakan ke 0 untuk nilai x berapa pun.

37
Contoh 7 (lanjutan): D[0, 1]
• Untuk membuktikan D[0, 1] ruang vektor, kesepuluh aksioma harus
dipenuhi.
1. (+) tertutup
f  g   f  g x  f  x  g x
f(x) + g(x) merupakan fungsi kontinu yang melibatkan variable x (h(x)) pada selang tertutup [1
Aksioma 1
terpenuhi
kf   kf x  kf x
kf(x)merupakan fungsi kontinu yang melibatkan variable x (h(x)) pada selang tertutup [1,3]
2. (.) tertutup
Aksioma 6
terpenuhi

f  0  f  x  0  f  x  f
Aksioma 4
3. Terdapat elemen nol (elemen identitas terhadap penjumlahan):terpenuhi
f+0=f

38
Contoh 7 (lanjutan): D[0, 1]
4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar, sehingga 1f =
f
Elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar k=1
1f  1f  x  f  x  f
Aksioma 10
terpenuhi

 f  f  x –f sehingga f + (-f) = 0
5. Terdapat
f    f  f  x  f  x  0  0 Aksioma 5
terpenuhi

f  g  f  x  g x  g x  f  x  g f

6. (+) komutatif:
Jumlahan f +atas
dua fungsi g =bil.
g real
+ f bersifat komutatif Aksioma 2
terpenuhi

 f  g  h  f  g  x  h x   f  g  h  x
 f  x   g  h  x  f   g h
Aksioma 3
7. (+) bersifat asosiatif: (f + g) + h = f + (g + h) terpenuhi

39
Contoh 7 (lanjutan): D[0, 1]
8. Distributif (.) terhadap (+): k (f+g) = kf + kg
k f  g  k f  x  g x   k  f  g  x 
  kf  kg  x  kf x  kg x
Aksioma 7
 kf  kg
terpenuhi

 k  l f   k  l f  x
9. Distributif  kf x penjumlahan
  lf  x  skalar terhadap vektor: (k + l)f = kf + lf
  kf   lf

Aksioma 8
terpenuhi
k lf  k lf  x 
  klf x 
  kl f  x
  kl f
10.(.) bersifat asosiatif: k(lf) = (kl)f Aksioma 9
terpenuhi

40
Contoh 8: P4
• P4: himpunan semua suku banyak berderajat paling banyak 4

P 4  p: p x  a0 x0  a1 x1  a2 x2  a3 x3  a4 x4 , ai  R
– Operasi (+) didefinisikan sebagai berikut:

p: p x  a0 x0  a1 x1  a2 x2  a3 x3  a4 x4
q: q x  b0 x0  b1 x1  b2 x2  b3 x3  b4 x4
p q   p  q x
  a0  b0    a1  b1  x1   a2  b2  x2   a3  b3  x3   a4  b4  x4

– Operasi (.) didefinisikan sebagai berikut:


kp   kp x
  ka0    ka1  x1   ka2  x2   ka3  x3   ka4  x4

– Elemen nol
0  0x0 di P41:
 0x  0x2  0x3  0x4  0

41
Contoh 8 (lanjutan): P4
• Untuk membuktikan P4 ruang vektor, kesepuluh aksioma harus
dipenuhi.
1. (+) tertutup
p q  a0  b0    a1  b1  x1   a2  b2  x2   a3  b3  x3   a4  b4  x4

Hasil penjumlahan dua fungsi suku banyak P4 berupa fungsi suku banyak di P4 juga
Aksioma 1
terpenuhi
kp   ka0    ka1  x1   ka2  x2   ka3  x3   ka4  x4
Hasil perkalian
2. (.) fungsi suku banyak dengan skalar di P4 berupa fungsi suku banyak di P4 juga
tertutup
Aksioma 6
terpenuhi
p 0   a0  0   a1  0 x1   a2  0 x2   a3  0 x3   a4  0 x4
 a0  a1 x1  a2 x2  a3 x3  a4 x4  p
Aksioma
3. Terdapat elemen nol (elemen identitas terhadap penjumlahan): p + 04 = p
terpenuhi

42
Contoh 8 (lanjutan): P4
4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar, sehingga
1p = p

1p  1 a0  a1 x1  a2 x2  a3 x3  a4 x4  p Aksioma 10
terpenuhi

 p  1 a0  a1 x1  a2 x2  a3 x3  a4 x4 
5. Terdapat –p sehingga p+ (-p) = 0
  a0  a1 x1  a2 x2  a3 x3  a4 x4
p   p   a0  a0    a1  a1  x1   a2  a2  x2   a3  a3  x3   a4  a4  x4
 0  0x1  0x2  0x3  0x4  0 Aksioma 5
terpenuhi

p q   a0  b0    a1  b1  x1   a2  b2  x2   a3  b3  x3   a4  b4  x4(sifat komutatif penjumlahan bilangan real


  b0  a0    b1  a1  x1   b2  a2  x2   b3  a3  x3   b4  a4  x4
p q  q p
6. (+) komutatif: p + q = q + p Aksioma 2
terpenuhi
43
Contoh 8 (lanjutan): P4
7. (+) bersifat asosiatif: (p + q) + r = p + (q + r)
Misal:r  c0 x0  c1 x1  c2 x2  c3 x3  c4 x4
 p q  r   a0  b0    a1  b1  x1   a2  b2  x2   a3  b3  x3   a4  b4  x4   c0 x0  c1 x1  c2 x2  c3 x3  c4 x4 
  a0  b0  c0    a1  b1  c1  x1   a2  b2  c2  x2   a3  b3  c3  x3   a4  b4  c4  x4
(sifat asosiatif penjumlahan bilangan real)
  a0 x0  a1 x1  a2 x2  a3 x3  a4 x4    b0  c0    b1  c1  x1   b2  c2  x2   b3  c3  x3   b4  c4  x4
 p  q r
Aksioma 3
terpenuhi

k p q  k  a0  b0    a1  b1  x1   a2  b2  x2   a3  b3  x3   a4  b4  x4 
(sifat distributif perkalian dengan skalar bil. real)
  ka0  kb0    ka1  kb1  x1   ka2  kb2  x2   ka3  kb3  x3   ka4  kb4  x4
8. Distributif (.) terhadap (+): k (p+q) = kp + kq
   ka0    ka1  x1   ka2  x2   ka3  x3   ka4  x4     kb0    kb1  x1   kb2  x2   kb3  x3   kb4  x4 
 kp kq

Aksioma 7
terpenuhi
44
Contoh 8 (lanjutan): P4
9. Distributif penjumlahan skalar terhadap vektor: (k + l)p = kp + lp

 k  l p   k  l  a0  a1 x1  a2 x2  a3 x3  a4 x4 
   k  l a0   k  l a1 x1   k  l a2 x2   k  l a3 x3   k  l a4 x(sifat
4
 distributif perkalian dengan skalar bil. rea
   ka0  la0    ka1  la1  x1   ka2  la2  x2   ka3  la3  x3   ka4  la4  x4 
 kp lp
Aksioma 8
terpenuhi

k lp   k  la0  la1 x1  la2 x2  la3 x3  la4 x4 


  kla0  kla1 x1  kla2 x2  kla3 x3  kla4 x4 
 kl a0  asosiatif:
10.(.) bersifat a1 x  a2 x  a3k(lp)
1 2
 (kl)p
x  a4 x= 3 4
(sifat asosiatif perkalian dengan skalar bil. real)
  kl p
Aksioma 9
terpenuhi

45
Contoh 9: P2
• P2: himpunan semua suku banyak berderajat paling banyak 2

 
P 2  p: p x  a0 x0  a1 x1  a2 x2 ai , i  R
– Operasi (+) didefinisikan sebagai berikut:

p: p x  a0 x0  a1 x1  a2 x2
q: q x  b0 x0  b1 x1  b2 x2
p q   p  q x
  a0  b0    a1  b1  x1   a2  b2  x2

– Operasi (.) didefinisikan sebagai berikut:


kp   kp x
  ka0    ka1  x1   ka2  x2

– Elemen nol
0  0x0 di P41:
 0x  0x2 0

46
Contoh 9 (lanjutan): P2
• Untuk membuktikan P2 ruang vektor, kesepuluh aksioma harus dipenuhi.
1. (+) tertutup

p q   a0  b0    a1  b1  x1   a2  b2  x2

Hasil penjumlahan dua fungsi suku banyak P2 berupa fungsi suku banyak di P2 juga

Aksioma 1
terpenuhi
2. (.) kp   ka0    ka1  x1   ka2  x2
tertutup
Hasil perkalian fungsi suku banyak dengan skalar di P2 berupa fungsi suku banyak di P2 juga
Aksioma 6
terpenuhi

p 0   a0  0   a1  0 x1   a2  0 x2
 a0elemen
3. Terdapat  a1 x nol 1
p
a2 x(elemen 2
identitas terhadap penjumlahan):Aksioma
p + 0 =4
p
terpenuhi

47
Contoh 9 (lanjutan): P2
4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar,
sehingga 1p = p
1p  1 a0  a1 x1  a2 x2   p Aksioma 10
5. Terdapat –p sehingga p+ (-p) = 0 terpenuhi

 p  1 a0  a1 x1  a2 x2 
  a0  a1 x1  a2 x2

p   p   a0  a0    a1  a1  x1   a2  a2  x2
 0  0x1  0x2  0 Aksioma 5
terpenuhi

p q   a0  b0    a1  b1  x1   a2  b2  x2 (sifat komutatif penjumlahan bilangan real)


6. (+) komutatif:
 b0  a0    b1  ap + q = q2 + p
1  x   b2  a2  x
1

p q  q p

Aksioma 2
terpenuhi
48
Contoh 9 (lanjutan): P2
7. (+) bersifat asosiatif: (p + q) + r = p + (q + r)
Misal:r  c0 x0  c1 x1  c2 x2
 p q  r   a0  b0    a1  b1  x1   a2  b2  x2   c0 x0  c1 x1  c2 x2 
  a0  b0  c0   a1  b1  c1  x1   a2  b2  c2  x2
  a0 x0  a1 x1  a2 x2    b0  c0    b1  c1  x1   b2  c2 (sifat
x2 asosiatif penjumlahan bilangan real)
 p  q r

Aksioma 3
terpenuhi

k p q  k  a0  b0    a1  b1  x1   a2  b2  x2 
8. Distributif
  ka  kb(.)0 0 terhadap
   ka  kb  x   ka (+):
1 1  kb  x k (p+q) = kp + kq
1
2 2
2

   ka    ka  x   ka  x     kb    kb  x   kb(sifat
0 1
1
2
2
0 1  x  distributif perkalian dengan skalar bil. re
1
2
2

 kp kq
Aksioma 7
terpenuhi

49
Contoh 9 (lanjutan): P2
9. Distributif penjumlahan skalar terhadap vektor: (k + l)p = kp
+ lp
 k  l p   k  l  a0  a1 x  a2 x 
1 2

   k  l a0   k  l a1 x1   k  l a2 x2(sifat
 distributif perkalian dengan skalar bil. re
   ka0  la0    ka1  la1  x1   ka2  la2  x2 
Aksioma 8
 kp lp terpenuhi

k lp   k  la0  la1 x1  la2 x2  (sifat asosiatif perkalian dengan skalar bil. real)
  kla0  kla1 x1  kla2 x2 
10.(.) bersifat
 kl a0 asosiatif:
a1 x1  a2 x2  k(lp) = (kl)p
Aksioma 9
  kl p
terpenuhi
50
Latihan 1

1. Diberikan Z : himpunan semua bilangan bulat. Apakah (Z,


+, .) merupakan ruang vektor?

2. Apakah (Mnxn, +, .) ruang vektor atas R?

3. Diberikan D2x2 himpunan semua matriks diagonal


berukuran 2x2. Didefinisikan jumlahan pada himpunan
tersebut seperti jumlahan yang kita kenal. Didefinisikan
perkalian skalar * sebagai berikut:
k*A = 0
untuk sembarang skalar k dan matriks A є D2x2, O adalah
matriks nol. Apakah (D2x2 , + , *) merupakan ruang vektor?

Jawaban 1. Bukan 2. Ya 3. Bukan


51
Sifat-sifat ruang vektor

Diberikan ruang vektor V. Untuk setiap vektor u dan skalar k


berlaku:
a) 0u = 0
b) k0 = 0
c) (-1)u = -u
d) Jika ku = 0, maka k = 0 atau u = 0
Ruang vektor Rn
Ruang vektor
umum
Subruang

Dependensi linier
Kombinasi linier
Himpunan
perentang
Basis dan dimensi
Ruang baris, ruang
kolom, ruang null
Rank dan nulitas

5.2 Subruang

53
Pengertian subruang

D
Definisi
efinisi 5.2:
5.2: Subruang
Subruang
Subhimpunan
Subhimpunan W W dari
dari V
V disebut
disebut subruang
subruang dari
dari V
V jika
jika W
W merupakan
merupakan
ruang
ruang vektor
vektor di
di bawah
bawah penjumlahan
penjumlahan dan
dan perkalian
perkalian dengan
dengan skalar
skalar
seperti
seperti yang
yang didefinisikan
didefinisikan pada
pada V.
V.

Contoh 10:
P4 dan P3 adalah ruang-ruang vektor dengan operasi aljabar
yang sama.
• P3 adalah subhimpunan dari P4.
• P3 adalah subruang P4.

R2 bukan subruang dari R3

54
Contoh-contoh subruang

• D[0, 1] adalah subruang dari C[0, 1] . Setiap fungsi


terdeferensial pasti kontinu, tetapi tidak
sebaliknya.

• D2x2 adalah subruang dari M2x2.

• P3 bukan subruang dari M2x2 karena P3 bukan


subhimpunan dari M2x2.

• (D2x2, +, *) pada Latihan 1 no. 3, bukan subruang


dari M2x2, karena bukan ruang vektor.
55
Contoh-contoh subruang

D3x3: Himpunan semua matriks diagonal 3x3


adalah subruang.

I3x3 : Himpunan semua matriks 3x3 yang I3x3 D3x3


mempunyai inverse bukan subruang
karena bukan ruang vektor. Jumlahan
dua matriks yang mempunyai inverse
M3x3
tidak bersifat tertutup. Demikian juga
perkalian dengan skalar.
Contoh 2 matriks yang mempunyai inverse
tapi1 jumlahan
0 0
keduanya1tidak
0 2 1 2 1
memiliki
inverse.
    
a  0 1 0 b  0 1 0 a b  0 1 0

     
0 0 1 1 2 0 1 2 1
det a  1 det b  1 det a b  0
Latihan 2: subruang dari
M2x2
Apakah berikut ini subruang dari M2x2?
• Himpunan semua matriks 2 x 2 yang mempunyai invers
(+) tidak tertutup
 a 1
• Himpunan semua matriks 2 x 2 yang berbentuk
1 a
  (+) tidak tertutup

 a 0
• Himpunan semua matriks 2 x 2 yang berbentuk
0 b
 
• Himpunan semua matriks 2 x 2

• Himpunan0 0 
 
0 0
Membuktikan W subruang
V
W subset tidak kosong dari V. Pada W didefinisikan jumlahan dan perkalian
dengan skalar seperti pada V. W adalah ruang vektor jika dan hanya jika
dipenuhi:
1. W tertutup terhadap jumlahan
2. u +v=v+u
3. u + (v + w) = (u + v) + w
4. terdapat objek 0 pada W, yang disebut vektor nol, sehingga 0 + u = u + 0
= u untuk semua u pada W
5. untuk setiap u pada W, terdapat negatif –u pada W sehingga u + (-u) = (-u)
+u=0
6. W tertutup terhadap perkalian dengan skalar
7. k(u + v) = ku + kv
8. (k + l)u = ku + lu
9. k(lu) = (kl)u
10. 1u = u
Membuktikan subruang
• Bagaimana membuktikan bahwa suatu subhimpunan dari
ruang vektor adalah subruang? 10 aksioma ruang vektor
harus dipenuhi oleh subruang. Namun ada beberapa
aksioma yang pasti berlaku, ada yang harus, ada yang bisa
diturunkan dari aksioma lain. Sehingga tidak semua
aksioma harus dibuktikan keberlakuannya.
TTeorema
eorema 5.1:
5.1:
Jika
Jika W
W merupakan
merupakan suatu
suatu himpunan
himpunan dengan
dengan satu
satu atau
atau lebih
lebih vektor
vektor
dari
dari ruang
ruang vektor
vektor V,
V, maka
maka W W merupakan
merupakan subruang
subruang dari
dari V
V jika
jika dan
dan
hanya
hanya jika
jika kondisi
kondisi berikut
berikut terpenuhi.
terpenuhi.
a.
a. Jika
Jika u
u dan
dan vv merupakan
merupakan vektor
vektor didi W,
W, maka
maka u
u++ vv juga
juga di
di W
W
b.
b. Untuk
Untuk sembarang
sembarang skalar
skalar kk dan
dan sembarang
sembarang vektor
vektor didi W,
W, maka
maka ku
ku
berada
berada didi W.
W.

59
Subruang W dari ruang vektor
V
Syarat W subruang dari V:
1. W subset tidak kosong dari V
2. Terhadap jumlahan dan perkalian skalar yang sama
dengan di V, W memenuhi semua aksioma ruang vektor.

Membuktikan W subruang.
3. W subset tidak kosong dari V,
4. W tertutup terhadap jumlahan, dan
5. W tertutup terhadap perkalian dengan skalar
Subruang tak sebenarnya
V ruang
vektor
{0}
0

{0} ruang
vektor
• {0} dan V adalah subruang tak sebenarnya dari V
• Setiap ruang vektor pasti memiliki subruang, setidaknya dirinya
sendiri dan {0}.
• {0} adalah ruang vektor dengan satu subruang, yaitu dirinya
sendiri.
Refleksi

Tuliskan esai pendek yang berjudul:

“Setiap ruang vektor adalah subruang dan setiap


subruang adalah ruang vektor”

62
Ringkasan:
Contoh-contoh ruang vektor atas R

• Himpunan bilangan nyata, jumlahan dan perkalian bilangan nyata


• Himpunan semua vektor pada bidang R2
• Himpunan semua vektor pada ruang R3
• Himpunan semua vektor pada ruang Rn
• Himpunan semua suku banyak berderajad paling banyak n.
• Himpunan semua matriks berukuran m x n, jumlahan matriks,
perkalian matriks dengan skalar
• Himpunan semua fungsi kontinu di [a, b], jumlahan fungsi dan
perkalian fungsi dengan skalar
• Himpunan semua fungsi terdiferensial di [a, b], jumlahan fungsi
dan perkalian fungsi dengan skalar
• Himpunan semua barisan tak hingga, jumlahan barisan dan
perkalian barisan dengan skalar
Silahkan melanjutkan ke Modul 5
(bagian b)

Anda mungkin juga menyukai