Ruang Vektor
Umum
Sasaran pemelajaran
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. membuat generalisasi dari ruang R2 dan R3 ke ruang vektor
umum.
2. mengkonstruksi subruang dalam suatu ruang vektor, dan
menentukan apakah suatu sub-himpunan merupakan sub-
ruang,
3. menentukan hubungan dependensi linier antara vektor-
vektor
4. mengkonstruksi basis dari ruang vektor, menentukan
dimensi ruang vektor,
5. menentukan basis ruang kolom, ruang baris, ruang null
suatu matriks
Cakupan materi
Ruang vektor Rn
Subruang
Dependensi linier
Kombinasi linier
Himpunan perentang
VV adalah
adalah himpunan
himpunan semua
semua vektor
vektor di
di ruang
ruang RR33..
V v v1 ,v2 ,v3 v1 ,v2 ,v3 R
Jika
Jika a,
a, b
b dan
dan cc adalah
adalah vektor-vektor
vektor-vektor di di V,
V, kk dan
dan ll adalah
adalah skalar skalar bilangan
bilangan real.
real.
Tentukan pernyataan-pernyataan berikut ini adalah
Tentukan pernyataan-pernyataan berikut ini adalah benar atau salah. benar atau salah.
(benar / salah)1.
1. Hasil
Hasil penjumlahan
penjumlahan aa + +b b merupakan
merupakan vektor vektor di di RR33..
(benar / salah)2.
2. aa + +b b= =b b+ + aa
(benar / salah)3.
3. aa ++ (( b b+ + cc )) == (( aa ++b b )) +
+ cc
(benar / salah)4.
4. aa ++ 00 = = a,
a, dengan
dengan 00 = = (( 0,
0, 0,0, 00 ))
(benar / salah)5.
5. aa ++ (-a)
(-a) = = 0,0, dengan
dengan -a -a == (( -a
-a11,, -a
-a22,, -a
-a33))
(benar / salah)6.
6. Hasil
Hasil perkalian
perkalian ku ku merupakan
merupakan vektor vektor di di RR33
(benar / salah)7.
7. kk (( aa +
+b b )) =
= kaka + + kbkb
(benar / salah)8. ( k + l ) a =
8. ( k + l ) a = ka + laka + la
(benar / salah)9.
9. kk (( la
la )) == (( kl
kl )) aa
(benar / salah)10.
10.1a1a = = aa
Jawaban pretest
VV adalah
adalah himpunan
himpunan semua
semua vektor
vektor di
di ruang
ruang RR33..
V v v1 ,v2 ,v3 v1 ,v2 ,v3 R
Jika
Jika a,
a, b
b dan
dan cc adalah
adalah vektor-vektor
vektor-vektor di di V,
V, kk dan
dan ll adalah
adalah skalar skalar bilangan
bilangan real.
real.
Tentukan pernyataan-pernyataan berikut ini adalah
Tentukan pernyataan-pernyataan berikut ini adalah benar atau salah. benar atau salah.
(benar / salah)1.
1. Hasil
Hasil penjumlahan
penjumlahan aa + +b b merupakan
merupakan vektor vektor di di RR33..
(benar / salah)2.
2. aa + +b b= =b b+ + aa
(benar / salah)3.
3. aa ++ (( b b+ + cc )) == (( aa ++b b )) +
+ cc
(benar / salah)4.
4. aa ++ 00 = = a,
a, dengan
dengan 00 = = (( 0,
0, 0,0, 00 ))
(benar / salah)5.
5. aa ++ (-a)
(-a) = = 0,0, dengan
dengan -a -a == (( -a
-a11,, -a
-a22,, -a
-a33))
(benar / salah)6.
6. Hasil
Hasil perkalian
perkalian ku ku merupakan
merupakan vektor vektor di di RR33
(benar / salah)7.
7. kk (( aa +
+b b )) =
= kaka + + kbkb
(benar / salah)8. ( k + l ) a =
8. ( k + l ) a = ka + laka + la
(benar / salah)9.
9. kk (( la
la )) == (( kl
kl )) aa
(benar / salah)10.
10.1a1a = = aa
Contoh vektor di R3 : i = (1, 0 , 0), j = (0, 1, 0), k = (0, 0, 1)
Ruang vektor Rn
Ruang vektor
umum
Subruang
Dependensi linier
Kombinasi linier
Himpunan
perentang
Basis dan dimensi
Ruang baris, ruang
kolom, ruang null
Rank dan nulitas
5.1 Pengenalan
ruang vektor
umum
V ruang vektor atas R
D
Definisi
efinisi 5.1:
5.1: Ruang
Ruang vektor
vektor
Diberikan
Diberikan VV himpunan
himpunan tidak
tidak kosong.
kosong. Pada
Pada V
V didefinisikan
didefinisikan jumlahan
jumlahan
dan
dan perkalian dengan skalar. V adalah ruang vektor atas R (himpunan
perkalian dengan skalar. V adalah ruang vektor atas R (himpunan
bilangan nyata) jika dan hanya jika dipenuhi:
bilangan nyata) jika dan hanya jika dipenuhi:
1.
1. V
V tertutup
tertutup terhadap
terhadap jumlahan,
jumlahan, dandan
untuk
untuk setiap
setiap vektor
vektor u,u, vv dalam
dalam V V dan
dan sembarang
sembarang bilangan
bilangan real
real
(skalar)
(skalar) kk berlaku:
berlaku:
2.
2. u u ++ vv = = vv +
+u u
3.
3. uu ++ (v(v ++ w)
w) = = (u
(u ++ v)
v) ++ww
4.
4. terdapat
terdapat objek
objek 00 pada
pada V,V, yang
yang disebut
disebut vektor
vektor nol,
nol, sehingga
sehingga
00++u u= =u u++0 0= =u u untuk
untuk semua
semua u u pada
pada VV
5.
5. untuk
untuk setiap
setiap u u pada
pada V, V, terdapat
terdapat negatif
negatif –u
–u pada
pada VV sehingga
sehingga
uu++ (-u)
(-u) == (-u)
(-u) ++uu= =0 0
6.
6. Jika
Jika kk skalar
skalar dan
dan u u elemen
elemen di di V,
V, maka
maka ku
ku terdapat
terdapat pada
pada V
V
7.
7. k(u
k(u + + v)
v) == ku
ku ++ kv
kv
8.
8. (k
(k +
+ I)u
I)u == ku
ku ++ Iu
Iu
9.
9. k(lu)
k(lu) = = (kl)u
(kl)u
10.
10. 1u
1u ==u u
V ruang vektor atas R
• V adalah himpunan tidak kosong
• Pada V didefinisikan: jumlahan (+) dan perkalian dengan skalar (.)
• (V, +, .) memenuhi 10 aksioma ruang vektor
• Ruang vektor tersebut ditulis sebagai V (tanpa operasi) atau (V, +,
.)
+
R
Generalisasi dari ruang Euclid ke
ruang vektor umum
V
ku1 ,ku2
2. (.)kutertutup Aksioma 6
ku menghasilkan vektor di R2 terpenuhi
12
Contoh 2 (lanjutan): Ruang
vektor R2
3. Terdapat elemen nol (elemen identitas terhadap penjumlahan): u + 0 = u
u v u1 v1 ,u2 v2
Jumlahan bilangan real bersifat komutatif:
v u v1 u1 ,v2 u2
6. (+) komutatif: u + v = v +u1u v1 v1 u1 u2 v2 v2 u2
Jadi: u v v u Aksioma 2
terpenuhi
13
Contoh 2 (lanjutan): Ruang
vektor R2
7. (+) bersifat asosiatif: (u + v) + w = u + (v + w)
u v w u1 v1 ,u2 v2 w1 ,w2
u1 v1 w1 ,u2 v2 w2
u v w u1 ,u2 v1 w1 ,v2 w2
Aksioma 3
u1 v1 w1 ,u2 v2 w2 terpenuhi
k u v k u1 v1 ,u2 v2
ku(.)
8. Distributif 1 kv1 , ku2 kv2
terhadap (+): k (u+v) = ku + kv
14
Contoh 2 (lanjutan): Ruang
vektor R2
9. Distributif penjumlahan skalar terhadap vektor: (k + l)u = ku + lu
k l u k l u1 ,u2
k l u1 , k l u2
ku1 lu1 ,ku2 lu2
15
Contoh 3: Ruang vektor Rn
• Rn merupakan himpunan semua vektor pada ruang Rn.
Rn u: u u1 ,u2 ,u3 ,,un u1 ,u2 ,u3 ,,un R
Operasi penjumlahan (+) didefinisikan sebagai berikut.
u u1 ,u2,,un v v1 ,v2 ,,vn
u v u1 ,u2 ,,un v1 ,v2 ,,vn u1 v1 ,u2 v2 ,,un vn
Operasi perkalian dengan skalar (.) didefinisikan sebagai berikut.
ku k u1 ,u2 ,,un ku1 , ku2 ,,kun
Elemen nol di R0n : 0,0,,0
16
Contoh 3 (lanjutan): Ruang
vektor Rn
3. Terdapat elemen nol (elemen identitas terhadap penjumlahan): u + 0 =
u
u 0 u1 ,u2 ,,un 0,0,,0 u1 ,u2,,un u Aksioma 4
terpenuhi
u v u1 v1 ,u2 v2 ,,un vn
v u v1 u1 ,v2 u2 ,,vn un
u komutatif:
v v u Aksioma 2
6. (+) u+v=v +u
terpenuhi
17
Contoh 3 (lanjutan): Ruang
vektor Rn
7. (+) bersifat asosiatif: (u + v) + w = u + (v + w)
u v w u1 v1 ,u2 v2,,un vn w1 ,w2,,wn
u1 v1 w1 ,u2 v2 w2 ,,un vn wn
k u v k u1 v1 ,u2 v2 ,,un vn
ku1(.)
8. Distributif 1 , ku2 kv2 ,, kun kvn
terhadap
kv (+): k (u+v) = ku + kv
k u v ku kv Aksioma 7
terpenuhi
18
Contoh 3 (lanjutan): Ruang
vektor Rn
9. Distributif penjumlahan skalar terhadap vektor: (k + l)u = ku + lu
k l u k l u1 ,u2,,un
k l u1 , k l u2 ,, k l un
ku1 lu1 ,ku2 lu2 ,,kun lun
19
Contoh 4 : Ruang vektor
M2x3
• M2x3 adalah himpunan semua matriks ber-ordo 2x3
a11 a12 a13
M2 X3 a: a aij R
a21 a22 a23
– Operasi
u11 (+)
u12 didefinisikan
u13 v11sebagai
v12 v13berikut:
u v
u21 u22 u23 v v v
21 22 23
u11 u12 u13 v11 v12 v13 u11 v11 u12 v12 u13 v13
u v
u
21 u22 u23 21 v v22 v23 u v
21 21 u22 v22 u23 v23
20
Contoh 4 (lanjutan) : Ruang
vektor M2x3
• Untuk membuktikan M2x3 adalah ruang vektor, kesepuluh aksioma
harus dipenuhi.
1. (+) tertutup vektor
di M2x3
u11 v11 u12 v12 u13 v13 Aksioma 1
u v
u
21 21 v u22 v22 u23 v23 terpenuhi
vektor
2. (.) ku11 ku12 ku13 di M2x3
kutertutup
Aksioma 6
ku
21 ku22 ku23
terpenuhi
21
Contoh 4 (lanjutan): Ruang
vektor M2x3
4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar, sehingga 1u = u
u11 u12 u13 u11 u12 u13
1u 1 u Aksioma 10
u
21 u22 u23 u
21 u22 u23
terpenuhi
u11 v11 u12 v12 u13 v13 ku11 ku12 ku13 kv11 kv12 kv13
k u v k ku kv
u21 v21 u22 v22 u23 v23 ku21 ku22 ku23 kv21 kv22 kv23
ku11 kv11 ku12 kv12 ku13 kv13 ku11 kv11 ku12 kv12 ku13 kv13
8. Distributif ku21(.) kv ku22 kv
terhadap
21 22 :ku
(+) kv23 = ku + kv
k23(u+v) ku21 kv21 ku22 kv22 ku23 kv23
Aksioma 7
terpenuhi 23
Contoh 4 (lanjutan): Ruang
vektor M2x3
9. Distributif penjumlahan skalar terhadap vektor: (k + l)u = ku + lu
u11 u12 u13 k l u11 k l u12 k l u13
k l u k l
u21 u22 u23 k l u21 k l u22 k l u23
ku11 lu11 ku12 lu12 ku13 lu13
ku lu
ku21 lu21 ku22 lu22 ku23 lu23 Aksioma 8
terpenuhi
24
Contoh 5: Ruang vektor
D3x3
• D3x3 adalah himpunan semua matriks diagonal ber-ordo 3x3
a11 0 0
V a:a 0 a22 0 aii R
– Operasi (+) didefinisikan sebagai berikut:
0 0 a33
u11 0 0 v11 0 0
u 0 u22 0 v 0 v22 0
0 0 u33 0 0 v33
u11 0 0 v11 0 0 u11 v11 0 0
u v 0 u22 0 0 v22 0 0 u22 v22 0
0
0 u33 0
0 v33 0 0 u33 v33
– Operasi (.) didefinisikan sebagai berikut:
u11 0 0 ku11 0 0
ku k 0 u22 0 0 ku22 0
0 0 u33 0 0 ku33
0 0 0
– Elemen nol di D3x3 : 0 0 0 0
0 0 0
25
Contoh 5 (lanjutan): Ruang
vektor D3x3
• Untuk membuktikan D3x3 ruang vektor, kesepuluh aksioma harus
dipenuhi. vektor
u11 v11
1. (+) tertutup 0 0 di D3x3
u v 0 u22 v22 0
Aksioma 1
0 0 u33 v33
terpenuhi
vektor
ku11 0 0 Aksioma 6
di D2x3
ku 0 ku22 0 terpenuhi
2. (.) tertutup
0
0 ku33
0 0 0 u11 0 0 u11 0 0
0 u 0 0 0 0 u22 0 0 u22 0 u
0 0 0 0 0 u33 0 0 u33 Aksioma 4
3. Terdapat elemen nol (elemen identitas terhadap penjumlahan): u+0
terpenuhi
=u
26
Contoh 5 (lanjutan): Ruang
vektor D3x3
4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar, sehingga 1u = u
u11 0 0 u11 0 0
1u 1 0 u22 0 0 u22 0 u Aksioma 10
0 0 u33 0 0 u33 terpenuhi
lu11 0 0 klu11 0 0
k lu k 0 lu22 0 0 klu22 0
10.(.) bersifat 0 asosiatif:
0 lu33 k(lu)
0 = (kl)u
0 klu33
Aksioma 9
kl u terpenuhi
29
Contoh 6: C[a, b]
f x x2 2x 1 g x sin x
f 0 f x 0 f x f
Aksioma 4
3. Terdapat elemen nol (elemen identitas terhadap penjumlahan):terpenuhi
f+0=f
33
Contoh 6 (lanjutan): C[1, 3]
4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar, sehingga 1f =
f
Elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar k=1
1f 1f x f x f
Aksioma 10
terpenuhi
f f x –f sehingga f + (-f) = 0
5. Terdapat
f f f x f x 0 0 Aksioma 5
terpenuhi
f g f x g x g x f x g f
6. (+) komutatif:
Jumlahan f +atas
dua fungsi g =bil.
g real
+ f bersifat komutatif Aksioma 2
terpenuhi
f g h f g x h x f g h x
f x g h x f g h
Aksioma 3
7. (+) bersifat asosiatif: (f + g) + h = f + (g + h) terpenuhi
34
Contoh 6 (lanjutan): C[1, 3]
8. Distributif (.) terhadap (+): k (f+g) = kf + kg
k f g k f x g x k f g x
kf kg x kf x kg x
kf kg Aksioma 7
terpenuhi
k l f k l f x
9. Distributif kf x penjumlahan
lf x skalar terhadap vektor: (k + l)f = kf + lf
kf lf Aksioma 8
terpenuhi
k lf k lf x
klf x
kl f x
kl f
10.(.) bersifat asosiatif: k(lf) = (kl)f Aksioma 9
terpenuhi
35
Contoh 7: D[a, b]
36
Contoh 7 (lanjutan): D[0, 1]
37
Contoh 7 (lanjutan): D[0, 1]
• Untuk membuktikan D[0, 1] ruang vektor, kesepuluh aksioma harus
dipenuhi.
1. (+) tertutup
f g f g x f x g x
f(x) + g(x) merupakan fungsi kontinu yang melibatkan variable x (h(x)) pada selang tertutup [1
Aksioma 1
terpenuhi
kf kf x kf x
kf(x)merupakan fungsi kontinu yang melibatkan variable x (h(x)) pada selang tertutup [1,3]
2. (.) tertutup
Aksioma 6
terpenuhi
f 0 f x 0 f x f
Aksioma 4
3. Terdapat elemen nol (elemen identitas terhadap penjumlahan):terpenuhi
f+0=f
38
Contoh 7 (lanjutan): D[0, 1]
4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar, sehingga 1f =
f
Elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar k=1
1f 1f x f x f
Aksioma 10
terpenuhi
f f x –f sehingga f + (-f) = 0
5. Terdapat
f f f x f x 0 0 Aksioma 5
terpenuhi
f g f x g x g x f x g f
6. (+) komutatif:
Jumlahan f +atas
dua fungsi g =bil.
g real
+ f bersifat komutatif Aksioma 2
terpenuhi
f g h f g x h x f g h x
f x g h x f g h
Aksioma 3
7. (+) bersifat asosiatif: (f + g) + h = f + (g + h) terpenuhi
39
Contoh 7 (lanjutan): D[0, 1]
8. Distributif (.) terhadap (+): k (f+g) = kf + kg
k f g k f x g x k f g x
kf kg x kf x kg x
Aksioma 7
kf kg
terpenuhi
k l f k l f x
9. Distributif kf x penjumlahan
lf x skalar terhadap vektor: (k + l)f = kf + lf
kf lf
Aksioma 8
terpenuhi
k lf k lf x
klf x
kl f x
kl f
10.(.) bersifat asosiatif: k(lf) = (kl)f Aksioma 9
terpenuhi
40
Contoh 8: P4
• P4: himpunan semua suku banyak berderajat paling banyak 4
P 4 p: p x a0 x0 a1 x1 a2 x2 a3 x3 a4 x4 , ai R
– Operasi (+) didefinisikan sebagai berikut:
p: p x a0 x0 a1 x1 a2 x2 a3 x3 a4 x4
q: q x b0 x0 b1 x1 b2 x2 b3 x3 b4 x4
p q p q x
a0 b0 a1 b1 x1 a2 b2 x2 a3 b3 x3 a4 b4 x4
– Elemen nol
0 0x0 di P41:
0x 0x2 0x3 0x4 0
41
Contoh 8 (lanjutan): P4
• Untuk membuktikan P4 ruang vektor, kesepuluh aksioma harus
dipenuhi.
1. (+) tertutup
p q a0 b0 a1 b1 x1 a2 b2 x2 a3 b3 x3 a4 b4 x4
Hasil penjumlahan dua fungsi suku banyak P4 berupa fungsi suku banyak di P4 juga
Aksioma 1
terpenuhi
kp ka0 ka1 x1 ka2 x2 ka3 x3 ka4 x4
Hasil perkalian
2. (.) fungsi suku banyak dengan skalar di P4 berupa fungsi suku banyak di P4 juga
tertutup
Aksioma 6
terpenuhi
p 0 a0 0 a1 0 x1 a2 0 x2 a3 0 x3 a4 0 x4
a0 a1 x1 a2 x2 a3 x3 a4 x4 p
Aksioma
3. Terdapat elemen nol (elemen identitas terhadap penjumlahan): p + 04 = p
terpenuhi
42
Contoh 8 (lanjutan): P4
4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar, sehingga
1p = p
1p 1 a0 a1 x1 a2 x2 a3 x3 a4 x4 p Aksioma 10
terpenuhi
p 1 a0 a1 x1 a2 x2 a3 x3 a4 x4
5. Terdapat –p sehingga p+ (-p) = 0
a0 a1 x1 a2 x2 a3 x3 a4 x4
p p a0 a0 a1 a1 x1 a2 a2 x2 a3 a3 x3 a4 a4 x4
0 0x1 0x2 0x3 0x4 0 Aksioma 5
terpenuhi
k p q k a0 b0 a1 b1 x1 a2 b2 x2 a3 b3 x3 a4 b4 x4
(sifat distributif perkalian dengan skalar bil. real)
ka0 kb0 ka1 kb1 x1 ka2 kb2 x2 ka3 kb3 x3 ka4 kb4 x4
8. Distributif (.) terhadap (+): k (p+q) = kp + kq
ka0 ka1 x1 ka2 x2 ka3 x3 ka4 x4 kb0 kb1 x1 kb2 x2 kb3 x3 kb4 x4
kp kq
Aksioma 7
terpenuhi
44
Contoh 8 (lanjutan): P4
9. Distributif penjumlahan skalar terhadap vektor: (k + l)p = kp + lp
k l p k l a0 a1 x1 a2 x2 a3 x3 a4 x4
k l a0 k l a1 x1 k l a2 x2 k l a3 x3 k l a4 x(sifat
4
distributif perkalian dengan skalar bil. rea
ka0 la0 ka1 la1 x1 ka2 la2 x2 ka3 la3 x3 ka4 la4 x4
kp lp
Aksioma 8
terpenuhi
45
Contoh 9: P2
• P2: himpunan semua suku banyak berderajat paling banyak 2
P 2 p: p x a0 x0 a1 x1 a2 x2 ai , i R
– Operasi (+) didefinisikan sebagai berikut:
p: p x a0 x0 a1 x1 a2 x2
q: q x b0 x0 b1 x1 b2 x2
p q p q x
a0 b0 a1 b1 x1 a2 b2 x2
– Elemen nol
0 0x0 di P41:
0x 0x2 0
46
Contoh 9 (lanjutan): P2
• Untuk membuktikan P2 ruang vektor, kesepuluh aksioma harus dipenuhi.
1. (+) tertutup
p q a0 b0 a1 b1 x1 a2 b2 x2
Hasil penjumlahan dua fungsi suku banyak P2 berupa fungsi suku banyak di P2 juga
Aksioma 1
terpenuhi
2. (.) kp ka0 ka1 x1 ka2 x2
tertutup
Hasil perkalian fungsi suku banyak dengan skalar di P2 berupa fungsi suku banyak di P2 juga
Aksioma 6
terpenuhi
p 0 a0 0 a1 0 x1 a2 0 x2
a0elemen
3. Terdapat a1 x nol 1
p
a2 x(elemen 2
identitas terhadap penjumlahan):Aksioma
p + 0 =4
p
terpenuhi
47
Contoh 9 (lanjutan): P2
4. Terdapat elemen identitas terhadap perkalian dengan skalar,
sehingga 1p = p
1p 1 a0 a1 x1 a2 x2 p Aksioma 10
5. Terdapat –p sehingga p+ (-p) = 0 terpenuhi
p 1 a0 a1 x1 a2 x2
a0 a1 x1 a2 x2
p p a0 a0 a1 a1 x1 a2 a2 x2
0 0x1 0x2 0 Aksioma 5
terpenuhi
p q q p
Aksioma 2
terpenuhi
48
Contoh 9 (lanjutan): P2
7. (+) bersifat asosiatif: (p + q) + r = p + (q + r)
Misal:r c0 x0 c1 x1 c2 x2
p q r a0 b0 a1 b1 x1 a2 b2 x2 c0 x0 c1 x1 c2 x2
a0 b0 c0 a1 b1 c1 x1 a2 b2 c2 x2
a0 x0 a1 x1 a2 x2 b0 c0 b1 c1 x1 b2 c2 (sifat
x2 asosiatif penjumlahan bilangan real)
p q r
Aksioma 3
terpenuhi
k p q k a0 b0 a1 b1 x1 a2 b2 x2
8. Distributif
ka kb(.)0 0 terhadap
ka kb x ka (+):
1 1 kb x k (p+q) = kp + kq
1
2 2
2
ka ka x ka x kb kb x kb(sifat
0 1
1
2
2
0 1 x distributif perkalian dengan skalar bil. re
1
2
2
kp kq
Aksioma 7
terpenuhi
49
Contoh 9 (lanjutan): P2
9. Distributif penjumlahan skalar terhadap vektor: (k + l)p = kp
+ lp
k l p k l a0 a1 x a2 x
1 2
k l a0 k l a1 x1 k l a2 x2(sifat
distributif perkalian dengan skalar bil. re
ka0 la0 ka1 la1 x1 ka2 la2 x2
Aksioma 8
kp lp terpenuhi
k lp k la0 la1 x1 la2 x2 (sifat asosiatif perkalian dengan skalar bil. real)
kla0 kla1 x1 kla2 x2
10.(.) bersifat
kl a0 asosiatif:
a1 x1 a2 x2 k(lp) = (kl)p
Aksioma 9
kl p
terpenuhi
50
Latihan 1
Dependensi linier
Kombinasi linier
Himpunan
perentang
Basis dan dimensi
Ruang baris, ruang
kolom, ruang null
Rank dan nulitas
5.2 Subruang
53
Pengertian subruang
D
Definisi
efinisi 5.2:
5.2: Subruang
Subruang
Subhimpunan
Subhimpunan W W dari
dari V
V disebut
disebut subruang
subruang dari
dari V
V jika
jika W
W merupakan
merupakan
ruang
ruang vektor
vektor di
di bawah
bawah penjumlahan
penjumlahan dan
dan perkalian
perkalian dengan
dengan skalar
skalar
seperti
seperti yang
yang didefinisikan
didefinisikan pada
pada V.
V.
Contoh 10:
P4 dan P3 adalah ruang-ruang vektor dengan operasi aljabar
yang sama.
• P3 adalah subhimpunan dari P4.
• P3 adalah subruang P4.
54
Contoh-contoh subruang
a 0
• Himpunan semua matriks 2 x 2 yang berbentuk
0 b
• Himpunan semua matriks 2 x 2
• Himpunan0 0
0 0
Membuktikan W subruang
V
W subset tidak kosong dari V. Pada W didefinisikan jumlahan dan perkalian
dengan skalar seperti pada V. W adalah ruang vektor jika dan hanya jika
dipenuhi:
1. W tertutup terhadap jumlahan
2. u +v=v+u
3. u + (v + w) = (u + v) + w
4. terdapat objek 0 pada W, yang disebut vektor nol, sehingga 0 + u = u + 0
= u untuk semua u pada W
5. untuk setiap u pada W, terdapat negatif –u pada W sehingga u + (-u) = (-u)
+u=0
6. W tertutup terhadap perkalian dengan skalar
7. k(u + v) = ku + kv
8. (k + l)u = ku + lu
9. k(lu) = (kl)u
10. 1u = u
Membuktikan subruang
• Bagaimana membuktikan bahwa suatu subhimpunan dari
ruang vektor adalah subruang? 10 aksioma ruang vektor
harus dipenuhi oleh subruang. Namun ada beberapa
aksioma yang pasti berlaku, ada yang harus, ada yang bisa
diturunkan dari aksioma lain. Sehingga tidak semua
aksioma harus dibuktikan keberlakuannya.
TTeorema
eorema 5.1:
5.1:
Jika
Jika W
W merupakan
merupakan suatu
suatu himpunan
himpunan dengan
dengan satu
satu atau
atau lebih
lebih vektor
vektor
dari
dari ruang
ruang vektor
vektor V,
V, maka
maka W W merupakan
merupakan subruang
subruang dari
dari V
V jika
jika dan
dan
hanya
hanya jika
jika kondisi
kondisi berikut
berikut terpenuhi.
terpenuhi.
a.
a. Jika
Jika u
u dan
dan vv merupakan
merupakan vektor
vektor didi W,
W, maka
maka u
u++ vv juga
juga di
di W
W
b.
b. Untuk
Untuk sembarang
sembarang skalar
skalar kk dan
dan sembarang
sembarang vektor
vektor didi W,
W, maka
maka ku
ku
berada
berada didi W.
W.
59
Subruang W dari ruang vektor
V
Syarat W subruang dari V:
1. W subset tidak kosong dari V
2. Terhadap jumlahan dan perkalian skalar yang sama
dengan di V, W memenuhi semua aksioma ruang vektor.
Membuktikan W subruang.
3. W subset tidak kosong dari V,
4. W tertutup terhadap jumlahan, dan
5. W tertutup terhadap perkalian dengan skalar
Subruang tak sebenarnya
V ruang
vektor
{0}
0
{0} ruang
vektor
• {0} dan V adalah subruang tak sebenarnya dari V
• Setiap ruang vektor pasti memiliki subruang, setidaknya dirinya
sendiri dan {0}.
• {0} adalah ruang vektor dengan satu subruang, yaitu dirinya
sendiri.
Refleksi
62
Ringkasan:
Contoh-contoh ruang vektor atas R