Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN V

PENGUJIAN PERMEABILITAS TANAH MENGGUNAKAN


METODE FALLING HEAD PERMEBILITY
(ASTM.D.2343)

5.1. MAKSUD
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien permeabilitas dari
sampel tanah yang dipadatkan. Percobaan tersebut menggunakan sistem Falling
Head Permeability dengan nama alat compaction permeameter.
Koefisien permeabilitas tanah (k) digunakan untuk mengetahui besarnya
rembesan pada permasalahan bendungan, saluran irigasi, tanggul tanah, sumur
resapan dan lainnya. Metode yang biasa digunakan untuk pengukuran
permeabillitas tanah ini menggunakan metode falling head test dan constant head
test. Pengukuran dapat dilakukan di lapangan maupun di dalam laboratorium. Pada
pengukuran di laboratorium dengan metode falling head yang memanfaatkan sensor
ketinggian dapat digunakan untuk mengetahui laju aliran fluida sehingga
diharapkan mampu mendapatkan nilai koefisien permeabilitas tanah yang tepat dan
akurat. (Djarwanti,2008)

5.2. PERALATAN
a. Compaction permeameter.
b. Jangka sorong.
c. Mold.
d. Stopwatch.
e. Air biasa atau destilasi.
f. Tanah yang sudah dipadatkan.

5.3. PELAKSANAAN
a. Mengukur diameter mold dan mencatat hasilnya lalu mengukur diameter
buret dan mencatat kembali hasilnya.
b. Memasukan air sesuai dengan ketinggian yang diinginkan misalnya (100

59
cm) setelah menentukan ketinggian awalnya lalu memasukan datanya ke
dalam form sementara.
c. Setelah menentukan tinggi awal kemudian menentukan tinggi akhir
misalnya 90 cm dan mencari waktunya berapa kecepatan yang dibutuhkan
untuk menempuh dari 100 ke 90 cm.
d. Membuka keran dan melakukan pembacaan waktu dengan menngunakan
stopwatch.
e. Setelah mendapatkan ketinggian yang diinginkan lalu mencatat waktunya
f. Ada 3 percobaan dengan baret yang berbeda bisa dengan menentukan
kecepatannya terlebih dahulu, lalu pengujian selesai.

60
1
1
1
v
f
v
1
1
1

2
1
3
1
1
v4
1 f
1
Gambar 5.1 Compaction Permeameter v v
1
f 1
v
Keterangan : v 1
f
1. Buret 1
1
v
2. Kran 1
1
3. Selang 1
1
4. Mold
1

61
5.4. BAGAN ALIR

Mulai

Membuka tutup atas mold

Memasukkan sampel benda uji ke dalam 1/3 bagian dari mold

Menyiapkan collar bawah

Menempatkan pegas pada collar bawah ,lalu batu pori dan mesh
penyaring

Menempatkan mold di atas collar bawah

Menempatkan mesh penyaring, batu pori, pegas penekan ,collar atas


dan tutupnya di atas mold, lalu mengencangkan dengan baut

Menyambungkan semua selang

Mengisi burret sampai penuh dan mengalirkannya

Membuka tutup atas mold

Tidak
Mengamati air
mengalir atau tidak

Menutup kran apabila air mengalir dengan konstan

62
A

Membaca dan mencatat hasilnya

Mengalirkan air dan menhidupkan stopwatch sampai waktu yang di


tentukan lalu menghentikan aliran air dan mematikan stopwatch dan
mengamati penurunan air dan waktunya

Membaca dan mencatat hasilnya

Mulai

63
5.5. HITUNGAN
Koefisien permeabilitas dihitung dengan persamaan berikut:
𝑑2. ℎ 𝐻0
K= ln atau
𝑑2 . 𝑡 𝐻𝑡
𝑑2. ℎ 𝐻0
K = 2,303 log
𝑑2 . 𝑡 𝐻𝑡
Keterangan:
K = Koefisien permeabilitas
d = Diameter pipa falling head parameter (cm)
D = Diameter sampel tanah (cm)
H = Tinggi sampel
t = Interval waktu (dt)
H0 = Ketinggian air dalam pipa mula-mula pada saat t0
H1 = Ketinggian air pada t1
Bila dikehendaki koefisien permeabilitas pada suhu tertentu (T) dapat
dihitung dengan rumus:
Kr = Kt. (vt / vr)
Keterangan:
Kr = Koefisien permeabilitas tanah pada suhu T
Kt = Koefisien permeabilitas pada t
Vt = Koefisien air pada saat pengujian (t)
Vr = Viskositas air pada T

64
Gambar 5.2 Skema Pengujian Permeabilitas Dengan Tipe Constant Head
Permeameter
5.6. ANALISIS HITUNGAN
Diameter dalam mold (D) = 15,25 cm
Luas tampang mold (A) = 182,653 cm2
• Percobaan I
Diameter buret (D) = 1,018 cm
Head awal (Ho) = 100 cm
Head akhir (Hi) = 41,0 cm
Waktu = 151,67 detik
• Percobaan II
Diameter buret (D) = 1,655 cm
Head awal (Ho) = 100 cm
Head akhir (Hi) = 53,0 cm
Waktu = 145,22 detik
• Percobaan II
Diameter buret (D) = 1,018 cm
Head awal (Ho) = 100 cm
Head akhir (Hi) = 53,6 cm
Waktu = 120 detik
a. Luas mold (A)

65
Diameter mold = 15,25 cm
Luas tampang mold = ¼ . 𝜋 . D2
= ¼ . 𝜋 . 15,252
= 182,654 cm2
1) Percobaan I
Diameter buret (D) = 1,018 cm
Luas tampang mold = ¼ . 𝜋 . D2
= ¼ . 𝜋 . 1,0182
= 0,8139 cm2
Beda tinggi = Ho – Hi
= 100 – 41
= 59 cm
Koefisien permeabilitas (K)
a = 0,8139 cm2
^1 = 59 cm
t = 151,67 detik
A = 181,654 cm2
Ho = 100 cm
Hi = 41 cm
𝑎×(1 ) ℎ𝑜
Koefisien permeabilitas (K) = ln
𝐴×𝑡 ℎ𝑖
0,8139×59) 100
= ln
181,654×151,67 41

= 0,0015 cm/detik
= 0,0155 mm/detik
2) Percobaan II
Diemater buret (D) = 1,655 cm
Luas tampang mold = ¼ . 𝜋 . D2
= ¼ . 𝜋 . 1,6552
= 2,1512 cm2
Beda tinggi = Ho – Hi
= 100 – 53
= 47 cm

66
Koefisien permeabilitas (K)
a = 2,1512 cm2
^1 = 47 cm
t = 145,22 detik
A = 181,654 cm2
Ho = 100 cm
Hi = 53 cm
𝑎×(1 ) ℎ𝑜
Koefisien permeabilitas (K) = ln
𝐴×𝑡 ℎ𝑖
2,1512 ×47) 100
= 181,654×145,22ln
53

= 0,0024 cm/detik
= 0,0242 mm/detik
3) Percobaan III
Diemater buret (D) = 1,018 cm
Luas tampang mold = ¼ . 𝜋 . D2
= ¼ . 𝜋 . 1,0182
= 0,8139 cm2
Beda tinggi = Ho – Hi
= 100 – 53,6
= 46,4 cm
Koefisien permeabilitas (K)
a = 0,8139 cm2
^1 = 46,4 cm
t = 120 detik
A = 181,654 cm2
Ho = 100 cm
Hi = 53,6 cm
𝑎×(1 ) ℎ𝑜
Koefisien permeabilitas (K) = ln
𝐴×𝑡 ℎ𝑖
0,8139 ×46,4) 100
= 181,654×120
ln
53,6

= 0,0011 cm/detik
= 0,0107 mm/detik

67
Koefisien permeabilitas rata-rata
Koefisien permeabilitas I = 0,0155 mm/detik
Koefisien permeabilitas II = 0,0242 mm/detik
Koefisien permeabilitas III = 0,0107 mm/detik +
= 0,0504 mm/detik
Rata-rata = 0,0504/3
= 0,0168 mm/detik

5.7. PEMBAHSAN
Percobaan dengan compaction parameter dimaksudkan untuk menentukan
eksistensi pemeabilitas jarak compaction parameter. Pengujian ini biasanya
digunakan untuk tanah yang relative cair, yaitu tanah lempung, tanah lanau dan
tanah berpasir yang disebut pori-pori tanah. Pori-pori tanah ini dihubungkan dengan
yang lain, jenisnya dapat dilalui air yang megalir dalam rongga tanah tersebut,
peristiwa ini disebut rembesan.
Tabel 5.1 Harga-harga Permeabilitas Pada Umumnya
Jenis Tanah Koefisien Permeabilitas
Kerikil >1,00
Pasir kasar 1,00 - 0,01
Pasir halus 0,01 - 0,001
Lanau 0,001 - 0,0001
Lempung 0 < 0,00001
Sumber : Hary Christady H. Mekanika Tanah II
Pengujian permeabilitas tanah menggunakan metode Falling head
permeability digunakan untuk tanah yang memiliki butiran halus dan memiliki
koefisien permeabilitas yang rendah. Di lapangan pengujian ini digunakan untuk :
a. Memperkirakan jumlah rembesan dalam tanah.
b. Menyelidiki permasalahan-permasalahan yang menyangkut pemompaan
air konstruksi di bawah tanah.
c. Menganalisa kestabilan dari suatu kandungan tanah dan konstruksi
dinding penahan yang terkena gaya rembesan
Sumber : Kajian permeabilitas tanah di lahan percobaan kwala berfala
melalui uji laboratorium dan lapangan. 2013

68
5.8. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian permeabilitas tanah menggunakan metode
Falling head permeability diperoleh nilai koefisien 0,00168 cm/detik. dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut termasuk pasir halus.

69

Anda mungkin juga menyukai