• R I A N H I K M AT [ X I I FA R M A S I 2 ]
• L E N A S R I R A H AY U [ X I I FA R M A S I 2 ]
• F E B YA N T R I N U G R A H A [ X I I FA R M A S I 4 ]
• G I TA S U C I [ X I I FA R M A S I 4 ]
Titrasi adalah suatu metoda analisa kimia yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu reaktan. Titrasi juga dapat diartikan sebagai perubahan secara
berangsur-angsur suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat
pada larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui sampai reaksi kimia di
antara kedua larutan itu selesai. Karena pengukuran memainkan peranan
penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisa volumetrik.
PEMBAGIAN ANALISIS VOLUMETRI
Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar, maka analisis
volumetri dibagi atas :
• titrasi asam-basa
• titrasi pengendapan
• titrasi redoks
• titrasi pembentukan kompleks (kompleksometri)
1. TITRASI ASAM-BASA
Titrasi asam basa melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan bereaksi dengan
basa dalam jumlah yang ekuivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi asam basa selalu
asam kuat atau basa kuat. Titik akhir titrasi mudah diketahui dengan membuat kurva
titrasi yaitu plot antara pH larutan sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan.
• Cara Melakukan Titrasi Asam Basa
• 1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret
yang telah ditera
• 2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau
erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran
• 3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien
• 4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat
dibawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah
wadah titrat
• 5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit) sampai
larutan di dalam gelas kimia menunjukkan perubahan warna dan diperoleh titik
akhir titrasi. Hentikan titrasi !
Suatu reaksi dapat digunakan sebagai dasar analisis
volumetri apabila memenuhi persyaratan berikut :
1. Reaksi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi dapat
dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
2. Reaksi harus sederhana dan diketahui dengan pasti, sehingga
didapat kesetaraan yang pasti dari reaktan.
3. Reaksi harus berlangsung secara sempurna.
4. Mempunyai massa ekuivalen yang besar
Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi
asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan
larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya
secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik
ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume
titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume
titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian
membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah
dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indicator asam basa.indikator sendiri adalah zat yang memiliki perbedaan warna
mencolok pada asam atau basa.
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama denganmol-
ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume
maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion
H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume.
Titrasi asam-basa juga terbagi atas beberapa jenis :
1) titrasi asam kuat-basa kuat
2) titrasi asam kuat-basa lemah
3) titrasi asam kuat-garam dari basah lemah
4) titrasi basa kuat-garam dari basah lemah
1.TITRASI ASAM KUAT-BASA KUAT
Titrasi asam kuat-basa kuat contohnya titrasi HCl dengan NaOH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
Pada titrasi asam –basa dapat ditulis sesuai reksi diatas, Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O
sehingga hasil akhir titrasi pada titik ekuvalen PH adalah netral.
2. TITRASI ASAM KUAT-BASA LEMAH
Titrasi ini ini Pada akhir titrasi terbentuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Contoh
titrasi ini adalah asam hidroklorida sebagai asam kuat dan larutan amonia sebagai basa lemah.
NH3 (aq) + HCl (aq) NH4Cl (aq)
3.TITRASI ASAM KUAT-GARAM DARI BASA LEMAH
Titrasi basa lemah dan asam kuat adalah analog dengan titrasi asam lemah dengan basa kuat, akan tetapi
kurva yang terbentuk adalah cerminan dari kurva titrasi asam lemah vs basa kuat. Sebagai contoh disini
adalahtitrasi 0,1 M NH4OH 25 mL dengan 0,1 HCl 25 mL dimana reaksinya dapat ditulis sebagai:
NH4OH + HCl -> NH4Cl + H2O
4. TITRASI BASA KUAT GARAM DARI BASA LEMAH
Contoh titrasi ini adalah :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4- → NH4OH
2. TITRASI PENGENDAPAN
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa analisis volumetric tebagi atas 4 yaitu :
1) Titrasi asam-basa
Titrasi asam basa adalah titrasi yang melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan bereaksi dengan
basa dalam jumlah yang ekuivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi asam basa selalu asam kuat atau
basa kuat. Titik akhir titrasi mudah diketahui dengan membuat kurva titrasi yaitu plot antara pH larutan
sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan.
2) Titrasi pengendapan
titrasi pengendapan merupakan suatu proses titrasi yang dapat mengakibatkan terbentuknya endapan
dari zat-zat yang saling bereaksi (analit dan titran ).
3) Titrasi reduksi-oksidasi
Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau oksidator berdasarkan atas
reaksi oksidasi dan reduksi dimana redoktur akan teroksidasi dan oksidator akan tereduksi.
4) Titrasi kompeksometri
Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan
zat pembentuk kompleks. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi
pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan