Anda di halaman 1dari 16

LUKA BAKAR

OLEH:
1. Herlina Amalia Mustikasari
2. Nurul Jalal
3. Siti Roufatul Jannah
4. Sofiyatil Kamilah
5. Sulaiha
6. Vivi Faridah
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Kulit adalah organ tubuh
terluas yang menutupi otot
dan mempunyai fungsi
sebagai pelindung tubuh dan
berbagai trauma ataupun
masuknya bakteri, kulit juga
mempunyai fungsi utama
reseptor yaitu untuk
mengindera suhu, perasaan
nyeri, sentuhan ringan dan
tekanan, pada bagian stratum
korneum mempunyai
kemampuan menyerap air
sehingga dengan demikian
mencegah kehilangan air serta
elektrolit yang berlebihan dan
mempertahankan kelembaban
dalam jaringan subkutan
DEFINISI
Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh
terutama kulit akibat langsung atau peratara
dengan sumber panas (thermal), kimia,
elektrik, dan radiasi luka bakar adalah luka yang
disebabkan oleh trauma panas yang
memberikan gejala, tergantung luas, dalam,
dan lokasi lukanya.
ETIOLOGI
• Luka bakar thermal
• Luka bakar listrik
• Luka bakar radiasi
• Luka bakar kimia terjadi dari kandungan agen
pencedera, serta konsentrasi dan suhu agen
MANIFESTASI KLINIS
• Luka bakar derajat 1 (superficial thickness burn)
berupa kemerahan (eritema), pembengkakan dan disertai rasa nyeri pada lokasi
luka. Tidak dijumpai adanya lepuhan (blister).
• Luka bakar derajat 2 (partial thickness burn)
yaitu jika luka bakar mengenai epidermis hingga lapisan kulit di bawahnya (dermis)
Luka bakar derajat 2 dangkal (superficial partial thickness burn), jika luka bakar
mengenai hingga lapisan dermis bagian atas. Tanda dan gejalanya berupa
kemerahan (eritema), tampak ada lepuhan (blister), yaitu gelembung yang berisi
cairan, dan disertai rasa nyeri.
Luka bakar derajat 2 dalam (deep partial thickness burn), jika luka bakar mengenai
hingga lapisan dermis bagian bawah. Tanda dan gejalanya berupa kemerahan
(eritema), tampak ada lepuhan (blister), tetapi kadang-kadang tidak disertai rasa
nyeri jika ujung saraf sudah rusak.
• Luka bakar derajat 3 (full thickness burn)
yaitu jika luka bakar mengenai seluruh lapisan kulit (epidermis, dermis dan jaringan
subkutan). Tanda dan gejalanya berupa luka bakar yang tampak putih pucat atau
justru tampak hangus, dan kadang-kadang disertai jaringan nekrotik !ang keras
berwarna hitam, tetapi tanpa disertai rasa nyeri karena ujung saraf sudah rusak.
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Hitung darah lengkap
2.      Leukosit
3.      GDA (Gas Darah Arteri)
4.      Elektrolit Serum
5.      Natrium Urin
6.      Alkali Fosfat
7.      Glukosa Serum
8.      Albumin Serum
9.    BUN atau Kreatinin
10. Loop aliran volume
11.  EKG
12.  Fotografi luka bakar
PENATALAKSANAAN
1.      Tatalaksana resusitasi jalan nafas:
a.       Intubasi
Tindakan intubasi dikerjakan sebelum edema mukosa menimbulkan manifestasi obstruksi. Tujuan intubasi
mempertahankan jalan nafas dan sebagai fasilitas pemelliharaan jalan nafas.
b.      Krikotiroidotomi
Bertujuan sama dengan intubasi hanya saja dianggap terlalu agresif dan menimbulkan morbiditas lebih besar
dibanding intubasi. Krikotiroidotomi memperkecil dead space, memperbesar tidal volume, lebih mudah
mengerjakan bilasan bronkoalveolar dan pasien dapat berbicara jika dibanding dengan intubasi.
c.       Pemberian oksigen 100%
Bertujuan untuk menyediakan kebutuhan oksigen jika terdapat patologi jalan nafas yang menghalangi suplai
oksigen. Hati-hati dalam pemberian oksigen dosis besar karena dapat menimbulkan stress oksidatif, sehingga akan
terbentuk radikal bebas yang bersifat vasodilator dan modulator sepsis.
d.      Perawatan jalan nafas
e.       Penghisapan sekret (secara berkala)
f.       Pemberian terapi inhalasi
Bertujuan mengupayakan suasana udara yang lebih baik didalam lumen jalan nafas dan mencairkan sekret kental
sehingga mudah dikeluarkan. Terapi inhalasi umumnya menggunakan cairan dasar natrium klorida 0,9% ditambah
dengan bronkodilator bila perlu. Selain itu bias ditambahkan zat-zat dengan khasiat tertentu seperti atropin sulfat
(menurunkan produksi sekret), natrium bikarbonat (mengatasi asidosis seluler) dan steroid (masih kontroversial)
g.      Bilasan bronkoalveolar
h.      Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
i.       Eskarotomi pada dinding torak yang bertujuan untuk memperbaiki kompliansi paru
CONT…
Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan
pengganti. Ada beberapa cara untuk menghitung kebutuhan
cairan ini:
Cara Evans
1)      Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24
jam
2)      Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24
jam
3)      2.000 cc glukosa 5% per 24 jam
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama.
Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua
diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari
ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
CONT…
Resusitasi nutrisi
Pada pasien luka bakar, pemberian nutrisi
secara enteral sebaiknya dilakukan sejak dini
dan pasien tidak perlu dipuasakan. Bila pasien
tidak sadar, maka pemberian nutrisi dapat
melalui naso-gastric tube (NGT). Nutrisi yang
diberikan sebaiknya mengandung 10-15%
protein, 50-60% karbohidrat dan 25-30% lemak.
KOMPLIKASI
1.      Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal
2.      Sindrom kompartemen
3.      Adult Respiratory Distress Syndrome
4.      Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
5.      Syok sirkulasi
6.      Gagal ginjal akut
PENGKAJIAN
Tanda:
• Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area kulit
tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat
pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan
cairan/status syok.
• Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase
intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa
hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar
mulut dan atau lingkar nasal.
• Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit mungkin coklat
kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau
jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari tampaknya secara
perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
• Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis.
Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif),
luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar
termal sehubungan dengan pakaian terbakar. Adanya fraktur/dislokasi (jatuh,
kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok listrik).
CONT…
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
1.      Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit  atau jaringan .
Kriteria hasil :
1)      Menyatakan nyeri berkurang  atau terkontrol
2)      Menunjukkan ekspresi wajah atau postur tubuh rileks
3)      Berpartisipasi dalam aktivitas dari tidur atau istirahat dengan tepat
Intervensi :
1)      Tutup luka sesegera mungkin, kecuali perawatan luka bakar metode pemejanan pada udara terbuka
Rasional :
Suhu berubah dan tekanan udara dapat menyebabkan nyeri hebat pada pemajanan ujung saraf.
2)      Ubah pasien yang sering dan rentang gerak aktif dan pasif sesuai indikasi
Rasional :
Gerakan dan latihan menurunkan kekuatan sendi dan kekuatan otot tetapi tipe latihan tergantung indikasi dan luas cedera.
3)      Pertahankan suhu lingkungan nyaman, berikan lampu penghangat dan penutup tubuh
Rasional :
Pengaturan suhu dapat hilang karena luka bakar mayor, sumber panas eksternal perlu untuk mencegah menggigil.
4)      Kaji keluhan nyeri pertahankan lokasi, karakteristik dan intensitas (skala 0-10)
Rasional :
Nyeri hampir selalu ada pada derajat beratnya, keterlibatan jaringan atau kerusakan tetapi biasanya paling berat selama penggantian
balutan dan debridement.
5)      Dorong ekspresi perasaan tentang nyeri
Rasional :
Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat meningkatkan mekanisme koping.
6)      Dorong penggunaan tehnik manajemen stress, contoh relaksasi, nafas dalam, bimbingan imajinatif dan visualisasi.
Rasional :
Memfokuskan kembali perhatian, memperhatikan relaksasi dan meningkatkan rasa control yang dapat menurunkan ketergantungan
farmakologi.
7)      Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional :
Dapat menghilangkan nyeri
CONT…
2.  Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma
Kerusakan permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit 
Kriteria Hasil :
1)      Menunjukkan regenerasi jaringan
2)      Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka bakar
Intervensi :
1)      Kaji atau catat ukuran warna kedalaman luka, perhatikan jaringan
metabolik dan kondisi sekitar luka
Rasional :
Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan
kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada area grafik.
2)      Berikan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan control
infeksi
Rasional :
Menyiapkan jaringan tubuh untuk penanaman dan menurunkan resiko
infeksi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai