Anda di halaman 1dari 26

Konsep masyarakat dan

budaya dalam kerangka teori


perilaku kesehatan
Promosi kesehatan dan latar belakang

• Promosi kesehatan merupakan pengembangan


dari pendidikan kesehatan
• sekitar th 80an mulai disadari bahwa
pendidikan kesehatan saja tidak cukup berdaya
guna untuk mengubah perilaku masyarakat
• pendidikan kesehatan harus diiringi dengan
upaya peningkatan kesehatan
Definisi
• Piagam Ottawa : …”the process of enabling people to
control over and improve their health”
• WHO (1984) : proses pemberdayaan individu dan
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengendalikan faktor yang mempengaruhi kesehatan
• Depkes (2004) : upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari , oleh, untuk dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai dengan budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan
Model Promosi Kesehatan
Bloom Theory
Derajat
kesehatan

lingkunga
n

genetik perilaku

Pelayanan
kesehatan
Health believe model
Perilaku
kesehatan

Sikap

pengetah
Tindakan
uan
• Health believe model (HBM) adalah teori utama dari
teori perilaku kesehatan
• HBM dikembangkan pada tahun 1950 oleh
perhimpunan sarjana pelayanan kesehatan, yang ingin
menemukan penyebab mengapa hanya sekelompok
kecil orang yang berpartisipasi dalam program
pencegahan penyakit dan deteksi dini penyakit
• HBM merupakan model yang mumpuni untuk
menjelaskan adanya masalah perilaku kesehatan
terutama yang menjadi maslaah kesehatan yang
darurat untuk di tanggulangi
• HBM bertujuan untuk memberi pengertian
mendasar bahwa perilaku kesehatan
seseorang tergantung pada persepsi
orang tersebut; yang menyangkut 4 hal
utama yaitu :
– Tingkat keparahan penyakit
– Kerentananan terhadap penyakit tersebut
– Manfaat yang diterima jika melakukan
tindakan pencegahan
– Batasan dalam melakukan tindakan
pencegahan
• HBM adalah model yang populer
digunakan dalam keperawatan, khususnya
dalam hal mempelajari gejala penyakit
pasien dan tindakan pencegahan penyakit.
• The model postulates that health-seeking
behaviour is influenced by a person’s
perception of a threat posed by health
problem and the value associated with
action aims at reducing the threat.
• HBM addresses the relationship between
a person’s beliefs and behavior. It provides
a way to understanding and predicting
how clients will behave in relation to their
health and how the will comply with their
health care therapies
Theoretical Propositions of The HBM
Invidual perceptions Modifiying factors Likehood of actions

1. Demographic 1. Perceived benefit of


variables (age, sex) preventive action
 Perceived 2. Sociopsychological minus
susceptibility (personality, social 2. Perceived barriers to
of diaseses X class) preventive action
 Perceived
seriousness
Perceived threat of
(severity) of
disease X Likehood of taking
diaseses X
recommended
preventive health
action

Cues to actions
 Mass media campaigns
 Advice from others
 Illness of family member
 Health visitor’s /
physician’s explanation
discussions
Apakah teori HBM rasional ?
– HBM lebih menekankan pada derajat
kesehatan individu (HBM tidak melibatkan
faktor sosial dan ekonomi)
– HBM tidak melibatkan faktor emosional
seperti seperti rasa takut dan penolakan
– Faktor lainnya seperti willingness to pay dan
ability to pay
Perilaku
• Pengertian : Perilaku adalah semua aktivitas
manusia, baik yang bisa diamati langsung
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
• Perilaku dapat dibedakan menjadi dua :
– Perilaku tertutup (covert behavior) : respon seseorang
thd stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(misal : setiap ibu hamil tahu pentingnya pemeriksaan
kehamilan)
– Perilaku terbuka (overt behaviour) : respon
seseorang thd stimulus dalam bentuk tindakan nyata
(misal : ibu hamil yang memeriksaakan kandungan)
Perilaku kesehatan
• Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok :
– Perilaku pemeliharaan kesehatan (health
maintenance)
– Perilaku pencarian dan penggunaan fasilitas
pelayanan kesehatan
– Perilaku kesehatan lingkungan
Perilaku pemeliharaan
kesehatan (health maintenance)
• Usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit, dan
upaya kesembuhan bilamana sakit.
Perilaku pemeliharaan kesehatan tdd dari
3 aspek :
– Perilaku pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan penyakit
– Perilaku peningkatan penyakit bilamana sakit
– Perilaku gizi (makanan dan minuman)
Culture and patient’s beliefs
• Culture and patients’s beliefs about the
health care system have powerful effects
on use of health care resources.
• The following examples of the effects of
culture and beliefs on health care
utilization :
– The perception the cancer treatment had
advanced in tunisia was positively associated
with use of screening in that country
The following examples of the effects of culture
and beliefs on health care utilization :

• The primary reason Swedes who needed


health care refrained from visiting a
phisician was lack of confidence in the
health care system
• In population of U.S Chinese immigrants,
one quarter of those surveyed believed
cancer is contagious and many believed it
is caused by immoral behaviour
Multiple factors influence health-
seeking behaviour
• One of the key tasks of the effective health
care marketing strategiest is to identify the
relative importance of these reasons and
realize that this analysis may not be
generalized to other conditions or uses of
products or services
Perilaku kesehatan lingkungan
• yaitu cara seseorang merespon
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
sosial budaya, sehingga lingkungan
tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya.
• banyak penyakit yang dapat dicegah melalui kebiasaan atau perilaku
hygienis, seperti  dengan praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
Beberapa penyakit seperti diare, tifoid, kecacingan, dan flu burung,
dapat dicegah dengan CTPS ini.  Juga terkait perilaku buang air
besar sembarangan, perilaku cuci tangan,  merupakan sasaran
penting dalam promosi kesehatan, dengan adanya beberapa data
berikut:
– Baru 12% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun setelah
buang air besar.
– Hanya 9% ibu-ibu yang mencuci tangan pakai sabun setelah
membersihkan tinja bayi dan balita.
– Hanya sekitar 7% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun
sebelum memberi makan kepada bayi dan balita.
– Baru 14% masyarakat cuci tangan pakai sabun sebelum makan.
– Perilaku cuci tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan
menggunakan air bersih yang mengalir akan dapat menurunkan
kejadian diare sampai 45% (Depkes, 2000).
Green theory
• Menurut teori Green et al. (1999),  kesehatan
individu dan masyarakat dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor
diluar perilaku (non¬perilaku). Selanjutnya faktor
perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor
meliputi: perilaku seseorang berhubungan faktor
predisposisi, faktor pemungkinan dan faktor
penguat. Oleh sebab itu, akan diuraikan hal-hal
yang berkaitan dengan perilaku serta hal-hal
yang berhubungan perilaku, adalah:
Faktor predisposisi
(Predisposing Factor).
• Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap,
keyakinan, nilai dan persepsi, berkenaan dengan
motivasi seorang atau kelompok untuk bertindak.
Sedangkan secara umum faktor predisposisi ialah
sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau
kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Hal ini
mungkin mendukung atau menghambat perilaku sehat
dalam setiap kasus, faktor ini mempunyai pengaruh.
Faktor demografis seperti status sosial-ekonomi, umur,
jenis kelamin dan ukuran keluarga saat ini juga penting
sebagai faktor predisposisi.
Faktor pemungkin
(enabling factor)
• Faktor pemungkin mencakup berbagai
keterampilan dan sumber daya yang perlu untuk
melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu
meliputi fasilitas pelayanan kesehatan,
personalia klinik atau sumber daya yang serupa
itu. Faktor pemungkin ini juga menyangkut
keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya,
jarak ketersediaan transportasi, waktu dan
sebagainya.
Faktor penguat
(Reinforcing Factor)
• Faktor penguat adalah faktor yang
menentukan tindakan kesehatan
memperoleh dukungan atau tidak. Sumber
penguat tergantung pada tujuan dan jenis
program. Di dalam pendidikan pasien,
faktor menguat bisa berasal dari perawat,
bidan dan dokter, pasien dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai