Anda di halaman 1dari 20

Kelainan, Komplikasi dan

Penyulit pada Kehamilan


Trimester I
Oleh Ita Kumala Sari
Kelainan, Komplikasi dan Penyulit pada
Kehamilan Trimester I
Pada wanita hamil terdapat penyulit-penyulit yang menyertai kehamilannya.
Penyulit tersebut ditandai dengan tanda bahaya ibu dan janin pada kehamilan
muda dimana kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Akan tetapi kehamilan
yang normal dapat berubah menjadi patologi.

Dengan demikian hal yang perlu diperhatikan adalah dengan cara menapis
resiko yaitu dengan melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi ataupun
penyulit yang mungkin terjadi pada masa kehamilan muda meliputi perdarahan
pervaginam, hipertensi gravidarum anemia pada kehamilan maupun nyeri perut
bagian bawah.
Kelainan, Komplikasi dan Penyulit pada
Kehamilan Trimester I
1. Abortus

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim atau
kandungan, sebagai batasan yaitu kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram.
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
b. Kelainan pada plasenta
c. Faktor maternal
d. Kelainan traktus genitalia
Abortus dapat digolongkan atas dasar :
1. Abortus Spontan
a. Abortus imminens
b. Abortus insipiens
c. Abortus inkompletus
d. Abortus kompletus
e. Missed abortion
f. Abortus habitualis
2. Abortus Provakatus (induced abortion)
a. Abortus Medisinalis (abortus therapeutica)
b. Abortus Kriminalis

Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi, dan syok.
1. Abortus Spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis
ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
a. Abortus Imminens
Merupakan peristiwa terjadinya perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Diagnosis abortus imminens ditentukan dari:
1) Terjadinya perdarahan melalui ostiumuteri eksternum dalam jumlah sedikit
2) Disertai sedikit nyeri perut bawah atau tidak sama sekali
3) Uterus membesar, sesuai masa kehamilannya
4) Serviks belum membuka, ostium uteri masih tertutup
5) Tes kehamilan (+).
b. Abortus Insipiens
Merupakan peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks yang meningkat dan ostium uteri telah membuka, tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat,
perdarahan bertambah.
Ciri dari jenis abortus ini yaitu :
1) Perdarahan pervaginam dengan kontraksi makin lama makin kuat dan sering
2) Serviks terbuka, besar uterus masih sesuai
dengan umur kehamilan
3) Tes urin kehamilan masih positif.
c. Abortus Inkomplet
Merupakan pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Perdarahan abortus ini dapat banyak sekali
dan tidak berhenti sebelum hasil konsepsi dikeluarkan.
Ciri dari jenis abortus ini yaitu :
1) Perdarahan yang banyak disertai kontraksi
2) Kanalis servikalis masih terbuka
3) Sebagian jaringan keluar.
d. Abortus Komplet
Abortus kompletus terjadi dimana semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri sebagian besar telah menutup, dan uterus sudah
banyak mengecil.
Ciri dari abortus ini yaitu :
1) Perdarahan pervaginam
2) Kontraksi uterus
3) Ostium serviks menutup
4) Tidak ada sisa konsepsi dalam uterus.
e. Missed Abortion
Tertahannya hasil konsepsi yang telah mati didalam rahim selama ≥8 minggu. Ditandai
dengan tinggi fundus uteri yang menetap bahkan mengecil, biasanya tidak diikuti tanda–
tanda abortus seperti perdarahan, pembukaan serviks, dan kontraksi.
f. Abortus Habitualis
Merupakan abortus spontan yang terjadi 3x atau lebih secara berturut-turut. Pada umumnya
penderita tidak sulit untuk menjadi hamil, tetapi kehamilan berakhir sebelum mencapai usia 28
minggu.
Etiologi abortus habitualis yaitu:
1) Kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana kalau terjadi pembuahan hasilnya adalah
pembuahan patologis.
2) Kesalahan-kesalahan pada ibu yaitu disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum, kesalahan
plasenta, yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan progesteron sesudah korpus
luteum atrofi. Selain itu juga bergantung pada gizi ibu (malnutrisi) dan gangguan psikis.
3) Kelainan kromosom.
2. Abortus Spontan
Abortus provokatus adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-
obatan maupun alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi:
a. Abortus Medisinalis (abortus therapeutica)
Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila
kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
b. Abortus Kriminalis
Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang
tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis
Kelainan, Komplikasi dan Penyulit pada
Kehamilan Trimester I
2. Kehamilan Ektopik Terganggu

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim (uterus) Hampir 95 %
kehamilan ektopik terjadi di berbagai segmen tuba Falopi, dengan 5 % sisanya terdapat di
ovarium, rongga peritoneum atau di dalam serviks.
Penyebab terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam
perjalanannya menuju endometrium mengalami hambatan sehingga embrio yang sudah
berkembang saat menuju kavum uteri terhambat dan akibatnya akan tumbuh di luar rongga
rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan besarnya buah
kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi kehamilan ektopik terganggu.
Tanda dan gejalanya dapat ditemukan pada kehamilan muda :
1. Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah sedang, ada nyeri perut kanan/kiri
bawah
2. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam
peritoneum.
3. Dari Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor didaerah
adneksa.
4. Adanya tanda-tanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat, kesadaran menurun dan
ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian bawah,
nyeri tekan, nyeri goyang porsio dan nyeri lepas dinding abdomen.
5. Dari Pemeriksaan dalam serviks tertutup, teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan
dan kiri.
6. Penegakan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG.
Kelainan, Komplikasi dan Penyulit pada
Kehamilan Trimester I
3. Mola Hidatidosa

Mola berasal dari bahasa latin yang artinya massa dan hidatidosa berasal dari kata
hydatsyang berarti tetesan air. Mola hidatidosa atau hamil anggur merupakan kehamilan yang
berkembang tidak wajar (konsepsi yang patologis) dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak
dapat berkembang menjadi embrio atau bakal janin tetapi terjadi proliferasi dari villi korialis
disertai dengan degenerasi hidrofik. Dalam hal demikian disebut Mola Hidatidosa atau Complete
mole, sedangkan bila disertai janin atau bagian janin disebut sebagai Mola Parsialis atau Partial
mole.
Penyebab dari mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya mola hidatidosa :
1. Faktor ovum yang memang sudah patologik, tetapi terlambat untuk dikeluarkan
2. Imunoselektif dari trofoblas
3. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
4. Malnutrisi, defisiensi protein, asam folat, karoten, vitamin, dan lemak hewani
5. Paritas tinggi
6. Umur, risiko tinggi kehamilan dibawah 20 atau diatas 40 tahun
7. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas
8. Suku bangsa (ras) dan faktor geografi yang belum jelas.

Diagnosis dari mola hidatidosa dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang ada.
Kelainan, Komplikasi dan Penyulit pada
Kehamilan Trimester I
4. Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi. Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I.
Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung
selama 10 minggu. Peningkatan kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum menimbulkan
rasa mual. Mual dan muntah yang mengganggu aktifitas sehari -hari dan keadaan umum menjadi
lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum
Kelainan, Komplikasi dan Penyulit pada
Kehamilan Trimester I
5. Anemia

Selaput kelopak mata pucat merupakan salah satu tanda anemia.Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I. Anemia dalam
kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya
saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa disebabkan karena mual muntah pada ibu hamil
dan perdarahan pada ibu hamil trimester I.
TERIMA KASIH !!

Anda mungkin juga menyukai