Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA


DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN

PENGELOLAAN RUMAH NEGARA


OPTIMALISASI BMN BERUPA
RUMAH NEGARA
Selasa, 25 Agustus 2020
Kanwil DJKN Kalimantan Timur dan Utara
1. Undang-Undang Nomor 72 Tahun 1957 tentang Penetapan UU Drt No. 19/1955
tentang Penjualan Rumah-Rumah Negeri kepada Pegawai Negeri sebagai UU;
2. Undang-Undang No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005 tentang Perubahan atas PP No. 40
Tahun 1994;
5. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan, Penetapan
Status, Pengalihan Status, dan Pengalihan Hak Atas Rumah Negara;
6. Perpres No. 73/2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
7. Kepmen Kimpraswil No. 373/KPTS/M/2001 tentang Sewa Rumah Negara;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis
Dasar Pengadaan, Penetapan Status, Pengalihan Status, dan Pengalihan Hak Atas Rumah
Negara;
Hukum 9. Peraturan Menteri PUPR No. 17/PRT/M/2018 tentang Perubahan Perrmen PU No.
22/PRT/M/2008;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 138/PMK.06/2010 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara Berupa Rumah Negara;
11. Perdirjen Perbendaharaan No. PER-85/PB/2011 tentang Penatausahaan PNBP pada
Satuan Kerja Kementerian / Lembaga;
12. Peraturan Menteri Keuangan No. 246/PMK.06/2014 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan Barang Milik Negara, jo. No. 87/PMK.06/2016 tentang Perubahan PMK
No. 246/PMK.06/2014; dan
13. Peraturan Menteri PUPR No. 16 tahun 2020 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.

Rumah Negara adalah bangunan yang dimiliki negara dan berfungsi
sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga
serta menunjang pelaksanaan tugas Pejabat dan/atau Pegawai Negeri.

Definisi
RUMAH NEGARA GOL. RUMAH NEGARA GOL. RUMAH NEGARA GOL.
I II III
Rumah Negara yang Rumah Negara yang Rumah Negara yang tidak

Rumah
dipergunakan bagi mempunyai hubungan yang termasuk ke dalam Rumah
pemegang jabatan tertentu tidak dapat dipisahkan Negara Golongan I dan II,
dan karena sifat jabatannya dari suatu instansi dan yang dapat dijual kepada

Negara
harus bertempat tinggal di hanya disediakan untuk penghuninya.
rumah tersebut, serta hak didiami oleh Pegawai
penghuniannya terbatas Negeri dan apabila telah
selama pejabat yang berhenti atau pensiun rumah Berdasarkan PP Nomor 40/1994
Tentang Rumah Negara
bersangkutan masih dikembalikan kepada
memegang jabatan tertentu Negara;
tersebut;
Proses Rumah Negara
Berdasarkan PP Nomor 40/1994 Tentang Rumah Negara

a. Pembangunan Sertifikasi
b. Pembelian
c. Tukar Menukar
BPN
d. Tukar Bangun
e. Hibah

Standar Harga Satuan Tertinggi adalah biaya paling banyak


per meter persegi pelaksanaan konstruksi pekerjaan standar
pembangunan bangunan gedung negara.
/ 2008
PROSES ALIH STATUS & PENGALIHAN HAK . 22 /P R T/M
RUMAH NEGARA GOLONGAN III U N o / 2 0 10
r men P M K .06
• Pe 1 3 8/ P
/ 2 0 14
Permohonan Penetapan K N o. M K .0 6
• PM 4 6/ P
Alih Status RN Status RN . 2
P M K No

RN Gol II RN Gol III

1 2 3 4 5 6 7 8
SK Hak

HAK MILIK PERORANGAN


Surat SK SIP Surat SK PSB
Persetujuan Penetapan Milik
Pernyataan RNG III
Bersedia
RNG III Pengalihan RNG III
Hak RNG III Harga dari RNG III
Menerima RNG
II Menjadi dari Kem Kem PUPR
RNG III dari Keuangan
Kem PUPR
Surat

1
Persetujuan
Alih Status
Penggunaan
RNG II Menjadi
3 Masa Pembayaran
Angsuran
Sewa Beli RNG III
RNG III dari 5 – 20 Tahun
Kem Keuangan

ASET K/L ASET KEMENTERIAN PUPR


BAST
Aset 2
PENGHUNIAN

 Penghunian Rumah Negara hanya dapat diberikan kepada


Pejabat atau Pegawai Negeri.
 Untuk dapat menghuni Rumah Negara harus memiliki Surat
Izin Penghunian (SIP).
 SIP diberikan oleh Pejabat yang berwenang pada instansi yang
bersangkutan.
 Pemilik SIP wajib menempati Rumah Negara selambat-
lambatnya dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak
SIP diterima.
Apabila Pemegang SIP Meninggal Dunia
RNG I
Ahli waris wajib mengosongkan rumah dan menyerahkan
rumah dalam keadaan lengkap kepada pimpinan instansi
atau pejabat yang ditunjuk dalam waktu 2 (dua) bulan.

RNG II
Alhli waris Ahli waris wajib mengosongkan rumah negara
2
yang dihuninya selambat-lambatnya
diterima keputusan pencabutan izin penghunian
3
2 (dua) bulan sejak
dan
menyerahkan rumah dalam keadaan lengkap kepada
pimpinan instansi atau pejabat yang ditunjuk

RNG III
Penghunian dapat dialihkan kepada Janda/ Duda, anak sah
dari Pegawai Negeri Sipil OUTLINE
KEWAJIBAN
• Menempati Rumah Negara Selambat-
lambatnya 60 Hari Sejak Menerima SIP;
• Membayar Sewa Rumah;
• Memelihara Dan Memanfaatkan Rumah;
• Membayar Pajak Dan Retribusi;
• Membayar Bea Listrik, Telepon, Air dan

Kewajiban
Gas;
• Mengosongkan dan Menyerahkan Rumah
Kepada Pejabat Yang Berwenang

Dan
Selambat-lambatnya 2 Bulan Sejak
Dicabutnya SIP.

Larangan LARANGAN
• Mengubah Sebagian Atau Seluruh

Penghunian
Bentuk Rumah Tanpa Izin Tertulis Dari
Instansi Yang Bersangkutan;
• Menyerahkan Sebagian Atau Seluruh
Rumah Kepada Pihak Lain;
• Menggunakan Rumah Tidak Sesuai
Dengan Fungsi Yang Ditetapkan;
• Menghuni Rumah Negara Dalam Satu
Daerah Yang Sama Bagi Masing-masing
Suami/Istri Yang Berstatus Pegawai
Negeri.
Pencabutan/Pembatalan Surat Izin Pengunian (SIP), apabila:
a. Penghuni Rumah Negara Golongan II yang berhenti karena pensiun,
diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat tanpa menerima hak pensiun,
meninggal dunia, mutasi ke daerah atau instansi, berhenti atas kemauan sendiri,
melanggar larangan penghunian rumah negara;
b. Penghuni Rumah Negara Golongan III yang diberhentikan tidak dengan
hormat.

Sanksi
Pembatalan Perjanjian Sewa Beli, apabila:
a. terdapat kekeliruan dan/atau kesalahan dalam proses pengalihan status rumah
Negara;
b. Penghuni tidak memenuhi kewajiban atau melakukan pelanggaran atas larangan-
larangan yang tersebut dalam perjanjian sewa beli;
c. Penghuni pernah membeli atau memperoleh rumah dari Negara berdasarkan
Peraturan-perundang-undangan yang berlaku;
d. dalam masa perjanjian sewa beli, diberhentikan tidak dengan hormat atau
diberhentikan dengan hormat kepegawaiannya, tanpa menerima hak pensiun atau
dicabut hak pensiunnya;

Kerusakan Rumah Negara yang tidak dihuni atau dihuni
pihak ketiga dalam kondisi rusak berat
Bangunan

Dasar: Pasal 34 ayat 2 jo. Pasal 65 Permen PUPR Nomor


22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara

Tingkat kerusakan pada bangunan ditetapkan paling banyak:


a. 30% (tiga puluh per seratus) untuk kerusakan ringan
b. 45% (empat puluh per seratus) untuk kerusakan sedang
c. 65% (enam puluh lima per seratus) untuk kerusakan berat

Kerusakan Kerusakan Ringan (30 %)
Bangunan
kerusakan terutama pada komponen nonstruktural, seperti penutup
atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi

Kerusakan Kerusakan Sedang (45 %)
Bangunan
kerusakan pada sebagian komponen non-struktural, dan/atau
komponen struktural, seperti struktur atap dan lantai

Kerusakan Kerusakan Berat (65 %)
Bangunan
kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural
maupun nonstruktural yang apabila setelah diperbaiki masih
dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya

Rumah Negara yang terkena


dampak kerusuhan di Ambon
A. Dalam hal Rumah Negara Golongan I dan II

1. Perawatan Bangunan Gedung


 Dasar Pasal 65 Permen PUPR Nomor 22/PRT/M/2018
Rumah Negara
 Dalam hal tingkat kerusakan 65 % Yang Tidak
2. Penghapusan dengan cara penjualan berupa bongkaran
Dihuni Atau
 Dasar : Dihuni Pihak
a. Pasal 18 PMK 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemusnahan Dan Penghapusan Barang Milik Negara dan Ketiga Dalam
b. Pasal 34 ayat (1) PMK 111/PMK.06/2016 tentang TATA CARA
PELAKSANAAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA )
Kondisi Rusak
Berat
akbat dari hubungan hukum maupun ganti rugi kepada pihak ketiga bukan
tanggung jawab PUPR
B. Dalam hal Rumah Negara Golongan III
1. Status Sewa
a. Terkait hal Rumah tidak dihuni atau dihuni oleh pihak ketiga
1) Pasal 8 PP 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara, penghunian Rumah Negara didasarkan pada Surat
ijin Penghunian (SIP)
2) Lampiran BAB IV.1.1 Permen PU Nomor 22/PRT/M/2008, SIP dapat dibatalkan sewaktu-waktu
dalam apabila Rumah Negara dihuni oleh bukan pemegang SIP, tidak ditempati atau atas permintaan
pemegang SIP.

b. Tindak Lanjut terkait kondisi rumah rusak berat


 Proses pengalihan hak (penaksiran dan penilaian harga) Rumah Negara Golongan III tetap dapat
dilaksanakan dengan memperhitungkan konstruksi bangunan dan tanah yang dibiayai APBN;
Rumah Negara
 Kementerian PUPR berkoordinasi dengan pengguna barang asal untuk: Yang Tidak
 Menunjuk penghuni baru untuk meneruskan proses pengalihan hak Rumah Negara beserta atau
tidak beserta tanahnya ; atau Dihuni Atau
2. Status Sewa Beli
 Memproses pembatalan SK Rumah Negara Golongan III
Dihuni Pihak
a. Terkait Penghunian Rumah Negara Golongan III
 Pasal 5 angka 2 Perjanjian Sewa Beli (PSB), penghuni wajib memelihara rumah dan tanah
Ketiga Dalam
 Pasal 5 angka 2 PSB, Penyewa Beli (penghuni/pemegang SIP) dilarang menyewa / menjual / menyerahkan
sebagian / seluruh rumah kepada pihal lain
Kondisi Rusak
Dalam hal terjadi pelanggaran penghunian: Berat
 Diberikan surat peringatan 3 kali masing-masing 1 bulan untuk memenuhi kewajiban penghuniannya
 Apabila tidak dihiraukan, maka perjanjian dibatalkan

Tindak lanjut pembatalan PSB : Kementerian PUPR berkoordinasi dengan pengguna barang asal untuk:
 Menunjuk penghuni baru untuk meneruskan proses pengalihan hak Rumah Negara beserta atau tidak beserta
tanahnya ; atau
b. Memproses pembatalan SK Rumah Negara Golongan III Tindak Lanjut Terkait Kondisi Rumah Rusak Berat
Dasar : Pasal 10 PSB Dalam hal rumah dalam kondisi rusak berat sehingga tidak dapat dipergunakan atau
ditempati lagi, maka PSB dilanjutkan hanya atas tanahnya saja
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai