RUMAH NEGARA
KEMEMTERIAN PEKERJAAN UMUM dan
PERUMAHAN RAKYAT
Tahun 2018
Dasar Hukum
1. UU No. 72/1957 tentang Penetapan UU Drt No. 19/1955 tentang Penjualan Rumah-
Rumah Negeri kepada Pegawai Negeri sebagai UU;
2. UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung;
3. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
5. PP No. 40/1994 tentang Rumah Negara jo. PP No. 31/2005 tentang Perubahan Atas
PP No. 40/1994;
6. PP No. 27/2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah jo. PP No.
38/2008;
7. Perpres No. 11/2008 tentang Tata Cara Pengadaan, Penetapan Status, Pengalihan
Status, dan Pengalihan Hak Atas Rumah Negara;
8. Perpres No. 73/2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
9. Permen PU No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan
Gedung Negara;
10. Permen PU No. 22/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan, Penetapan
Status, Pengalihan Status, dan Pengalihan Hak Atas Rumah Negara;
11. PMK No. 138/PMK.06/2010 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara Berupa
Rumah Negara;
12. PMK No. 246/PMK.06/2014 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Barang
Milik Negara;
13. Kepmen Kimpraswil No. 373/KPTS/M/2001 tentang Sewa Rumah Negara;
14. Perdirjen Perbendaharaan No. PER-85/PB/2011 tentang Penatausahaan PNBP pada
Satuan Kerja Kementerian/Lembaga.
DASAR HUKUM
Pasal I Pasal 1 PP No. 40
”Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan persetujuan Menteri Tahun 1994
Keuangan dapat menjual rumah‐rumah Negeri termasuk golongan
UU No. 72
III sebagai termaksud pada "Burgerlijke Woningregeling“ Staatsblad
Tahun 1957
1934 No. 147, dengan semua perubahan dan tambahannya, beserta Permen PU No.
atau tidak beserta tanahnya kepada: 22/PRT/M/2008
...”
Pengelolaan
Rumah
Negara
RUMAH NEGARA GOL. I: RUMAH NEGARA GOL. II: RUMAH NEGARA GOL. III:
Rumah Negara yang Rumah Negara yang mempunyai Rumah Negara yang tidak
dipergunakan bagi pemegang hubungan yang tidak dapat termasuk ke dalam Rumah
jabatan tertentu dan karena dipisahkan dari suatu instansi Negara Golongan I dan II, yang
sifat jabatannya harus dan hanya disediakan untuk dapat dijual kepada
bertempat tinggal di rumah didiami oleh Pegawai Negeri dan penghuninya.
tersebut, serta hak apabila telah berhenti atau (BERASAL DARI RNG II)
penghuniannya terbatas selama pensiun rumah dikembalikan
pejabat yang bersangkutan kepada Negara;
masih memegang jabatan
tertentu tersebut;
Proses Rumah Negara
Penetapan Pengalihan Status
Penghunian RN
Status RN RN Gol. I menjadi RN
Gol. I
Gol. I Gol. II
Pengadaan Pendaftaran
Rumah sbg BMN
Negara berupa RN K/L
• Pembangunan
• Tukar-bangun
• Pembelian Penetapan Pengalihan Status
• Hibah Penghunian
• Tukar-menukar Status RN Gol. II
RN Gol. II
RN Gol. II menjadi RN Gol. III
PUPR
Penetapan Pengalihan
Penghunian
Status Hak RN Gol.
RN Gol. III
RN Gol.III III
LUAS (m2)
TIPE PENGGUNA
BANGUNAN TANAH
KHUSUS Menteri
400 1.000
Pimpinan Lembaga Tinggi Negara
Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Inspektur Jenderal
A 250 600
Pejabat yang setingkat
Anggota Lembaga Tinggi Negara/Dewan
Direktur/Kepala Pusat/Kepala Biro
B Pejabat yang setingkat 120 350
Pegawai Negeri Sipil Golongan IV/d dan IV/e
C Kepala Sub Direktorat/Kepala Bagian/Kepala Bidang
Pejabat yang setingkat 70 200
Pegawai Negeri Sipil Gol. IV/a dan IV/c
D Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian/Kepala Sub Bidang
Pejabat yang setingkat 50 120
Pegawai Negeri Sipil Gol. III
E Pegawai Negeri Sipil Gol I dan Gol II 36 100
Pendaftaran Rumah Negara
Pendaftaran: kegiatan pencatatan/inventarisasi rumah negara baik yang berdiri sendiri
dan/atau berupa satuan rumah susun beserta atau tidak beserta tanahnya yang
dilaksanakan untuk tertib administrasi kekayaan negara.
Tujuan:
a. mengetahui status dan penggunaan rumah negara;
b. mengetahui jumlah secara tepat dan rinci jumlah aset berupa rumah negara;
c. menyusun program kebutuhan pembangunan rumah negara;
d. mengetahui besarnya pemasukan keuangan kepada negara dari hasil sewa dan
pengalihan hak rumah negara;
e. menyusun rencana biaya pemeliharaan dan perawatan.
Pendaftaran Rumah Negara
DIREKTUR BPB
• Surat permohonan pendaftaran.
• Daftar Inventarisasi.
• Kartu Legger.
• Gambar Legger/ gambar arsip rumah dan gambar situasi.
• Fotocopy keputusan otorisasi pembangunan rumah/ surat keterangan
perolehan dari instansi yang bersangkutan. HDNo.
• Fotocopy tanda bukti hak atas tanah/ surat keterangan tentang
penguasaan tanah
• Fotocopy IMB atau surat keterangan membangun dari instansi yang
bersangkutan. KADIS PU/TEKNIS Huruf Daftar Nomor
PROVINSI
LUAR JABODETABEK
ESELON I K/L
Penetapan Status Rumah Negara
PSG
PP 27/2014: Rumah Negara PP 31/2005:
Penetapan Status Penetapan Status
Bangunan Rumah
Penggunaan Golongan
Tanah
PSP Setiap pimpinan instansi wajib menetapkan status rumah negara yang
berada di bawah kewenangannya menjadi Rumah Negara Golongan I atau
Rumah Negara Golongan II;
Penetapan status Rumah Negara Golongan III dilakukan oleh Menteri
Pekerjaan Umum;
Rumah negara yang mempunyai fungsi secara langsung melayani atau
terletak dalam lingkungan suatu kantor instansi, rumah sakit, sekolah,
perguruan tinggi, pelabuhan udara, pelabuhan laut dan
laboratorium/balai penelitian ditetapkan menjadi Rumah Negara
Golongan I.
ALUR PENETAPAN STATUS GOLONGAN
RNG I / RNG II
PEJABAT
ESELON I
PIMPINAN
Dok. Persyaratan :
1. Bukti kepemilikan
INSTANSI
Usul penetapan Menyampaikan
rumah negara. KEMENTERIAN PUPR
status RNG I daftar RNG I atau
2. Gambar legger/
atau RNG II SK Penetapan Status RNG II
gambar arsip rumah
dan gambar situasi. RNG I
3. Tanda bukti
kepemilikan hak atas
tanah. SK Penetapan Status
RNG II
“MAKSIMAL 1 TAHUN
SEJAK DIMILIKI KEMENKEU
NEGARA”
A
PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN
PMK No. 246/PMK.06/2014
Dokumen Persyaratan Penetapan Status Penggunaan
Pimpinan Instansi Pejabat Eselon I Dir BPB & Kadis PU/Teknis Prov
SIP
(Surat Izin Penghunian)
Kewajiban dan Larangan Penghunian
▸ Kewajiban ▸ LARANGAN
• Menempati Rumah Negara Selambat-lambatnya • Mengubah Sebagian Atau Seluruh Bentuk
60 Hari Sejak Menerima SIP; Rumah Tanpa Izin Tertulis Dari Instansi Yang
• Membayar Sewa Rumah; Bersangkutan;
• Memelihara Dan Memanfaatkan Rumah; • Menyerahkan Sebagian Atau Seluruh Rumah
Kepada Pihak Lain;
• Membayar Pajak Dan Retribusi;
• Menggunakan Rumah Tidak Sesuai Dengan
• Membayar Bea Listrik, Telepon, Air dan Gas; Fungsi Yang Ditetapkan;
• Mengosongkan dan Menyerahkan Rumah • Menghuni Rumah Negara Dalam Satu Daerah
Kepada Pejabat Yang Berwenang Selambat- Yang Sama Bagi Masing-masing Suami/Istri
lambatnya 2 Bulan Sejak Dicabutnya SIP. Yang Berstatus Pegawai Negeri.
Pembatalan Penghunian & PSB
Rumah Negara Gol I Rumah Negara Gol II Rumah Negara Gol III
KEMENTERIAN KEUANGAN
USULAN BA ST – ASET
PENGHUNI
PENGALIHAN STATUS RNG-II
PENGGUNAAN (PSP) RNG II
DISETUJUI
PIMPINAN ALIH STATUS KIB – K/L
INSTANSI PENGGUNAAN (ASP) ASAL
RNG II MENJADI RNG III
PROSES di K/L ASAL
PROSES di KEM-PUPR
KIB – K/L
PU-PR
SK – RNG III
dari
KEM-PUPR
Proses Alih Status RNG II Menjadi RNG III
Alih Status RNG II Menjadi RNG III
Rumah Negara Golongan III yang berada dalam sengketa tidak dapat dialihkan
haknya.
Suami dan istri yang masing-masing mendapat izin untuk menghuni Rumah Negara,
pengalihan hak hanya dapat diberikan kepada salah satu dari suami dan istri yang
bersangkutan.
Pengalihan hak Rumah Negara Golongan III dilakukan DJCK dalam hal ini Direktur
Bina Penataan Bangunan setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan atau
pejabat yang ditunjuk.
Pengalihan hak rumah negara dilakukan dengan cara sewa beli.
Penghuni rumah negara yang telah dialihkan hak-nya dibebaskan dari kewajiban
pembayaran sewa.
Tata Cara Pengalihan Hak
Direktur PBL
Penghuni mengisi
formulir permohonan (Jabodetabek) 3 Permohonan Persetujuan Pengalihan Hak
pembelian 1 kepada
Kemenkeu
Dokumen persyaratan sesuai Permen PU Dinas PU/Teknis Dokumen persyaratan sesuai PMK 138/2010:
22/PRT/M/2008: Provinsi 1. surat pernyataan dari Pengguna Barang RNG-III yang
1. fotokopi Surat Izin Penghunian; (luar Jabodetabek) menyatakan bahwa Rumah Negara yang diusulkan untuk
2. surat keterangan masa kerja; dijual tidak dalam keadaan sengketa;
3. surat pernyataan belum pernah 2. keputusan penetapan status RNG-III;
membeli/memperoleh fasilitas rumah
2
dan/atau tanah dari negara berdasarkan Tembusan: 3. persetujuan pengalihan dan penetapan status penggunaan
Menteri Keuangan BMN;
peraturan perundangan yang berlaku; 4. SIP RNG-III;
4. tanda bukti pembayaran sewa rumah dan
Pimpinan Instansi ybs. 5. gambar/ledger, lokasi, tahun perolehan, luas tanah dan
sampai dengan bulan yang terakhir; bangunan RNG-III;
5. fotokopi surat keputusan pengalihan 6. daftar rekapitulasi Rumah Negara Golongan III yang
status RNG-II menjadi RNG-III; diusulkan untuk dijual; dan
6. surat keterangan rumah tidak dalam 7. surat pernyataan kelayakan pengalihan hak RNG-III dari
sengketa dari instansi asal; Pengguna Barang RNG- III.
7. gambar ledger/gambar arsip rumah dan
gambar situasi, perubahan dan TAMBAHAN:
perluasan; 1. NJOP atas RNG-III yang akan dijual;
8. fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak 2. Laporan Inventarisasi dan Penilaian BMN,
Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan 3. Kartu Identitas Barang (KIB).
tahun berjalan.
Tata Cara Pengalihan Hak
8
Keputusan Penyerahan
Perjanjian Hak Milik Rumah dan
Sewa Beli
9 Pelepasan Hak Atas
5-20 tahun Tanah