Anda di halaman 1dari 30

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

LAPORAN PENDAHULUAN EPILEPSI


DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Dosen Pengampu : Novia Heriani, Ns., M.Kep


 NAZIMATUL FITRIYAH (1814201110044)
 RAHMA RASYIDAH (1814201110053)
 RAHMIYATI (1814201110055)
 RAMADANI JAYADI (1814201110057)
Disusun oleh :  RENALDY RAHMAN (1814201110059)
 RESTY SILVIA MAYLANI (1814201110060)
Kelompok 1  RINDA ASMARANI NUR ASIH(1814201110063)
 SAFARINA DEWI (1814201110066)
 TRI HARIYANI (1814201110076)
 TRI MUSDHALIFAH (1814201110077)
EPILEPSI

Anatomi dan Fisiologi

KONSEP
PENYAKIT
Otak merupakan salah satu organ vital pada tubuh yang
berfungsi mengatur segala aktivitas manusia. Bagian-
bagian otak secara garis besar terdiri atas cerebrum (otak
besar), truncus encephali (batang otak), dan cerebellum
(otak kecil).
 Epilepsi merupakan akibat dari gangguan otak kronis
dengan serangan spontan yang berulang (Satyanegara
dalam Nurarf dan Kusuma, 2015).
Adapun klasifikasi dari epilepsi, antara lain :
Definisi 1. Kejang parsial sederhana, yaitu kesadaran masih
ada selama serangan.
2. Kejang parsial kompleks, yaitu kesadaran
terganggu pada setiap tahap.
Penyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum
diketahui (idiopatik), sering terjadi pada:
 Trauma lahir, Asphyxia neonatorum.
 Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf.
 Keracunan karbondioksida, intoksikasi obat atau
alkohol.
Etiologi
 Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia,
hipokalsemia, hiponatremia).
 Tumor Otak.
 Kelainan pembuluh darah (Tarwoto, 2007).
Tanda dan gejala dari epilepsi dibagi berdasarkan klasifikasi
dari epilepsi, yaitu :

1. Kejang parsial
 Kejang terjadi pada satu sisi atau satu bagian tubuh
dan kesadaran penderita umumnya masih baik.
 Kejang parsial sederhana
 Gajal yang timbul seperti kejang motorik fokal,
fenomena halusinatorik, psikoilusi, atau emosional
komples.
 Kejang parsial kompleks
 Gejala yang timbul seperti penurunan kesadaran dan
otomatisme.
2. Kejang umum
Kejang terjadi pada seluruh tubuh dan kesadaran penderita umumnya
menurun.
 Kejang absans Hilangnya kesadaran sesaat (beberapa detik) dan
mendadak disertai amnesia.
 Kejang atonik Hilangnya tonus mendadak dan biasanya total pada otot
anggota badan, leher, dan badan.
 Kejang mioklonik Ditandai dengan kontraksi otot bilateral simetris yang
cepat dan singkat.
 Kejang tonik-klonik Kesadaran hilang dengan cepat dan total disertai
kontraksi menetap dan masif diseluruh otot.
 Kejang klonik Gejala yang terjadi hampir sama dengan kejang mioklonik,
tetapi kejang yang terjadi berlangsung lebih lama, biasanya sampai 2
menit.
 Kejang tonik Ditandai dengan kaku dan tegang pada otot. Penderita
sering mengalami jatuh akibat hilangnya keseimbangan.
 Epilepsi terjadi karena menurunnya
potensial membran sel saraf akibat
proses patologik dalam otak, gaya
mekanik atau toksik, yang
Patofisiologi selanjutnya menyebabkan
terlepasnya muatan listrik dari sel
syaraf tersebut.
Tumor serebri, gejala Gaya mekanik pada
sisa meningitis, otak
ensefalitis, ontusia
serebri, trauma lahir Potensial membran sel
saraf menurun
1 Kurang paparan
informasi tentang
Asitilkolin tertimbun di Muatan listrik lepas proses penyakit
permukaan otak

KEJANG Gerakan Kurang


invous pengetahuan
Adanya sikatrik pada
permukaan otak
Penurunan kesadaran
Pathway Lingkungan
sekitar tidak
Adanya sikatrik pada
Penurunan aman
permukaan otak
kemampuan otot
menelan
Risiko cidera
Risiko aspirasi

1
Penurunan aliran
darah ke jaringan
serebral Kurang paparan informasi
mengenai proses penyakit
Penurunan suplai O2
ke jaringan serebral
Kurang pengetahuan

Perfusi jaringan
serebral tidak efektif
 Elektroensefalogram (EEG)
Pemeriksaan
 Pemeriksaan CT scan dan MRI
Penunjang
 Pemeriksaan darah
 Pemeriksaan Urine
 Komplikasi primer
 Kejang dan status epileptikus
menyebabkan kerusakan pada neuron dan
memicu reaksi inflamasi, calcium related
injury, jejas sitotoksik, perubahan
reseptor glutamat dan GABA, serta
Komplikasi perubahan lingkungan sel neuron lainnya.
 Komplikasi sekunder
 Komplikasi sekunder akibat pemakaian
obat anti-konvulsan adalah depresi napas
serta hipotensi, terutama golongan
benzodiazepin dan fenobarbital.
 Tatalaksana fase akut (saat kejang)
 Tujuan pengelolaan pada fase akut adalah
mempertahankan oksigenisasi otak yang
adekuat, mengakhiri kejang sesegera
mungkin, mencegah kejang berulang, dan
Penatalaksan mencari faktor penyebab.
aan
 Pengobatan epilepsi
 Tujuan utama pengobatan epilepsi adalah
membuat penderita epilepsi terbebas dari
serangan epilepsinya.
Asuhan Keperawatan

kasus :
Seorang anak laki – laki berusia 3 tahun dirawat di ruang saraf RSU Muhammadiyah
Banjarmasin dengan keluhan utama kejang demam. Hasil pengkajian didapatkan
keterangan dari orangtuanya pasien saat ini sedang batuk – batuk dan berdahak. Pasien
juga mengalami demam setelah 2 kali kejang saat di rumah. Kejang terjadi tadi malam
sekitar pukul 01.00 malam dan demam pada saat dini hari. Saat kejang ibu pasien
mengatakan tubuh anaknya bergetar dan kakinya menendang nendang dengan mata
mendelik ke atas, dan mulut terkatup dengan keras, kejang pertama berlangsung sekitar 4
menit, dan kejang kedua 5 menit. Pasien tampak gelisah, mukosa bibir pucat, banyak
mengeluarkan saliva, dan tampak banyak mengeluarkan keringat. Temperatur 38,6 C,
frekuensi napas 38x/ menit, frekuensi nadi 105x/ menit, GCS 12: E3V4M5, tampak lemah
dan lemas, terpasang O2 nasal kanul 1 liter/menit, saat dilakukan auskultasi pada daerah
lapang paru terdengar suara ronchi dan pasien tampak batuk – batuk. Hasil laboratorium
menunjukkan nilai trombosit di bawah batas normal, pemeriksaan EEG didapatkan hasil :
EEG abnormal (terdapat gelombang epileptiform). Ibu pasien mengatakan bahwa ia
sangat takut dan khawatir dengan keadaan anaknya, dan merasa bingung, tidak tahu apa
yang harus dilakukan. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami kejang seperti
sekarang. Pada saat anaknya kejang ibu hanya menangis dan panik.
Data Fokus
Data Subjek :
 Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya saat ini sedang batuk-batuk
dan berdahak.
 Pasien juga mengalami demam setelah 2 kali kejang saat di rumah kejang
terjadi tadi
Analisis datamalam sekitar pukul 01.00 malam dan demam pada saat dini
hari.
 Ibu pasien mengatakan tubuh anaknya bergetar dan kakinya menendang-
nendang dengan mata mendelik keatas, dan mulut terkatup dengan keras,
kejang pertama berlangsung sekitar 4 menit, dan kejang kedua 5 menit.
 Ibu pasien mengatakan bahwa ia sangat takut dan khawatir dengan keadaan
anaknya, dan merasa bingung, tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Data Objektif
Pasien tampak gelisah.
Mukosa bibir pucat.
Banyak mengeluarkan saliva.
Tampak banyak mengeluarkan keringat.
Tampak lemah dan lemas.
Ibu pasien hanya menangis dan panik saat anaknya kejang.
Inspeksi : -
Auskultasi : Bunyi nafas ronchi disertai batuk
Perkusi : -
Palpasi : -
TTV
TD : -
N : 105 x/menit
Suhu : 38,60 C
RR : 38 x/menit
GCS 12 : E3V4M5
Hasil penunjang lainnya :
Trombosit : di bawah batas normal
EEG : EEG abnormal (terdapat gelombang epileptiform)
Diagnosa Keperawatan
No Data Etiologi Masalah
1. Data Subektif : Hiperventilasi Ketidakefektifan Pola Nafas
Diagnosa
Orangtua pasien mengatakan bahwa anaknya saat ini sedang (Domain 4 Kelas 4 Kode Diagnosis
batuk-batuk dan berdahak 00032)

Data Objektif:

- Inspeksi : Bunyi nafas ronchi disertai batuk

- Anak tampak lemah dan lemas

- Mukosa bibir pucat

- Terpasang nasal kanul sebanyak 1 liter

Data Tambahan :

TTV :

- Nadi : 105 x/menit

- Suhu : 38.6 C

- Respirasi : 38 x/menit

- GCS : E3V4M5

Data Penunjang :

- Trombosit : di bawah batas normal

- EEG : EEG abnormal (terdapat gelombang


epileptiform)

 
Data subjektif : Faktor risiko : Risiko Cedera
2.
- Ibu mengatakan bahwa pasien mengalami 2 kali kejang Hambatan Fisik
(Domain 11 Kelas 2 Kode
di rumah. Kejang terjadi sekitar pukul 01.00 malam.
(Spasme Otot Ekstremitas) diagnosis 00035 )
- Ibu pasien mengatakan tubuh anaknya bergetar dan
kakinya menendang-nendang dengan mata mendelik ke  
atas, dan mulut terkatup dengan keras, kejang pertama
berlangsung 4 menit dan kejang kedua 5 menit

Data Objektif:

- Anak tampak lemah dan lemas

- Pasien tampak gelisah

- Mukosa bibir pucat

- Banyak mengeluarkan saliva

- Tampak banyak mengeluarkan keringat

Data Tambahan :

TTV :

- Nadi : 105 x/menit

- Suhu : 38.6 C

- Respirasi : 38 x/menit

- GCS : E3V4M5

 
4. Data Subjektif : Kurang informasi Defisien Pengetahuan

- Ibu pasien mengatakan bahwa ia takut dan khawatir (Domain 5 Kelas 4Kode diagnosis 00126 )
 
terhadap kondisi anaknya
 
- Ibu mengatakan bahwa ia merasa bingung

- Ibu mengatakan bahwa ia tidak tahu apa yang harus


dilakukan

Data Objektif :

- Ibu pasien menangis

- Ibu pasien panik

Data Tambahan :

TTV :

- Nadi : 105 x/menit

- Suhu : 38.6 C

- Respirasi : 38 x/menit

- GCS : E3V4M5

Data Penunjang :

- Trombosit : di bawah batas normal

- EEG : EEG abnormal (terdapat gelombang


epileptiform)
5. Data Subjektif : Stressor Ansietas

- Ibu pasien mengatakan bahwa ia takut dan khawatir (Domain 9 Kelas 2 Kode diagnosis
terhadap kondisi anaknya 00146)

- Ibu mengatakan bahwa ia merasa bingung

- Ibu mengatakan bahwa ia tidak tahu apa yang harus


dilakukan

Data Objektif :

- Ibu pasien menangis

- Ibu pasien panik

Data Tambahan :

TTV :

- Nadi : 105 x/menit

- Suhu : 38.6 C

- Respirasi : 38 x/menit

- GCS : E3V4M5

Data Penunjang :

- Trombosit : di bawah batas normal

- EEG : EEG abnormal (terdapat gelombang


epileptiform)
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Jalan Nafas (NIC, 3140 )


Pola Nafas keperawatan selama 16-30 menit 1. Posisikan pasien dengan posisi semi fowler
1. Posisikan pasien untuk
diharapkan kepatenan pola nafas untuk mengurangi sesak
memaksimalkan ventilasi
(pola nafas klien dalam rentang
normal) dengan kriteria hasil : Status 2. 2. Membantu mengeluarkan sputum dimana
Instruksikan bagaimana agar bisa
Pernafasan (NOC,0415 ) dapat mengganggu ventilasi dan
melakukan batuk efektiff
ketidaknyamanan upaya bernafas
1. Memiliki frekuensi pernafasan 3. Auskultasi suara nafas, catat area
dalam batas normal 3. Suara ronchi menyertai obstruksi jalan
yang ventilasinya menurun atau
dibandingkan nilai dasar nafas atau kegagalan pernafasan serta
tidak ada dan adanya suara
untuk mengetahui perkembangan status
tambahan
2. Mengekspresikan redanya kesehatan pasien dan mencegah
perasaan sesak nafas 4. Kelola pemberiaan bronkodilator, komplikasi lanjutan
sebagaimana mestinya
3. Menyebutkan factor penyebab, 4. Bronkodilator adalah sebuah subtansi
cara mencegah, dan mengatasi 5. Regulasi asupan cairan untuk yang dapat memperlebar luas permukaan
mengoptimalkan keseimbangan bronkus dan bronkiolus pada paru-paru,
4. Pola nafas efektif
cairan.  dan membuat kapasitas serapan oksigen
5. Bunyi nafas normal atau paru-paru meningkat.
6. Posisikan untuk meringankan sesak
bersih
nafas. 5. Mengoptimalkan keseimbangan cairan
6. TTV dalam batas normal untuk mencegah komplikasi lanjutan.
7. Monitor status pernafasan dan
7. Batuk berkurang oksigenisasi, sebagaimana mestinya 6. Membantu ekspansi paru-paru dengan
posisi semi fowler.
8. Ekspansi paru mengembang
7. Untuk mengetahui perkembangan status
kesehatan pasien dan mencegah
komplikasi lanjutan
2 Risiko cedera Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Lingkungan (6480) 1. Menyediakan lingkungan yang aman
keperawatan selama 31-45 menit dapat menurunkan risiko terbentur
1. Sediakan lingkungan yang
diharapkan klien mampu yang menyebabkan cedera pada klien
aman untuk pasien
mengontrol risiko dengan kriteria
2. Mengetahui sejauh mana kebutuhan
hasil : 2. Identifikasi kebutuhan
keamanan klien yang harus
keamanan pasien sesuai
Kontrol Risiko (NOC, 1902) terpenuhi disesuaikan dengan
dengan kondisi fisik dan
kondisi klien
Tujuan dan Kriteria hasil : kognitif pasien dan Riwayat
penyakit terdahulu 3. Agar klien terhindar dari benturan
1. Klien terbebas dari
3. Menghindarkan lingkungan yang menyebabkan cedera
cidera
yang berbahaya (misalnya
2. Klien mampu 4. Tempat tidur yang nyaman dan
memindahkan perabotan)
menjelaskan cara bersih tidak akan mengganggu
4. Menyediakan tempat tidur
mencegah cidera pergerakan anak yang mendadak
yang nyaman dan bersih
3. Klien mampu klien kejang terjadi
mengenali perubahan 5. Memindahkan barang-
5. Menjauhkan barang-barang dapat
status kesehatan yang barang yang dapat
mengurangi risiko terbentur yang
ada membahayakan
dapat membahayakan klien
6. Berikan penjelasan pada
 
pasien dan keluarga atau 6. Setelah terjadi kejang klien akan
pengunjung adanya kebingungan perlunya pemberian
perubahan status kesehatan informasi kepada klien/ keluarga/
pasien pengunjung agar tidak terjadi
kesalahpahaman terkait kondisi
7. tidur yang nyaman dan
klien
bersih

8. Memindahkan barang-
barang yang dapat
membahayakan

9. Berikan penjelasan pada


pasien dan keluarga atau
Lanjutan
1. Tempat tidur yang nyaman
dan bersih tidak akan
mengganggu pergerakan
anak yang mendadak klien
kejang terjadi

2. Menjauhkan barang-
barang dapat mengurangi
risiko terbentur yang dapat
membahayakan klien

3. Setelah terjadi kejang klien


akan kebingungan
perlunya pemberian
informasi kepada klien/
keluarga/ pengunjung agar
tidak terjadi
kesalahpahaman terkait
kondisi klien
3 Hipertermi Setelah dilakukan Tindakan Perawatan  
keperawatan selama 16-30 Demam(3740)
 
menit diharapkan suhu tubuh
1. Monitor suhu
klien dalam rentang normal 1-5 :
sesering mungkin
dengan kriteria hasil :
2. Monitor warna dan Pemantauan teratur menentukan
Termogulasi (NOC, 0800)
suhu kulit Tindakan yang akan dilakukan
Tujuan dan Kriteria 3. Monitor tekanan selanjutnya dan agar perawat
hasil darah, nadi, dan mengetahui mengenai
respirasi perkembangan kondisi klien
1. Suhu tubuh
4. Monitor
dalam batas 6. Pemberian obat dapat
penurunan tingkat
normal dengan menurunkan panas pada pusat
kesadaran
kriteria hasil suhu hipotalamus dan sebagai propilaksis
5. Monitor intake dan
36,5-37,5 C
output  
2. Nadi dan respirasi
6. Berikan
dalam rentang 7. Untuk menurunkan suhu tubuh
antipireutik dan
normal
antibiotic, hindari  
3. Tidak ada
penggunaan
perubahan warna  
aspirin pada anak
kulit dan tidak
7. Kompres pasien  
ada pusing
pada lipat paha
  atau aksila
 
4 Deficit Setelah dilakukan tindakan Pengajaran: Proses Penyakit  
1. Mengetahui sejauh mana
Pengetahuan keperawatan selama 16-30 menit pengetahuan yang dimiliki
(NIC Kode 5602)
diharapkan keluarga klien keluarga dan kebenaran
informasi yang didapat
menunjukkan pengetahuan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
tentang proses penyakit dengan keluarga 2.  Penjelasan tentang penyakit
yang dialami dapat membantu
kriteria hasil: menambah wawasan klien
 Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan dan keluarga
Pengetahuan: Proses Penyakit bagaimana hubungannya dengan anatomi
3. Agar klien/keluarga
(NOC 1803) dan fisiologi secara tepat mengetahui tanda dan gejala
yang biasa terjadi jika
1. Klien dan Keluarga klien 2. Gambarkan tanda dan gejala yang penyakit kambuh Kembali
menyatakan pemahaman biasa muncul pada penyakit dengan 4. Agar klien/keluarga
tentang kondisi, penyakit, cara yang tepat mengetahui mengenai
tanda dan gejala, prognosis perkembangan kondisi
3. Berikan informasi pada keluarga klien kesehatan klien
dan program pengobatan mengenai kondisi dan perkembangan 5. Agar tingkat stressor klien
2. Klien dan keluarga mampu maupun keluarga menjadi
klien rendah dan tidka terjadi
melaksanakan prosedur yang 4. Berikan ketenangan terkait kondisi kecemasan yang tidak berarti
dijelaskan dengan benar 6. Sebagai upaya alih informasi
klien dan mendidik keluarga agar
3. Klien dan Keluarga mampu 5. Edukasi klien/keluarga mengenai mampu menangani kejang
menjelaskan kembali apa yang terjadi
tindakan untuk mengontrol
yang telah dijelaskan oleh /meminimalkan gejala
perawat/tenaga kesehatan
lainnya 6. Berikan ketenangan terkait kondisi
klien

7. Edukasi klien/keluarga mengenai


tindakan untuk mengontrol
/meminimalkan gejala
5 Anaietas Setelah dilakukan Tindakan Pengurangan Kecemasan  
keperawatan selama 31-45 (NIC, 5820)
 
diharapkan tingkat
1. Berikan informasi
kecemasan klien dalam 1. Mempersiapkan klien
factual terkait
rentang normal dengan menghadapi segala
diagnosis, perawatan,
kriteria hasil : Tingkat kemungkinan, krisis
dan prognosis
Kecemasan (NOC, 1211) perkembangan dan/atau
2. Control stimulus situasional
1. Melanjutkan aktivitas
untuk kebutuhan
yang dibutuhkan 2. Membantu memudahkan
klien secara tepat
meskipun mengalami penyediaan layanan kesehatan
kecemasan 3. Instruksikan klien untuk menganalisis kondisi
untuk menggunakan yang dialami klien
2. Menunjukkan
Teknik relaksasi
kemampuan untuk 3. Teknik menenangkan diri
berfokus pada 4. Berikan aktivitas dapat digunakan untuk
pengetahuan dan pengganti yang meredakan kecemasan pada
keterampilan baru bertujuan untuk klien yang mengalami distress
mengurangi tekanan akut
3. Mengkomunikasikan
kebutuhan dan 4. Memberikan dukungan emosi
perasaan negative untuk menenangkan klien dan
secara tepat menciptakan penerimaan serta
bantuan dukungan selama
4. Memiliki tanda-tanda
masa stress
vital dalam batas
normal
Sakit dianggap sebagai penyakit yang sudah menjadi takdir
dari Allah SWT. Pernyataan ini berasumsi bahwa sakit harus
diterima dengan ikhlas oleh penderita dan keluarga. Akhirnya
Islamic penderita bersikap pasrah dan sabar terhadap sakit. Hal tersebut
dikarenakan sakit dianggapnya sebagai ujian dari Allah SWT
Value dengan tujuan agar penderita menjadi lebih baik.
Kecemasan merupakan suatu respons yang tepat terhadap
ancaman, tetapi kecemasan dapat menjadi abnormal bila
tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman (Kecemasan,
ketakutan dan kegelisahan akan selalu terjadi dalam hidup
manusia yang datangnya dari Allah swt. Padahal dalam al-Qur’an
diterangkan bahwa Allah tidak akan memberikan suatu ujian
kepada manusia melebihi batas kemampuannya, sebagaimana
tertera dalam (Q.S Al-Baqoroh: 286).
 ۚ ‫ى ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ْب ِلنَا‬Uَ‫ص ًرا َك َما َح َم ْلتَهۥُ َعل‬ ْ ِ‫ َعلَ ْينَٓا إ‬U‫ينَٓا أَ ْو أَ ْخطَأْنَا ۚ َربَّنَا َواَل ت َْح ِم ْل‬U‫ن نَّ ِس‬Uِ‫َاخ ْذنَٓا إ‬
ِ ‫ا اَل تُؤ‬Uَ‫ۗ َربَّن‬ ْ‫بَت‬U‫ا ٱ ْكتَ َس‬U‫بَتْ َو َعلَ ْي َها َم‬U‫ا َك َس‬U‫لَ َها َم‬
َ‫ص ْر َعلَىٱ ْلقَ ْو ِمٱ ْل ٰ َكفِ ِرين‬
ُ ‫ٱر َح ْمنَٓا ۚ أَنتَ َم ْولَ ٰىنَا فَٱن‬ ْ ‫َواَل تُ َح ِّم ْلنَا َما اَل طَاقَةَ لَنَا بِ ِهۦ ۖ َوٱعْفُ َعنَّا َوٱ ْغفِ ْر لَنَا َو‬ ‫َربَّنَا‬

Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang
berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri
maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". Dari kutipan ayat diatas, dapat difahami bahwa
sebenarnya manusia atau umat islam tidak seharusnya merasa cemas dan takut dengan segala
apa yang menimpa kepada dirinya, karena sesungguhnya Allah memberikan cobaan maupun
ujian sesuai dengan kadar kemampuan masing-masing. Dzikir merupakan solusi terbaik, iman
kepada Allah dapat menyembuhkan gangguan kecemasan dan takut sekaligus memberikan
rasa aman dan tentram dalam jiwa seseorang, hendaklah dengan berdzikir kepada Allah SWT.
Berdzikir dalam artian luas menyebabkan orang-orang dapat memahami dan menghadirkan
Tuhan dalam pikiran, prilaku dan sebagainya. Al-Qur’an menegaskan dalam (QS.Ar-
Ra’d13:28):

Anda mungkin juga menyukai