Anda di halaman 1dari 14

2.

PENGKAJIAN CIRCULATION ,
AIRWAY DAN BREATHING ( C A B )
Keberhasilan pertolongan terhadap
penderita gawat darurat sangat tergantung
dari kecepatan dan ketepatan dalam
memberikan pertolongan.
Semakin cepat pasien ditemukan maka
semakin cepat pula pasien tersebut mendapat
pertolongan sehingga terhindar darikecacatan
atau kematian. Kondisi kekurangan oksigen
merupakan penyebab kematian yang cepat.
Kondisi inidapat diakibatkan karena masalah
sistem pernafasan ataupun bersifat sekunder
akibat dari gangguan sistem tubuh yang lain
Pasien dengan kekurangan oksigen dapat
jatuh dengan cepat ke dalam kondisi gawat
darurat sehingga memerlukan pertolongan
segera. Apa bila terjadi kekurangan oksigen
6-8 menit akan menyebabkan kerusakan
otak permanen, lebihdari 10 menit akan
menyebabkan kematian.
Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan
dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam
hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei
sekunder. Tahapan kegiatanmeliputi :

a. C = Circulation (Aliran Darah)


Mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan.
1. Meraba nadi carotis (ada / tidak ada) selama 10 detik,
2. Jika nadi tidak teraba lakukan segera RJP
Masalah pada Circulation
 Pasien perdarahan syok hipovolemi
 G3 tekanan darah misal : Krisis hipertensi
 Pada pasien henti jantung
Tindakan: Mengatasi perdarahan, cairan ,
Kompresi jantung luar dan mengatasi syok.
b. A = Airway ( Jalan nafas)
Mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas
disertai kontrol servikal. Jalan nafas adalah yang pertama
kali harus dinilai untuk mengkaji kelancaran
nafas.Keberhasilan jalan nafas merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi proses ventilasi (pertukaran gas antara
atmosfer dengan paru-paru. Jalan nafas sering kali
mengalami obstruksi akibat benda asing, serpihan tulang
akibat fraktur pada wajah, akumulasi sekret dan jatuhnya
lidah ke belakang.
Langkah awal untuk membebaskan jalan nafas adalah
dengan melakukan manuver head tilt dan chin lift : Data
yang berhubungan dengan status jalan nafas adalah
 sianosis (mencerminkan hipoksemia)
 Retraksi interkosta (peningkatan upaya nafas)
 Pernafasan cuping hidung.
 Bunyi nafas abnormal (Ada sumbatan jalan nafas)
 Tidak adanya hembusan udara (Menandakan obstuksi
total jalan nafas atau henti nafas)
 Airway (Jalan nafas) Pemeriksaan dengan cara:
 Bebaskan jalan nafas (hanya pada siklus pertama)
 Bersihkan jalan nafas jika ada sumbatan (finger sweep)
 Buka jalan nafas (triple manuver): Head Tilt, chin lift dan
jaw thrust
Masalah utama pada airway adalah Sumbatan Jalan nafas tda:
1. Sumbatan parsial jln nafas ( sumbatan Sebagian jalan
nafas)
Pada pasien sadar. Gejala: Pasien masih bisa bernafas,
batuk dan minta tolong.
Pada pasien tdk sadar gjalah: Akan terdengar suara nafas
tambahan tda:
 Sumbatan jalan nafas karena cairan ( darah, sekret,
aspirasi, dsb)
Gejala : suara Gurgling ( suara nafas bercampur suara
cairan )
 Sumbatan karena benda padat. Gjala: Suara nafas stridor
 Sumbatan karena pembengkakan mukosa.
Gjala: Suara nafas Crowing
 Sumbatan pada pangkal lidah. Gjala: Suara nafas Snoring
2. Sumbatan Total Jalan Nafas
Pasien dalam keadaan sadar gejala: Kesulitan
untuk bernafas, tidak ada pengembangan dada,
meronta berusaha membebaskan dengan kedua
tanagan memegang leher, kulit kemerahan pucat
dan sianosis.
Pada pasien tidak sadar, ketika diberikan
bantuan nafas tidak terjadi pengmbangan paru.
Tindakan membebaskan jalan nafas :
a. Tanpa alat secara manual terdiri atas:
1. Membuka jalan nafas: Head Tilt (Dorong kepala
kebelakang) Chin Lift ( Angkat Dagu ) dan Jaw thrust
( angkat sudut rahang)
2. Membersihkan jalan nafas: Sapuan jari ( finger sweep ).
3. Mengatasi sumbatan jalan nafas karena tersedak
(chocking) Heimlich maneuver, Back Blow, abdominal
thrust dan chest thrus
b, Dengan menggunakan alat:
Suctioning, oropharyngeal airway (Mayo, Guedel),
nasopharineal airway dan endotracheral intubation,
Kelengkapan alat intubasi:
Laringhoskop, endotracheral Tube, Stylet, dan alat –
alat lainya: Spuit 10 cc untuk mengembangkan cuff,
foeceps magill dan suction unit.
c. B = BREATHING (Pernafasan)
 Inspirasi dan eksprasi penting untuk terjadinya pertukaran gas,
terutama masuknya oksigen yang diperlukan untuk metabolisme
tubuh. Inspirasi dan ekspirasi merupakan tahap ventilasi pada
proses respirasi.
 Fungsi ventilasi mencerminkan fungsi paru, dinding dada dan
diafragma.
 Pengkajian pernafasan dilakukan dengan mengidentifikasi :
- Pergerakan dada
- Adanya bunyi nafas
- Adanya hembusan/aliran udara
Masalah pada Breating ( Pernafasan )
Penilaian gangguan breating dapat dilakukan dengan
pemeriksaan :
 Look: Melihat gerakan nafas, pengembangan dada dan adanya

retraksi iga
 Listen: Mendengarkan bunyi nafas

 Feel : Merasakan adanya aliran udarah pernafasan


 Contoh: Kasus pada gangguan breating

 Pada pasien henti nafas

 Syok kardiogenik : Syok karena jantung


 Pneumothorakx : Pleura berisi udara
 Hematothorax : Pleura berisi darah
 Efusi pleura : Pleura berisi cairan
 Empiema : Pleura berisi nanah

Anda mungkin juga menyukai