PENGOLAHAN DATA
Tahrir Aulawi
PENGUMPULAN DATA
Merupakan langkah yang penting dalam
penelitian.
Berdasar sumber:
• data primer
• data sekunder
• Data Primer merupakan informasi yang
dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya.
• Peneliti bertindak sebagai pengumpul data
• Membutuhkan waktu lama dan biaya tinggi
• Keuntungannya dapat dipercaya.
• Metode Sensus
• Metode Sampling
• Metode Studi Kasus
Metoda Sensus
– Pengumpulan data yang diperlukan dilakukan terhadap seluruh populasi
yang cirinya hendak diketahui
– Data yang diperoleh dapat menunjukkan ciri keseluruhan populasi yang
sebenarnya
– Penggunaan metode membutuhkan biaya tinggi, waktu dan tenaga yang
relatif banyak
Metoda Sampling
– Paling sering digunakan dalam penelitian
– Pengumpulan data dilakukan dari sebagian populasi yang dianggap
mewakili keseluruhan ciri populasi yang dikehendaki
– Situasi wawancara,
Berkaitan dengan waktu, tempat, kehadiran orang
ke tiga dan sikap masyarakat umumnya. Waktu
dan tempat yang tidak sesuai dapat menjadikan
pewawancara canggung dan responden enggan
menjawab pertanyaan. Adanya orang ke tiga dapat
mempengaruhi responden dalam menjawab,
demikian pula dengan sikap masyarakat umum
TEKNIK WAWANCARA
Situasi Wawancara
• Tempat
• Kehadiran orang ke tiga
• Sikap masyarakat
Responden
Pewawancara
• Karakteristik sosial
• Karakteristik sosial
• Kemampuan
• Karakteristik Masyarakat
menangkap pertanyaan
• Motivasi
• Kemampuan
• Rasa aman
menjawab pertanyaan
Isi Kuesioner
• Peka untuk ditanyakan
• Sukar ditanyakan
• Tingkat minat
• Sumber kekhawatiran
Faktor yang mempengaruhi Komunikasi
Jenis wawancara dapat dibedakan menurut
sifat pertanyaan, jumlah pewawancara
dan tujuannya
Berdasar sifat pertanyaan dibedakan:
• Wawancara terpimpin (directed/guided
interview) Pertanyaan diajukan menurut
daftar pertanyaan yang telah disusun.
Pewawancara sudah mempunyai arah
yang pasti dan harus dituruti
• Wawancara tidak terpimpin
(non-directed/unguided interview), terjadi tanya
jawab bebas antara pewawancara dan
responden. Pewawancara menggunakan tujuan
penelitian sebagai pedoman, sehingga informasi
yang diinginkan tetap dapat diperoleh
Contoh:
1. Apakah anda mengajar di Program Studi Gizi?
ya
tidak
Contoh:
1. Bagaimana pendapat anda mengenai
pengolahan sistem administrasi di Prodi Gizi?
---------------------
2. Apakah anda mempunyai suatu usulan
konkrit untuk meningkatkan sistem
pendidikan di Prodi Gizi ini?
-----------------------------
Teknik Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan
yang sistematik terhadap subyek penelitian.
Berdasar pelaksanaannya, teknik pengamatan
ini dibedakan menjadi:
– Teknik Pengamatan langsung
Pengamatan dilakukan langsung tanpa menggunakan
peralatan khusus. Peneliti langsung mengamati dan
mencatat segala sesuatu yang diperlukan pada saat
terjadinya proses.
– Teknik Pengamatan tak langsung
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
peralatan tertentu, misalnya mikroskop, kamera, tape
recorder, dsb. Pengamatan dapat dilakukan dalam
situasi sebenarnya maupun buatan, misalnya
Permainan peran (role playing) yang direkam dengan
kamera
– Teknik Pengamatan partisipasi
Peneliti turut mengambil bagian dalam situasi
nyata obyek penelitian. Jadi peneliti masuk ke
dalam situasi pengamatan dan ikut aktif
melakukan kegiatan dalam sistem tersebut.
Ada beberapa bentuk alat yang digunakan
untuk mencatat dan memperoleh datanya,
yaitu
• Catatan anekdot (anecdotal records), peneliti
membuat catatn segala sesuatu yang terjadi pada
saat pengamatan berlangsung. Peristiwa atau
sesuatu yang dianggap penting dicatat dengan
singkat tanpa menuruti aturan tertentu
• Daftar cek (check list)
Daftar cek berisi semua aspek yang direncanakan
akan diamati. Jadi tersusun dengan sistematis
berdasarkan tujuan penelitian. Dalam
pelaksanaannya peneliti menggunakan tanda cek
(V) untuk menandai aspek yang sesuai dengan
dalam daftar
Contoh:
Faktor Nama Ketelitian Kecepatan Kerapian Ketepatan waktu
A v v v
B v v
C v v v
D v v
dst
• Skala penilaian (rating scale)
Pencatatan dengan penilaian sama seperti menggunakan daftar
cek. Perbedaannya terletak pada pemberian tingkatan tiap aspek
yang diamati. Tingkatan (skala) ini dapat dicantumkan dalam bentuk
kualitatif maupun kuantitatif (skor).
Contoh:
1. Penyuntingan (editing)
2. Pengkodean (coding)
3. Tabulasi (tabulating)
1. Penyuntingan
Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa seluruh
daftar pertanyaan yang dikembalikan responden
Beberapa hal perlu diperhatikan:
– Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan
yang diajukan
– Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan
– Keajegan (consistency) jawaban responden
Dalam menyunting, penyunting harus diberi tahu agar
tidak mengganti atau menafsirkan jawaban
responden. Jadi kebenaran jawaban dapat terjaga
2. Pengkodean
– Pengkodean dilakukan dengan memberi
tanda (simbol) yang berupa angka pada
jawaban responden yang diterima.
– Tujuan pengkodean adalah untuk
penyederhanaan jawaban responden
– Harus diperhatikan pemberian pada jenis
pertanyaan yang diajukan (pertanyaan
terbuka atau pertanyaan tertutup)
• Untuk pertanyaan tertutup , kode
ditentukan dengan mudah, misalnya:
1 untuk jawaban ya/setuju dan kode 0
untuk tidak/tidak setuju; atau ditambah
kode 99 untuk jawaban yang kosong
(responden tidak memberi jawaban).
• Untuk pertanyaan terbuka dilakukan
dengan tahapan tertentu
1. Jawaban responden diperiksa untuk dibuat
kategori jawaban tertentu
2. Apabila ternyata jawaban perlu dikategorikan,
dibuat kategori yang sesuai
3. Setelah itu tiap kategori diberi kode