Anda di halaman 1dari 34

PENGUMPULAN &

PENGOLAHAN DATA

Tahrir Aulawi
PENGUMPULAN DATA
Merupakan langkah yang penting dalam
penelitian.

Data yang terkumpul akan digunakan


sebagai bahan analisis dan pengujian
hipotesis yang telah dirumuskan.

Pengumpulan data harus dilakukan dengan


sistematis, terarah dan sesuai dengan
masalah penelitian
Teknik pengumpulan data erat
hubungannya dengan masalah penelitian
yang akan dicari solusinya.

Pemilihan teknik dan alat pengumpulan data


yang sesuai perlu diperhatikan

Penggunaan teknik dan alat pengumpulan


data yang tepat dapat membantu
pencapaian hasil (penyelesaian masalah)
yang sahih (valid) dan handal (reliable)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebelum pengumpulan data dilakukan:
– Jenis data yang diperoleh
– Sumber data
– Cara pengumpulan data, dan
– Jumlah data yang diperlukan

Berdasar sumber:
• data primer
• data sekunder
• Data Primer merupakan informasi yang
dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya.
• Peneliti bertindak sebagai pengumpul data
• Membutuhkan waktu lama dan biaya tinggi
• Keuntungannya dapat dipercaya.

• Data sekunder adalah informasi yang


dikumpulkan pihak lain
• Peneliti tidak langsung memperoleh data dari
sumbernya.
• Peneliti bertindak sebagai pemakai data
• Data sekunder dibagi dua kelompok
berdasar sumbernya:

• Data internal yang tersedia di tempat


penelitian dilakukan

• Data eksternal yang merupakan data


perolehan dari pihak luar. Menghemat
waktu, biaya dan tenaga. Data yang
diperoleh belum tentu sesuai dengan
keinginan atau maksud peneliti, serta tidak
diketahui dengan pasti kebenarannya.
Teknik dan alat Pengumpul Data
Metoda
– Teknik pengumpulan data erat kaitannya
dengan metoda penelitian yang digunakan
– Tiga metoda penelitian yang digunakan:

• Metode Sensus
• Metode Sampling
• Metode Studi Kasus
Metoda Sensus
– Pengumpulan data yang diperlukan dilakukan terhadap seluruh populasi
yang cirinya hendak diketahui
– Data yang diperoleh dapat menunjukkan ciri keseluruhan populasi yang
sebenarnya
– Penggunaan metode membutuhkan biaya tinggi, waktu dan tenaga yang
relatif banyak

Metoda Sampling
– Paling sering digunakan dalam penelitian
– Pengumpulan data dilakukan dari sebagian populasi yang dianggap
mewakili keseluruhan ciri populasi yang dikehendaki

Metode Studi Kasus


– Penelitian dilakukan terhadap satu aspek tertentu yang ditentukan
– Pengumpulan data juga dilakukan terhadap sebagian populasi yang
mewakili (hendak diteliti).
– Hasil penelitian (kesimpulan) yang diperoleh dengan metode ini tidak
dapat digeneralisasikan, tetapi merupakan nilai khusus (specific value)
dari peneliti itu sendiri.
Teknik
Teknik Komunikasi
• Digunakan untuk mendapatkan data primer
maupun sekunder
• Peneliti mengadakan hubungan (komunikasi)
dengan subyek penelitian

• Dua jenis teknik komunikasi:


– Langsung, peneliti berhubungan langsung (tatap
muka) dengan subyek penelitiannya. Biasa dilakukan
dengan wawancara
– Tidak langsung, peneliti menggunakan media atau
perantara tertentu untuk menghubungi subyek
penelitiannya. Dilaksanakan menggunakan angket
• Teknik Komunikasi langsung:
• Wawancara, alat pengumpul data untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya
• Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus
informasi dalam wawancara, yaitu:
– Pewawancara (interviewer),
Pengumpul informasi yang diharapkan dapat
menyampaikan semua pertanyaan dengan jelas,
merangsang responden untuk menjawab semua
pertanyaan dan mencatat semua informasi yang
dibutuhkan dengan benar.
– Responden (interviewee),
Pemberi informasi yang diharapkan dapat
menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan
lengkap. Sehingga diperlukan motivasi atau
kesediaan menjawab pertanyaan dan hubungan
selaras antara responden dan pewawancara.
– Pedoman wawancara,
Digunakan pewawancara untuk menguraikan
masalah penelitian yang biasanya dituangkan
dalam bentuk daftar pertanyaan. Isi pertanyaan
yang peka atau sulit dapat menghambat jalannya
berwawancara

– Situasi wawancara,
Berkaitan dengan waktu, tempat, kehadiran orang
ke tiga dan sikap masyarakat umumnya. Waktu
dan tempat yang tidak sesuai dapat menjadikan
pewawancara canggung dan responden enggan
menjawab pertanyaan. Adanya orang ke tiga dapat
mempengaruhi responden dalam menjawab,
demikian pula dengan sikap masyarakat umum
TEKNIK WAWANCARA
Situasi Wawancara
• Tempat
• Kehadiran orang ke tiga
• Sikap masyarakat

Responden
Pewawancara
• Karakteristik sosial
• Karakteristik sosial
• Kemampuan
• Karakteristik Masyarakat
menangkap pertanyaan
• Motivasi
• Kemampuan
• Rasa aman
menjawab pertanyaan

Isi Kuesioner
• Peka untuk ditanyakan
• Sukar ditanyakan
• Tingkat minat
• Sumber kekhawatiran
Faktor yang mempengaruhi Komunikasi
Jenis wawancara dapat dibedakan menurut
sifat pertanyaan, jumlah pewawancara
dan tujuannya
Berdasar sifat pertanyaan dibedakan:
• Wawancara terpimpin (directed/guided
interview) Pertanyaan diajukan menurut
daftar pertanyaan yang telah disusun.
Pewawancara sudah mempunyai arah
yang pasti dan harus dituruti
• Wawancara tidak terpimpin
(non-directed/unguided interview), terjadi tanya
jawab bebas antara pewawancara dan
responden. Pewawancara menggunakan tujuan
penelitian sebagai pedoman, sehingga informasi
yang diinginkan tetap dapat diperoleh

• Wawancara bebas terpimpin


(controlled interview), merupakan perpaduan
antara wawancara terpimpin dengan wawancara
tak terpimpin. Pewawancara sudah menyusun
inti pokok pertanyaan yang akan diajukan
Ditinjau dari jumlah pewawancara, wawancara
dapat dibedakan atas:
a) Wawancara perorangan (personal interview),
seorang pewawancara berhadapan langsung
dengan seorang responden yang
diwawancarai.
b) Wawancara kelompok (group interview),
sekelompok pewawancara berhadapan
dengan seorang atau kelompok responden.
Tujuan pelaksanaan wawancara ini adalah
untuk saling mengadakan kontrol, melengkapi,
dan memperjelas yang masih kabur. Selain itu,
wawancara jenis ini dapat menghemat waktu.
Angket
Angket merupakan alat pengumpul data yang
biasa digunakan dalam teknik komunikasi tak
langsung
Artinya, responden secara tidak langsung
dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis yang
dikirim dengan media tertentu.
Dalam penelitian sosial, angket ini juga berfungsi
sebagai pelengkap pengumpulan data yang
diperoleh dengan cara lain.
Tujuan penyebaran angket adalah untuk mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu
masalah.
Hal ini penting agar responden yang menerima
tidak merasa khawatir dalam mengisi.
Responden tahu dengan jelas informasi tertentu
yang diminta dan tidak merasa khawatir dirinya
akan diuji bila mengisinya.
Berdasar bentuknya, angket dapat dibedakan menjadi:
A. Angket berstruktur (structured questionnaire)
Jawaban pertanyaan yang diajukan sudah
disediakan. Responden diminta untuk memilih
satu jawaban yang sesuai dengan dirinya.
Jadi pertanyaan bersifat tertutup.

Contoh:
1. Apakah anda mengajar di Program Studi Gizi?
ya
tidak

2. Jika ya, sudah berapa lamakah anda mengajar?


1 tahun
2 tahun
3 tahun
lebih dari 3 tahun
B. Angket tak berstruktur (unstructured questionnaire)
Jadi responden diberi kebebasan untuk menjawab
pertanyaan menurut pendapat sendiri

Contoh:
1. Bagaimana pendapat anda mengenai
pengolahan sistem administrasi di Prodi Gizi?
---------------------
2. Apakah anda mempunyai suatu usulan
konkrit untuk meningkatkan sistem
pendidikan di Prodi Gizi ini?
-----------------------------
Teknik Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan
yang sistematik terhadap subyek penelitian.
Berdasar pelaksanaannya, teknik pengamatan
ini dibedakan menjadi:
– Teknik Pengamatan langsung
Pengamatan dilakukan langsung tanpa menggunakan
peralatan khusus. Peneliti langsung mengamati dan
mencatat segala sesuatu yang diperlukan pada saat
terjadinya proses.
– Teknik Pengamatan tak langsung
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
peralatan tertentu, misalnya mikroskop, kamera, tape
recorder, dsb. Pengamatan dapat dilakukan dalam
situasi sebenarnya maupun buatan, misalnya
Permainan peran (role playing) yang direkam dengan
kamera
– Teknik Pengamatan partisipasi
Peneliti turut mengambil bagian dalam situasi
nyata obyek penelitian. Jadi peneliti masuk ke
dalam situasi pengamatan dan ikut aktif
melakukan kegiatan dalam sistem tersebut.
Ada beberapa bentuk alat yang digunakan
untuk mencatat dan memperoleh datanya,
yaitu
• Catatan anekdot (anecdotal records), peneliti
membuat catatn segala sesuatu yang terjadi pada
saat pengamatan berlangsung. Peristiwa atau
sesuatu yang dianggap penting dicatat dengan
singkat tanpa menuruti aturan tertentu
• Daftar cek (check list)
Daftar cek berisi semua aspek yang direncanakan
akan diamati. Jadi tersusun dengan sistematis
berdasarkan tujuan penelitian. Dalam
pelaksanaannya peneliti menggunakan tanda cek
(V) untuk menandai aspek yang sesuai dengan
dalam daftar
Contoh:
Faktor Nama Ketelitian Kecepatan Kerapian Ketepatan waktu

A v v v
B v v
C v v v
D v v
dst
• Skala penilaian (rating scale)
Pencatatan dengan penilaian sama seperti menggunakan daftar
cek. Perbedaannya terletak pada pemberian tingkatan tiap aspek
yang diamati. Tingkatan (skala) ini dapat dicantumkan dalam bentuk
kualitatif maupun kuantitatif (skor).
Contoh:

Bentuk kualitatif Bentuk kuantitatif


Sangat teliti 5
Cukup teliti 4
Agak tel;iti 3
Kurang teliti 2
Tidak teliti 1
Pengolahan Data
• Data yang telah terkumpul perlu diolah
dahulu
• Tujuannya menyederhanakan seluruh
data yang terkumpul
• Menyajikannya dalam susunan yang baik
dan rapi
• Kemudian dianalisis
Tahap kegiatan pengolahan data, yaitu:

1. Penyuntingan (editing)
2. Pengkodean (coding)
3. Tabulasi (tabulating)
1. Penyuntingan
Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa seluruh
daftar pertanyaan yang dikembalikan responden
Beberapa hal perlu diperhatikan:
– Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan
yang diajukan
– Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan
– Keajegan (consistency) jawaban responden
Dalam menyunting, penyunting harus diberi tahu agar
tidak mengganti atau menafsirkan jawaban
responden. Jadi kebenaran jawaban dapat terjaga
2. Pengkodean
– Pengkodean dilakukan dengan memberi
tanda (simbol) yang berupa angka pada
jawaban responden yang diterima.
– Tujuan pengkodean adalah untuk
penyederhanaan jawaban responden
– Harus diperhatikan pemberian pada jenis
pertanyaan yang diajukan (pertanyaan
terbuka atau pertanyaan tertutup)
• Untuk pertanyaan tertutup , kode
ditentukan dengan mudah, misalnya:
1 untuk jawaban ya/setuju dan kode 0
untuk tidak/tidak setuju; atau ditambah
kode 99 untuk jawaban yang kosong
(responden tidak memberi jawaban).
• Untuk pertanyaan terbuka dilakukan
dengan tahapan tertentu
1. Jawaban responden diperiksa untuk dibuat
kategori jawaban tertentu
2. Apabila ternyata jawaban perlu dikategorikan,
dibuat kategori yang sesuai
3. Setelah itu tiap kategori diberi kode

Seluruh kode yang ditentukan untuk tiap jawaban,


disusun dalam buku kode.
Buku kode ini selain diperlukan dalam
pengkodean juga digunakan sebagai
pedoman untuk analisis data dan penulisan
laporan
3. Tabulasi
– Kegiatan yang dilakukan dalam tabulasi adalah
menyusun dan menghitung data hasil pengkodean,
untuk kemudian disajikan dalam bentuk tabel
– Tabel dapat berupa tabel frekuensi, tabel korelasi,
atau tabel silang.
– Pada dasarnya ada 2 cara pelaksanaan tabulasi,
yaitu:
1. Tabulasi manual. Semua kegiatan dari perhitungan sampai
penyajian tabel dilakukan dengan tangan
2. Tabulasi mekanis. Pelaksanaan dengan cara ini dibantu
dengan peralatan tertentu, yaitu: komputer. Semua kegiatan
dilakukan dengan bantuan alat yang telah dipilih
Analisis Data
Tujuan analisis data adalah untuk
menyederhanakan, sehingga mudah ditafsirkan.

Ada dua cara yang digunakan dalam analisis data,


yaitu:
1. Analisis nonstatistika
• Sesuai untuk data kualitatif.
• Analisis tidak dilakukan dengan perhitungan statistika
• Kegiatan analisis dengan cara ini dilakukan dengan
membaca data yang telah diolah.
2. Analisis statistik
• Sesuai untuk data kuantitaif
• Digunakan perhitungan statistika untuk membaca data yang
telah diolah
Sesuai dengan pembagian statistika,
analisis statistika dibagi dua, yaitu
– Analisis statistika deskriptif
• Memberi fakta mengenai obyek penelitian tanpa
memberi penilaian
• Analisis deskriptif hanya bersifat memaparkan

– Analisis statistika inferensial


• Memberikan penilaian terhadap obyek yang
diteliti.
Penafsiran Hasil Analisis
Setelah data selesai dianalisis, yang harus
dilakukan adalah menafsirkan hasil analisis
tersebut.
– Tujuannya untuk menarik kesimpulan penelitian yang
telah dilaksanakan
– Dilakukan dengan cara membandingkan hipotesis
yang telah dirumuskan dengan hasil analisis yang
didapat
– Jadi akhirnya peneliti memperoleh kesimpulan pokok,
yaitu menerima atau menolak hipotesis yang telah
dirumuskan.
Dalam melaksanakan penafsiran ini, peneliti juga perlu
memeriksa kembali langkah-langkah yang telah
dilaksanakan dalam penelitian.
Langkah ini berguna untuk melihat kesahihan hasil
penafsiran.
Apabila semua langkah penelitian telah
dilakukan dengan tepat, kesahihan hasil
penafsiran dapat dijamin dan hasil penelitian
dapat digunakan untuk keperluan
menyelesaian masalah praktis yang
berhubungan dengan penelitian tersebut.
Sebaliknya, jika langkah penelitian tidak
dilakukan dengan tepat, hasil penelitian tidak
dapat dijamin kesahihannya
Peneliti harus bersifat terbuka dengan
menjelaskan semua langkah yang telah
dilakukan sehubungan dengan hasil yang
telah diperoleh
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai