larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan suatu pelarut cair.
Tujuan : untuk menarik komponen kimia (zat aktif) yang terdapat dalam suatu
sampel (simplisia)
Simplisia adalah: bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan.
1. Pembuatan serbuk
memperluas permukaan
Kehalusan serbuk … ruang antar sel …. untuk tembus
Penyarian atau ekstraksi merupakan pemindahan masa. Zat aktif yang semula
berada di dalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga terjadi larutan zat aktif
dalam cairan penyari tersebut. Pada umumnya penyarian akan bertambah baik
bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari
makin luas. Artinya makin halus serbuk simplisia seharusnya makin baik
penyariannya . Tetapi dalam pelaksanaannya tidak selalu demikian, karena
penyarian masih tergantung juga pada sifat fisikadan kimia simplisia yang
bersangkutan.
Biasanya ada derajad kehalusan serbuk ,untuk memperoleh hasil penyarian
yang baik.
Ada 3 gambar disamping,
Gambar I, satu buah kubus punya 6
sisi/permukaan yang akan bersentuh an
dengan pelarut.
Gambar II, kubus tadi dibagi/dipotong 2,
berarti ada12 permukaan yang akan
bersentuhan dengan pelarut.
Gambar III, kubus tadi dibagi 4, berarti
ada 48 permukaan yang akan bersen
tuhan dengan pelarut.
Dinding sel tumbuhan terdiri dari selulosa. Serabut selulosa pada simplisia
segar dikelilingi oleh air. Jika simplisia tersebut dikeringkan lapisan air
menguap sehingga terjadi pengerutan, sehingga terjadi pori-pori. Pori-pori pada
sel tersebut diisi oleh udara.
Bila serbuk simplisia dibasahi, maka serabut selulosa tadi akan dikelilingi oleh
cairan penyari sehingga simplisia akan membengkak kembali. Pembengkakkan
terbesar terjadi pada pelarut yang mengandung gugus OH.
3. Penyarian atau ekstraksi
Pada waktu pembuatan serbuk simplisia, beberapa sel ada yang dindingnya
telah pecah dan ada sel yang dindingnya masih utuh.Sel yang dindingnya
telah pecah, proses pembebasan sari tidak ada yang menghalangi. Proses
penyarian pada sel yang dindingnya masih utuh , zat aktif yang terlarut
pada cairan penyari untuk keluar dari sel, harus melewati dinding sel.
Peristiwa osmosa dan difusi berperan pada proses penyarian tersebut.
Peristiwa difusi jauh lebih berpengaruh bila dibandingkan denga peristiwa
osmosa.
Penyarian dipengaruhi oleh: 1. Derajad kehalusan serbuk dan 2. Perbedaan
konsentrasi yang terdapat mulai dari pusat butir serbuk simplisia sampai
kepermukaannya, maupun pada perbedaan konsen trasi yang terdapat
lapisan batas, sehingga suatu titik akan dicapai oleh zat-zat yang tersari jika
ada daya dorong yang cukup untuk melanjutkan pemindahan masa. Makin
besar perbedaan konsentrasi, makin besar daya dorong tersebut sehingga
makin cepat penyarian.
Cairan penyari (pelarut)
Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria berikut ini:
1. Murah dan mudah diperoleh
2. Stabil secara fisika dan kimia
3. Bereaksi netral
4. Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar
5. Selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki
6. Tidak mempengaruhi zat berkhasiat
7. Diperbolehkan oleh peraturan
Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah : air,
etanol, etanol-air, atau eter
Air dipertimbangkan sebagai pelarut/penyari karena:
1. murah dan mudah diperoleh
2. Stabil
3. Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar
4. Tidak beracun
5. Alamiah
Prinsip perkolasi: serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang
bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah
melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang
dilalui sampai mencapai keadaan jenuh
perkolasi lebih baik dari maserasi, karena adanya pergantian larutan sehingga
meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi
Digesti
adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah 40 – 50 oC .
Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan , pakai
pendingin balik (kondensor)
Infudasi
adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana
infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96 – 98 oC)
selama waktu tertentu (15 – 20 menit)
ekstrak yang dihasilkan kurang stabil, mudah tercemar oleh kuman dan
kapang………penyimpanan kurang dari 24 jam.
Dekok
adalah infudasi pada waktu yang lebih lama (> 30 menit) dan temperatur
sampai titik didih air
Sokletasi
adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
dilakukan dengan alat khusus (soxhlet) sehingga terjadi ekstraksi kontinu
dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik