A. Sikap wirausahawan
1. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif
2. Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif
3. Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat
4. Mampu berkarya dengan semangat kemandirian
5. Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sisitematis dan berani mengambil resiko
SIKAP DAN PERILAKU SEORANG WIRAUSAHAWAN
Kerja keras dan ketekunan menjadi landasan Sri Astuti dalam membangun bisnis. Alhasil, meskipun produknya cukup
sederhana, namun bisa mendunia. Adalah bawang goreng dengan merek Sri Rejeki. Hasil tangan dari wanita berjilbab
ini disukai di Australia, Belanda dan juga di Amerika.
Sri awalnya hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Wanita asal Yogyakarta ini merantau ke Palu pada 1981 karena
harus mengikuti suaminya yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian.
Di Palu, Sri tak mau hanya diam saja. Ia mencoba menambah nasi dalam periuk dengan membuka bisnis. Berbagai
usaha pernah dicobanya, mulai dari membuka katering pada 1984 hingga akhirnya berkreasi membuat abon pada
1997.
"Dulu waktu pertama, untuk abon sapi sekali produksi hanya 4 kilogram (kg), sekarang sudah 50 kg, diproduksi dua
kali seminggu jadi 100 kg," terang Sri.Sri juga mengembangkan usaha dengan memproduksi abon lele dan ayam.
KISAH WIRAUSAHAWAN SUKSES HJ.MBOK SRI
Dari abon, Wanita berusia 61 tahun ini melihat peluang lain yaitu bawang goreng dengan bahan baku bawang batu,
yang merupakan bawang khas Palu.
Bawang ini berkembang sangat baik di Lembah Palu yang berada di antara Kota Palu dan Kabupaten Sigi.
"Kelebihan bawang ini kadar airnya rendah sehingga sangat renyah jika digoreng," terang dia.
Setiap hari sekitar 300 kg bawang batu diolah jadi 100 kg bawang goreng tanpa bahan pengawet. Sri mendapatkan
pasokan bawang tersebut dari para petani di lembah Palu. '"Sekitar 30 kg sampai 50 kg bawang goreng laku terjual
dalam sehari," ungkapnya tanpa mau menyebutkan omzet yang dikantonginya.
Usaha Sri terus berkembang. Saat ini, ia telah mempekerjakan 30 orang. Itu untuk bisnis bawang goreng saja, tak
termasuk pekerjanya untuk bisnis abon.
Berkat kerja kerasnya membantu mengembangkan ekonomi sekitar, Sri Astuti pernah mendapat penghargaan untuk
kategori UKM dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 8 Desember 2005. Dia juga kerap kali
mengikuti pameran baik di dalam maupun luar negeri seperti di Singapura, Malaysia hingga Perancis.