Anda di halaman 1dari 53

DIMENSI DAN DAYA ANGKUT

KENDARAAN BERMOTOR

Oleh :
ASEP KUSWARA, Ama.PKB, MT, MM
DASAR HUKUM

- Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
- Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan.
- Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 33 Tahun 2018 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor.
- Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 14 Tahun 2007 tentang Kendaraan Pengangkut Peti Kemas di
Jalan.
- Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.1963/AJ.501/DRJD/2003 tanggal 15 Oktober 2003
perihal Petunjuk Teknis Tanggap Darurat Kecelakaan Angkutan Penumpang.
- Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : AJ.307/2/7/DRJD/2003 tanggal 8 Juli 2003 perihal
Ketentuan mengenai Angkutan Barang Curah.
- Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : AJ.410/1/5/DRJD/2017 perihal Dimensi Bak Kendaraan
Bermotor Pengangkut Khusus Sampah Rumah Tangga.
DIMENSI UTAMA KENDARAAN BERMOTOR
- Lebar max.2.500 mm
- Tinggi max. 4.200 mm dan tidak melebihi 1,7 x lebar kendaraan
- Panjang max.Kendaraan bermotor tunggal 12.000 mm.
- Panjang max.Kendaraan bermotor dengan kereta gandengan atau
kereta tempelan 18.000 mm.
- Rear over hang (ROH) 62,5% x jarak sumbu.
- Front over hang (FOH) 47,5% x jarak sumbu
- Sudut pergi bagian belakang bawah kendaraan min. 8° dari permukaan
jalan.
Panjang bagian Kendaraan yang menjulur ke belakang dari sumbu
paling belakang (ROH) maksimum 62,50% dari jarak sumbunya,
sedangkan yang menjulur ke depan dari sumbu paling depan (FOH)
maksimum 47,50% dari jarak sumbunya.

Walaupun panjang bagian Kendaraan tanpa muatan yang


menjulur ke belakang dari sumbu paling belakang, maksimum
62,50%, tidak berarti Kendaraan memiliki julur belakang
62,50%, tetapi dihitung berdasarkan panjang chassis asli dari
pabrik pembuat dan hanya dapat ditambah dengan bumper.

Cat : (ROH) tetap dihitung berdasarkan Panjang chassis asli dari


pabrik pembuat + bumper
DIMENSI BAK

 Lebar maksimum diberikan 50 mm kanan


dan kiri dari lebar ban sumbu kedua
(1.2 atau lebih)
 Lebar maksimum diberikan 50 mm kanan
dan kiri dari lebar kabin (1.1)
 Ketentuan tersebut tentunya tidak
melebihi batas maksimum lebar yaitu
2.500 mm

50 Lb 50
L
Satuan : mm
SURAT EDARAN DIRJEN HUBDAT
NOMOR SE.2/AJ.307/DRJD/2018
TENTANG KETENTUAN MENGENAI BAK MUATAN MOBIL BARANG

 JBB Maksimal 3.500 kg (Bak Muatan Terbuka dan Tertutup)

 Jarak antara kabin


dengan bak muatan
minimal 10 mm
 Ukuran ujung bak
muatan dinding
belakang terhadap
ujung chassis belakang
maksimal 260 mm
JARAK KABIN DAN DIMENSI BAK
 JBB di atas 3.500 kg (Bak Muatan Terbuka dan Tertutup)
a. Konfigurasi 1.1 dan 1.2 minimal 150 mm
b. Konfigurasi 1.22 minimal 200 mm
150

bagian belakang bak


tidak boleh melewati
landasan/chassis

chassis
DIMENSI BAK MUATAN
SURAT EDARAN DIRJEN HUBDAT
TINGGI BAK MUATAN TERBUKA BERDASARKAN
NOMOR : AJ.307/2/7/DRJD/2003 TANGGAL 8 JULI 2003 PERIHAL KETENTUAN
MENGENAI ANGKUTAN BARANG CURAH

No Konfigurasi Jumlah Berat yang Tinggi Dalam Bak


Dizinkan (JBI) maksimal

1. 1.1 s/d 4.000 kg 550 mm Tinggi Dalam


2. 1.2 s/d 7.500 kg 700 mm 1.000 mm

s/d 13.000 kg 850 mm


3. 1.22 s/d 21.000 kg 1.000 mm
SURAT EDARAN DIRJEN HUBDAT
NOMOR AJ.410/1/5/DRJD/2017
TENTANG DIMENSI BAK KENDARAAN BERMOTOR
PENGANGKUT KHUSUS SAMPAH RUMAH TANGGA

No Konfigurasi Jumlah Berat yang Dizinkan Tinggi Dalam Bak maksimal


(JBI)

1. 1.1 (Roda Tiga) s/d 500 kg 300 mm


s/d 1.000 kg 500 mm
s/d 1.500 kg 850 mm
2. 1.1 s/d 2.500 kg 700 mm
s/d 5.500 kg 800 mm
s/d 7.000 kg 900 mm
3. 1.2 s/d 8.500 kg 1.000 mm
s/d 16.000 kg 1.100 mm
4. 1.22 s/d 24.000 kg 1.200 mm
DIMENSI BAK
TINGGI BAK KAYU UNTUK KENDARAAN NON CURAH

Tinggi Teralis
Rangka Besi dari bawah Tinggi lubang kedua minimal 50 mm

Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang

Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang Tinggi lubang minimal 100 mm

Tinggi Bak Mengikuti ketentuan


Surat Edaran Dirjen Hubdat
Tinggi Bak Muatan Terbuka
Berdasarkan Nomor :
AJ.307/2/7/DRJD/2003 Tanggal 8
Juli 2003

Ketentuan kebijakan tinggi bak bukan angkutan khusus curah :


1. Tinggi pintu belakang dan samping mengikuti ketentuan Surat Edaran Dirjen Hubdat Tinggi Bak Muatan Terbuka Berdasarkan
Nomor : AJ.307/2/7/DRJD/2003 Tanggal 8 Juli 2003 .
2. Jumlah lubang mengikuti jumlah pemisah rangka besi dari bawah bak.
3. Tinggi total bak samping (termasuk bagian yang berlubang) :
a. TinggI bak sesuai SE = 550 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal 1.000 mm
b. TinggI bak sesuai SE = 700 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal Maksimal 1.200
mm
c. TinggI bak sesuai SE = 850 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal Maksimal 1.300
mm
DIMENSI BAK
TINGGI BAK BESI DILENGKAPI TERALIS
UNTUK KENDARAAN NON CURAH

Tinggi teralis

Tinggi Bak Mengikuti ketentuan


Surat Edaran Dirjen Hubdat
Tinggi Bak Muatan Terbuka
Berdasarkan Nomor :
AJ.307/2/7/DRJD/2003 Tanggal
8 Juli 2003

Ketentuan kebijakan tinggi bak bukan angkutan khusus curah :


1. Tinggi pintu belakang dan samping mengikuti ketentuan Surat Edaran Dirjen Hubdat Tinggi Bak Muatan Terbuka berdasarkan
Nomor : AJ.307/2/7/DRJD/2003 Tanggal 8 Juli 2003 .
2. Besar lubang teralis sebesar sebagaimana ilustrasi gambar di atas.
3. Tinggi total bak samping (termasuk bagian yang berlubang) :
a. TinggI bak sesuai SE = 550 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal 1.000 mm
b. TinggI bak sesuai SE = 700 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal Maksimal 1.200
mm
c. TinggI bak sesuai SE = 850 mm Tinggi bak samping termasuk teralis maksimal Maksimal 1.300
mm
Dalam Hal Tinggi Bak Muatan Terbuka Teralis

Pada Mobil Barang Lebih Rendah Dari

Jendela Kabin Belakang, Pada

Jendela Kabin Belakang Mobil

Barang Harus Dipasang Teralis.


PERISAI KOLONG
Mobil barang, Kereta Gandengan
atau Kereta Tempelan yang tinggi
ujung landasannya dan atau
bagian belakang dan/atau bagian
samping badannya berjarak lebih
dari 700 mm yang diukur dari
permukaan jalan, dan/atau sumbu
paling belakang berjarak lebih
dari 1.000 mm diukur dari sisi
terluar bagian belakang wajib
dilengkapi dengan perisai kolong
Mobil Penumpang lainnya yang dirancang untuk
keperluan khusus dalam ketentuan ini misalnya
mobil ambulance, mobil jenazah.

Ambulance Mobil Jenazah


JENIS MOBIL BUS
BUS KECIL BUS SEDANG BUS BESAR BUS MAXI
» JBB > 3.500 Kg » JBB >5.000 » JBB >9.000 Kg » JBB >16.000 Kg
≤ 5.000 Kg Kg ≤ 8.000 Kg ≤ 16.000 Kg <24.000 Kg
» Panjang » Panjang » Panjang Maximal » Panjang Maximal
Maximal 6.000 Maximal >9.000 mm ≤
9.000 mm 12.000 mm >12.000 mm
mm
» Lebar ≤13.500 mm
» Lebar Maximal » Lebar Maximal
2.100 mm Maximal 2.500 mm » Lebar Maximal
» Tinggi 2.100 mm » Tinggi Maksimal 2.500 mm
Maksimal 1.7 » Tinggi 1.7 x Lebar » Tinggi Maksimal
x Lebar Maksimal 1.7 1.7 x Lebar
x Lebar
JENIS MOBIL BUS (lanjutan)

» BUS TEMPEL BUS GANDENG BUS TINGKAT


» JBB > 22.000 Kg ≤ 26.000 Kg » JBB > 22.000 Kg ≤ 26.000 Kg » JBB > 21.000 Kg ≤ 24.000 Kg
» Panjang Maximal >13.500 mm » Panjang Maximal >13.500 mm » Panjang Maximal >9.000 mm
≤ 18.000 mm ≤ 18.000 mm ≤ 13.500 mm
» Lebar Maximal 2.500 mm » Lebar Maximal 2.500 mm » Lebar Maximal 2.500 mm
» Tinggi Maksimal 4.200 mm » Tinggi Maksimal 4.200 mm » Tinggi Maksimal 4.200 mm
atau 1.7 x Lebar atau 1.7 x Lebar
PINTU PENGEMUDI

 Untuk mesin di depan

 Pintu hanya boleh digunakan teknisi

Untuk mesin tidak ada


bus yang pintu
berada di pengemudi
belakang
AKSES KELUAR DARURAT (lanjutan)
• 1 (satu) akses keluar dengan jumlah tempat duduk < 26
• 2 (dua) akses keluar dengan jumlah tempat duduk 27 < 50
• 3 (tiga) akses keluar dengan jumlah tempat duduk 51 < 80
• 4 (empat) akses keluar dengan jumlah tempat duduk > 80
• Untuk jumlah penumpang > 27 salah satu akses keluar darurat harus berupa
pintu
AKSES KELUAR DARURAT (lanjutan)
• Tempat duduk di dekat akses keluar
harus mudah dilipat atau dihilangkan.

• Akses keluar diberi tanda dengan DILIPAT

tulisan yang menyatakan akses keluar


Tempat duduk lipat depan pintu darurat
dan penjelasan mengenai tata cara
membukanya.
HIMBAUAN
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

1. Setiap Pembuatan Kendaraan mobil


bus wajib berpedoman pada APM
2. Tempat duduk penumpang wajib
menggunakan safety belt minimal 2
(dua) titik.
Persyaratan lain (lanjutan)
» Disamping kelengkapan fasilitas tanggap darurat standart kendaraan bermotor angkutan
penumpang perusahaan karoseri diwajibkan pula melengkapi kendaraan bermotor angkutan
penumpang berupa :
1. Alat pemukul/pemecah kaca (martil);
2. Alat pemadam kebakaran;
3. Alat kendali darurat pembuka pintu utama yang dirancang dan ditempatkan sedemikian rupa
sekurang-kurangnya dua buah pada setiap kanan-kiri sisi dalam kendaraan bermotor sehingga
mudah dioperasikan dari dalam baik oleh awak kendaraan maupun penumpang yang bekerja
secara otomatis.
4. Kaca mobil bus wajib menggunakan kaca keselamatan (Safety Glass)
a. Kaca bagian depan harus memakai jenis Laminated;
b. Kaca bagian samping kiri-kanan dan belakang memakai jenis Tempered.
Tempat duduk penumpang
Min 800 mm

Min 350 mm

sabuk
keselamatan
model 3 (tiga) titik

sabuk
keselamatan
model 2 (dua) titik

Min 650 mm
4 PENIMBANGAN

Ilustrasi gambar disamping


adalah setiap kendaraan yang
diperiksa dalam rangka
kesesuaian fisik wajib
ditimbang untuk menentukan
daya angkut dan kelas jalan.
Toleransi
Pengukuran Dimensi

Toleransi pemeriksaan kesesuaian fisik Kendaraan Bermotor terhadap ukuran utama


dan konstruksi Kendaraan Bermotor pada SKRB :
• batas atas dan bawah sebesar 0,5 (nol koma lima) per seratus dari ukuran panjang
ditambah 30 (tiga puluh) milimeter
• batas atas dan bawah sebesar 0,5 (nol koma lima) per seratus dari ukuran lebar
ditambah 20 (dua puluh) milimeter
• batas atas sebesar 0,5 (nol koma lima) per seratus dari ukuran tinggi ditambah 20
(dua puluh) milimeter
• batas bawah sebesar 0,5 (nol koma lima) per seratus dari ukuran tinggi ditambah
100 (seratus) milimeter.

Toleransi tersebut tetap memperhatikan ukuran fisik tidak melebihi


ambang batas maksimum persyaratan teknis ukuran Kendaraan
Bermotor dan persyaratan pengelompokkan kelas jalan.
UN Regulation No. 48
- Conspicuity Marking -
PENERAPAN ALAT PEMANTUL
CAHAYA TAMBAHAN
Dasar Hukum
o UU. Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Laintas
Angkutan Jalan
o PP Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan
o PM. Perhubungan Nomor 26 tahun 2015 tentang
Standar Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
o PM. Perhubungan Nomor 33 tahun 2018 tentang
Pengujian Tipe Kendaraaan Bermotor
o Perdirjen Hubdat Nomor
SK.5311/AJ.410/DRJD/2018 tangal 12 November
2018 tentang Pedoman teknis Alat Pemantul
Cahaya Tambahan pada Kendaraan Bermotor,
Kereta Gandengan, dan Kereta Tempelan.
27
Alat Pemantul Cahaya Tambahan Retro Reflektif
sifat material yang dapat memantulkan kembali
cahaya ke arah sumber datangnya cahaya sehingga
Definisi material tersebut dapat terlihat oleh pengemudi
kendaraan lain dalam kondisi lingkungan yang gelap
Alat Pemantul Cahaya Tambahan adalah alat atau minim cahaya pada saat cahaya lampu depan
pengemudi mengenai material tersebut
berupa stiker yang dapat memantulkan
cahaya atau bersifat Retro Reflektif yang Pemasangan
dipasang di bagian tertentu pada kendaraan • Pada kendaraan bermotor (mobil barang dan mobil
bus), kereta gandengan, dan kereta tempelan.
• Bagian belakang berwarna Merah
• Bagian samping berwarna kuning atau putih
• Untuk bagian samping dan belakang box / tangki,
dipasang mengikuti bentuk atau kontur box /tangki.

28
Latar Belakang Urgensitas Alat Pemantul Cahaya Tambahan

Tingginya angka kecelakaan tabrak


01 belakang atau tabrak samping kendaraan

Kecelakaan tersebut akibat pengemudi tidak


02 .
melihat adanya kendaraan didepan, karena
keadaan lingkungan yang gelap

Adanya studi kasus di berbagai negara yang

03 menunjukkan fakta bahwa angka kecelakaan tabrak


belakang dan samping dapat diturunkan dengan
pemasangan Alat Pemantul Cahaya tambahan
29
CONTOH PEMASANGAN
ALAT PEMANTUL CAHAYA TAMBAHAN (APCT)

30
CONTOH PEMASANGAN
ALAT PEMANTUL CAHAYA TAMBAHAN (APCT)

31
CONTOH PEMASANGAN
ALAT PEMANTUL CAHAYA TAMBAHAN (APCT)

32
CONTOH PEMASANGAN
ALAT PEMANTUL CAHAYA TAMBAHAN (APCT)

33
CONTOH PEMASANGAN
ALAT PEMANTUL CAHAYA TAMBAHAN (APCT)

34
1. Classification

Reflektor tambahan berupa stiker


yang dipasang di bagian belakang
kendaraan sebagai penanda
dimensi kendaraan. Rear : red/yellow
Side : white/yellow

Reflektor tambahan berupa stiker


yang dipasang di bagian samping
dan sudut atas kendaraan sebagai
penanda dimensi kendaraan.

Reflektor tambahan berupa stiker


yang memiliki karakteristik lebih
fleksibel dan dipasang pada
bagian kendaraan yang tidak
dapat dipasang countour marking.

Reflektor tambahan berupa stiker


E marking
yang materialnya harus mengikuti
ketentuan pada UN Regulation No.
104.
2. Mandatory Requirement
1. Bagian belakang – Full Contour Marking
Kendaraan yang lebarnya lebih dari 2.100 mm meliputi kategori :
a. Kategori N2 dengan GVW diatas 7.5 Ton dan N3 (kecuali : chassis, tractor head)
b. Kategori O3 dan O4
2. Bagian samping – Partial Contour Marking
Kendaraan yang panjangnya lebih dari 6.000 mm meliputi kategori :
a. Kategori N2 dengan GVW diatas 7.5 Ton dan N3 (kecuali : chassis, tractor head)
b. Kategori O3 dan O4
3. Pemasangan Full Contour Marking dan Partial Contour Marking dapat digantikan dengan Line Marking apabila
bentuk, struktur, desain serta kontur kendaraan tidak dimungkinkan untuk pemasangan Contour Marking.
4. Jumlah pemasangan Conspicuity Marking ini tergantung dari peruntukannya.
5. Panjang horisontal Conspicuity Marking harus sama dengan paling sedikit 70% dari lebar dan panjang
kendaraan.
6. Jarak Conspicuity Marking harus sedekat mungkin dari ujung kendaraan yaitu maksimum 600 mm.
7. Ketinggian Contour Marking dan Line Marking jika diukur dari permukaan tanah minimum 250 mm dan
maksimum 1.500 mm.
8. Pemasangan Partial Contour pada sudut kendaraan dibentuk dengan dua garis yang membentuk sudut 90o, dan
masing-masing memiliki panjang paling sedikit 250 mm.
2. Mandatory Requirement
9. Jarak Contour Marking bagian atas harus berjarak maksimum 400 mm dari ujung tertinggi kendaraan.
10. Visibilitas Consipicuity Marking dapat dilihat dalam jarak 25 m
11. Dalam hal Alternative Marking dapat digunakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pemasangan Alternative Marking dimulai pada jarak 2.400 mm dari ujung paling depan kendaraan
b. Memenuhi ketentuan retro-reflektor pada UN Regulation No. 3(Class IVA) atau UN Regulation No.
104 (Class C), sebagai berikut :
i. Minimum luas retro-reflektor adalah 25 cm2,
ii. Jarak retor-reflektor tidak melebihi 600 mm dari titik terdepan pemasangan retro-reflektor,
iii. Jarak retro-reflektor berikutnya tidak melebihi 600 mm,
iv. Jarak antara retro-reflektor dan Conspicuity Marking tidak melebihi 600 mm.
12. Jarak antara Conspicuity Marking yang dipasang di bagian belakang dan lampu berhenti harus lebih
besar dari 200mm.
Lampiran 1
Full Contour Marking & Partial Contour Marking

Min. 250 x 250 mm


Max.400 mm Max.400 mm

70% x L
70% x L
Min. 250 mm
Max. 200 mm Max. 1.500 mm

Min. 250 mm Max. 600 mm


Max. 600 mm Max. 1.500 mm

Line Marking
Max.400 mm Max.400 mm
Min. 250 x 250 mm

70% x L

Min. 250 mm
Max. 200 mm Max. 1.500 mm

Min. 250 mm Max. 600 mm


Max. 600 mm Max. 1.500 mm
Lampiran 1
Alternative Marking
Alternative I

70% x L
Min. 250 mm
Max. 200 mm Max. 1.500 mm

Min. 250 mm 2.400 mm Max. 600 mm


Max. 600 mm Max. 1.500 mm

Alternative II

Min. 250 mm
Max. 200 mm Max. 1.500 mm

Min. 250 mm Max. 600 mm


Max. 600 mm Max. 1.500 mm 2.400 mm
Lampiran 1
Alternative Marking
Alternative III

Min. 250 mm
Max. 200 mm Max. 1.500 mm

Min. 250 mm Max. 600 mm


Max. 600 mm Max. 1.500 mm 2.400 mm
PENETAPAN DAYA ANGKUT
Kendaraan Kelebihan Muatan

42
Kendaraan Kelebihan Muatan

43
KELAS JALAN
(Sesuai pasal 19 ayat 2, UU Nomor 22 tahun 2009 tentang LLAJ)

Lebar Panjang Tinggi MST


Kelas Jalan (mm) (mm) (mm) (ton)

I
(Arteri dan Kolektor) Mak 2.500 Mak 18.000 Mak 4.200 10

Kelas II
(Arteri, kolektor, Lokal, Max 2.500 Mak 12.000 Mak 4.200 8
Lingkungan)

Kelas III
(Arteri, kolektor, Lokal, Mak 2.100 Mak 9.000 Mak 3.500 8
Lingkungan)

Kelas Khusus > 2.500 > 18.000 Mak 4.200 >10


JBB / JBKB dan JBI / JBKI

JUMLAH BERAT yang diperBOLEHKAN (JBB) :


Berat maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan
menurut rancangannya.

JUMLAH BERAT KOMBINASI yang diperBOLEHKAN (JBKB) :


Berat maksimum rangkaian kendaraan bermotor berikut muatannya yang
diperbolehkan menurut rancangannya.

JUMLAH BERAT yang diIZINKAN (JBI) :


Berat maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diizinkan
berdasarkan kelas jalan yang dilalui.

JUMLAH BERAT KOMBINASI yang diIZINKAN (JBKI) :


Berat maksimum rangkaian kendaraan bermotor berikut muatannya yang
diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui.
PENGHITUNGAN DAYA ANGKUT
b. Muatan Sumbu Ter ber at ( M ST )
(𝑎 + 𝑝) ( 𝑎 −𝑞 )
 R1 = S1 + G. + L.
𝑎 𝑎
(450 + 30) 45 0 −350
= 2800 + 180. 45 0
+ 8070. 4 50
= 478 5, 33 kg

 R2 = S2 – G. 𝑝ൗ
𝑎 + L. 𝑞ൗ
𝑎

= 2950 – 180. 30ൗ


450
+ 8070 . 350 ൗ
450
= 9214, 67 kg

 Cek Kemampuan Ba n
900 -20. 14PR = @ 2500 kg tiap ban
S1 = 2 x 2500 kg = 5000 kg
S2 = 4 x 2500 kg = 10000 kg

 Analisis Kelas J ala n


Mobil Ba rang ko nfigur asi sumbu 1. 2 dengan J BB 14000 kg dan MST maks ima l 8000
kg masuk dalam kelas jalan II I B.

𝑝ൗ 𝑞ൗ
 R2 = S2 – G. 𝑎 + L. 𝑎

800 0 = 2950 – 18 0. 30ൗ 450


+ L . 350 ൗ
450
L = 350 . (80
450 ൗ 0 0 – 2950 – 12)
L = 6477,43 kg

b. Mua tan S umbu Terb erat ( M ST )


(𝑎 + 𝑝 ) ( 𝑎 −𝑞 )
 R1 = S1 + G. + L.
𝑎 𝑎
(450 + 30) 450 −350
= 2800 + 180 . 450
+ 8070 . 45 0
= 4785,33 kg

 R2 = S2 – G. 𝑝ൗ
𝑎 + L. 𝑞ൗ
𝑎

= 2950 – 180. 450+


30ൗ 8070 . 35 0 ൗ
450
= 9214,67 kg

 Cek K emam puan Ban


900-20.14P R = @ 2500 kg ti ap ban
S 1 = 2 x 2500 kg = 5000 kg
S 2 = 4 x 2500 kg = 10000 kg

 A nalis is K elas J ala n


M obil Bar ang kon figuras i s umbu 1.2 dengan J BB 14000 kg da n M S T ma ksi mal 8000
kg ma suk dal am ke las jal an III B.

𝑝 𝑞
 R2 = S 2 – G. 𝑎 + L.
ൗ ൗ
𝑎
8000 = 2950 – 180. 30ൗ450+ L . 350 ൗ
450
L = 450 ൗ
350 . (8000 – 2950 – 12)
L = 6477,43 kg

1. S1=berat kosong sumbu 1


2. S2=berat kosong sumbu 2
3. R1 = daya dukung jalan di S1
4. R2 = daya dukung jalan di S2
5. a = jarak sumbu
6. q = jarak dari S1 ke titik berat muatan (L)
7. P = jarak dari S1 ke titik berat pengemudi dan crew (G)
8. L = titik berat muatan
9. G = titik berat pengemudi dan crew
Contoh Perhitungan
Diketahui sebuah mobil barang (p=0) dengan ketentuan sebagai berikut:
JBB: 5200 kg Kekuatan sumbu :
S1 : 1200 kg S1 : 2375 kg
S2 : 1100 kg S2 : 2825 kg
a : 335 cm G : 3x60 kg
q : 270 cm

Ditanya
a. Daya angkut
b. Muatan Sumbu terberat
c. Isi buku uji
Jawab : Isi buku uji :
BK = S1+S2
= 1200 + 1100
JBB = 5200 kg
= 2500 kg S1 = 1200 kg
L = JBB-BK-G
S2 = 1100 kg
= 5200-2300-180 BK = 2300 kg
= 2720 DA Org = 180 kg
MST = qa . L + S2
DA Brg = 2140 kg
JBI = 4619 kg
= . 270
2720 + 1100 MST = 2825 kg
335
KELAS JLN = III
= 3292 kg
melebihi kekuatan sumbu (2825 kg)

L = 335
.( 2825-1100)
270 MST = 270. 2140 + 11OO
335
= 2824,7 kg
= 2140 kg
Contoh Perhitungan
Diketahui sebuah mobil tanki air (p=0) dengan ketentuan sebagai berikut:
JBB: 8000 kg Kekuatan sumbu :
S1 : 1800 kg S1 : 2560 kg
S2 : 1700 kg S2 : 5440 kg
a : 335 cm G : 3x60 kg
q : 270 cm Berat Jenis air = 1

Ditanya
a. Daya angkut
b. Muatan Sumbu terberat
c. Isi buku uji
Jawab :
Isi buku uji :
BK = S1+S2
= 1800 + 1700
JBB = 8000 kg
= 3500 kg S1 = 1800 kg
S2 = 1700 kg
L = JBB-BK-G BK = 3500 kg
= 8000-3500-180 DA Org = 180 kg
= 4320 kg
DA Brg = 4320 kg
JBI = 8000 kg
MST = S2 + (L . q / a)
MST = 5181 kg
= 1700 + (4320 . 270 / 335)
KELAS JLN = III
= 5181 kg

Sama dengan 4320 ltr


Contoh Perhitungan
Diketahui sebuah mobil barang (p=0) dengan ketentuan sebagai berikut:
JBB: 24800 kg Kekuatan sumbu :
S1 : 3300 kg S1 : 6000 kg
S2 : 3000 kg S2 : 9400 kg
S3 : 3000 kg S3 : 9400 kg
a1 : 402 cm
a2 : 130 cm G : 3x60 kg
q : 420 cm
Ditanya
a. Daya angkut
b. Muatan Sumbu terberat
c. Isi buku uji
Jawab : Isi buku uji :
BK = S1+S2+S3
= 3300 + 3000 + 3000 JBB = 24800 kg
= 9300 kg
S1 = 3300 kg
L = JBB-BK-G
= 15320 kg a= a2 + a1 S2 = 3000 kg
2 S3 = 3000 kg
q BK = 9300 kg
MST = a . L + S2 +S3 DA Org = 180 kg
2420
DA Brg = 11119 kg
Maks MST= . 15320 + 3000 + 3000
467
JBI = 20599 kg
Kelas jalan 2 MST = 8000 kg
II = 9889 kg
KELAS JLN = II
420
8000 = 467 . L + 3000 + 3000 q
2
467 MST = . aL + S2 +S3
L = . (8000x2 –
420 3000 – 3000) 2420
= 11119 kg = .467
11119 + 3000 + 3000
2
= 7999,9 kg
TERIMA KASIH
Bandung, 8 November 2019

Anda mungkin juga menyukai