Anda di halaman 1dari 16

ARIF TJAHJONO, ST M.

SI
Muatan Listrik
Kata listrik berasal dari kata Yunani yaitu electric atau electron,
yang berarti “amber”. Amber adalah batang pohon damar yang
jika digosokan dengan kain akan dapat menarik daun-daun
kecil.
“efek amber” ternyata juga dapat dijumpai pada beberapa benda
lainnya seperti batang kaca, atau penggaris plastik yang jika
digosok dengan kain akan menunjukkan “efek amber” yang saat
ini dikenal dengan istilah listrik statis.
Tertariknya benda-benda ringan oleh benda lain setelah
digosokan dapat terjadi karena benda tersebut “memiliki
muatan listrik” karena proses penggosokan.
Dari hasil eksperimen terlihat ada dua jenis muatan listrik
yaitu yang bersifat saling tolak-menolak dan tarik-menarik.
Misalnya jika sebuah penggaris plastik digosokan hingga
membuatnya bermuatan, dengan cara yang sama juga
dilakukan terhadap penggaris plastik lain, maka saat
keduanya didekatkan, kedua penggaris tersebut akan
tolak-menolak.
Namun dengan cara yang sama, jika batang kaca yang
telah bermuatan didekatkan dengan penggaris plastik yang
telah bermuatan, terlihat keduanya akan saling tarik-
menarik.
Hal ini menunjukan bahwa muatan kaca akan berbeda
dengan muatan penggaris. (Muatan yang berbeda akan
tarik-menarik dan muatan yang sama akan tolak-
menolak).
Dari hasil eksperimen terbukti bahwa semua benda bermuatan
akan masuk ke salah satu dari dua kategori tersebut. Kedua
jenis muatan listrik tersebut disebut muatan listrik positif
dan negative.
Dalam eksperimen juga menunjukan adanya hukum
kekekalan muatan listik, yang menyatakan bahwa jumlah
total muatan listrik yang dihasilkan pada setiap proses adalah
nol. Misalnya ketika penggaris plastik digosok dengan kertas,
maka penggaris plastik akan mendapatkan muatan negative
sedangkan kertas akan mendapatkan muatan positif dengan
jumlah yang sama. Muatan-muatan tersebut terpisah, tetapi
jumlah keduanya adalah nol.
Muatan listrik dimulai dari dalam atom, dimana atom memiliki
inti bermuatan positif yang dikelilingi oleh satu atau lebih
elektron bermuatan negative. Besar muatan pada proton dan
elektron tepat sama, hal ini menunjukan bahwa muatan atom
adalah netral.
Berbagai kondisi elektron akan menghasilkan sifat-sifat yang
berbeda. Misalnya elektron-elektron yang terikat erat kuat ke
intinya akan menghasilkan bahan Isolator. Pada bahan
semikonduktor hanya ada beberapa elektron yang bebas
bergerak, sedangkan pada konduktor banyak elektron yang
terikat dengan sangat longgar sehingga dapat bergerak bebas.
Proses “pemuatan dengan induksi” yaitu jika sebuah benda
logam yang bermuatan positif disentuhkan ke sebuah benda
logam lain yang tidak bermuatan, sehingga elektron-elektron
bebas pada benda yang netral akan tertarik oleh benda yang
bermuatan positif, hal ini akan mengakibatkan logam kedua
akan kehilangan beberapa elektron negatifnya yang akan
menjadikan logam kedua akan memiliki muatan positif total.
kedua logam tersebut pada akhirnya akan memiliki muatan
yang berjenis sama yaitu positif.
Proses “menginduksi muatan” yaitu jika sebuah benda logam
yang bermuatan positif didekatkan pada sebuah benda lain
yang tidak bermuatan (netral), tetapi tidak bersentuhan,
maka elektron-elektron dalam logam tersebut akan bergerak ke
arah logam yang bermuatan positif, walaupun elektron-
elektronnya tidak meninggalkan logam yang netral. Hal ini
akan menyebabkan ujung benda yang tadinya netral akan
menjadi bermuatan positif dengan muatan total batang logam
tetap nol. Jika benda tersebut dipatahkan menjadi dua bagian,
kita akan mendapatkan dua benda yang satu bermuatan positif
dan yang lainnya bermuatan negative.
Hukum Coloumb
Sebuah muatan listrik akan memberikan gaya pada
muatan listrik yang lain. Misalnya jika sebuah bola yang
bermuatan disentuhkan dengan bola lain yang bermuatan
yang tidak sama, maka muatan pada bola pertama akan
terbagi rata pada keduanya karena adanya simetri,
misalnya muatan yang sama dengan ½ bagian, ¼ bagian,
dan seterusnya dari muatan awal.
Coulomb mengajukan konsep bahwa gaya yang diberikan
pada satu benda kecil yang bermuatan kepada benda kecil
lainnya yang bermuatan akan berbanding lurus dengan
muatan pada masing-masing benda tersebut.
Misalnya jika muatan pada salah satu benda digandakan, dan
muatan pada benda kedua juga digandakan, maka gaya akan
naik menjadi empat kali lipat dari nilai awalnya. Hal ini berlaku
jika jarak antara kedua muatan tersebut tetap sama. Namun jika
jarak antara keduanya bertambah jauh, maka gayanya akan
berkurang terhadap kuadrat jarak tersebut. Jika jarak
digandakan, gaya berkurang menjadi seperempat nilai awalnya.
Coulomb menyimpulkan bahwa gaya yang diberikan pada satu
benda yang bermuatan, akan sebanding dengan hasil kali besar
muatan benda pertama (Q1) dengan besar muatan benda kedua
(Q2) namun berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak (r)
diantaranya.
Q1Q2
F k 2
r

k = 8,988 x 109 N . m2/C2 ≈ 9,0 x 109 N . m2/C2


Nilai 1 C adalah jumlah muatan yang jika diletakkan pada
masing-masing benda yang berjarak 1,0 m, akan mengakibatkan
setiap benda memberikan gaya sebesar (9,0x10 9 N.m2/C2)(1,0C)/
(1,0 m) = 9,0 x 109 N terhadap benda yang kedua. Gaya ini
sangat besar, hampir sama dengan berat satu juta ton. Oleh
karenanya kita tidak pernah menemukan muatan yang
besarnya mencapai satu Coulomb.
Misalnya muatan yang dihasilkan dengan menggosok benda
seperti sisir atau penggaris plastik, biasanya hanya sekitar satu
micro coulomb (1 µC = 10-6C) atau lebih kecil lagi. Besar muatan
pada satu elektron adalah sekitar 1,602 x 10-19C, dan tandanya
negative. Ini merupakan muatan terkecil yang diketahui, dan
karena sifatnya yang fundamental, diberi symbol e dan sering
disebut muatan elementer.
e = 1,602 x 10-19 C
Berdasarkan hukum coloumb, ketika besar muatan Q 1 dan Q2
diketahui. Arah gaya listriknya selalu disepanjang garis yang
menghubungkan kedua benda tersebut. Jika kedua muatan
memiliki tanda yang sama, gaya pada masing-masing benda
selalu berarah menjauhi muatan yang lainnya. Jika kedua
muatan mempunyai tanda yang berlawanan, gaya pada suatu
benda mempunyai arah menuju benda yang lain dengan
besarnya gaya yang sama. Sesuai dengan hukum ketiga Newton,
Konstanta k pada hukum Coulomb dapat ditulis k= 1/4πε0
dengan ε0 yang disebut permitivitas ruang hampa. Dengan
demikian hukum Coulomb juga dapat dituliskan :

1 Q1Q2
F
4 0 r 2
dengan ε0 = 8,85 x 10-12 C2 / N . m2
Gaya listrik antara partikel-partikel yang bermuatan dalam
keadaan diam akan memiliki besar dan arah. Ketika beberapa
gaya bekerja pada sebuah benda, maka gaya total F net pada
benda tersebut merupakan jumlah vector dari semua gaya yang
bekerja padanya:
Fnet = R1 + F2 + …

Gambar Penjumlahan vektor


Jika diketahui dua vector gaya, F1 dan F2, bekerja pada
sebuah benda, maka untuk menghitung resultannya
dapat menggunakan metode jajaran genjang atau dengan
metode penambahan komponen. Komponen-komponen
dari gaya F1 dan F2 yang diuraikan menjadi komponen
sepanjang sumbu x dan y. Dari definisi fungsi-fungsi
trigonometri, akan diperoleh :

F1x = F1 cos θ1 F2x = F2 cos θ2


F1y = F1 sin θ1 F2y = F2 sin θ2
Dijumlahkan komponen-komponen x dan y secara terpisah
untuk mendapatkan komponen gaya resultan F, yaitu :
Fx = F1x + F2x = F1 cos θ1 + F2 cos θ2
Fy = F1y + F2y = F1 sin θ1 - F2 sin θ2
maka besar F adalah :
2 2
F = Fx  Fy
Arah F ditentukan oleh sudut θ yang dibuat F terhadap sumbu
x, yang dinyatakan dengan :
Fy
tan θ = F
x

Untuk beberapa muatan, akan lebih mudah digunakan indeks


pada setiap gaya yang terlibat. Indeks pertama menyatakan
partikel di mana gaya bekerja, yang kedua menyatakan partikel
yang memberikan gaya. Sebagai contoh, jika kita memiliki
muatan, F31 berarti gaya yang diberikan pada partikel 3 oleh
partikel 1
Contoh : Tentukan besar gaya listrik pada electron di
atom hydrogen yang diberikan oleh satu proton (Q2 = +e)
yang merupakan intinya. Anggap electron “mengorbit”
proton pada jarak rata-rata r = 0,53 x 10-10m.
Jawab : dengan r = 0,53 x 10-10m, dan Q1 = Q2 =1,602 x 10-19
C diperoleh :
F = (9,0 x 109N . m2 /C2) (1,602 x 10-19C) (1,602 x 10-19 C) = 8,2 x 10-8 N
(0,53 x 10-10 m)2

Arah gaya pada electron adalah menuju proton (positif).


 Tiga partikel bermuatan disusun dalam satu garis. Hitunglah gaya elektrostatik
total pada partikel 3 (muatan -4,0 μC di sebelah kanan) yang disebabkan oleh dua
muatan yang lain.

Jawab :
Gaya total pada partikel 3 akan merupakan jumlah vector gaya F 31 yang diberikan
oleh partikel 1, dan gaya F32 yang diberikan oleh partkel 2, maka F = F31 + F32. Besar
kedua gaya ini adalah :
F31 = (9,0 x 109N . m2 /C2) (4,0 x 10-6 C) (8,0 x 10-6 C) = 1,2 N
(0,50 m)2

 
 
F32 = (9,0 x 109N . m2 /C2) (4,0 x 10-6 C) (3,0 x 10-6 C) = 2,7 N
(0,20 m)2

Karena menghitung besar gaya-gaya, tanda-tanda muatan


tersebut akan hilang; tetapi harus ditentukan arah setiap
gaya. Tentukan garis yang menghubungkan partikel-
partikel tersebut sebagai sumbu x, dan arah ke kanan
positif. Kemudian, karena F31 (muatan sejenis) merupakan
gaya tolak sedangkan F32 adalah gaya tarik (muatan tidak
sejenis), jika dianggap arah gaya pada F31 menunjuk kearah
x positif dan F32 menunjuk ke arah x negative, maka gaya
total pada partikel 3 adalah : F = - F32 + F31 = -2,7 N + 1,2 N
= -1,5 N
Besar gaya total adalah 1,5 N, dan menunjuk ke kiri.

Anda mungkin juga menyukai