Gigitan Anjing Dan Ular Det-1
Gigitan Anjing Dan Ular Det-1
I
pada kulit.
II
pendarahan, jilatan pada kulit yang luka.
Definisi
• Rabies atau penyakit anjing gila adalah
penyakit hewan menular yang disebabkan oleh
virus dari genus Lyssavirus (Lyssa=mengamuk
atau kemarahan), bersifat akut serta menyerang
susunan saraf pusat
CIRI-CIRI ANJING GILA
Tampak tidak Keluar air liur Suka menyendiri
sehat, gelisah, dan berlebihan dan Mata anjing merah dan berada di
agresif lidah terjulur tempat gelap
Menggigit apa saja
yang ada
disekitanya, baik
Ekor ditekuk benda-benda Tidak mau makan
Takut cahaya
diantara kedua kaki maupun orang, dan minum tapi
(fotofobi)
belakang bahkan pemilik merasa sangat haus
anjing yang selama
ini akrab
dengannya
Pemeriksaan
Anamnesis
fisik
• Luka gigitan (dapat sudah
sembuh)
Riwayat tergigit atau tercakar
• Gatal, paresthesia pada luka
atau kontak dengan anjng,
gigitan yg sudah sembuh
kucing, atau binatang lainnya.
• Hipoksia, kejang
hipersalivasi
PENATALAKSANAAN
• Disuntikkan secara IM
didaerah deltoideus, Dosis
Cara 0,5 ml hari 0, 28
pemberian • ulangan : 1 th selanjutnya
dan setiap 3 th
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN SAR
• Prognosis rabies selalu fatal karena sekali gejala rabies telah tampak
hampir semua selalu kematian 2-3 hari sesudahnya sebagai akibat
gagal napas/henti jantung ataupun paralisis generalisata.
• Pemberian VAR dan SAR mendapatkan angka survival 100%.
GIGITAN ULAR (SNIKE BITE)
DEFINISI
• Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh
gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-laba, kalajengking, dll.
• PATOKAN ULAR
Bagaimanakah Gigitan Ular Dapat Terjadi?
Korban gigitan ular terutama adalah petani, pekerja perkebunan, nelayan, pawang
ular, pemburu, dan penangkap ular.
Kebanyakan gigitan ular terjadi ketika orang tidak mengenakan alas kaki atau
hanya memakai sandal dan menginjak ular secara tidak sengaja.
Gigitan ular juga dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular memasuki rumah
untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak, atau tikus.
3 FAMILI ULAR BERBISA
• Hydrophidae (ular laut)
• Elapidae (cobra)
• Viperidae (crotolidae)
Kasus gigitan ular berbisa 95% disebabkan oleh gigitan ular dari family
crotolidae atau Viperidae atau pit vipers karena kepala berbentuk triangular, pupil
matanya elips, serta terdapat lubang antara hidung dan matanya.
• Organ pendeteksi panas (pit organ)
pada Crotalinae terletak di antara
lubang hidung dan mata.
• ciri ular berbisa adalah bentuk kepala
segitiga, ukuran gigi taring, dan pada
luka bekas gigitan terdapat bekas
taring.
PATOFISIOLOGI
• Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air liur. Sifat bisa tersebut:
1. Neurotoksin. Berakibat fatal karena paralise otot-otot lurik. Contoh : ular dari keluarga Elapidae
(cobra)
2. Haemotoksin yang berakibat hemolitik dengan zat antara : fosfolipase dan enzim lainnya atau
menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri serbagai akibat
lisisnya sel darah merah karena toksin. Contoh : ular dari keluarga Viperidae
3. Myotoksin yang menyebabkan rhabdomyolitis. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan
ginjal dan hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot. Contoh : ular dari keluarga Hydropidae
4. Kardiotoksin yang merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan jantung.
5. Cytotoksin : dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktif lainnya yang berakibat terganggunya
kardiovaskuler.
6. Cytolitik : zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat patukan.
7. Enzim-enzim : termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa.
GEJALA DAN TANDA GIGITAN ULAR
Tidak semua ular berbisa pada waktu menggigit
ekimosis
-Namun demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal, tidak berarti gejala yang
-Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala berkembang dalam 12
jam.
-Bisa yang bersifat neurotoksik dalam beberapa jam, mulai dari perasaan mengantuk
sampai kelumpuhan nervus kranialis, kelemahan otot dan kematian karena gagal
napas
PERTOLONGAN PERTAMA DAN PERAWATAN LANJUTAN
Tujuan Penatalaksanaan :
Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa
Menetralkan bisa
Mengobati komplikasi
1. Metode pertolongan yg dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas; imobilisasi bagian
tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak terjadi
kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke
dalam aliran darah dan getah bening.
2. Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya, dengan cara yang aman dan senyaman
mungkin. Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah peningkatan penyerapan bisa.
• Pengobatan gigitan ular :
C – circulation : nilai denyut nadi dan perdarahan pada bekas patukan, Hematuria,
Hematemesis /hemoptisis
• Intervensi primer
- Bebaskan jalan nafas bila ada sumbatan, suction kalau perlu
- Beri O2, bila perlu Intubasi
- Kontrol perdarahan
- Pasang infus
• Pemberian serum antibisa
Diindikasikan bila:
Adanya gejala venerasi sistemik dan edema hebat pada bagian luka
Pedoman terapi SABU mengacu pada Schwartz dan way (Depkes, 2001)
DERAJAT PEMBERIAN SERUM ANTI BISA ULAR
1 Tidak perlu SABU, evaluasi 12 jam. Jika derajat
meningkat berikan SABU
1I 3-4 vial SABU
III 5-15 vial SABU
IV Berikan penambahan 6-8 vial SABU
• Serum anti bias ular (SABU) polivalen tersedia
1 vial @ 5 ml
• Cara pemberian SABU menurut rekomendasi
WHO 2016 ada 2 cara :
1, Injeksi “push” intravena
diberikan dengan injeksi intravena lambat (tidak
lebih dari 2 ml / menit).
2. Infus intravena
dilarutkan dalam sekitar 5 ml cairan isotonik per
kg berat badan (yaitu sekitar 250 ml saline
isotonic atau 5% dekstrosa dalam kasus pasien
dewasa) dan diinfuskan pada tingkat konstan
selama sekitar 30-60 menit.
- Antibiotik
- Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut atau panik
SEKIAN, TERIMA
KASIH
WA S S A L A M U A L A I K U M W R , W B
• Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV) mempunyai kemasan yang terdiri dari dos berisi 7
vial @ 1 dosis dan 7 ampul pelarut @ 2 ml dan Dos berisi 5 ampul @ 1 dosis intra kutan
dan 5 ampul pelarut @ 0,4 ml.
– Sesudah digigit : Subkutan disekitar pusar
– Ulangan : intrakutan di fleksor lengan bawah
Dosis untuk vaksinasi dasar pada anak adalah 1 ml, dewasa 2 ml diberikan
7 kali pemberian setiap hari, untuk ulangan dosis pada anak 0,1 ml dan
dewasa 0,25 ml diberikan pada hari ke 11, 15, 30 dan hari ke 90.
Dosis dan cara pemberian bersamaan dengan SAR sesudah digigit : cara
pemberian sama dengan diatas diberikan pada hari ke 11, 15, 25, 35 dan
hari ke 90