Anda di halaman 1dari 39

REFRESHING

GIGITAN ANJING & GIGITAN


ULAR
Disusun oleh:
Adeta Yuniza Mulia

Pembimbing: dr. Gatot, Sp.B


KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKARWANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
• Luka gigitan → cedera yang disebabkan oleh mulut dan gigi hewan liar,
hewan peliharaan, atau manusia.[1]
Jenis Pajanan
WHO [8]
Jenis kontak adalah sebagai berikut :

Kategori • Menyentuh atau memberi makan hewan, jilatan

I
pada kulit.

Kategori • Gigitan, cakaran kecil atau lecet tanpa

II
pendarahan, jilatan pada kulit yang luka.

Kategori • Gigitan/cakar single atau multiple, kontaminasi


selaput lender dengan air liur karena jilatan dari
III hewan, gigitan atau cakaran kelelawar.
Hewan menggigit tanpa alasan yang
jelas  harus curiga hewan menderita
penyakit yang menular melalui
gigitannya, misalnya RABIES
RABIES

Definisi
• Rabies atau penyakit anjing gila adalah
penyakit hewan menular yang disebabkan oleh
virus dari genus Lyssavirus (Lyssa=mengamuk
atau kemarahan), bersifat akut serta menyerang
susunan saraf pusat
CIRI-CIRI ANJING GILA
Tampak tidak Keluar air liur Suka menyendiri
sehat, gelisah, dan berlebihan dan Mata anjing merah dan berada di
agresif lidah terjulur tempat gelap
Menggigit apa saja
yang ada
disekitanya, baik
Ekor ditekuk benda-benda Tidak mau makan
Takut cahaya
diantara kedua kaki maupun orang, dan minum tapi
(fotofobi)
belakang bahkan pemilik merasa sangat haus
anjing yang selama
ini akrab
dengannya

Takut air Takut suara


SIFAT-SIFAT VIRUS RABIES

• Virus rabies tergolong virus berukuran besar.


• Mati oleh sinar matahari dan cahaya ultraviolet, larutan formalin, asam kuat, atau
dipanaskan lebih dari 56oC selama satu jam.
• Virus ini dapat tahan hidup beberapa minggu dalam suhu lemari es
• Mampu hidup lebih dari satu tahun dalam suhu mendekati titik beku.
• Infeksi didapat dengan masuknya virus melalui perlukaan kulit atau mukosa,
biasanya akibat gigitan anjing, tetapi bisa juga akibat gigitan kucing atau
mamalia lain yang terinfeksi virus ini.
PENULARAN VIRUS RABIES

Kontak gigitan Kontak non gigitan


• Melalui gigitan dari • Goresan, luka
inang yang air terbuka ataupun
liurnya sudah selaput lendir
terinfeksi virus (seperti pada mata,
rabies hidung & mulut)
yang terkontaminasi
dengan air liur yang
mengandung virus
atau zat lain dari
hewan yang
menderita rabies
GEJALA KLINIS
• Demam, nyeri kepala,
1. Stadium malaise, mual dan rasa nyeri
Prodromal tenggorokan selama beberapa
hari.

• Pasien merasa nyeri, rasa


panas disertai kesemutan pada
2. Stadium tempat bekas luka, kemudian
Sensoris disusul dengan gejala cemas
dan reaksi yang berlebihan
terhadap rangsangan sensorik.
GEJALA KLINIS
• Tonus otot-otot dan aktivitas
simpatis menjadi meninggi;
3. Stadium hyperhidrosis, hipersalivasi,
eksitasi hiperlakrimasi, dan dilatasi
pupil.

• Paralisis otot otot dimulai dari


bagian bekas luka gigitan atau
4. Stadium cakaran. Dapat terjadi
Paralisis penurunan kesadaran perlahan
karena paralitik otot
pernafasan dan jantung.
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis
fisik
• Luka gigitan (dapat sudah
sembuh)
Riwayat tergigit atau tercakar
• Gatal, paresthesia pada luka
atau kontak dengan anjng,
gigitan yg sudah sembuh
kucing, atau binatang lainnya.
• Hipoksia, kejang
hipersalivasi
PENATALAKSANAAN

• Cuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir) dan


sabun/deterjen selama 10-15 menit
• Beri antiseptik (alkohol 70 %, betadine)
INDIKASI PENGOBATAN
• Luka resiko rendah :
– Jilatan pada kulit luka
– Garukan atau lecet
(erosi, ekskoriasi)
– Luka kecil disekitar
tangan, badan dan kaki.

diberi Vaksin Anti Rabies (VAR) saja


• Luka resiko tinggi :
– Jilatan/luka pada mukosa
– Luka diatas daerah bahu
– Luka pada jari tangan/kaki
– Luka pada genetalia
– Luka yang lebar/dalam
– Luka yang banyak
(multipel)
BERI VAR + SAR
• Untuk kontak (dengan air liur atau saliva hewan tersangka/hewan
rabies atau penderita rabies), tetapi tidak ada luka maka TIDAK
PERLU diberikan pengobatan VAR maupun SAR.
• Sedangkan apabila kontak dengan air liur pada kulit luka resiko
rendah, maka diberikan VAR atau diberikan kombinasi VAR dan
SAR apabila kontak dengan air liur pada luka resiko tinggi.
[9]
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN VAR SETELAH
DIGIGIT

• Vaksin PVRV (Purufied Vero Rabies Vaccine) terdiri dari vaksin


kering. Mengandung 0,5ml/vial.
• Dosis : 0,5 ml dengan 4 kali pemberian yaitu hari ke 0 (2x), hari
ke 7 dan hari ke 21. dengan cara IM pada daerah deltoid
(dewasa), paha (anak).
VAR UNTUK PENGEBALAN SEBELUM DIGIGIT
(PRE EXPOSURE IMMUNIZATION)
Vaksin PVRV

• Disuntikkan secara IM
didaerah deltoideus, Dosis
Cara 0,5 ml  hari 0, 28
pemberian • ulangan : 1 th selanjutnya
dan setiap 3 th
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN SAR

Serum heterolog (Equine Rabies Immunoglobin = ERIG)


Kemasan bentuk vial (1 vial @ 5 cc : 1000 IU/vial. )
– Cara pemberian ; disuntikkan secara infiltrasi disekitar luka
sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan intra muscular
– Dosis 40 IU/KgBB atau 0,5cc/kgBB diberikan bersamaan
dengan pemberian VAR hari ke 0.
• Serum homolog (Human Rabies Immune Globulin=HRIG) sering
digunakan di Indonesia.
• Kemasan bentuk vial 2 ml ( 1 ml= 150 IU)
– Cara pemberian ; disuntikkan secara infiltrasi disekitar luka
sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan intra muscular
– Dosis 20 IU/kgBB diberikan bersamaan dengan pemberian VAR
hari ke 0, dengan sebelumnya dilakukan skin test
PROGNOSIS

• Prognosis rabies selalu fatal karena sekali gejala rabies telah tampak
hampir semua selalu kematian 2-3 hari sesudahnya sebagai akibat
gagal napas/henti jantung ataupun paralisis generalisata.
• Pemberian VAR dan SAR mendapatkan angka survival 100%.
GIGITAN ULAR (SNIKE BITE)
DEFINISI
• Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh
gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-laba, kalajengking, dll.
• PATOKAN ULAR
Bagaimanakah Gigitan Ular Dapat Terjadi?
Korban gigitan ular terutama adalah petani, pekerja perkebunan, nelayan, pawang
ular, pemburu, dan penangkap ular.
Kebanyakan gigitan ular terjadi ketika orang tidak mengenakan alas kaki atau
hanya memakai sandal dan menginjak ular secara tidak sengaja.
Gigitan ular juga dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular memasuki rumah
untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak, atau tikus.
3 FAMILI ULAR BERBISA
• Hydrophidae (ular laut)

• Elapidae (cobra)

• Viperidae (crotolidae)

Kasus gigitan ular berbisa 95% disebabkan oleh gigitan ular dari family
crotolidae atau Viperidae atau pit vipers karena kepala berbentuk triangular, pupil
matanya elips, serta terdapat lubang antara hidung dan matanya.
• Organ pendeteksi panas (pit organ)
pada Crotalinae terletak di antara
lubang hidung dan mata.
• ciri ular berbisa adalah bentuk kepala
segitiga, ukuran gigi taring, dan pada
luka bekas gigitan terdapat bekas
taring.
PATOFISIOLOGI
• Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air liur. Sifat bisa tersebut:
1. Neurotoksin. Berakibat fatal karena paralise otot-otot lurik. Contoh : ular dari keluarga Elapidae
(cobra)
2. Haemotoksin yang berakibat hemolitik dengan zat antara : fosfolipase dan enzim lainnya atau
menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri serbagai akibat
lisisnya sel darah merah karena toksin. Contoh : ular dari keluarga Viperidae
3. Myotoksin yang menyebabkan rhabdomyolitis. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan
ginjal dan hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot. Contoh : ular dari keluarga Hydropidae
4. Kardiotoksin yang merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan jantung.
5. Cytotoksin : dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktif lainnya yang berakibat terganggunya
kardiovaskuler.
6. Cytolitik : zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat patukan.
7. Enzim-enzim : termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa.
GEJALA DAN TANDA GIGITAN ULAR
 Tidak semua ular berbisa pada waktu menggigit

menginjeksikan bisa pada korbannya. Orang yang digigit

ular, meskipun tidak ada bisa yang diinjeksikan ke

tubuhnya dapat menjadi panik, nafas menjadi cepat, tangan

dan kaki menjadi kaku, dan kepala menjadi pening.

 Gejala dan tanda-tanda gigitan ular akan bervariasi sesuai

spesies ular yang menggigit dan banyaknya bisa yang

diinjeksikan pada korban.

 Gejala dan tanda-tanda tersebut antara lain adalah :

1. Gejala local: edema, nyeri tekan pada luka gigitan,

ekimosis

2. Gejala sistemik: hipotensi, otot melemah, berkeringat,


GEJALA SESUAI FAMILI
• Viperidae • Hydropidae

- Sangat sakit pada tempat gigitan dan - Kesakitan pada otot-otot

bengkak (dalam waktu 5 menit) - Kesukaran untuk menggerakkan kaki


menjalar ke proksimal -> edem dan dan tangan
ekimosis. - Dalam jangka waktu 1 – 2 jam, yang
- Pada kasus berat dapat timbul bula dan tergigit akan merasakan kesakitan yang
jaringan nekrotik luar biasa apabila menggerakkan
- Mual muntah, kelemahan otot, gatal anggota badan
sekitar wajah dan kejang - Dalam jangka waktu 3 – 6 jam, urine
- Perdarahan akan berubah menjadi warna gelap
• Elapidae

-Biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat.

-Namun demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal, tidak berarti gejala yang

lebih serius tidak akan terjadi.

-Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala berkembang dalam 12

jam.

-Bisa yang bersifat neurotoksik dalam beberapa jam, mulai dari perasaan mengantuk

sampai kelumpuhan nervus kranialis, kelemahan otot dan kematian karena gagal

napas
PERTOLONGAN PERTAMA DAN PERAWATAN LANJUTAN

Tujuan Penatalaksanaan :
 Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa

 Menetralkan bisa

 Mengobati komplikasi

1. Metode pertolongan yg dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas; imobilisasi bagian
tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak terjadi
kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke
dalam aliran darah dan getah bening.

2. Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya, dengan cara yang aman dan senyaman
mungkin. Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah peningkatan penyerapan bisa.
• Pengobatan gigitan ular :

- Bersihkan bagian yang terluka dengan


cairan faal atau air steril.

- Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi


menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm, panjang 45 m, yang
dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh
yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki
sampai bagian yang terdekat dengan gigitan.

- Bungkus rapat dengan perban seperti


membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah
tidak terganggu.
• Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yg meliputi:
A – airway:

B – breathing: kaji kemampuan bernafas akibat kelumpuhan otototot pernafasan

C – circulation : nilai denyut nadi dan perdarahan pada bekas patukan, Hematuria,
Hematemesis /hemoptisis
• Intervensi primer
- Bebaskan jalan nafas bila ada sumbatan, suction kalau perlu
- Beri O2, bila perlu Intubasi
- Kontrol perdarahan
- Pasang infus
• Pemberian serum antibisa

Diindikasikan bila:

Terdapat kerusakan jaringan lokal yang luas

Adanya gejala venerasi sistemik dan edema hebat pada bagian luka
Pedoman terapi SABU mengacu pada Schwartz dan way (Depkes, 2001)
DERAJAT PEMBERIAN SERUM ANTI BISA ULAR
1 Tidak perlu SABU, evaluasi 12 jam. Jika derajat
meningkat berikan SABU
1I 3-4 vial SABU
III 5-15 vial SABU
IV Berikan penambahan 6-8 vial SABU
• Serum anti bias ular (SABU) polivalen tersedia
1 vial @ 5 ml
• Cara pemberian SABU menurut rekomendasi
WHO 2016 ada 2 cara :
1, Injeksi “push” intravena
diberikan dengan injeksi intravena lambat (tidak
lebih dari 2 ml / menit).
2. Infus intravena
dilarutkan dalam sekitar 5 ml cairan isotonik per
kg berat badan (yaitu sekitar 250 ml saline
isotonic atau 5% dekstrosa dalam kasus pasien
dewasa) dan diinfuskan pada tingkat konstan
selama sekitar 30-60 menit.
- Antibiotik

- Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut atau panik
SEKIAN, TERIMA
KASIH
WA S S A L A M U A L A I K U M W R , W B
• Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV) mempunyai kemasan yang terdiri dari dos berisi 7
vial @ 1 dosis dan 7 ampul pelarut @ 2 ml dan Dos berisi 5 ampul @ 1 dosis intra kutan
dan 5 ampul pelarut @ 0,4 ml.
– Sesudah digigit : Subkutan disekitar pusar
– Ulangan : intrakutan di fleksor lengan bawah

Dosis untuk vaksinasi dasar pada anak adalah 1 ml, dewasa 2 ml diberikan
7 kali pemberian setiap hari, untuk ulangan dosis pada anak 0,1 ml dan
dewasa 0,25 ml diberikan pada hari ke 11, 15, 30 dan hari ke 90.

Dosis dan cara pemberian bersamaan dengan SAR sesudah digigit : cara
pemberian sama dengan diatas diberikan pada hari ke 11, 15, 25, 35 dan
hari ke 90

Anda mungkin juga menyukai