Oleh:
Mimba Wibiyana (1611901027)
Pembimbing:
dr. Siti Badriyah, SpKJ. Mkes
Abstrak: Skizofrenia terkait dengan disfungsi
dopamin, dan pengobatan yang telah dikembangkan
untuk menargetkan jalur dopamin dalam sistem saraf
pusat.
Bahwa patofisiologi utama skizofrenia melibatkan
disfungsi sinyal dopaminergik, glutamatergik,
serotonergik, gamma aminobutyric acid (GABA)
fungsi interneuron menyimpang yang bermanifestasi:
disfungsi kognitif, prilaku, sosial.
Interaksi antara neurotransmiter dicontohkan sebagai
node dan tepi dengan menggunakan teori grafik,
keseimbangan oksidatif, sistem imun, glitamanergik
yang saling berhubungan di bagian pusat.
Ketidakseimbangan node mempengaruhi seluruh
sistem.
Mengatasi target pengobatan baru di luar hipotesis
dopamin, glutamat, serotonin, asetilkolin, GABA,
sitokin inflamasi.
Menguraikan target pengobatan untuk gejala dan fase
penyakit.
Mengantisipasi bahwa membalikkan aktivitas anomali
dalam pengobatan baru atau kombinasi antara strategi
ini bermanfaat dalam pengobatan skizofrenia.
Kata kunci: skizofrenia; hipotesis dopamin; target
pengobatan baru
Pendahuluan
Chlorpromazine mengobati skizofrenia,
1. Disfungsi dopamin, jalur dopamin
mesolimbicmeningkatkan sintesis dan pelepasan
dopamin menyebabkan psikosis.
2. Stimulasi SSP, seperti amfetamin, dapat
meningkatkan pelepasan dopamin dan dapat
menyebabkan gejala psikotik.
3. Pasien dengan skizofrenia menunjukkan
peningkatan aktivitas dopamin di striatum dan otak
tengah(pada pasien yang memiliki psikosis
skizofrenia).
4.Gejala psikosis pada pasien padaskizofrenia memiliki
gangguan kognitif (menyebabkan disfungsi
substansial dan mempengaruhi kemampuan mereka
untuk bekerja, perawatan diri, keterampilan sosial.
Hipotesis Dopamin dan Beyond
Hipotesis dopamin skizofrenia pertama kali pada
tahun 1960, klorpromazin antipsikotik pertama
ditemukan berhasil mengobati gejala positif pasien
dengan skizofrenia.
Reseptor dopamin D2 (mesolimbic): reseptor protein
G berpasangan, yang merupakan target umum untuk
obat antipsikotik. Antagonis reseptor dopamin tidak
efektif gejala yang terkait kortikal, defisit kognitif.
Glutamat: neurotransmiter rangsang yang yang paling
melimpah di otak.
Glutamat dimediasi N methyl D aspartat reseptor
(NMDARs), dan jalurnya menghubungkan ke kortek,
sistem limbik, dan daerah thalamus yang terlibat
skizofrenia.
Hubungan disfungsi glutamat dengan
skizofrenia↓kadar glutamat. Penyalahgunaan
antagonis NMDAR (phencyclidine/ketamine) gejala
psikotik.
Serotonin (5 hydroxytryptamine; 5 HT)
Diethylamide obat halusinogen asam lysargyc (LSD
dan 5 HT).
LSD dan antipsikotik dari antagogis dopamin-
serotonin: clozapin, risperidone ↑interaksi antara
kedua sistem neurotransmiter sebagai target patofisiologi
skizofrenia.
Antagonis serotonin memperbaiki ekstrapiramidal
dari antipsikotik.
Acetylcholine
Pasien dengan skizofrenia adalah perokok berat, efek
aktivitas muskarinik otak yang diubah pada pasien
skizofrenia. Dan sebagai sedasi untuk mengurangi
gejala negatif.
Gamma-Aminobutyric Acid (GABA)
Merupakan neurotransmitter penghambat utama
dalam SSP. Penghasil ritme otak, dan mnyemakan
ketidak simbangan saraf daya ingat, persepsi,
kesadaran.
Kelainan: gangguan memori kerja pada skizofrenia.
Inflammation
Peradangan dan stres oksidatif yaitu perubahan sistem
komplemen yang memediasi imun bawaan (pada
skizofrenia) peningkatan aktivitas protein
komplemen C1, C3, C4 kemudian dapat menandai
sinaps untuk fagositosis (mikroglia teraktivasi) yang
mengarah pemotongan sinaps.
Ganguan psikotik: sindrom anti NMDAR encephalitis,
gambaran skizofrenia, gejala katatonik, disfungsi
otonom dapat diberikan kombinasi peningkatan
autoantibodi NMDAR.
Ringkasan Hipotesis di Luar Mekanisme Dopamin
Skizofrenia anomali sistem dopaminergik,
perubahan glutamatergik, serotonergik, GABA
menyebabkan fungsi interneuron menyimpang
(disfungsi kognitif, prilaku, sosial).
Tabel 1. Target pengobatan baru untuk skizofrenia.
Hypothesis Target Strategy