Anda di halaman 1dari 13

MISI GARUDA

MUHAMMAD RAZID
ALVIAN(26)
XII IPS 5
MISI GARUDA

Kontingen Garuda disingkat KONGA atau Pasukan Garuda adalah pasukan


Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di
negara lain. Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai bagian
dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak tahun 1957.
SEJARAH TERBENTUKNYA MISI GARUDA

Pada bulan Oktober 1956 Inggris, Perancis, dan Israel melancarkan serangan
gabungan terhadap Mesir. Penyerangan ini pun mengecam perdamaian dunia
sehingga Dewan Keamanan PBB pun mengajak semua pihak yang bersangkutan
untuk berunding. Dalam sidang Umum PBB Menteri Luar Negeri Kanada saat
itu Lester B. Perason mengusulkan untuk membentuk suatu pasukan
pemeliharaan perdamaian di Timur Tengah. Usul ini disambut baik dan
disetujui, dan akhirnya pada tanggal 5 November 1957 sekjen PBB membentuk
United Nations Emergency Forces (UNEF). Dan pada tanggal 8 November
Indonesia bersedia untuk turut serta menyumbang pasukan UNEF.
Pada tanggal 28 Desember 1956 dibentuklah sebuah pasukan yang berjumlah
559 orang dan terdiri dari gabungan personel dari Resimen Infanteri-15 Tentara
Territorium (TT) IV/Diponegoro, serta 1 kompi dari Resimen Infanteri-18 TT
V/Brawijaya di Malang. Kontingen Indonesia ini diberinama Pasukan Garuda
dan di berangkatkan pada 8 Januari 1957 ke Mesir.
KONTINGEN GARUDA 1957-1979

Kontingen Garuda I
Kontingen ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Infanteri Hartoyo yang kemudian
digantikan oleh Letnan Kolonel Infanteri Suadi Suromiharjo, sedangkan wakilnya
Mayor Infanteri Soedino Suyantoro. Kontingen Indonesia berangkat tanggal 8
Januari 1957 dengan pesawat C-124 Globe Master dari Angkatan Udara Amerika
Serikat menuju Beirut, ibu kota Libanon. Dari Beirut pasukan dibagi dua, sebagian
menuju ke Abu Suweir dan sebagian ke Al Sandhira. Selanjutnya pasukan di Al
Sandhira dipindahkan ke Gaza, daerah perbatasan Mesir dan Israel, sedangkan
kelompok Komando berada di Rafah. Kontingen ini mengakhiri masa tugasnya
pada tanggal 29 September 1957. Kontingen Garuda I berkekuatan 559 pasukan.
Kontingen Garuda II
Konga II dikirim ke Kongo pada 1960 dan dipimpin oleh Letkol Inf Solichin GP.
Konga II berada di bawah misi UNOC. KONGA II berjumlah 1.074 orang
dipimpin Kol. Prijatna (kemudian digantikan oleh Letkol Solichin G.P) bertugas di
Kongo September 1960 hingga Mei 1961.
Kontingen Garuda III
Konga III dikirim ke Kongo pada 1962. Konga III berada di bawah misi UNOC
dan dipimpin oleh Brigjen TNI Kemal Idris dan Kol Inf Sobirin Mochtar.KONGA
III terdiri atas 3.457orang dipimpin oleh Brigjen TNI Kemal Idris, kemudian Kol.
Sabirin Mochtar. KONGA III terdiri atas Batalyon 531/Raiders, satuan-satuan
Kodam II/Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur bantuan tempur. Seorang
Wartawan dari Medan, H.A. Manan Karim (pernah menjadi Wkl. Pemred Hr
Analisis) turut dalam kontingen Garuda yang bertugas hingga akhir 1963.
Komandan Yon Kavaleri 7 Letkol GA. Manullang gugur di Kongo.
Kontingen Garuda IV
Konga IV dikirim ke Vietnam pada 1973. Konga IV berada di bawah misi ICCS
dan dipimpin oleh Brigjen TNI Wiyogo Atmodarminto.Pada tanggal 23 Januari 
1973 pasukan Garuda IV diberangkatkan ke Vietnam yang dipimpin oleh
Brigadir Jenderal TNI Wiyogo Atmodarminto, yang merangkap Deputi Militer
Misriga dengan kekuatan 294 orang yang terdiri dari anggota ABRI dan PNS
Departemen Luar Negeri.
Kontingen Garuda V
Konga V dikirim ke Vietnam pada 1973. Konga V berada di bawah misi ICCS
dan dipimpin oleh Brigjen TNI Harsoyo. Kepala Staf Konga Kolonel Art. E
Bintoro Hardjono, Kra IV kursus reguler Seskoad dan Lemhanas.
Kontingen Garuda VI
Konga VI dikirim ke Timur Tengah pada 1973. Konga VI berada di bawah misi 
UNEF dan dipimpin oleh Kol Inf Rudini. Kontingen Garuda Indonesia VI di
resmikan oleh Menhankam/Pangab Jenderal TNI M. Pangabean. Tugas pokok
Kontingen Garuda Indonesia sebagai peace keeping force atau “Pasukan
Pemelihara Perdamaian”. Komposisi Kontingen tersebut berintikan Yonif
512/Brigif Kodam VIII/Brawijaya dengan kekuatan 466 orang, dibawah
pimpinan Kolonel Inf. Rudini. Sebagai Komandan Komando Taktis, ditunjuk
Mayor Basofi Sudirman
Kontingen Garuda VII
Konga VII dikirim ke Vietnam pada 1974. Konga VII berada di bawah misi
ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI S. Sumantri Digantikan oleh kharis suhud.
Untuk kedua kalinya, E Bintoro Hardjono ditugaskan ke Vietnam sebagai
penasihat militer di Konga VII
Kontingen Garuda VIII
Kontingen Garuda VIII dikirim dalam rangka misi perdamaian PBB di Timur
Tengah paska Perang Yom Kippur antara Mesir dan Israel yang berlangsung
dari tanggal 6 sampai dengan 26 Oktober 1973, dengan tercapainya gencatan
senjata di kilometer 101 dan disusul dengan keluarnya resolusi PBB 340.
Kontingen Garuda VIII bertugas di daerah penyangga PBB di Semenanjung
Sinai tersebut dikirim dalam 9 gelombang rotasi, dan setiap rotasi bertugas
selama 6 bulan. Negara yang berkontribusi dalam pasukan perdamaian dalam
wadah UNEF II tersebut yaitu dari Australia, Austria (penerbangan), Kanada (
logistik), Finlandia (pasukan), Ghana (pasukan), Indonesia (pasukan), Irlandia
, Nepal, Panama, Peru, Polandia (logistik), Senegal dan Swedia (pasukan)
PERAN INDONESIA DALAM MISI GARUDA

Peran Indonesia salah satunya adalah dengan mengirimkan pasukan-pasukan


yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke berbagai negara yang
mengalami konflik untuk menjaga perdamaian dunia. Tidak hanya itu Indonesia
juga melakukan diplomasi melalui Kontingen Garuda di Lebanon Selatan. Pada
dasarnya tidak hanya tentara yang dikirim untuk melakukan Misi Garuda ini ada
juga petugas kesehatan dan tenaga pengajar untuk membantu pendidikan warga
di negara yang sedang menglami konflik.
PERKEMBANGAN MISI GARUDA

Misi Garuda ini tercatat sudah mengirimkan kurang lebih 38.000 per tanggal 31
Agutus 2018. Dan pada tahun 2020 Kontingen Garuda ke XXXIII telah
diberangkatkan untuk menjalankan Misi Perdamaian Dunia. Indonesia setiap
tahunnya mengirimkan Kontingen-Kontingen Garuda terbaik untuk menjalakan
Misi Perdamaian Dunia ke Negara-Negara yang menglami konflik.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai