Anda di halaman 1dari 10

Peran Kontingen Garuda Terhadap

Perdamaian Dunia

Disusun Oleh :
XI201 Adea Zahwa

SMA NEGERI UNGGULAN MOHAMMAD HUSNI


THAMRIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
Peran Kontingen Garuda Terhadap Perdamaian Dunia.
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Saya harap semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat dan untuk
pembaca.

Jakarta, 08 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................4
BAB 2 ISI......................................................................................................................5
2.1 Sejarah Terbentuknya Kontingen Garuda............................................................5
2.2 Kontribusi Kontingen Garuda Dalam Perdamaian Dunia...................................6
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................9
3.2 Saran....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertahanan negara Indonesia adalah suatu kebijakan yang dibuat berdasarkan
dari kepentingan nasional. Ruang lingkup pertahanan negara mencakup bagaimana
sebuah negara dapat melindungi rakyat, dan memiliki kekuasaan atas batas wilayah di
darat, laut, dan udara. Dalam buku putih pertahanan Indonesia yang dibuat oleh
Kementerian Pertahanan, tujuan nasional Indonesia yang ketiga yaitu ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kepada kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial untuk menciptakan lingkungan aman dan baik di global
maupun didalam negeri. Sebagai komponen utama dalam menjaga pertahanan negara,
maka profesionalisme TNI sebagai pasukan dibutuhkan didalam menjalankan tugas di
dalam maupun luar negeri.
Misi di dalam negeri seperti penjagaan perbatasan, patroli rutin, serta
pengawasan didalam pencegahan ancaman yang dapat mengancam kedaulatan negara
dan bangsa. Sedangkan misi di luar negeri dilakukan dengan pengiriman pasukan
perdamaian Garuda ke berbagai misi dibawah bendera perdamaian Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB). Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian karena sejalan
dengan tujuan nasional yang terdapat di pembukaan UUD 1945 berbunyi turut serta
dalam ketertiban dunia, oleh sebab itu Indonesia berkomitmen untuk ikut serta
didalam peacekeeping operation dibawah departemen perdamaian PBB United
Nation Departement of Peacekeeping Operation (UNDPKO).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana terbentuknya Kontingen Garuda?
2. Apa saja kontribusi Kontingen Garuda dalam perdamaian dunia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami sejarah Kontingen Garuda.
2. Mengetahui kontribusi-kontribusi Kontingen Garuda dalam perdamaian
dunia.
BAB 2
ISI

2.1 Sejarah Terbentuknya Kontingen Garuda


Kontingen Garuda atau Pasukan Garuda adalah Pasukan yang terdiri dari
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan POLRI yang ditugaskan sebagai pasukan
perdamaian di negara lain. Pembentukan Pasukan Garuda diawali dari kemunculan
konflik di Timur Tengah pada 26 Juli 1956. Saat itu, tiga negara yang terdiri dari
Inggris, Prancis, dan Israel melancarkan serangan gabungan terhadap Mesir sehingga
menimbulkan perdebatan di antara negara-negara lainnya. Dalam Sidang Umum
PBB, Menteri Luar Negeri Kanada, Lester B. Pearson, mengusulkan agar dibentuk
pemelihara perdamaian di Timur Tengah. Usul ini disetujui dan pada tanggal 5
November 1956, Sekretaris Jenderal PBB membentuk United Nations Emergency
Forces (UNEF). Indonesia pun menyatakan kesediaannya untuk bergabung dalam
UNEF dengan mengirimkan Misi Garuda I sampai Misi Garuda XXVI-C2. Menurut
data Kementerian Luar Negeri pada Senin, 21 Maret 2016, Indonesia menjadi
kontributor terbesar ke-10 pasukan pemeliharaan perdamaian PBB dari 124 negara.
Pada tahun 2007 TNI membentuk Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian
(PMPP) yaitu wadah untuk menyiapkan prajurit TNI agar dapat menjalankan misi
perdamaian di negara lain yang berbeda bahasa, budaya, dan lingkungan; serta untuk
dapat mengalahkan lawan yang mempunyai doktrin, strategi, taktik, dan kekuatan
tersendiri. Lembaga ini didirikan untuk menyiapkan calon Pasukan Perdamaian
Indonesia atau Kontingen Garuda. PMPP yang kini berada di Kawasan Indonesia
Peace and Security Centre (IPSC) Sentul, Bogor.
Fungsi PMPP TNI adalah:
1) Menyusun, merencanakan, menyiapkan dan mengevaluasi
pengimplementasian dan pelaksanaan misi pemeliharaan perdamaian.
2) Melaksanakan kegiatan latihan dan memelihara kemampuan personel TNI
yang akan melaksanakan misi pemeliharaan perdamaian.
3) Merencanakan dan menyusun rencana kebutuhan operasi, administrasi dan
logistik untuk satuan yang akan diberangkatkan dalam misi pemeliharaan
perdamaian.
2.2 Kontribusi Kontingen Garuda Dalam Perdamaian Dunia
Terdapat total 29 lebih kontingen pasukan yang terbentuk beserta sub-
kontingen pasukan hingga saat ini. Di antaranya, yaitu
1) Kontingen Garuda I
Kontingen Garuda I dikirim pada 8 Januari 1957 ke Mesir. Kontingen Garuda
Indonesia I terdiri dari gabungan personel dari Resimen Infanteri-15 Tentara
Territorium (TT) IV/Diponegoro, serta 1 kompi dari Resimen Infanteri-18 TT
V/Brawijaya di Malang. Kontingen ini dipimpin oleh Letnan Kolonel
Infanteri Hartoyo yang kemudian digantikan oleh Letnan Kolonel
Infanteri Suadi Suromihardjo, sedangkan wakilnya Mayor Infanteri Soediono
Suryantoro. Kontingen Indonesia berangkat tanggal 8 Januari 1957 dengan
pesawat C-124 Globe Master dari Angkatan Udara Amerika Serikat menuju
Beirut, ibu kota Libanon. Dari Beirut pasukan dibagi dua, sebagian menuju ke
Abu Suweir dan sebagian ke Al Sandhira. Kontingen ini mengakhiri masa
tugasnya pada tanggal 29 September 1957. Kontingen Garuda I berkekuatan
559 pasukan.
2) Kontingen Garuda II
KONGA II dikirim ke Kongo pada 1960 dan dipimpin oleh Letkol
Inf Solichin GP. KONGA II berada di bawah misi UNOC.KONGA II
berjumlah 1.074 orang dipimpin Kol. Prijatna (kemudian digantikan oleh
Letkol Solichin G.P) bertugas di Kongo September 1960 hingga Mei 1961.
3) Kontingen Garuda IV
KONGA IV dikirim ke Vietnam pada 1973. KONGA IV berada di bawah
misi ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI Wiyogo Atmodarminto. Pada
tanggal 23 Januari 1973 pasukan Garuda IV diberangkatkan ke Vietnam yang
dipimpin oleh Brigadir Jenderal TNI Wiyogo Atmodarminto, yang merangkap
Deputi Militer Misriga dengan kekuatan 294 orang yang terdiri dari anggota
ABRI dan PNS Departemen Luar Negeri. Kontingen Garuda IV ini
merupakan Kontingen ICCS (International Commission of Cantre and
Supervision) pertama yang tiba di Vietnam. Tugas kontingen Garuda IV
adalah mencegah pelanggaran-pelanggaran, menjaga status quo, mengawasi
evakuasi pasukan dan alat-alat perang serta mengawali pertukaran tawanan
perang.
4) Kontingen Garuda VIII
Kontingen Garuda VIII dikirim dalam rangka misi perdamaian PBB di Timur
Tengah paska Perang Yom Kippur antara Mesir dan Israel yang berlangsung
dari tanggal 6 sampai dengan 26 Oktober 1973, dengan tercapainya gencatan
senjata di kilometer 101 dan disusul dengan keluarnya resolusi PBB 340.
Kontingen Garuda VIII bertugas di daerah penyangga PBB di Semenanjung
Sinai tersebut dikirim dalam 9 gelombang rotasi, dan setiap rotasi bertugas
selama 6 bulan. Negara yang berkontribusi dalam pasukan perdamaian dalam
wadah UNEF II tersebut yaitu Australia, Austria (penerbangan), Kanada
(logistik), Finlandia (pasukan), Ghana (pasukan), Indonesia (pasukan),
Irlandia, Nepal, Panama, Peru, Polandia (logistik), Senegal, dan Swedia
(pasukan).
5) Kontingen Garuda XXX
Prajurit TNI tergabung dalam Satgas ini sejak bulan Juli 2011 dengan nama
Satgas MCOU XXX-A/UNIFIL, meskipun unit ini sudah ada sejak tahun
2008. MCOU (Military Community Outreach Unit) merupakan unit gabungan
2 negara di bawah Komandan UNIFIL (Force Commander) dengan komposisi
awal personel dari Prancis dan Italia. Mulai Juli 2011 dengan Dansatgas
pertamanya adalah Letnan Kolonel Caj G.T. Situmorang, Indonesia
bergabung, menggantikan personel dari negara Prancis. Personel Italia yang
mengawaki MCOU ini berasal dari Angkatan Darat Italia (ESERCITO) dari
satuan Psychology Operation Regiment ‘Pavia’. Tugas utama unit ini adalah
melaksanakan kegiatan Outreach.
Berikut adalah nama-nama Dansatgas sesuai periode:
a) Juli – Des 2011 Letkol Caj G.T. Situmorang
b) 2011-2012 Letkol Inf Sudaryanto
c) 2012-2013 Letkol Inf M. Ilyas
d) 2013-2014 Mayor Arm Ezra Nathanael
e) 2014-2015 Mayor Inf Fadli Mulyono
f) 2015-2016 Mayor Czi Roni Agus Widodo
g) 2016-2017 Mayor Inf Rooy Chandra Sihombing
h) 2017-2018 Mayor Arh M. Nahruddin R
Beberapa kontingen garuda lainnya yang melakukan perdamaian dunia, yaitu
Kongo (1961- 1963), Vietnam (1973-1975, Irak (1989), Namibia (1989), Kuwait
(1992), Kamboja (1993), Somalia (1993), Bosnia (1993-1996), Macedonia (1997),
Slovania (1997), Kroasia (1995), Reblaka (1997), Mozambik (1994), Filipina (1999),
Tajikistan (1998), Sierra Leone (1999), Nepal (2007), Darfur (2007).
Saat ini, jumlah prajurit TNI yang menjalankan misi perdamaian PBB adalah
sekitar 1.800 personel. Secara keseluruhan Indonesia telah menyumbangkan sekitar
puluhan ribu personil dalam 15 misi perdamaian PBB.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembentukan Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda diawali dari
kemunculan konflik di Timur Tengah pada 26 Juli 1956. Pada tahun 2007 TNI
membentuk Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) yang terletak di Kawasan
Indonesia Peace and Security Centre (IPSC) Sentul, Bogor. Menurut data
Kementerian Luar Negeri pada Senin, 21 Maret 2016, Indonesia menjadi kontributor
terbesar ke-10 pasukan pemeliharaan perdamaian PBB dari 124 negara. Terdapat total
29 lebih kontingen pasukan yang terbentuk beserta sub-kontingen pasukan hingga
saat ini. Saat ini, jumlah prajurit TNI yang menjalankan misi perdamaian PBB adalah
sekitar 1.800 personel dan sekitar puluhan ribu personel dalam 15 misi perdamaian
PBB.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Nugraha Gumilar, T. L. (2017). PENGIRIMAN PASUKAN GARUDA SEBAGAI


DIPLOMASI PERTAHANAN INDONESIA DALAM RANGKA
PENINGKATAN ALUTSISTA TENTARA NASIONAL INDONESIA.
Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan, 3, 84-85.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kontingen_Garuda#Kontingen_Garuda_XXXII-C/
MINUSTAH
https://www.ruangguru.com/blog/peran-bangsa-indonesia-dalam-perdamaian-dunia
https://www.kemhan.go.id/wp-content/uploads/
2015/12/7fe609ac0e303ca26f42300e614b48d4.pdf

Anda mungkin juga menyukai