KASUS KEMATIAN
P3MELATI3 P4 P5 PICU
P1Cendana 4 P2 PICU-1 HCU
-2
Poli Bedah Anak Cendana 4
P1 07/11/2016 19/11/2016
PINDAH MELATI-3
K
120 100 40 38 S cvc
T
U
80 80 30 37 B
A
S
Fentanyl
40 60 20 36 I
Midazolam
Masalah:
Dx : Post Laparotomi Eksplorasi pada peritonitis umum karena • anemia normokrom normositik dicurigai karena sepsis
spillage anastomosis coloanal/rectal pada Hirschsprung diterapi dengan transfuse PRC (namun dx. tidak tertulis
disease pasca TEPT
Masalah: Plan :
• Toleransi asupan Dekompresi NGT clear water TF Initial feeding
• Hipoalbuminemia, hyponatremia, trombositopenia Penggantian OGL dengan RF dan disesuaikan kebutuhan
• Demam naik turun dicurigai sepsis terbukti kemudian Nebulisasi NaCl 0.9% / 8 jam (rekomendasi?) & fisiotherapi
via kultur Inj. Cefotaxime Meropenem (26/11)
• Hipokalemia Inj Metronidazole
• Pneumonia aspirasi susp berdasar Ro Thorax & riwayat Penambahan Inj Fluconazole (23/11) skor candida 4
muntah durante op. Penambahan inj Amikasin (26/11)
• High Output stoma Inj.Ranitidin 1 mg/kg/12 jam = 40 mg/12 jam iv
• Poliuria
• Alkalosis metabolic dan laktat tinggi
Temuan
No Tanggal Temuan Rekomendasi
1 21/11 Assesment pneumonia aspirasi Bila dilakukan assessment pneumonia
tanpa rencana Ro Thorax. aspirasi planning selanjutnya: Ro
Thorax dan tertulis
2 23/11 Penggantian OGL stoma dengan Memperhatikan Kebutuhan cairan
RF berlebih sehingga pada
tanggal 24/11 terjadi polyuria
3 24/11 Hasil AGD: alkalosis metabolik Assesment alkalosis metabolik akibat
tidak diasses hipoalbuminemia karena sepsis
4 29/11 Fisioterapi dada tertunda Fisioterapi dada dilaksanakan sejak
ekstubasi dan ditemukan banyaknya
lender.
5 26/11- Terdapat penurunan Hb secara Dilakukan assessment anemia
29/11 bertahap namun tidak dilakukan normokrom normokromik penanda
assessment anemia tiba2 sepsis atau perdarahan pada luka
muncul instruksi transfusi PRC operasi dalam. Perbaikan Hb atau
penurunan Hb dapat mengindikasikan
perbaikan pada kondisi
Melati 3
P3 02/12/2016 08/12/2016
• Pasien diterima dari PICU dengan sepsis overcome, high output stoma
dengan imbalans elektrolit, pasca laparotomi eksplorasi dengan ileostomy
pada Hirschsprung disease post TEPT, hipoalbuminemia membaik, gizi
kurang, susp GDD, anemia karena sepsis yang telah ditransfusi
• Demam telah membaik, produk stoma masih tinggi
• Rencana tatalaksana lanjutan
- Peningkatan asupan enteral
- Kebutuhan cairan HS 1100 ml/hari
Dipenuhi: TPN D20% Na4K2Ca1 AA3 IL1
Trophic feeding 10-20 cc/kg/hari
- Antibiotik: Inj Meropenem, Metronidazole, Fluconazole
- Pengawasan stoma dan produk. OGL diganti RF/RL
- Inj. Parasetamol
- Fisioterapi dada dilanjutkan
TD N R S 02/12 03/12 04/12 05/12 06/12 07/12 08/12 09/12 10/12
TF Per NGT dapat ditingkatkan hingga 40 cc/jam NPO TF
200 140 60 40 Albumin 25% FFP
D20%Na3 D10% D10% D10 D20 D12,5-15
D20 RL RL D20
K2Ca1 Na3K2Ca Na2K2Ca Na2K2Ca Na2K2Ca Na2L2Ca
Na2k2Ca Na2K2Ca1
TC AA3
AA3 1 AA3 & 1 AA3 & 1 AA 3 1 AA 3 1 AA3 DIC
160 120 50 39 IL1 IL1 IL1 IL 1 IL 1
PINDAH HCU
120 100 40 38 N aff
T
U
cvc
80 80 30 37 B NorEpinephrine
A
S
40 60 20 36 I Fentanyl
Dobutamin
• Dx : sepsis overcome, high output stoma dengan Masalah:
• anemia normokrom normositik dicurigai karena sepsis
imbalans elektrolit, pasca laparotomi eksplorasi
diterapi dengan transfuse PRC (namun dx. tidak tertulis
dengan ileostomy pada Hirschsprung disease post
TEPT, hipoalbuminemia membaik, gizi kurang, susp Plan :
GDD, anemia karena sepsis yang telah ditransfusi Penggantian OGL dengan RF dan disesuaikan kebutuhan
Masalah: Nebulisasi NaCl 0.9% / 8 jam (rekomendasi?) & fisiotherapi
• Peningkatan toleransi asupan Inj. Cefotaxime Meropenem (26/11)
• Hipoalbuminemia, hyponatremia, trombositopenia Inj Metronidazole
• Demam naik turun stelah hari ke-2 perawatan Inj Fluconazole
inj Amikasin
focus infeksi tidak diketahui KULTUR (-)
Inj.Ranitidin 1 mg/kg/12 jam & sucralffat
• High Output stoma Intubasi pada tanggal 8/12 resusitasi dan inotropik
• Syok septik pada hari ke-7 rawat bangsal
Temuan
No Tanggal Temuan Rekomendasi
1 2/12 Assessment anemia (-) Ketelitian terhadap assessment yang
telah ditetapkan dari PICU.
2 2/12 Sepsis diasses sebagai overcome Assesment terhadap parameter sepsis
tanpa parameter dan bukti dilakukan dengan lebih jeli dan segera
mendukung, dilakukan.
3 2/12 Pengukuran BB kurang adekuat Pengukuran antropometri ulang setiap
awal pemindahan pasien antar bangsal
atau antar tahap pelayanan
4 2/12 Diskrepansi pengukuran suhu Konfirmasi dan cek antara dokter dan
pada lembar catatanperawat.
perkembangan dengan lembar
follow-up panjang
5 2/12 Evaluasi kausa demam tidak Evaluasi kausa demam patut disegerakan
dilakukan dengan segera, dan setelah pemberian antibiotic selama 5
pemberian antibiotik dilanjutkan hari tidak menunjukkan progress yang
baik
6 4/12 Assessment terhadap stoma dan Evaluasi follow up rutin harian
kondisi stoma bag tidak tertulis mengikutsertakan evaluasi terhadpa
hingga tanggal 5/12 kondisi stoma dan stoma bag
Temuan
No Tanggal Temuan Rekomendasi
7 7/12 Tidak terdokumentasi adanya Pengenalan lebih dini terhadap
pengenalan dini terhadap tanda dimulainya fase hipoksia, hypovolemia.
bahaya pada awal syok tanggal 7
8 8/12 Pemindahan pasien ke HCU karena Perlunya rekomendasi persiapan tempat
kegawatan. dalam level RS untuk pasien dengan
kegawatan apabila PICU penuh
9 8/12 Terjadi GIT bleeding akibat DIC, Adanya assessment GIT bleeding due to
assessment GIT bleeding tidak sepsis tertulis sehingga terdapat rasional
muncul, namun muncul planning pemberian ranitidin dan sucralfate
terapi di Melati 3
10 8/12 Sumber demam (focus infeksi) Mengingat banyaknya peralatan yang
tidak diketahui & tidak dilacak masuk, seharusnya dapat
lebih jauh. dipertimbangkan penyebab panas dan
syok yang terjadi adalah dari device yang
masuk
• Pasien diterima dari Melati-3 dengan Syok Septik Not Overcome, resisten
katekolamin, high output stoma dengan imbalans elektrolit, pasca laparotomi
eksplorasi dengan ileostomy pada Hirschsprung disease post TEPT, gizi kurang,
susp GDD, anemia karena sepsis yang telah ditransfusi
• Pasien telah terintubasi, dan tertunjang inotropic Dobutamin, Norepinpehrine
• Rencana tatalaksana lanjutan
- Pemberian cairan maintenance RL terlebih dahulu
- Support: Dobutamin, Norepinephrine, Epinephrine dinaikkan dosis
bertahap tidak berespon diberikan metilprednisolon
- Antibiotik: Inj Meropenem diganti cefepim, Amikasin Metronidazole,
Fluconazole dilanjutkan
- Pengawasan stoma dan produk. OGL diganti RF/RL
- Ditemukan sumber infeksi: pus pada insersi CVC Aff CVC
- Manajemen perdarahan pada DIC: Transfusi TC, FFP, PRC
TD N R S 08/12 09/12 10/12 11/12
NPO TF
200 140 60 40 PRC
RL RL D10Na2K2 D10Na2K2
Ca1 AA3 Ca1 AA3
160 120 50 39 AKI
Hepatic
I Failure
120 100 40 38 N NorEpinephrine
T
U
80 80 30 37 B
aff
A cvc
S
40 60 20 36 I
Metilprednisolon Masalah:
• Sepsis berat focus infeksi diketahui :
Fentanyl Ketamin CLABSI Kultur CVC : Pseudosomonas
sp
• AKI anuria, hematuria Bun Creat
Dobutamin • MODS hepatic failure